Anda di halaman 1dari 10

Apa etiologi dan faktor risiko dari penyakit yang diderita pasien?

Etiologi
• Blm diketahui pasti tapi bisa juga karena Paparan inhalasi zat karsinogenik yang
berkepanjangan
• Genetic mutasi gen (protoonkogen, tumor supresor gen, gen encoding enzim)
• Terjadi produksi cairan >absorbs melalui arteri dan limfatik masuk ke cavum
• Akibat kanker, emboli paru,, pleuritis tbc, gagal jantung(ventrikel kiri peningkatan
akumulasi cairan masuk ke pleura visceralis)

Factor resiko
• Merokok
• Perokok pasif
• Polusi udara

 Paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan factor
penyebab utama


Mengapa terjadi kesuraman pada hemithoraks kanan?


Ro : kesuraman  radioopaque : cairan, massa  kemungkinan efusi / infiltrate / tumor

PP : Px PA untuk memastikan ada tumor apa tidak apabila ada massa


Pungsi : ditemukan cairan yg kluar  karna adanya inflamasi yg dikeluarkan oleh mediator2

Apa alur diagnosis dari skenario tersebut?


1. - Inspeksi: asimetris saat dinamis(yg ada massnya tertinggal). Statis simetris. Jari tabuh,
pembesaran kelenjar getah bening di axilla dan leher
- Palpasi : nyeri, bengkak, strem fremitus turun
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : suara napas menurun, mirip asma bronkial, stad lanjut muncul lebih berat
(parrol,syndrome horner, gejala neurologik, sindrome vena cava)

Bila kelainannya ringanasimtomatik, dan pada pemeriksaan fisik belum ditemukan


perubahan.
Bila penyakitnya berat (lanjut), keadaannya manifest :
Perhatikan keadaan umum penderita
Perhatikan kelainan2 yang ada (pada pemeriksaan fisik) :
Asimetri wajah : ptosis, pembengkakan muka dan/atau leher
Pembesaran vena di leher, dada dan/atau tanpa pembengkakan di leher, muka dan lengan.
Kelainan bentuk dan gerak dada sebagai akibat :
Atelektasis paru, hidrotoraks
Tonjolan2 di dinding dada
Dorongan/tarikan alat2 dalam dada
Perubahan suara
Perubahan2 pada sendi2 kecil anggota gerak :
Hypertrophic osteoarthropathy
Jari tabuh
Pembengkakan lainnya yang belum jelas penyebabnya
Adanya tanda2 sindrom Horner : suatu sindrom yang terdiri dari kelainan berupa masuknya
bola mata, ptosis kelopak mata atas, kelopak mata atas sedikit naik, kontraksi dari pupil,
penyempitan dari fissura palpebra, anhidrosis dan warna kemerahan di sisi wajah yang sakit,
disebabkan oleh paralisa saraf-saraf simpatis servikal.
Adanya tanda2 syndroma Vena Cava Superior
Pembengkakan kelenjar2 limfe
Dada dan paru :
Dicari tanda2 pneumonitis obstruktif
Wheezing local
Tanda2 : atelektasis, pendorongan alat2 dalam/mediastinum, hidrotoraks
Tempat2 nyeri tekan (adanya penekanan/infiltrasi pada syaraf)
Bagian2 tubuh lain :
Cari metastasis ke bagian tubuh tersebut
Cari, mungkin ada tumor primer pada organ2 yang memberikan metastasis ke paru (mamme,
lambung, usus, hati, ginjal, ovarium, uterus, testis, tulang, dll)

2. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto toraks AP/lateral merupakan pemeriksaan awal untuk menilai pasien dengan
kecurigaan terkena kanker paru. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, lokasi lesi dan tindakan
selanjutnya termasuk prosedur diagnosis penunjang dan penanganan dapat ditentukan. Jika
pada foto toraks ditemukan lesi yang dicurigai sebagai keganasan, maka pemeriksaan CT scan
toraks wajib dilakukan untuk mengevaluasi lesi tersebut.
2. CT scan toraks dengan kontras merupakan pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosa
dan menentukan stadium penyakit, dan menentukan segmen paru yang terlibat secara tepat.
CT scan toraks dapat diperluas hingga kelenjar adrenal untuk menilai kemungkinan
metastasis hingga regio tersebut.
3. CT scan kepala / MRI kepala dengan kontras diindikasikan bila penderita mengeluh nyeri
kepala hebat untuk menilai kemungkinan adanya metastasis ke otak.

Pemeriksaan Khusus
1. Bronkoskopi
2. Biopsi transtorakal
Pemeriksaan Penunjang

1. Radiologi
a) Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian
hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b) Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium.
a) Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe). Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap
karsinoma.
b) Pemeriksaan fungsi paru dan GDA Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk
memenuhi kebutuhan ventilasi.
c) Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun
(umum pada kanker paru).
3. Histopatologi.
a) Bronkoskopi. Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi
(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b) Biopsi Trans Torakal (TTB). Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer
dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
c) Torakoskopi. Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
d) Mediastinosopi. Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
e) Torakotomi. Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam
prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan
a) CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
b) MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

Apa diagnosis dan diagnosis banding?

a. Adanya gambaran lesi inflamasi akut :


 Pneumoni
 Abses paru
 TB paru
 Tumor paru benigna
 Infark paru

b. Adanya bayangan suatu massa dengan kavitas :


 Neoplasma
 TB paru
 Abses paru
c. Adanya bayangan bulat di daerah perifer paru :
 Bayangan dengan batas tegas : tumor benigna, kista hidatidosa
 Bayangan dengan batas tidak tegas, dengan garis2 radierkarsinoma paru
primer
 Bayangan dengan batas tidak tegas, tetapi tanpa garis2 radier : umumnya
gambaran metastasis tumor pada paru.
 TB paru
 Lesi dengan kalsifikasi : TB paru lama, tumor benigna.
d. Adanya efusi pleura maligna :
 Karsinoma/tumor primer di pleura (jarang)
 Metastasis keganasan pada pleura, tumor primernya :
o Karsinoma bronkus (paling sering)
o Karsinoma di luar dada : mamme, pancreas, uterus, gaster, dsb.

Pulmonologi, Prof. Dr. Pasiyan R. Sp,PD, FK UNDIP

1. Ca paru : merokok puluhan tahun karsinogenik  metaplasia dysplasia sel kanker


berkembang  mendesak intrapleura  efusi pleura
Efusi pleura : tidak ditemukan massa , cairan pleura
Pleuritis : cairan pus karena inflamasi,
Pneumothorax : tidak ditemukan massa
Atelectasis : semakin banyak massa(kanker) di pleura mendesak paru membuat kolaps
paru
Diagnosis : Ca paru disertai efusi pleura

Anda mungkin juga menyukai

  • Hema Li LBM
    Hema Li LBM
    Dokumen13 halaman
    Hema Li LBM
    BiancaLarasati
    Belum ada peringkat
  • Fikar
    Fikar
    Dokumen10 halaman
    Fikar
    BiancaLarasati
    Belum ada peringkat
  • LBM 4 Tropis
    LBM 4 Tropis
    Dokumen32 halaman
    LBM 4 Tropis
    BiancaLarasati
    Belum ada peringkat
  • 1111
    1111
    Dokumen6 halaman
    1111
    BiancaLarasati
    Belum ada peringkat