Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, segala puji hanya bagi-Nya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir
zaman. Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga
penlisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Makalah yang berjudul “ Materi Kewarganegaraan “ sebagai tugas mata


Kewarganegaraan. Pada kesempatan ini tidak lupa juga saya mengucapkan terima
kasih kepada Mohamad Taufiq Zulfikar Sarson S.H, M.H selaku dosen
pembimbing.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini, oleh karena itu saya mengizinkan pembaca memberi saran serta kritik
yang membangun kami, semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.

Gorontalo, 14 Desember 2018

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………... 2

BAB III PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………..... 3


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………… 5
1.3 Tujuan ……………………………………………………...…... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemahaman tentang bangsa dan Negara …………………….… 6
2.2 Hak dan kewajiban warga negara ……………………………... 16
2.3 Pemahaman tentang konstitusi ……………………………….... 23

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………....…… 28

3.2 Saran …………………………………….…………...……….. 28

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai makhluk social, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk


hidup bersama dan berkelompok dengan sesamanya, serta mendiami suatu daerah
tertentu. Sekelompok manusia yang hidup bersama disebut masyarakat.
Masyarakat-masyarakat yang mempunyai perbedaan dalam hal ras, suku, watak dan
agama akan berkumpul bersama dalam suatu tempat akan membentuk suatu bangsa.
Tempat dari suatu bangsa itu tinggal disebut Negara. Dalam Negara itu juga,
perilaku suatu bangsa harus diatur atau dalam hal ini bangsa harus tunduk pada
aturan yang berlaku di negara yang ditempatinya. Seperti penjelasan diatas, sebuah
bangsa terdiri dari beragam masyarakat. Karena perbedaan ini pula, tidak jarang
terjadi konflik yang memicu perpecahan antar masyarakat dalam bangsaa pada
suatu Negara.
Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak
dan kewajiban kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam
UUD 1945 itu bagian dari latar belakang dari kewarganegaraan. Tujuan untuk agar
para generasi muda mempelajari pendidikan kewarganegaraan untuk menyadarkan
kita bahwa semangat perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual
telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik, sedangkan
dalam menghadapi globalisasi untuk mengisi kemerdekaan kita memerlukan
perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing. Perjuangan ini
dilandasi oleh nilai-nilai perjuangan bangsa sehingga kita tetap memiliki wawasan
dan kesadaran bernegara, sikap dan prilaku yang cinta tanah air dan mengutamakan
persatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh dan
tegaknya NKRI. Dengan itu kita sebagai generasi muda diharapkan menumbuhkan
wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku cinta tanah air dan
bersendikan kebudayaan, wawasan nusantara serta ketahanan nasional dalam diri
para mahasiswa sebagai calon sarjana yang sedang mengkaji dan akan menguasai
IPTEK dan seni.

3
Warga negara memiliki peran yang vital bagi keberlangsungan sebuah
negara. Oleh karena itu, hubungan antara warga negara dan negara sebagai institusi
yang menaunginya memiliki aturan atau hubungan yang diatur dengan peraturan
yang berlaku di negara tersebut. Agar dapat memiliki status yang jelas sebagai
warga negara, pemahaman akan pengertian, sistem kewarganegaraan serta hal-hal
lain yang menyangkut warga negara hendaknya menjadi penting untuk diketahui.
Dengan memiliki status sebagai warga negara, orang memiliki hubungan dengan
negara. Hubungan ini nantinya tercermin dalam peran, hak dan kewajiban secara
timbal balik antara warga negara dengan negaranya.
Dalam beberapa literatur, dikenal istilah warga negara, rakyat dan
penduduk. Istilah warga negara secara umum mengandung arti peserta, anggota,
atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan
dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung jawab bersama dan untuk
kepentingan bersama (Tim ICCE UIN Jakarta). Istilah rakyat lebih merupakan
konsep politis. Rakyat menunjuk pada orang-orang yang berada di bawah satu
pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya
dilawankan dengan penguasa. Sedangkan penduduk, menurut Soepomo dalam
Hartono Hadisoeprapto (1999), adalah orang-orang yang dengan sah bertempat
tinggal tetap dalam suatu negara. Sah artinya tidak bertentangan dengan dengan
ketentuan-ketentuan mengenai masuk dan mengadakan tempat tinggal tetap dalam
negara yang bersangkutan. Orang yang berada di suatu wilayah negara dapat
dibedakan menjadi penduduk dan non penduduk. Adapun penduduk negara dapat
dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga negara.
Konstitusi merupakan hukum atau aturan dasar yang harus kita pahami
dasar negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar negara
menempati kedudukan sebagi norma hukum tertinggi suatu negara. Sebagai norma
tetinggi, dasar negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum di
bawahnya. Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar negara. Dalam
arti yang luas : konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan
ketentuan (hukum) yang mengambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara.
Dalam arti tengah : konstitusi adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar,

4
baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dalam arti sempit: konstitusi adalah
undang-undang dasar, yaitu beberapa dokumen yang memuat aturan yang bersifat
pokok dengan demikian, konstitusi bersumber dari dasar negara. Norma hukum
dibawah dasar negara isinya tidak boleh bertentangan dengan norma dasar. Norma
tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang terkandung dalam dasar negara. Jadi
kaitan antar dasar negara dengan konstitusi adalah dasar negara menjadi sumber
bagi penyusunan konstitusi. Konstitusi sebagai norma hukum dibawah dasar negara
dan bersumber pada dasar negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemahaman tentang Bangsa dan Negara?
2. Bagaimana hak dan kewajiban warga Negara?
3. Bagaimana pemahaman tentang konstitusi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pemahaman tentang Bangsa dan Negara.
2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban warga Negara.
3. Untuk mengetahui pemahaman tentang konstitusi.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PEMAHAMAN TENTANG BANGSA

2.1.1 Bangsa

1. Pengertian Bangsa

Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap Nasional mmiliki


identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, ideologi, budaya, sejarah
dan tujuan yang sama.

Pengertian bangsa menurut para ahli :

a. Hans Khon

bangsa merupakan tenaga hidup manusia yang selalu bergelombang dan tak
pernah membeku dalam sejarah.

b. Otto Bauer

bangsa merupakan sekelompok manusia yang memiliki persamaan karakter


atau perangai yang timbul karena persamaan nasib atau pengalaman sejarah
budaya yang tumbuh dan berkembang bersama bangsa tersebut.

c. Ernest Renant

bangsa merupakan kesatuan jiwa, pengertian jiwa disini adalah keinginan


untk bersatu dari sekumpulan orang.

d. Lathrop Stoddard

bangsa merupakan suatu kepercayaan dari suatu kelompok orang yang


cukup banyak bahwa mereka adalah satu bangsa.

6
e. Ir. Soekarno

bangsa merupakan segerombongan manusia yang besar, keras (mempunyai


persamaan watak / karakter), mempunyai keinginan untuk bersatu dan hidup
di atas suatu wilayah satu unit yang nyata.

2. Faktor-faktor Terbentuknya Bangsa

a. Primordial

Faktor primordial merupakan faktor yang berhubungan dengan pendangan


hidup masyarakt berdasarkan ikatan tradisi, adat-istiadat dan budaya yang
mereka anut.

b. sakral

Faktor sakral adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan


spiritual atau kepercayaan seseorang.

c. tokoh

istilah tokoh disini merujuk kepada orang-orang yang memiliki tingkat


kekuasaan tinggi dalam suatu lingkungan masyarakat

d. sejarah

sejarah merupakn pengalaman masa lalu yang terjadi dalam suatu


lingkungan masyarakat.

e. perkembangan ekonomi

perkembangan ekonomi dalam sebuah lingkungan akan membuat


kebutuhan masyarakat dalam lingkungan tersebut semakin beranekaragam.

3. Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa

a) Adanya kelompok manusia yang memiliki kemauan untuk bersatu


b) Berada dalam suatu wilayah tertentu

7
c) Adanya keinginan untuk membentuk sistem pemerintahan dan bersedia
mengikuti sistem tersebut
d) Memiliki kesamaan karakter, identitas, budaya, bahasa, ciri fisik ataupun
kesamaan lainnya sehingga dapat dibedakan dari bangsa lain
e) Secara psikologis, merasa senasib, sepenanggungan, setujuan, atau
memiliki cita-cita yang sam

4. Proses Terbentuknya Bangsa

1. Proses Pembentukan Bangsa Menurut Model Ortodoks

Menurut Model Ortodoks, sebuah bangsa terbentuk lebih dahulu,


kemudian baru bangsa tersebut membentuk negara sendiri.

Ciri-ciri bangsa dengan model ortodoks adalah sebagai berikut:

- Tidak terjadi perubahan unsur dalam masyarakat karena mereka telah


berhubungan sejak lama sebelum negara terbentuk
- Tidak membutuhkan waktu yang lama, karena mereka hanya perlu
untk membentuk sistem pemerintahan yang baru, sedangkan identitas
bangsa sejak lama sudah ada
- Partisipasi dan kesadaran politik dalam masyarakatnya tidak terlalu
kuat karena tidak ada banyak perbedaan setelah negara terbentuk

2. Proses Pembentukan Bangsa Menurut Model Mutakhir


Menurut model mutakhir, sebuah negara terbentuk setelah suatu negara
terbentuk.
Ciri-ciri bangsa dengan model mutakhir adalah sebagai berikut:
- Memiliki perubahan unsur bangsa karena terbentuk dari penyatuan
beberapa kelompok orang yang tinggal dalam suatu negara
- Membutuhkan waktu yang lama hingga terbentuknya identitas
bangsa tersebut karena beberapa kelompok yang bersatu memerlukan
waktu untuk beradaptasi satu sama lain

8
- Partisipasi dan kesdaran politik bangsanya sangat besar karena
banyaknya perbedaan yang timbul dalam proses terbentuknya bangsa
dengan satu kesatuan

5. Ciri-ciri Bangsa

a) Mempunyai penduduk dan budaya


b) Mempunyai wilayah kekuasaan
c) Mempunyai kedaulatan/pemerintahan
d) M empunyai lembaga pemerintahan
e) Mempunyai sistem pemerintahan dan hukum

2.1.2. Identitas Nasional


PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL
Secara etimologi kata identitas bersal dari kata Identity, yang berarti
ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada diri seseorang sebagai
pembeda dengan orang lain. Dalam term antropologi identitas adalah sifat
yang khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi,
golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri.
Adapun kata nasional berasal dari kata nation yang berarti identitas
yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik maupun non fisik seperi keinginan, cita-cita,
dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut
dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasiona yang pada akhirnya
melahirkan tindakan kelompok ( collective action ) yang diwujudkan dalam
bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut
nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari kemundulan
konsep nasionalisme yaitu suatu paham mengenai kebangsaan.
Gelombang demokrasi yang ditopang oleh kepesatan teknologi
informasi telah menjadikan dunia seperti perkampungan global ( global
village ) tanpa sekat pemisah. Lalu dinamakan identitas lokal berada dan

9
bagaimana sebaliknya suatu bangsa menjadi bagian dari proses demokrasi
global tanpa harus kehilangan identitas nasionalismenya.

HAKIKAT DAN DIMENSI IDNTITAS NASIONAL


Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang
brsifat khas dan membedakan dngan bangsa yang lain. Kekhasan yang
melekat pada sebuah bangsa yang dikaitkan dengan sebutan “identitas
nasional”. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan
sesuatu yang sudah selesai, tetapi suatu yang terus berkembang dan
kontekstual mengikuti perkembangan zaman. Sifat identitas nasional yang
relatif dan kontekstual mengharuskan setiap bangsa untuk selalu
menyegarkan pemahaman dan pemaknaan terhadap jati dirinya. Pertanyaan
reflektif seyogianya ditujukan kepada identitas-identitas khas yang selama
ini melekat kepada bangsa indonesia.
Pertanyaan kritis terhadap identitas nasional seperti ini betulkah kita
bangsa yang ramah atau benarkah kita bangsa yang satuan dan agamis, perlu
terus dilakukan dalam rangka menggali, menemukan identitas nasional
indonesia, dan bahkan menciptakan identitas baru indonesia yang
demokratis, teleran, dan anti kekerasan.
Secara umum beberapa unsur yang terkandung dalam identitas
nasional antara lain:
1. Pola Perlaku
Adalah gambaran pada prilaku yang terwujud dalam
kehidupan sehari-hari misalnya adat-istiadat, budaya dan
kebiasaan, ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan
gotong royong merupakan salah satu identitas nasional yang
besumber dari adat istiadat.

2. Lambang-Lambang
Adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi
negara. Lambang-lambang ini biasanya dinyatakan dalam

10
undang-undang. Misalnya bendera, bahasa dan lagu
kebangsaan.
3. Alat-Alat perlengkapan
Adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan,
peralatan dan teknologi. Misalnya candi, masjid, gereja
pakaian adat, teknologi bercocok tanam, dan teknologi
seperti kapal laut, pesawat terbang dan lainnya.
4. Tujuan yang ingin dicapai
Yang bersumber diri tujuan yang bersifat dinamis dan tidak
tetap, seperti budaya unggul, prestasi bidang tertentu.
Sebagai sebuah bangsa yang mendalami sebuah negara,
tujuan bersama bangsa indonesia telah tertuang dalam
pembukaan UUD 1945, yakni kecerdasan dan kesejahteraan
bersama bangsa indonesia.

UNSUR-UNSUR PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL

Disepakati oleh para pendiri negara indonesia. Identitas


nasional indonesia tercantum dalam konstitusi indonesia yaitu undang-
undang dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang
menunjukan jati diri indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bahasa nasional atau Bahasa persatuan yaitu bahasa indonesia


2. Bendera negara yaitu sang saka merah putih
3. Lagu kebangsaan yaitu indonesia raya
4. Lambang negara yaitu pancasila
5. Semboyan negara yaitu Bhineka tunggal ika
6. Dasar falsafah negara yaitu pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk negara kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat

11
9. Konsepsi wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan
Nasional

KARAKTERISTIK IDENTITAS NASIONAL

Pada hakikatnya identitas nasional merupakan maniftasi nilai-nilai


budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu
nation (bangsa) dengan ciri-ciri khas tetentu yang membuat bangsa bersangkutan
berbeda dengan bansa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa identitas
Nasional Indonesia adalah pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai
penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.

Prlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai


identitas nasional tadi bukankah barang jadi yang sudah selesai “mandhg” dalam
kebekuan normatif dan dogmatif, melainkan sesuatu yang “terbuka” cenderung
terus-menerus brsemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dicita-citakan
bangsa indonesia.

Dalam uapaya pengembngan identitas nasional, pelestarian budaya


tidak berarti menutup diri terhadap segala bentuk pengaruh kebudayaan bangsa
indonesia. Sebagai komitmen konstitutional yang dirumuskan oleh para pendiri
negara kita dalam pembukaan, khusunya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta
penjelasannya, yaitu:

“kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha


budaya rakyat indonesia”.

Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya


kebudayaan bangsa dengan keterbukaan menerima kebudayaan asing yang bernilai
positif semakin tegas diamanatkan dalam pasal 32 UUD 1945 yang diamandemen:

12
1. Negara memajukan kebudayaan nasional indonesia ditengah
peradaban dunia menjaminkebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.

2.1.3 Hakikat Negara


Manusia merupakan makhluk pribadi dan makhluk sosial. Dalam
hidupnya manusia membutuhkan orang lain. Manusia tidak dapat hidup
tanpa bantuan orang lain. Manusia menjadi bermakna atau berarti jika
berada di antara manusia lain. Dalam rangka memenuhi kehidupan hidup
itulah manusia membentuk kelompok-kelompok masyarakat.
Akan tetapi dalam keompok masyarakat pun, ternyata hal itu belum
menjamin terpenuhinya kebutuhan manusia. Terutama kebutuhan-
kebutuhan besar seperti keamanan, kepastian hukum, dan pendidikan tinggi.
Manusia membutuhkan suatu organisasi kemasyarakatan yang mampu
mengatur segala hl dan memusatkan perhatian dan kegiatannya pada
kesejahteraan umum semua anggota. Organisasi inilah yang disebut negara.
1. Pengertian negara
Kata “negara berasal dari bahasa sanskerta” negari atau “negara yang
berarti kota. Secara singkat negara dapat diartikan sebagai sekelompok
orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah
negara yang sah, yang umumnya mempunyai kedaulatan, baik
kedaulatan ke dalam maupun kedaulatan ke luar.
2. Sifat-sifat negara
Negara merupakan satu-satunya oganisasi yang memiliki kedaulatan atau
kekuasaan tertinggi. Negara mempunyai sifat-sifat khusus berikut:
a. Memaksa
Negara memiliki kekuasaan memaksa aga peaturan perundang-
undangan ditaati sehingga ketertiban dalam masyarakat terjamin dan
anarki atau kekacauan dapat dicegah.

13
b. Monopoli
Negara memiliki monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat.
c. Menyeluruh
Menyeluruh bermakna mencakup semua. Maksudnya peraturan
perundang-undangan yang disebut negara berlaku untuk semua warga
negara tanpa terkecuali.

3. Unsur-unsur negara
Ada tiga unsur pokok terbentuknya suatu negara. Ketiga unsur
pokok tersebut adalah wilayah, rakyat dan pemerintahan yang berdaulat.
a. Wilayah
Wilayah dimaksudkan sebagai daerah kekuasaan suatu negara, baik
darat, laut maupun udara. Setiap negara menduduki tempat tertentu dan
memiliki batas tertentu pula. Kekuasaan negara mencakup seluruh
wilayah, bukan hanya tanah atau daratan, tetapi juga laut dan angkasa
di atasnya.
b. Rakyat
Salah satu unsur negara adalah rakyat. Rakyat adalah sekelompok
manusia yang menjadi penghuni negara dan taat pada peraturan yang
berlaku di daerah tersebut. Warga negara adalah bagian dari penduduk
suatu negara. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan
hubungan berupa peranan, hak, dan kewajiban yang bersifat timbal
balik.
c. Pemerintah dan kedaulatan
Pemerintah yang berdaulat adalah pemerintah yang memiliki
kedaulatan atau kekuasaan tertinggi, balik kedaulatan ke dalam maupun
kedaulatan ke luar. Kedaulatan ke dalam yaitu kekuasaan untuk
mengatur rumh tangga negaranya sendiri tanpa campur tangan dari
bangsa atau negara lain. Kedaulatan ke luar maksudnya kekuasaan
untuk mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara lain.

14
Ktika unsur tersebut merupakan syarat mutlak bagi terbentuknya
suatu negara. Dalam ilmu kata negara, ketiga unsur tersebut sering
disebut unsur konstitutif (unsur pembentuk). Unsur lain yang bukan
menjadi syarat mutlak tetapi juga penting dalam kehidupan bernegara
adalah unsur deklaratif, yakni adanya pengakuan dari negra lain.
Setelah panitia persiapan kemerdekaan indonesia (PPKI) melalui
sidangnya pada 18 Agustus 1945 menetapkan Ir.Soekarno sebagai
presiden dan Drs.Muhammad Hatta sebagai wakil presiden, maka
indonesia telah memnuhi syarat terpenuhnya unsur menjadi negara. Hal
ini desebabkan terpenuhinya unsur pokok terbentuknya negara lain ada
wilayah, rakyat dan pemerintah yang berdaulat.

2.1.4 Bangsa dan Negara Indonesia

a) Makna Bangsa
Bangsa adalah orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat,
bahasa dan sejarahnya serta pemerintahan sendiri. Dalam kamus bahasa
Indonesia, pengertian bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya
terikat karena kesatuan bahasa serta wilayah tertentu dimuka bumi.
Sejarah timbulnya bangsa-bangsa didunia berawal dari benua Eropa.
Pada akhir abad XIX, di benua Eropa timbul berbagai gerakan kebangsaan.
Gerakan tersebut mengakibatkan kerajaan-kerajaan besar di Eropa seperti
kerajaan Austria-Hongaria, Turki dan Perancis, terpecah menjadi Negara-
negara kecil. Banyaknya gerakan kebangsaan di Eropa saat itu dan
keberhasilan meraka menjadi bangsa yang merdeka, mempunyai ppengaruh
yang besar pada kehidupan Eropa maupun wilayah lain didunia.
Bangsa adalah sekelompok manusia /orang yang memiliki hal-hal
berikut
a. Cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu kesatuan
b. Persaan senasib sepenanggungan
c. Karakter yang sama
d. Adat istiadat atau budaya yang sama

15
e. Satu kasatuan wilayah
f. Terorganisir dalam satu wilayah hukum.

b) Makna Negara

Istilah Negara dari de staat (Belanda),the state (Inggris), I’ etat


(Prancis), Io stato (Italia) dan Der staat (Jerman).

Menurut bahasa Sansekerta, nagari atau Negara,berarti kota, sedangkan


menurut bahasa suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau Negara,
yaitu tempat tinggal. Menurut kamus umum bahasa Indonesia Negara
adalah persekutuan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah dengan batas-
batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu badan pemerintah
dengan teratur.

Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam arti luas
(lwmbaga Legislatif, Eksekutif, Yudikatif) yag merupakan alat untuk
mencapai kepentingan bersama, sedangkan Negara dalam arti luas adalah
kesatuan social yang mengatur,memipmpin dan mengkoordinasi
masyarakat supaya dapat hisup wajar dan berkembang terus. Dalam
mengemban tugasnya, Negara memiliki aparatur Negara dan
wewenangnaya

2.2 HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

2.2.1 Hak dan Kewajiban

a) Pengertian Hak dan Kewajiban

Banyak literatur yang mendefinisikan hak asasi sebagai hak-hak dasar


yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha
Kuasa. Definisi itu kurang tepat sebab muncul pertanyaan penting. Apakah
sebelum lahir, janin yang ada di dalam perut tidak memiliki hak asasi?
Pemahaman yang kurang tepat seperti itu bisa memunculkan fenomena
seperti di Belanda terkait dengan kode etik dokter kandungan. Manakala ada

16
pasien yang secara medis dinyatakan hamil, maka dokter harus memastikan
dengan bertanya sampai tiga kali apakah ibu yang mengandung tersebut
bahagia dengan kehamilan itu. Kalau memang ibu tidak bahagia atau tidak
menghendaki kehamilan tersebut, dokter dapat melakukan aborsi terhadap
janin tersebut. Aborsi adalah tindakan yang dilegalkan oleh pemerintah
Belanda. Alasan diperbolehkan aborsi adalah bahwa setiap ibu punya hak
untuk hamil atau tidak hamil. Tidak dipikirkan tentang hak janin untuk
hidup. Inilah problem mendasar ketika hak asasi manusia dipandang hanya
melekat pada manusia sejak lahir.

Akan lebih tepat dikatakan bahwa hak asasi melekat pada diri manusia
sejak proses terjadinya manusia. Janin punya hak hidup meskipun belum
dapat berbicara apalagi menuntut hak. Aborsi tidak dapat dibenarkan hanya
karena orang tua tidak menginginkan kehamilan, namun tentu bisa
dibenarkan manakala ada alasan-alasan khusus misal secara medis
kehamilan tersebut membahayakan sang ibu. Oleh karena itu tepat kiranya
mengacu pada pengertian hak asasi manusia sebagaimana tercantum dalam
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1 yang
menyebutkan: “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.”

Adapun kewajiban asasi adalah kewajiban dasar yang harus dijalankan


oleh seseorang dalam kaitannya dengan kepentingan dirinya sendiri, alam
semesta, masyarakat, bangsa, negara maupun kedudukannya sebagai
makhluk Tuhan. Ini adalah kewajiban dalam arti yang luas, yang tentu tidak
akan dibahas semua dalam bab ini. Kewajiban terhadap diri banyak
dibicarakan dalam ilmu ilmu terkait dengan kepribadian dan kesehatan,
kewajiban terhadap alam dibicarakan dalam etika lingkungan, kewajiban
sebagai makhluk Tuhan dibicarakan dalam agama, sedangkan dalam mata

17
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan berbicara masalah kewajiban terkait
dengan hubungan antar warganegara maupun antara warga negara dengan
negara.

Antara hak dan kewajiban harus dipenuhi manusia secara seimbang.


Pada masyarakat Barat hak asasi lebih menjadi wacana yang dominan
daripada kewajiban asasi. Hal ini bisa dipahami dari pandangan hidup
masyarakat Barat yang individualis. Pada masyarakat individualis segala
sesuatu dimulai dari diriku (aku). Meskipun mereka tidak melupakan hak
orang lain, karena pada masyarakat yang individualismenya sudah matang
justru kesadaran akan hakku didasari pula oleh pemahaman bahwa setiap
orang juga ingin dihargai haknya. Sehingga yang terjadi masing-masing
individu saling menghargai individu yang lain. Berangkat dari hakku inilah
kemudian lahir kewajiban-kewajiban agar hak-hak individu tersebut dapat
terpenuhi.

b) Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945

Seperti yang telah disampaikan di muka, bahwa warga negara


merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap
negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal
balik terhadap negaranya. Dengan demikian, warga negara memiliki hak
dan kewajiban terhadap negaranya.

Dalam konteks Indonesia, hak warga negara terhadap negaranya telah


diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya
yang merupakan derivasi dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD
1945. Hak-hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam Pasal 27
sampai dengan Pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut
antara lain:

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 ayat (2)
UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas

18
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pasal
ini menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan
2. Hak membela negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.”
3. Selain itu, dalam Pasal 30 ayat (1) juga dinyatakan “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara”.
4. Hak berpendapat, berserikat dan berkumpul, seperti yang tercantum
dalam Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi “Kemerdekaan berserikat
dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undangundang”.
5. Hak kebebasan beragama dan beribadat sesuai dengan
kepercayaannya, sesuai dengan Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945,
di Pasal 29 ayat (2) dinyatakan “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan
untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.”
6. Hak untuk mendapatkan pengajaran, seperti yang tercantum dalam
Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945.
7. Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
8. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang diatur dengan UUD 1945.
9. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional
Indonesia. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 32 UUD 1945 ayat (1),
“Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
10. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial.
Pasal 33 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945 berbunyi:
11. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas
kekeluargaan

19
12. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
13. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
bagi kemakmuran rakyat
14. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar asas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
15. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undangundang.
16. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial. Dalam Pasal 34 UUD
1945 dijelaskan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara.” Kewajiban warga negara terhadap negara
Indonesia, antara lain:
17. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1)
UUD 1945 berbunyi: “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.”
18. Kewajiban membela negara, seperti yang tercantum dalam Pasal 27
ayat (3) UUD 1945 yang telah ditulis sebelumnya.
19. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara, seperti yang sudah
dituliskan di atas pada Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
Selanjutnya hak-hak warga negara yang tertuang dalam UUD 1945
sebagai konstitusi negara dinamakan hak konstitusional. Setiap warga
negara memiliki hak-hak konstitusional sebagaimana yang ada dalam UUD
1945. Warga negara berhak menggugat bila ada pihak-pihak lain yang
berupaya membatasi atau menghilangkan hak-hak konstitusionalnya.
Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang
dalam UUD 1945 mencakup berbagai bidang. Bidang-bidang ini antara lain

20
adalah bidang politik dan pemerintahan, sosial, keagamaan, pendidikan,
ekonomi, dan pertahanan.
Selain adanya hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945,
pada perubahan pertama telah dicantumkan pula hak asasi manusia. Hak
asasi manusia perlu dibedakan dengan hak warga negara. Hak warga negara
merupakan hak yang ditentukan dalam suatu konstitusi negara. Munculnya
hak ini adalah karena adanya ketentuan undang-undang dan berlaku bagi
orang yang berstatus sebagai warga negara. Bisa terjadi hak dan kewajiban
warga negara Indonesia berbeda dengan hak warga negara Malaysia oleh
karena ketentuan undang-undang yang berbeda. Adapun hak asasi manusia
umumnya merupakan hak-hak yang sifatnya mendasar yang melekat dengan
keberadaannya sebagai manusia. Hak asasi manusia tidak diberikan oleh
negara, tetapi justru harus dijamin keberadaannya oleh negara. Di samping
adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, dalam UUD 1945
adanya hak asasi manusia.
Ketentuan mengenai hak asasi manusia ini dalam UUD 1945
merupakan langkah maju dari bangsa Indonesia untuk menuju kehidupan
konstitusional yang demokratis. Ketentuan mengenai hak asasi manusia
tertuang pada Pasal 28 A sampai J UUD 1945. Dalam ketentuan tersebut
juga dinyatakan adanya kewajiban dasar manusia.

2.2.2 Kedudukan Warga Negara

Status seorang warga negara menjadi sangat penting, terkait dengan hak
dan kewajibannya sebagai seorang warga dari sebuah negara. Perbedaan
status kewarganegaraan yang dimiliki seorang warga negara memiliki
pengaruh yang besar terkait hak dan kewajiban yang harus ditaati dan
dijalankan di segala bidang kehidupan, baik secara sosial, politik , budaya,
perekonomian maupun dari segi keamanan. Berdasarkan teori, ada beberapa
status yang dimiliki seorang warga negara diantaranya sebagai berikut:

21
1. Status atau peran positif, merupakan status warga negara yang memiliki hak
untuk memperoleh sesuatu yang positif dari lembaga negara, dalam hal ini
menuntuht haknya dalam hal perlindungan baik jiwa raga maupun harta
seorang warga negara.
2. Status atau peran Negatif, bahwa negara tidak boleh turut campur dalam hak
asasi warga negaranya, seperti halnya dalam menentukan keyakinan
beragama seorang warga negara.
3. Status atau peran Aktif, bahwa warga negara diberikan hak untuk turut
berperan serta aktif dalam kegiatan penyelenggaraan negara, seperti halnya
dalam pemilihan umum.
4. Status atau peran Pasif, bahwa warga negara memiliki kewajiban untuk
tunduk dan patuh terhadap setiap peraturan yang dibuat oleh penyelenggara
negara, dan juga peraturan perundangan yang berlaku.

2.2.3 Pengertian Kewarganegaraan

Istilah kewarganegaraan dapat dibedakan dalam pengertian secara


yuridis dan sosiologis.

Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan


hukum antara orang-orang dengan negara. Adanya ikatan hukum itu
menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, yaitu orang tersebut berada di
bawah kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan
hukum tersebut antara lain akta kelahiran, surat pernyataan, dan bukti
kewarganegaraan.

Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan


hukum. Akan tetapi ditandai dengan ikatan emosional, seperti ikatan
perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air.
Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara yang
bersangkutan.

22
2.3 PEMAHAMAN TENTANG KONSTITUSI

2.3.1 Gagasan Tentang Konstitusionalisme

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri atas unsur rakyat
(penduduk), wilayah pemerintah. Pemerintah adalah satu unsur negara.
Pemerintahanlah yang menyelenggarakan dan melaksnakan tugas-tugas
demi terwujudnya tujuan bernegara.

Gagasan bahwa kekuasaan negara harus di batasi serta hak-hak dasar


rakyat dijamin dalam suatu konstitusi negara dinamakan konstitusionalisme.
Carl J. Friedrich berpendapat ‘Konstitusionalisme adalah gagasan bahwa
pemerintah merupakan suatu kumpulan aktivitas yang di selenggarakan atas
nama rakyat, tetapi yang tunduk pada beberapa pembatasan yang dimaksud
untuk pemberi jaminan bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk
pemerintahan tidak disalahgunakn oleh mereka yang mendapat tugas unutk
memerintah. Pembatasan yang dimaksud termasuk dalam konstitusi’.
(Tafiqurrohman Syahuri,2004)

2.3.2 Konstitusi Negara

1. Pengertian konstitusi

Makna dan pengertian dapat dilihat dari bahasa aslinya:

a) Bahasa Prancis (Constituir) berarti membentuk


b) Bahasa Belanda (Grondwet) berarti Undang-undang dasar (grond= dasar,
Wet= Undang-undang)
c) Bahsa Jerman (Grundgesetz) berarti Undang-undang dasar (grund= dasar,
Gesetz= Undang-undang)
d) Bahasa Indonesia mengambil dari terjemahan fundamental laws = konstitusi
berarti aturan pokok dan sendi bangunan suatu Negara.
e) Dalam ketatanegaraan, konstitusi dimaksudkan dengan pembentukan suatu
Negara atau menyusun dan menyatakan suatu Negara.

23
f) Secara istilah (terminology) konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar
dan ketentuan hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur
lembaga pemerintah termasuk dasar hubungan kerja sama antar masyarakat
dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Terdapat beberap definisi dari beberapa ahli :

a) K.C Wheare mengartikan konstitusi sebagai “ keseluruhan system


ketatanegaraan dari suatu negara, berupa kumpulan peraturan yang
membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu
Negara”.
b) Prof. Prayudi Atmosudirjos merumuskan konstitusi suatu Negara adalah
hasil atau produk sejarah dan perjuangan bangsa yang bersangkutan.
c) EC. Wade konstitusi adalah naskah yang yang memaparkan rangka dan
tugas pokok dari badan pemerintahan suatu negara dan menetukan pokok-
pokok cara kerja badan tersebut.
d) Herman Heller menamakan undang-undang dasar sebagai riwayat hidup
suatu hubungan kekuasaan
e) Lasalle konstitusi adalah kekuasaan antara kekuasaan yang terdapat dalam
masyarakat (faktor kekuatan rill: Presiden, TNI, Partai, Buruh Tani dan
sebagainya.

2. Kedudukan Konstitusi

Konstitusi secara umum berisi hal-hal yang mendasar dari suatu


Negara. Hal-hal mendasar itu adalah aturan-aturan atau norma-norma dasar
yang di pakai sebagai pedoman pokok bernegara.

- Konstitusi Sebagai Hukum Dasar

Konstitusi berkedudukan sebagai Hukum Dasar karena ia berisi


aturan dan ketentuan hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu
negara.

24
- Konstitusi Sebagai Hukum Tertinggi

Konstitusi lazimnya juga diberi kedudukan sebagai hukum tertinggi


dalam tata hukum Negara yang bersangkutan.

3. Isi Konstitusi

Konstitusi suatu Negara pada umunya memuat atau berisi tentang hal-
hal sebagai berikut:

a) Gagasan politik, moral, keagamaan serta perjuangan bangsa. Contohnya,


pernyataan konstitusi Jepang 1947 dan pembukaan UUD Republik
Indonesia 1945
b) Ketentuan organisasi negara, memuat ketentuan-ketentuan mengenai
pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif,
maupun dengan badan-badan negara yang lain.
c) Ketentuan hak-hak asasi manusia, memuat aturan-aturan yang menjamin
dan melindungi hak-hak asasi manusia bagi warga negara pada negara yang
bersangkutan.
d) Ketentuan prosedur mengubah undang-undang dasar, memuat aturanaturan
mengenai prosedur dan syarat dalam mengubah konstitusi pada negara yang
bersangkutan.
e) Ada kalanya konstitusi memuat larangan mengenai mengubah sifat-sifat
tertentu dari undang-undang dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
terulangnya hal-hal yang telah diatasi dan tidak dikehendaki lagi, seperti
timbulnya seorang diktator. Sebagai contoh, UUD Negara Jerman melarang
untuk mengubah sifat federalisme yang sudah ditetapkan dalam UUD sebab
bila menjadi negara kesatuan, dikuatirkan akan muncul seorang Hitler yang
baru.

25
4. Tujuan Konstitusi

Konstitusi dapat dipahami sebagai bagian dari social contract (kontrak


sosial) yang memuat aturan main dalam berbangsa dan bernegara. Lebih
jelas, Sovernin Lohman menjelaskan konstitusi harus memuat unsur:

Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat


(kontrak sosial), artinya konstitusi merupakan konklusi dari kesepakatan
untuk membina Negara dan pemerintahan yang akan mengatur mereka.

Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia dan


warga Negara sekaligus menentukan batasbatas hak dan kewajiban warga
Negara dan alat-alat pemerintahnya.

Konstitusi sebagai form regimenis yaitu kerangaka bangunan


pemerintah (Soly Lubis, 1982:48)

Sesuai dengan prinsip konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi


kewenangan pemerintah dalam menjamin hak-hak yang diperintah dan
memuaskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

Secara singkat bahwa tujuan konstitusi dapat diklasifikasikan menjadi


tiga:

a) Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan


politik.
b) Melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri
c) Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya.

5. Fungsi Konstitusi
Konstitusi memiliki fungsi yang berperan dalam suatu negara.
Fungsi konstitusi adalah sebagai berikut:

26
a) Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadinya
kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pemerintah agar hak-hak bagi
warga negara terlindungi dan tersalurkan (konstitusionalisme)
b) Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara (a birth
certificate of new state)
c) Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi
d) Konstitusi berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan
e) Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang
f) Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan
warga suatu negara.

27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap Nasional mmiliki


identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, ideologi, budaya, sejarah
dan tujuan yang sama. Menurut Hans Khon, bangsa merupakan tenaga hidup
manusia yang selalu bergelombang dan tak pernah membeku dalam sejarah.
Secara singkat negara dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang
menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah,
yang umumnya mempunyai kedaulatan, baik kedaulatan ke dalam maupun
kedaulatan ke luar. Adapun unsur unsur terbentuknya suatu Negara adalah :
rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.

Warga negara merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan


khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang
bersifat timbal balik terhadap negaranya. Dengan demikian, warga negara
memiliki hak dan kewajiban terhadap negaranya.

Konstitusi dalam arti sempit,yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau
undang-undang dasar. Konstitusi dalam arti luas, yaitu sebagai hukum dasar
yang tertulis atau undang-undang dasar dan hukum dasar yang tidak tertulis atau
konfensi. Dalam praktiknya, konstitusi dustur terbagi menjadi 2 bagian yaitu
tetulis (UUD) tidak tertulis (konfensi). Konstitusi merupakan media bagi
terciptanya kehidupan yang demokratis bagi seluruh warga negara. Konstitusi
sebagaimana disebutkan merupakan aturan-aturan dasar yang dibentuk dalam
mengatur hubungan antara warga negara dengan warga negara.

3.1 Saran
Dengan berbagai uraian di atas, tentunya tidak lepas dari berbagai
kekurangan baik dari segi isi materi, teknik penulisan dan sebagainya, untuk itu
sangat diharapkan saran maupun kritikan yang membangun.

28

Anda mungkin juga menyukai