Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENILITIAN

MAKNA DAN KONTEKS DI LINGKUNGAN SEKITAR

Nama : Vemi Puspitasari (1753041016)

Anggun Verdiyanto (1713041050)

Dosen Pengampu : Dr. Sumarti , M.Hum

Mata Kuliah : Semantik

Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Swt, karena berkat taufiq dan
hidayah-Nya lah penulisan makalah ini dapat disesuaikan. Kami selaku penulis sadar bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesem-purnaan, oleh sebab itu, penulis selalu
mengharapkan kritik dan saran dari Anda demi perbaikan selanjutnya. Kami mengucapkan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya pembuatan makalah ini teru-tama kepada Bapak / Ibu guru selaku
pembimbing kami.

Terlepas dari semua kekurangan penulisan makalah ini, baik dalam susunan dan
penulisannya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap semoga penulisan makalah ini
bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis dan umumnya ke-pada pembaca.
Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja
yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Bandarlampung, 20 Februari 2019

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Makna


2.2 Jenis-Jenis Maakna
2.2.1 Makna Leksikal dan Gramatikal
2.2.2 Makna Konotatif dan Denotatif
2.3 Pengertian Konteks

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Data
3.2 Hasil Analisis
3.2.1 Analisis Berdasarkan Makna
3.2.2 Analisis Berdasarkan Konteks

BAB IV PENUTUP

3.1 Simpulan...........................................................................................................6
3.2 Saran ................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi
manusia Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari
arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur
yang dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakan
perbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain pendekatan yang dapat
digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik
merupakan salah satu bidang linguistik yang mempelajari tentang makna.

Makna adalah wujud nonfisik tuturan. Menurut pandangan Ferdinand


de Sausure, makna adalah “pengertian” atau “konsep” yang dimiliki atau
terdapat pada sebuah tanda linguistik.Dalam bidang semantik istilah yang
biasa digunakan untuk tanda linguistik itu adalah leksem. Para filsuf dan
linguis mempersoalkan makna dalam bentuk hubungan antara bahasa
(ujaran), pikiran, dan realitas di alam. Lahirnya teori tentang makna yang
berkisar pada hubungan antara ujaran, pikiran, dan realitas di dunia nyata
dimaksudkan untuk memberikan penyelesaian mengenai persoalan makna
dalam bentuk hubungan antara bahasa, pikiran, dan realitas di alam.

Semantik dengan objeknya yaitu makna, berada di seluruh atau


disemua tataran yang bangun-membangun ini : makna berada didalam tataran
fonologi, morfologi dan sintaksis. Semantik bukan satu tataran dalam arti
unsur pembangun satuan lain yang lebih besar, melainkan unsur yang berada
pada semua tataran itu, meski sifat kehadiranya pada tiap tataran itu tidak
sama. Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif yang
dipergunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan individu lainnya.
Bahasa yang digunakan dalam berinteraksi pada keseharian kita sangat
bervariasi bentuknya, baik dilihat dari fungsi maupun bentuknya. Tataran

1
penggunaan bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat dalam berinteraksi
tentunya tidak lepas dari penggunaan kata atau kalimat yang bermuara pada
makna, yang merupakan ruang lingkup dari semantik.

1.2 Rumusan Masalah


Pada makalah ini, rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan makna?
2. Apa sajakah jenis-jenis makna dalam semantik?
3. Apa pengertian konteks ?
4. Apasaja macam–macam konteks?
5. Apasaja unsur-unsur konteks ?
6. Bagaimana hasil penilitian makna dan konteks di lingkungkan sekitar ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini antara lain, sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian makna.
2. Mengetahui jenis-jenis makna dalam semantik.
3. Mengetahui pengertian konteks .
4. Mengetahui macam–macam konteks.
5. Mengetahui unsur-unsur konteks.
6. Mengetahui hasil analisis makna dan konteks di lingkungan sekitar.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Makna


Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu
melekat dari apa saja yang kita tuturkan pengertian dari makna sendiri
sangatlah beragam. Pateda (Chaer, 2001:79) mengemukakan bahwa istilah
makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna
tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. MenurutUllman
(Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara
makna dengan pengertian.
Dalam hal ini Ferdinand de Saussure(Chaer, 1994:286)
mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang
dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1990 : 548), Makna adalah sesuatu yang berkaitan
dengan maksud pembicara atau penulis. Dengan kata lain, makna hampir
sama dengan tujuan atau tujuan yang ingin dicapai oleh pembicara atau
penulis dari informasi yang disampaikannya. Menurut Tesaurus Alfabetis
Bahasa Indonesia atau TABI (Sugono, 2009 : 368), makna adalah amanat;
moral, nilai, pelajaran, signifikansi; substansi; takwil. Maksudnya, makna
adalah sesuatu yang
berkaitan dengan harga sesuatu atau umpan balik dari sesuatu.

2.2 Jenis-Jenis Makna


Menurut Wijana dan Rohmadi (2011) ada berbagai jenis makna di
dalam bahasa yang secara dikotomis dibedakan menjadi beberapa macam.
Penggolongan makna-makna ini dilihat dari sudut pandang yang
berbedabeda.
Adapun jenis-jenis makna itu adalah:
1) Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
2) Makna Denotatif dan Makna Konotatif
2.2.1 Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

3
Menurut Abdul Chaer (2013) leksikal adalah bentuk ajektif
yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler, kosakata,
perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu
satuan bentuk bahasa yang bermakna. Kalau leksikon kita samakan
dengan kosakata atau pembendaharaan kata, maka leksem dapat kita
persamakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat
diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau
bersifat kata.
Satuan atau unit semantik terkecil di dalam bahasa disebut
leksem. Seperti halnya fonem dalam fonologi, morfem dalam
morfologi. Leksem menjadi dasar pembentukan suatu kata. Kata
menjual, dijual, terjual, dan penjualanan dibentuk dari leksem yang
sama, yakni jual. Makna jual dapat diidentifikasikan tanpa
menghubungkan unsur ini dengan unsur lain. Makna yang demikian
disebut makna leksikal.
Makna leksikal biasanya dipertentangkan atau dioposisikan
dengan makna gramatikal. Kalau makna leksikal itu berkenaan
dengan makna leksem atau kata yang sesuai dengan referennya,
maka makna gramatikal ini adalah makna yang hadir sebagai akibat
adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses resuplikasi,
dan proses komposisi. Satuan kebahasaan yang baru dapat
diidentifikasi maknanya setelah bergabung dengan satuan bahasa
lain disebut makna gramatikal.

2.2.2 Makna Konotatif dan Makna Denotatif


Makna konotatif adalah makna yang lain yang ditambahkan
pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa dari
seseorang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
Umpamanya kata kurus pada contoh di atas berkonotasi netral.
Tetapi kata “ramping” yang sebenarnya bersinonim dengan kata
kurus itu memiliki konotasi positif yaitu nilai yang mengenakkan ;
orang akan senang kalau dikatakan ramping. Sebaliknya, kata

4
“kerempeng” yang sebenarnya juga bersinonim dengan kata kurus
dan ramping, mempunyai konotasi negatif, nilai rasa yang tidak
enak, orang akan tidak enak kalau dikatakan tubuhnya kerempeng.
Makna konotatif sebuah kata dapat berbeda dari satu
kelompok masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, sesuai
dengan pandangan hidup dan norma-norma penilaian kelompok
masyarakat tersebut. Umpamanya kata babi, di daerah-daerah yang
penduduknya mayoritas beragama islam, memiliki konotatif negatif
karena binatang tersebut menurut hukum islam adalah haram dan
najis. Sebaliknys di daerah-daerah yang penduduknya mayoritas
bukan islam, seperti di Pulau Bali atau pedalaman Irian Jaya, kata
babi tidak berkonotasi negatif karena mereka mempunyai pandangan
berbeda.

2.2.3 Makna Denotatif


Menurut Hayes, et al ( 1977:252) Denotasi adalah makna
sebenarnya dari sebuah kata. Menurut Chandler ( 2002:140)
Denotasi menjelaskan makna tanda yang bersifat ‘literal’, ‘jelas’,
atau sesuai dengan ‘akal sehat’. Menurut Wijana ( 2008:15 )
mendefinisikan makna denotatif adalah keseluruhan komponen
makna yang dimiliki sebuah kata. Selanjutnya Ilyas ( 1987:41 )
menyatakan makna denotatif adalah makna kata yang tidak multi
tafsir, makna kata yang tidak menjurus pada rasa keindahan atau
emotif ( nila rasa ).
Makna denotatif ( sering disebut juga makna denotasional,
makna konseptual, atau makna kognitif karena dilihat dari sudut
yang lain) pada dasarnya sama dengan makna refrensial sebab
makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang
sesuai dengan hasil obeservasi menurut penglihatan, penciuman,
pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Jadi, makna
denotatif ini menyangkut informasi informasi faktual objektif. Lalu
karena itu makna denotasi sering disebut sebagai “ makna

5
sebenarnya “. Umpamanya pada kata bunga yang mengandung
makna kembang, lalu kata rakyat yang memiliki makna warga
negara, masyarakat, atau penduduk, serta kata perempuan dan wanita
yang memiliki makna denotasi yang sama yaitu ‘ manusia dewasa
bukan laki-laki ‘.
2.3 Pengertian Konteks
Konteks adalah gagasan yang digunakan dalam ilmu bahasa
(linguistik, sosiolinguistik, linguistik fungsional sistemik, analisis wacana,
pragmatik, semiotika, dll) dalam dua cara yang berbeda, yaitu sebagai
Lisan konteks dan Konteks sosial

2.4 Macam-Macam Konteks


2.4.1 Konteks verbal
Konteks verbal mengacu pada teks sekitarnya atau berbicara dari
sebuah ekspresi (kata, kalimat, percakapan gilirannya, tindak tutur,
dll). Idenya adalah bahwa konteks lisan mempengaruhi cara kita
memahami ekspresi. Oleh karena itu norma untuk tidak mengutip
orang keluar dari konteks. Karena linguistik kontemporer banyak
mengambil teks, wacana atau pembicaraan sebagai objek analisis,
studi modern konteks lisan terjadi dalam hal analisis struktur
wacana dan hubungan timbal balik mereka, misalnya hubungan
koherensi antara kalimat.
2.4.2 Konteks sosial
Secara tradisional, dalam sosiolinguistik, konteks sosial
didefinisikan dalam istilah variabel sosial obyektif, seperti kelas,
gender atau ras. Baru-baru ini, konteks sosial cenderung
didefinisikan dari segi identitas sosial yang ditafsirkan dan
ditampilkan dalam teks dan berbicara oleh pengguna bah

Dalam teori baru multidisiplin tentang konteks, Teun A. van Dijk


menolak konsep objektivis dari konteks sosial dan menunjukkan bahwa
sifat relevan dari situasi sosial hanya dapat mempengaruhi menggunakan
bahasa sebagai definisi situasi subjektif oleh peserta, seperti yang diwakili

6
dan ongoingly diperbarui dalam mental yang spesifik model pengguna
bahasa: model konteks.

2.5 Unsur-Unsur Konteks


Dell Hymes (1972), seorang pakar sosiolinguistik terkenal,
mengelompokkan delapan Komponen yang bila huruf-huruf pertamanya
dirangkaikan menjadi akronim SPEAKING. Kedelapan komponen itu
adalah S (Setting and scene), P (Participants), E (End: purpose and goal),
A (Act sequences), K (Key :tone or spirit of act), I (Instrumentalities), N
(Norms of interaction and interpretation), G (Genres).
1.Setting and scene.
Disini Setting berkenaan dengan waktu dan tempat, sedangkan scene
mengacu pada situasi tempat dan waktu.
2. Participants
Participants adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bias
pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan
penerima (pesan).
3. Ends
Ends merujuk pada maksud dan tujuan penuturan.
4. Act sequence
Act sequence mengacu pada bentuk ujaran da nisi ujaran. Benruk
ujaran ini berupa kata-kata yang digunakan, bagaimana
penggunaannya, dan hubungan antara apa yang dikatakan dengan topic
pembicaraa
5. Key
Key mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana suatu pesan
disampaikan: dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat,
dengan sombong, dengan mengejek, dan sebagainya.
6. Instrumentalities
Instrumentalities mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti
jalur lisan, tertulis, melalui telegram atau telepon. Instrumentalities ini
juga mengacu pada kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, dialek,
fragam, atau register.

7
7. Norm of Interaction and Interpretation
Norm of Interaction and Interpretation, mengacu pada norma atau
aturan dalam berinteraksi.
8. Genre
Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaiannya, seperi narasi,
puisi, pepatah, doa, dan sebagainya.

Dari yang dikemukakan Hymes itu dapat kita lihat betapa kompleks
terjadinya peristiwa tutur yang kita lihat, atau kita alami sendiri dalam
kehidupan kita sehari-hari

8
BAB III

HASIL ANALISIS

3.1 Data

9
3.2 Hasil Analisis Data
3.2.1 Analisis Makna

No Kata Jenis Makna Keterangan


1 Dilarang Gramatikal Pada kata ini terjadi proses afiksasi
di- dari kata dasar larang. Kata ini
bermakna
2 Menarik Gramatikal Kata menarik temasuk ke dalam
makna gramatikal karena adanya
proses afiksasi. Kata menarik berasal
dari kata tarik dan diberi imbuhan
me-. Kata ini bermakna melakukan
kegiatan menarik.
3 Kendaraan Leksikal Kata “ kendaraan “ memiliki makna
sesuatu yang digunaka untuk
dikendarai atau dinaiki. Kata ini
memiliki makna leksikal karena
makna kata “ kendaraan” sesuai
dengan makna di dalam kamus.
4 Tol Leksikal Kata “ tol “ memiliki makna sesuai
dengan yang ada di dalam kamus
yaitu pajak untuk memasuki jalan

10
tertentu.
5 Modal Leksikal Kata “ modal “ dalam kamus
memiliki makna uang yang dipakai
sebagai pokok ( induk ) untuk
berdagang, melepas uang, dan
sebagainya.
6 Barang Leksikal Makna kata “ barang “ adalah benda
umum ( segala sesuatu yang
berwujud atau berjasad ). Makna ini
sesuai dengan makna yang terdapat
dalam kamus.
7 Penghasilan Gramatikal Kata “ penghasilan “ mengalami
proses afiksasi. Kata “ penghasilan “
berasal dari kata hasli lalu
diimbuhkan pe-an. Kata penghasilan
memiliki makna proses, cara,
perbuatan yang menghasilkan.
8 Penjualan
9 Jaringan Konotasi Kata “ jaringan “ memiliki nilai rasa
positif. Karena pada konteks ini
jaringan memiliki makna relasi atau
hubungan.
10 Kuat Refrensial
11 Memelihara Gramatikal Kata “ memelihara “ telah
mengalami proses afiksasi. Kata
dasar pelihara mendapat imbuhan
me- menjadi memelihara.
Memelihara memiliki makna
menjaga dan merawat baik-baik.
11 Rambut Leksikal Kata “ rambut “ memiliki makna
bulu yang tumbuh pada kulit
manusia ( terutama di kepala ).

11
Makna ini sesuai dengan makna
kamus.
12 Memakai Gramatikal Kata “ memakai “ termasuk dalam
makna gramatikal karena telah
mengalami proses afikasi. Kata “
memakai “ memiliki kata dasar pakai
lalu diberi imbuhan me- .
13 Sepatu Leksikal Kata “ sepatu “ memiliki makna
lapik atau pembungkus kaki yang
biasanya dibuat dari kulit ( karet, dsb
). Makna ini sesuai dengan makna
kamus.
14 Berolahraga Gramatikal Kata “ berolahraga “ telah
mengalami proses afiksasi. Kata
dasar olahraga mendapat imbuhan
ber- menjadi berolaharaga.
15 Sehat Denotasi Kata “ sehat “ memiliki makna
terbebas dari penyakit, dalam
keadaan tidak sakit.
16 Sampah Denotasi Kata “ sampah “ memiliki makna
denotasi sesuatu yang sudah tidak
terpakai .
17 Badan Leksikal Kata “ badan “ memiliki makna
tubuh ( jasad manusia keseluruhan) ;
jasmani ; raga ; awak. Makna ini
sesuai dengan makna kamus.
18. Kecelakaan Gramatikal Pada kata tersebut sudah mengalami
proses afiksasi yaitu imbuhan ke- an.
19 Hati-Hati Gramatikal Pada kata tersebut sudah mengalami
proses reduplikasi yaitu berupa
pengulangan sempurna.
20 Polisi Denotasi Kata Polisi memiliki makna

12
seseorang
21 Rawan Leksikal Kata rawan memiliki makna mudah
menimbulkan gangguan keamanan
atau bahaya.
22 Tangkap Leksikal Kata “Tangkap” memiliki makna
menangkap yaitu memegang sesuatu
yang bergerak cepat.
22 Kesurupan Konotatif Kata tersebut memiliki makna
dengan nilai rasa yang negatif.
23 Kemarin Leksikal Kata “Kemarin” memiliki makna
hari sebelum hari ini
24 Buang Leksikal Kata “buang” memiliki makna
lempar; lepaskan; keluarkan.
25 Dihentikan Gramatikal Kata menarik temasuk ke dalam
makna gramatikal karena adanya
proses afiksasi. Kata menarik berasal
dari kata henti dan diberi imbuhan
awalan did an akhiran –kan , Kata ini
bermakna keadaan tanpa gerak;
halangan; jeda.

13
3.2.2 Analisis Konteks

a. Setting and scene


Poster diatas diambil di lingkugan Polsek Metro pada tanggal 18 April
2019 , poster ini di letakan di pagar dekat polsek metro.
b. Participant
Poster ini di buat oleh masyarakat sekitar, Poster ini ditunjukan kepada
pihak kepolisian setempat.
c. End
Poster ini dibuat agar pihak keepolisian segera tikus tikus pejabat atau
pelaku korupsi di desa Srimulyo
d. Act Sequence
Bentuk ujaran di atas menggunakan kata kata yang tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia dalam hal penggunaan huruf kapital.
e. Key
Poster tersebut mengacu pada nada dan cara penyampaian yang singkat
dan serius.
f. Intrumentalies
Poster tersebut disampaikan melalui jalur bahasa secara tertulis
g. Norm of Interaction and Interpretation:
Norma atau aturan dalam berinteraksi pada poster diatas yaitu berupa
perintah kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap tikus tikus
pejabat di desa Srimulyo.

14
h. Genre
Jenis bentuk penyampaian yaitu berupa pernyataan.

1. Setting and scene


Poster diatas diambil di jalan di Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo
pada tanggal 18 April 2019
2. Participant
Poster ini di buat oleh pihak kepolisian , poster ini di letakan dipinggir
jalan. Poster ini ditunjukan kepada masyarakat dan pengendara yang
melewati jalan tersebut
3. Ends
Poster ini dibuat agar pengendara semakin berhati-hati dan waspada saat
melewati jalan tersebut.
4. Act Sequence
Bentuk ujaran pada poster di atas yaitu berupa tulisan yang berupa huruf
kapital.
5. Key
Poster tersebut mengacu pada nada dan cara penyampaian yang singkat
dan serius.

15
6. Intrumentalies
Poster tersebut disampaikan melalui jalur bahasa secara tertulis

7. Norm of Interaction and Interpretation:


Norma atau aturan dalam berinteraksi pada poster diatas yaitu berupa
pemberitauan untuk berhati-hati ketika melewati jalan tersebut.
8. Genre
Jenis bentuk penyampaian yaitu berupa pernyataan.

1. Setting and scene


Poster diatas diambil di 22 Hadimulyo Barat Kota Metr Kecamatan Metro
Pusat pada tanggal 18 April 2019
2. Participant
Poster ini di buat oleh ketua lingkungan setempat, poster ini di letakan
dipinggir jalan dekat jembatan. Poster ini ditunjukan kepada masyarakat
setempat,

16
3. Ends
Poster ini dibuat agar masayarakat tidak membuang sampah di area itu.
4. Act Sequence
Bentuk ujaran pada poster di atas yaitu berupa tulisan yang berupa huruf
kapital.
5. Key
Poster tersebut mengacu pada nada dan cara penyampaian yang singkat
dan serius.
6. Intrumentalies
Poster tersebut disampaikan melalui jalur bahasa secara tertulis
7. Norm of Interaction and Interpretation:
Norma atau aturan dalam berinteraksi pada poster diatas yaitu berupa
larangan yaitu untu tidak membuang sampah di area tersebut.
8. Genre
Jenis bentuk penyampaian yaitu berupa pernyataan.

17
9. Poster ini diambil di pinggir jalan tol Bakauheni. Poster ini diambil pada
tanggal 19 April 2019. Poster ini ditujukan pada siapa saja yang melintasi
jalan tol Bakauheni. Poster ini dibuata agar menghimbau pembaca untuk
tidak melanggar peraturan yang berlaku dalam hal ini dilarang menarik
kendaraan di jalan tol.

18
10. Poster ini dambil di Alfamart Korpi. Poster ini diambil pada tanggal 20
April 2019. Poster ini dibuat oleh salah satu creative design Alfamind
pusat. Poster ini letaknya di atas pintu masuk Alfamart sehingga
pengunjung akan melihat poster itu sebelum masuk ke Alfamart. Poster ini
ditujukan pada pengunjung Alfamart. Poster ini juga di buat agar
pengunjung dapat mengetahui salah satu program dari Alfamind dan
mengajak pengunjuang untuk mulai melakukan usaha dagang.

11. Poster Ayo Lakukan PHBS disekolah ini di ambil di lingkungan sekitar
Poltekkes Bandarlampung. Poster ini diambil pada tanggal 19 April 2019.
Poster ini dibuat oleh mahasiswa Poltekkes Jurusan Kesehatan
Lingkungan. Poster ini letaknya di depan salah ruang kelas di Poltekkes.
Poster ini ditujukan kepada siapa aja yang lewat daerah itu misalnya
mahasiswa Poltekkes, dosen, atau staf-staf yang ada di kampus itu. Poster
ini dibuat agar pembacanya dapat mengetahui pentingnya kebersihan
untuk kesehatan.

19
BAB IV

PENUTUP

6.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada makalah ini dapat disimpulkan bahwa
makna adalah “pengertian” atau “konsep” yang dimiliki atau terdapat pada
sebuah tanda linguistik.Dalam bidang semantik istilah yang biasa
digunakan untuk tanda linguistik itu adalah leksem. Para filsuf dan
linguis mempersoalkan makna dalam bentuk hubungan antara bahasa
(ujaran), pikiran, dan realitas di alam. Lahirnya teori tentang makna yang
berkisar pada hubungan antara ujaran, pikiran, dan realitas di dunia nyata
dimaksudkan untuk memberikan penyelesaian mengenai persoalan makna
dalam bentuk hubungan antara bahasa, pikiran, dan realitas di alam.

6.2 Saran
Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu tentang makna sangatlah kita
perlukan dalam kehidupan sehari- hari. Maka dari itu saya sarankan
kepada para pembaca semua agar terus mempelajari semantik. Perlu
berbagai kritik yang membangun dan masukan untuk semakin melengkapi

20
makalah ini sehingga menambah manfaat khususnya dalam kegiatan
pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Suhardi. 2015. Dasar-dasar Ilmu Semantik.Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Sumarti, 2017. Semantik Sebuah Pengantar. Yogyakarta:Textium

Melati, Ayu Dwi. 2013. “Makna Primer dan Makna Sekunder dalam Semantik”.
[Online]. Tersedia di : http://ayudwimelati.blogspot.com/2013/05/makna-primer-
dan-makna-sekunder.html?m=1 (diakses 25 Februari 2019)

21

Anda mungkin juga menyukai