Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DEMAM


BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUANG KASUARI
RSD IDAMAN KOTA BANJARBARU

Tanggal 06 s/d 11 Mei 2019

Oleh :

MUHIBBAH, S. Kep
NIM. 1830913320037

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Muhibbah, S.Kep

NIM : 1830913320037

JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Klien


Dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang
Kasuari RSD Idaman Kota Banjarbaru

Banjarbaru, Mei 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Hasby Pri Choiruna, S.Kep, Ns, M.Kep Akhmad Rijani, S.Kep, Ns


NIK. 19911108 201808 109001 NIP. 19890117 201101 1 001
Demam Berdarah Dengue

DEFINISI ETIOLOGI MANIFESTASI KLINIS


Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Penyebab penyakit DBD ini adalah “Virus Dengue” termasuk 1. Demam Dengue
dengue yang terjadi pada anak dan remaja atau group B Arthropodborn Virus (Arbovirusses) dan sekarang
Demam akut 2-7 hari, nyeri kepala, nyeri retro-orbital,
orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri dikenal sebagai genus flavinus, family flaviridiae dan
myalgia/arthralgia, ruam kulit, petekie, leukopenia,
otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah 2 mempunyai 4 serotype, yaitu: DEN I, DEN II, DEN III, dan DEN
pemeriksaan serologi dengue positif
hari pertama. IV
2. Demam berdarah Dengue
STADIUM KLINIS - Demam atau riwayat demam akut 2-17 hari,
PENATALAKSANAAN biasanya bersifat bifasik.
1. DBD derajat I Klasifikasi Demam Berdarah Dengue:
a. Minm banyak (1,5-2 liter perhari) - Manifestasi perdarahan berupa uji tourniquet positif,
b. Kompres hangat  Derajat I (Ringan): terdapat demam mendadak petekie, ekimosis, atau purpura, perdarahan mukosa
c. Jika klien muntah-muntah infus RL / Asering. selama 2-7 hari disertai gejala klinis lain dengan (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna,
2. DBD derajat II manifestasi perdarahan ringan: uji Touniket + hematemesis atau melena.
a. Minum banyak (1,5-2 liter perhari)  Derajat II: ditemukan pula perdarahan kulit dan
b. Infus RL / Asering manifestasi perdarahan lain. - Trombositopenia < 100.000 /ul, kebocoran plasma
3. DBD derajat III  Derajat III: ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu ditandai dengan Ht ≥ 20 %, penurunan Ht Ht ≥ 20
a. Infus RL /Asering 20 ml atau 20 cc/kg/BB/jam %, setelah pemberian cairan adekuat,
nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun
4. DBD derajat IV hipoproteinemia, asites, efusi pleura
≤ 20 mmHg atau hipotensi disertai kulit dingin,
a.Infus RL / Asering tetapi diguyur atau dicor terlebih
dahulu sampai nadi teraba dan tekanan darah sudah lembab, dan pasien menjadi gelisah 3. Sindrom Syok Dengue
mulai terukur  Derajat IV: syok berat, nadi tidak teraba dan
b.Bila ada panas atau demam berikan kompres hangat tekanan darah tidak dapat di ukur Seluruh kriteria DBD disertai dengan kegagalan sirkulasi:
dan paracetamol penurunan TD, Nadi cepat dan lemah, hipotensi, TD turun
PEMERIKSAAN PENUNJANG ≤ 20 mmHg, perfusi perifer menurun, kulit dingin-lembab
c. Bila ada perdarahan, tes Hb, jika Hb < 10 berikan
PRC(Pack Red Cell/Eritrosit) sampai Hb lebih dari 10. 1. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemakonsentrasi
d.Bila terdapat infeksi sekunder atau renjatan yang Laboratorium:
berulang-ulang berikan antibiotik
e.Bila terjadi kesadaran menurun dengan kejang-kejang  Trombositopenia (< 100.000/mm3)
berikan obat anti kejang  Hemokonsentrasi (kadar Ht > 20% dari normal)
2. Air Seni, mungkin ditemukan albuminnya ringan
3. Uji Serologi memakai serum ganda yaitu:serum diambil pada masa akut dan
konvalesen yaitu uji peningkatan komplemen (PK), uji netralisasi (MT), dan uji
dengue Blok. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi (antidengue) minimal 4x
4. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah Klien dan jaringan
ASUHAN KEPERAWATAN DBD

Pengkajian Diagnosis keperawatan


1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama 1. Hipertermi
3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit sekarang, 2. Nausea
dahulu dan keluarga) 3. Nyeri
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan diagnostik
6. Pemeriksaan laboratorium

Hipertemia Nausea Nyeri


NOC: Kontrol Nyeri
NOC: Thermoregulasi NOC: Nausea and Vomiting Control
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 60 menit nausea pasien Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam nyeri
Keperawatan selama 1x60 menit masalah pasien teratasi teratasi dengan kriteria hasil: dapat teratasi dengan kriteria hasil:
kreiteria 1. Pasien dapat menghindari faktor penyebab nausea dengan baik
hasil: 2. Melaporkan tidak ada mual 1. Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tapa analgesik
1. Suhu 36,5 – 37,5 oC maupun analgesic yang direkomendasikan
2. Tidak terdapat kemerahan pada kulit Nausea &vomiting severity 2. Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri
3. Turgor kulit baik dan membran mukosa lembab 1. Pasien mengatakan tidak mual 3. Melaporkan nyeri terkontrol
2. Pasien mengatakan tidak muntah
NIC: Perawatan Demam 3. Tidak ada peningkatan sekresi saliva NIC:
1. Monitor suhu sesering mungkin Pain Management
2. Monitor warna kulit NIC : Nausea Management 1. Kaji tingkat nyeri pada pasien dengan menggunakan alat self-
3. Berikan anti piretik 1. Lakukan pengkajian lengkap rasa mual termasuk frekuensi, durasi, tingkat report pasien yang valid dan reliable, seperti skala tingkat nyeri
4. Berikan cairan intravena mual, dan faktor yang menyebabkan pasien mual. numerik 0-10.
5. Kompres hangat pasien pada lipat paha dan aksila 2. Evaluasi efek mual terhadap nafsu makan pasien, aktivitas sehari-hari, dan 2. Kaji nyeri pasien secara rutin dengan interval waktu yang
6. Tingkatkan sirkulasi udara pola tidur pasien konsisten bersama dengan pengukuran vital sign.
7. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi 3. Ajarkan intervensi nonfarmakologi
8. Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban 3. Ajnurkan makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat
4. Sebagai tambahan pemberian analgesik, dukung klien untuk
membran mukosa menggunakan metode nonfarmakologi untuk membantu
4. Anjurkan pasien mengurangi jumlah makanan yang bisa menimbulkan
mual. mengontrol nyeri, seperti distraksi, imagery, relaksasi.
NIC: Manajemen Cairan 5. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai tipe dan beratnya nyeri.
1. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output 5. Berikan istirahat dan tidur yang adekuat untuk mengurangi mual
2. menganjurkan keluarga untuk meningkatkan cairan Pengalihan
3. Monitor tanda-tanda vital 6. Kolaborasi pemberian antiemetik : ondansentron 4 mg IV jika mual 6. Motivasi pasien untuk memilih tekhnik pengalihan yang
4. menganjurkan keluarga dalam pemberian makanan diinginkan (misalnya music, bercakap-cakap, pernafasan dalam
Monitor Cairan 7. Anjurkan pasien untuk berlatih tekhnik distraksi sebelum waktu
yang dibutuhkan
8. Evaluasi dan dokumentasikan respon pasien terhadap kegiatan
1. Monitor asupan dan pengeluaran
2. Monitor membran mukosa, turgor kulit dan respon haus
pengalhan

3. monitpr warna, kuantitas, dan berat jenis urine

4. Monitor tanda-tanda vital


PATHWAY
Arbovirus (melalui nyamuk Beredar dalam aliran darah Infeksi virus dengue (viremia)
aedes aegypty)

PGE2 hipotalamus membentuk dan Mengaktifkan sistem


melepaskan zat C3a, C5a komplemen

Hipertermi peningkatan reabsorbsi Na permeabilitas membran


dan H2O meningkat

agregasi trombosit kerusakan endotel resiko syok hipovelemik


pembuluh darah

rombositopenia merangsang & renjatan hipovelemik dan


mengaktivasi faktor hipotensi
pembekuan

DIC

Risiko Perdarahan perdarahan

risiko perfusi jaringan


tidak efektif

asidosis metabolik Hipoksia jaringan

Risiko syok hipovelemik Kekurangan vol. cairan ke ekstravaskuler

Paru-paru Hepar Abdomen

efusi pleura hepatomegali asietes

penekanan intraabdomen
ketidakefektifan pola Mual/Muntah
napas
nyeri ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing


Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.

Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Price, S. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC

Siregar, GA. Penatalaksanaan non bedah dari karsinoma hati. Universa Medicina:
Divisi Gastrohepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Vol 24 no 1.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah: Brunner Suddarth, Vol. 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai