Anda di halaman 1dari 12

3.

Market
a. Indikator Mutu Pelayanan kesehatan
1) BOR (Bed Occupation Ratio)
Standar BOR 60-85 % (Depkes RI, 2005 dalam Triwibowo, 2013)
Rumus:

Tabel 2.38BOR Ruang Bougenville RSUD Soreang


bulan September 2018 - Februari 2019
No Bulan Jumlah Jumlah Jumlah hari BOR
bed terisi tempat tidur rawat

1 September 851 37 30 76,67 %

2 Oktober 941 37 31 82,04 %

3 November 883 37 30 79,55 %

4 Desember 796 37 31 69,40 %

5 Januari 729 37 31 63,56 %

6 Februari 577 37 28 55,69 %

Rata-rata 71,15 %

Hasil analisa:
Berdasarkan hasil BOR dari bulan September 2018 - Februari 2019 didapatkan
bahwa BOR Ruang Bougenville RSUD Soreangbulan September 2018 sebesar
76,67%, bulan Oktober sebesar 82,04 %, bulan November sebesar 79,55 %,
bulan Desember sebesar 69,40 %, bulan Januari 2019sebesar 63,56% dan pada
bulan Februarisebesar 55,69%. Dengan jumlah rata-rata BOR 71,15%.Standar
BOR 60-85 % (Depkes RI, 2005 dalam Triwibowo, 2013).

Tabel 2.39BOR Ruang Bougenville RSUD Soreang


28 Maret – 01 April 2019
Jumlah
Jumlah bed Jumlah hari
No Tgl/ Bulan tempat BOR
terisi rawat
tidur

28 Maret – 01
1 124 37 5 67,02 %
April 2019

Hasil analisa data:


Berdasarkan hasil BOR dari tanggal 28 Maret – 01 April2019 didapatkan
bahwa BOR Ruang Bougenville RSUD Soreangsebesar 67,02%.

2) AVLOS (Average Length of Stay)


AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran
mutu pelayanan (depkes RI, 2005).Secara umum nilai AVLOS yang ideal yaitu
antara 6-9 hari (Depkes, 2005 dalam Triwibowo, 2013).
Rumus:

Tabel 2.40AVLOS Ruang Bougenville RSUD Soreang


bulan September 2018 - Februari 2019

Jumlah lama Jumlah pasien


No Bulan AVLOS (hari)
dirawat keluar
1 September 4
2 Oktober 4
3 November 4
4 Desember 4
5 Januari 949 232 4
6 Februari 783 183 4
Rata-rata 4 (hari)

Hasil analisa:
Berdasarkan hasil AVLOS dari bulan September 2018 - Februari 2019
didapatkan bahwa AVLOS Ruang Bougenville RSUD Soreang bulan
September 2018 selama 4 hari, bulan Oktober selama 4 hari, bulan November
selama 4 hari, bulan Desember selama 4 hari, bulan Januari 2019selama 4 hari
dan pada bulan Februariselama 4 hari. Dengan jumlah rata-rata AVLOS 4
hari.Secara umum nilai AVLOS yang ideal yaitu antara 6-9 hari (Depkes, 2005
dalam Triwibowo, 2013).
Tabel 2.41AVLOS Ruang Bougenville RSUD Soreang
28 Maret – 01 April 2019

Jumlah pasien
No Bulan Jumlah lama dirawat AVLOS (hari)
keluar
28 Maret – 01
1 147 27 5,4 (5 hari)
April 2019

Hasil analisa data:


Berdasarkan hasil AVLOS dari tanggal 28 Maret – 01 April 2019 didapatkan
bahwa AVLOS Ruang Bougenville RSUD Soreang selama 5 hari.

3) TOI (Turn Over Interval)


TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke
saat terisi berikutnya (Depkes RI, 2005). Indikator ini memberikan tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur, idealnya menurut kemenkes tempat tidur
kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
Tabel 2.42TOI Ruang Bougenville RSUD Soreang
bulan September 2018 - Februari 2019

Jumlah Jumlah
Jumlah
No Bulan tempat pasien TOI (hari)
Hari rawat
tidur keluar

1 September 37 1

2 Oktober 37 1

3 November 37 1

4 Desember 37 2

5 Januari 37 232 729 2

6 Februari 37 183 577 3

Rata-rata TOI 1,7 (2 hari)

Hasil analisa:
Berdasarkan hasil TOI dari bulan September 2018 - Februari 2019 didapatkan
bahwa TOI Ruang Bougenville RSUD Soreangbulan September 2018 selama 1
hari, bulan Oktober selama 1 hari, bulan November selama 1 hari, bulan
Desember selama 2 hari, bulan Januari 2019selama 2 hari dan pada bulan
Februariselama 3 hari. Dengan jumlah rata-rata TOI 1,7 hari (2 hari). Idealnya
menurut kemenkes tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Tabel 2.43TOI Ruang Bougenville RSUD Soreang


28 Maret – 01 April 2019

Jumlah Jumlah Jumlah


No Bulan tempat pasien Hari TOI (hari)
tidur keluar rawat

28 Maret – 01
1 37 27 124 2,26 (2 hari)
April 2019

Hasil analisa data:


Berdasarkan hasil TOI daritanggal 28 Maret – 01 April 2019 didapatkan bahwa
TOI Ruang Bougenville RSUD Soreang Kabupaten Bandung selama 2 hari.

4) BTO (Bed Turn Over)


BTO adalah angka perputaran tempat tidur atau frekuensi pemakaian tempat
tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu, idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai
40-50 kali (Depkes RI, 2005).
Rumus:

Tabel 2.44BTO Ruang Bougenville RSUD Soreang


bulanMaret 2018 - Februari2019

Jumlah pasien Jumlah tempat


No Bulan BTO
dirawat tidur

1 Maret 229 37 6,19

2 April 229 37 6,19

3 Mei 237 37 6,41

4 Juni 99 37 2,68

5 Juli 211 37 5,70

6 Agustus 206 37 5,57

7 September 240 37 6,49

8 Oktober 238 37 6,43

9 November 230 37 6,22

10 Desember 216 37 5,84

11 Januari 232 37 6,27

12 Februari 183 37 4,95

Total 68,94

Hasil analisa:
Berdasarkan hasil BTO dari bulan Maret 2018 - Februari 2019 didapatkan
bahwa BTO Ruang Bougenville RSUD Soreangbulan Maret 2018sebanyak
6,19 kali, pada bulan April 2018sebanyak 6,19 kali, pada bulan Mei 2018
sebanyak 6,41 kali, pada bulan Juni 2018 sebanyak 2,68 kali, pada bulan Juli
2018sebanyak 5,70 kali, pada bulan Agustus 2018 sebanyak 5,57 kali, pada
bulan september 2018 sebanyak 6,49 kali, pada bulan Oktober 2018 sebanyak
6,43 kali, pada bulan November 2018 sebanyak 6,22 kali, pada bulan
Desember 2018 sebanyak 5,84 kali, pada bulan Januari 2019 sebanyak 6,27
kali, pada bulan Februari 2019 sebanyak 4,95 kali. Dengan jumlah total BTO
sebanyak 68,94 kali. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata
dipakai 40-50 kali (Depkes RI, 2005).

b. Program unggulan di ruangan


Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruangan pada tanggal
27Maret2019didapatkan hasil bahwa terdapat program unggulan yaitu Perawatan
Metode Kangguru (PMK). Pasien yang diberikan PMK tercatat lengkap dalam
buku “Perawatan Metode Kangguru (PMK)” yang ada di Ruang Bougenville,
hanya saja dalam buku tersebut belum disebutkannya indikator keberhasilan dari
pemberian metode PMK.

c. Lokasi rumah sakit


Lokasi RSUD Soreang bertempat di Jl. Alun-alun Utara No. 1 Desa Pamekaran
Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Kode Pos 40912, Telepon : 022-
5891355, 5896590, 5896591 - IGD. Fax. 5896592, Web: www.bandungkab.go.id
dan email: rsudsoreang@bandungkab.go.id. Lokasi RSUD Soreang berada di
antara pemukiman penduduk sehingga mudah untuk diakses.

d. Akreditasi
RSUD Soreang adalah RS tipe C dan dinyatakan lulus dengan tingkat akreditasi
PARIPURNA.

e. Promosi Kesehatan
Menurut WHO, Promosi kesehatan adalah proses atau upaya pemberdayaan
masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Untuk
mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi
dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau
mengendalikan lingkungan. Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah
upaya rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien dan kelompok-
kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan
dan rehabilitasinya dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka,
serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Depkes RI, 2012).
Peluang promosi kesehatan di rumah sakit secara umum dikategorikan
menjadi 2 yaitu: didalam gedung (internal) dan diluar gedung (eksternal) dan
strategi dasar utama promosi kesehatan sebagaimana disebutkan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional
Promosi Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, adalah: (1) Pemberdayaan, yang didukung oleh (2) Bina Suasana (3)
Advokasi serta dijiwai semangat (4) Kemitraan. Berdasarkan hasil wawancara pada
tanggal 1 April 2019 kepada Kepala Ruangan Ruang Bougenville, didapatkan hasil
bahwa bentuk pemasaran promosi RSUD Soreang memiliki 2 program yaitu
Internal dan Eksternal. Program internal dilakukan di RS dalam bentuk media
cetak yang digunakan adalah brosur. Sedangkan di luar rumah sakit (eksternal)
menggunakan media internet (website resmi) di bawah naungan pemerintah
kabupaten bandung, talkshow radio dengan mendatangkan dokter spesialis.
Talkshow adalah acara program interaktif, atau dialog dimana broadcasting
televise menghadirkan seorang tokoh masyarakat, dibidang politik, kesehatan,
ekonomi, psikologi yang berkaitan dengan tema acara yang disajikan pada talkshow
tersebut (Eva Arifin, 2010). Berikut daftar kerja sama RSUD Soreang:
1) Bidang MOU rujukan
a) RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
b) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
c) RSUD Majalaya
d) RSUD Cicalengka
e) RS Bina Sehat
2) Bidang Pendidikan
a) STIKep PPNI Jabar
b) Universitas Ahmad Yani
c) STIKes Bhakti Kencana
d) Akper Bhakti Kencana
e) Poltekkes Kemenkes Bandung
f) STIKes Budi Luhur
g) Universitas Padjajaran
h) Akbid Tri Dharma Husada
f. Tingkat Kepuasan Pasien Ruang Bougenville
Tabel 2.45Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien
Ruang Bougenville RSUD Soreang

Indikator
Sangat Total
Kategori Sangat Tidak
Puas Tidak
Puas Puas
Puas
Tangibles
53 % 46 % 1% 0% 100 %
(Kenyataan)
Reliability
47 % 47 % 2% 4% 100 %
(Keandalan)
Responsiveness
(Tanggung 46 % 46 % 4% 4% 100 %
Jawab)
Assurance
49 % 42 % 3% 6% 100 %
(Jaminan)
Empathy
47 % 46 % 1% 6% 100 %
(Empati)
TOTAL 48,4 % 45,4 % 2,2 % 4% 100 %

Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa hasil pengkajian pada tanggal


27-30Maret 2019pada 20 keluarga pasien menunjukan bahwa kepuasan pasien
dengan kategori tangibles terdapat kepuasan pasien yang menyatakansangat puas
sebanyak 53%, puas sebanyak 46%, tidak puas sebanyak 1% dan sangat tidak puas
0%. Kepuasan pasien dengan kategori Reliability terdapat kepuasan pasien yang
menyatakansangat puas sebanyak 47%, puas sebanyak 47%, tidak puas 2% dan
sangat tidak puas sebanyak 4%. kepuasan pasien dengan kategori responsiveness
terdapat kepuasan pasien yang menyatakansangat puas sebanyak 46%, puas 46%,
tidak puas 4%dan sangat tidak puas sebanyak 4%. kepuasan pasien dengan kategori
assurance terdapat kepuasan pasien yang menyatakansangat puas sebanyak 49%,
puas sebanyak 42%, tidak puas sebanyak 3% dan sangat tidak puas sebanyak 6%.
kepuasan pasien dengan kategori empathy terdapat kepuasan pasien yang
menyatakansangat puas sebanyak 47%, puas sebanyak 46%, tidak puas sebanyak
1% dan sangat tidak puas sebanyak 6%.
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan
hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam
hubungannya dengan harapan seseorang (Kotler, dalam Syafrudin 2011).Kepuasan
adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya (Nursalam,
2012).
Kepuasan (Satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil)
terhadap ekspektasi mereka (Kotler, 2009).Jadi, kepuasan adalah tingkat keadaan
yang dirasakan seseorang baik senang atau kecewa yang berasal dari perbandingan
kinerja yang di persepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka.
Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan Rumah Sakit.Dengan
mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat melakukan
peningkatan mutu pelayanan. Persentase pasien yang menyatakan puas terhadap
pelayanan berdasarkan hasil survei dengan instrumen yang baku (Indikator Kinerja
Rumah Sakit, Depkes RI Tahun 2005: 31 dalam Nursalam 2012). Kepuasan pasien
adalah rasio kualitas yang dirasakan oleh pasien dibagi dengan kebutuhan,
keinginan dan harapan pasien (Nursalam, 2014).
Kepuasan pasien adalah karena kepuasan pasien merupakan salah satu
indikator kualitas pelayanan yang kita berikan, dan kepuasan pasien adalah suatu
modal untuk mendapatkan pasien lebih banyak lagi dan untuk mendapatkan pasien
yang loyal (setia). Pasien yang loyal akan menggunakan kembali pelayanan
kesehatan yang sama bila mereka membutuhkan lagi. Bahkan telah diketahui bahwa
pasien loyal akan mengajak oranglain untuk menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang sama (Nursalam, 2014). Pelanggan loyal tidak sensitif terhadap
tarif. Dalam jangka panjang pelanggan loyal akhirnya akan memberikan
profitabilitas rumah sakit. Oleh karena itu, kepuasan merupakan aset berharga,
namun dalam upaya memuaskan pelanggan, juga harus tetap memperhatikan
ukuran aspek yang lain, sehingga tidak terjadi over investment (biaya upah
memuaskan pelanggan lebih besar dari pendapatan).Figur yang menunjukkan
hubungan antara kepuasan pelanggan internal dan eksternal dan kemampuan laba
rumah sakit (Kaplan, Norton, 1996 dalam Nursalam 2014).

g. Angka Kejadian Infeksi


Tabel 2.46Laporan Kegiatan Surveilans Ruang Bougenville
bulan Januari-Februari tahun 2019

No Uraian Januari Februari

1 IADP terkait pemasangan CVC 0% 0%

2 ISK terkait pemasangan kateter 0% 0%

3 Phlebitis terkait pemasangan infus 0% 0%

4 Dekubitus terkait tirah baring 0% 0%

5 HAP terkait tirah baring 0% 0%

Analisa data:
Dapat diketahui hasil kegiatan surveilans di Ruang Bougenville bulan Januari-
Februari tahun 2019 dengan data IADP terkait pemasangan CVC (0 %), data ISK
terkait pemasangan kateter (0 %),data Phlebitis terkait pemasangan infus (0 %),
data Dekubitus terkait tirah baring (0 %) dan data HAP terkait tirah baring (0 %).

Anda mungkin juga menyukai