Ampicillin
Ampicillin
(C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Lemak bersifat hidrofobik (tidak larut dalam
air), untuk melarutkan lemak dibutuhkan pelarut khusus seperti eter, klorofom dan
benzen. Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak juga merupakan sumber energi
bagi tubuh manusia. Lemak juga termasuk pembangun dasar jaringan tubuh karena
ikut berperan dalam membangun membran sel dan membran beberapa organel sel.
Bobot energi yang dihasilkan lemak 2 ¼ kali lebih besar dibandingkan karbohidrat
dan protein. 1 gram lemak dapat menghasilkan 9 kalori, sedangkan 1 gram
karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kalori. Selama proses pencernaan
lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol agar dapat diserap oleh organ
pencernaan dan kemudian dibawa ke organ yang membutuhkannya.
Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya
lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air. Sifat kelarutan
ini yang membedakan lipida dari golongan senyawa alam penting lain seperti protein
dan karbohidrat yang pada umumnya tidak larut dalam pelarut nonpolar.
Lipid atau Lemak adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak
dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut organic seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene.
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa
golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid
dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid (
Salirawati et al,2007)
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber
energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. (F.G Winarno,
2004)
FUNGSI LEMAK
Lemak memiliki banyak fungsi, beberapa fungsi penting lemak bagi tubuh
antara lain adalah sebagai berikut :
Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. Apabila lemak yang kita
konsumsi berlebihan, maka lemak tersebut akan disimpan di berbagai tempat
contohnya di lapisan bawah kulit untuk dijadikan cadangan energi.
Pelindung organ penting saat terjadi goncangan karena memiliki struktur
seperti bantalan.
Melindungi tubuh dari perubahan suhu lingkungan. Lemak dapat melindungi
tubuh dari suhu yang rendah.
Salah satu bahan dasar yang dibutuhkan untuk produksi hormon vitamin,
membran sel dan membran organel sel.
Pelarut vitamin A, D, E, dan K.
Sebagai bahan penyusun empedu dan asam kholat.
Mengoptimalkan fungsi pencernaan, lemak dapat memperlambat sistem
pencernaan saat proses penernaan berlangsung sehingga rasa lapar tidak
muncul terlalu cepat.
STRUKTUR KIMIA LEMAK
Unsur penyusun lemak antara lain adalah Unsur Karbon (C), Hidrogen (H)
dan Oksigen (O). Lemak terdiri dari 3 asam lemak dan satu gliserol. Secara Umum
Struktur Kimia Lemak adalah seperti ini :
STRUKTUR KIMIA LEMAK
Apabila ketiga struktur R1, R2 dan R3 sama maka disebut lemak sederhana,
namun apabila berbeda maka disebut lemak campuran.
SIFAT – SIFAT LEMAK
5. Fosfolipid
Fosfolipid (bahasa Inggris: glycerophospholipid) merupakan golongan
senyawa lipid dan merupakan bagian dari membran sel makhluk hidup; bersama
dengan protein, glikolipid dan kolesterol.
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal
pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat
cocok satu sama lain,sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi,sehingga biasanya
berwujud padat.
Nama
Struktur Sumber
asam
Lemak hewani
Palmitoleat CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H
dan nabati
4. UJI KETENGIKAN
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi
lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh
oksidasi lipid. Penentuan yang dilakukan adalah bilangan peroksida, jumlah karbonil,
oksigen aktif, uji asam tiobarbiturat, dan uji Oven Schaal.
a. Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida ditentukan berdasarkan jumlah iodin yang dibebaskan
setelah lemak atau minyak ditambahkan KI. Lemak direaksikan dengan KI dalam
pelarut asam asetat dan kloroform (2:1), kemudian iodin yang berbentuk ditentukan
dengan titrasi memakai Na2S2O3. (F.G Winarno,2004).
b. Jumlah Karbonil
Jumlah karbonil ditentukan tidak secara langsung dengan menambahkan
senyawa tertentu yang dengan karbonil membentuk warna, lalu dititrasi. Cara Kreiss
memakai pereaksi floroglusinol, sedangkan cara Lappin Clark memakai pelarut 2,4-
dinitrofenilhidrazin. (F.G Winarno,2004).
Uji Kreiss merupakan salah satu uji ketengikan, yang berprinsip kepada rekasi
kondensasi antara ephydrin-aldehida dengan floroglusinol, sehingga menghasilkan
warna merah jambu (pink).
c. Oksigen Aktif
Oksigen aktif dihitung dengan cara melewatkan udara dengan keadaan
tertentu pada lemak yang dipanaskan pada suhu tetap 100°C. Kemudian diukur waktu
yang diperlukan sampai dihasilkan 20 miliekuivalen peroksida. Cara ini sering
dipakai untuk menentukan keadaan awal lemak dengan atau tanpa antioksidan. (F.G
Winarno,2004).
2 Antioksidan Sekunder
Antioksidan sekunder adalah suatu zat yang dapat mencegah kerja prooksidan
sehingga digolongkan sebagai sinergik. Beberapa asam organic tertentu, biasanya
asam di- atau trikarboksilat, dapat mengikat logam-logam. Misalnya satu asam sitrat
akan mengikat prooksidan Fe seperti sering dilakukan pada minyak kacang kedelai.
EDTA (Etildiamin tetraasetat) adalah squestran logam yang sering digunakan dalam
minyak salad.
5. UJI SALKOWSKI UNTUK KOLESTEROL
Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi
keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan
volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus
ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan
kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah
menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau.
Winarno F.G., 2004, Kimia Panngan dan Gizi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama