PENDAHULUAN
dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh
Secara histologi, kedua lapisan ini terdiri dari sel mesothelial, jaringan
ikat dan dalam keadaan normal berisikan lapisan cairan yang sangat tipis.
Dalam keadaan normal selalu terjadi filtrasi cairan ke dalam rongga pleura
melalui kapiler pada pleura parietalis, tetapi cairan ini segera direabsorpsi oleh
menurun), maka akan timbul efusi pleura. Rongga pleura terletak antara paru
dan dinding thorax. Rongga pleura dengan lapisan cairan yang tipis ini
1
1.2 Tujuan Penulisan
efusi pleura.
2
BAB II
KAJIAN TEORITIS
dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura yang disebabkan oleh
Dalam keadan normal jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-
200 ml.
Secara histologi kedua cairan ini terdiri dari sel mesothelial, jaringan
ikat dan dalam keadaan normal berisikan lapisan cairan yang sangat tipis.
Rongga pleura terletak antara paru dan dinding thorax. Rongga pleura
dengan lapisan cairan yang tipis ini berfungsi sebagai pelumas antara kedua
pleura.
3
2.3 Patofisiologi
pleura melalui kapiler pada pleura parietalis tetapi cairan ini segera
produksi dan reabsorpsi, tiap harinya dapat meningkat sampai 20 kali. Apabila
ini dapat terjadi pada gagal jantung kanan, gagal jantung kiri dan sindroma
2. Tekanan intra pleura yang sangat rendah seperti terjadi pada atelektasis,
4. Obstruksi dari saluran limfe pada pleum parietalis. Saluran limfe bermuara
pada vena untuk sistemik. Peningkatan dari tekanan vena sistemik akan
4
2.4 Etiologi
perikarditis.
pleura bilateral.
5
- Infasi tumor ke pleura, yang merangsang reaksi imflamasi dan
1. Gangguan kardiovaskuler
parietalis.
2. Hipoalbuminemia
6
pemberian garam, tapi pengobatan yang terbaik adalah dengan
infus albumen.
3. Hidrotoraxs hepatik
1. Mycobacterium Tuberculosis
a. Bakteriologi
1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm. Kuman ini tahan terhadap asam
b. Patogenesis
- Tuberculosis primer
7
Tuberculosis post primer dimulai dengan serangan dini
jaringan parut.
8
2.5 WOC
EFUSI PLEURA
Penurunan Suplai O2
Demam
Kelemahan
9
2.6 Manifestasi Klinis
Sesak napas
Perfusi pekak
Demam
Menggigil
Dispnea
2.7 Komplikasi
fisik dan dikonfirmasikan dengan foto thoraks. Dengan foto toraks lateral
ml.
10
Bronkoskopi
thorakosentesi.
2.9 Penatalaksanaan
A. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
2. Sirkulasi
Tanda: Takikardia
TD: Hipertensi/Hipotensi
11
3. Integritas Ego
4. Makanan/cairan
5. Nyeri/kenyamanan
pernapasan, batuk.
bahu, abdomen.
Mengkerutkan wajah
6. Pernapasan
Batuk
sama
12
B. Diagnosa Keperawatan
Intervensi
tanda vital.
Kaji pasien adanya area nyeri tekan bila batuk, napas dalam.
tempat tidur.
13
2. Resiko tinggi terhadap penghentian napas b/d penyakit saat ini
mencegah komplikasi.
Intervensi
tujuan dianostik.
evaluasi medik.
terulangnya masalah.
14
C. Intervensi
D. Implementasi
telah dibuat.
E. Evaluasi
1. Pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru hasil yang
2. Resiko tinggi terhadap penghentian napas b/d penyakit saat ini. Hasil
mencegah komplikasi.
terulangnya masalah.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
terletak diantara permukaan viseral dan parietal. Hal ini merupakan proses
adanya fiksi.
Penyebab:
perikadius.
mags.
parasit.
- Trauma
- Sesak
16
- Batuk pada waktu efusi yang banyak
- Perfusi pekak
- Demam
- Menggigil
- Dispnea
3.2 Saran
keselamatan/nyawa klien.
17
DAFTAR PUSTAKA
Lawyer, William. 1992. Pintar Patologi Untuk Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC
18
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “EFUSI PLEURA” dan
kepada:
1. Ns. Hellena Deli, S.Kep selaku dosen KMB I yang senantiasa memberi kritik
karena penulis masih dalam tahap belajar. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari siapa saja yang membaca makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi kita
semua dan bagi penulis sendiri khususnya. Dan tidak lupa penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis
i
19
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
20
ii