Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL PELATIHAN KELUARGA SEHAT

PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019 GELOMBANG II ANGKATAN 3


TANGGAL 14-19 APRIL 2019

Disusun oleh:
Dwi Widia Astuti,S.Tr.Keb
Friska Siahaan, A.md.Keb
Ida Farida, A.md.Keb
Dhodhi Setiawan, A.md.Kep
Ria Dwi Pratiwi, SKM

UPTD PUSKESMAS PASAR SIMPANG


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Program Indonesia sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Pelaksanaan program Indonesia sehat diselenggarakan melalui pendekatan keluarga , yang


mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi
dari profil kesehatan keluarga.

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan pendekatan keluarga
dalam upaya menyelenggarakan permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya.

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan keluarga sehat peserta mampu memahami dan melaksanakan
program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga.
b. Tujuan Khusus
1) Mampu menjelaskan indicator pelayanan keluarga sehat yang mencakup pelayanan
KIA di keluarga
2) Mampu menjelaskan indicator pelayanan keluarga sehat yang mencakup pelayanan
GIZI di keluarga
3) Mampu menjelaskan indicator pelayanan keluarga sehat yang mencakup pelayanan
Tuberkulosis di keluarga
4) Mampu menjelaskan indicator pelayanan keluarga sehat yang mencakup pelayanan
Penyakit Tidak Menular di keluarga
5) Mampu menjelaskan indicator pelayanan keluarga sehat yang mencakup sanitasi
lingkungan di keluarga
6) Menerapkan komunikasi efektif dalam melaksanakan program Indonesia sehat melaui
pendekatan keluarga di kerja puskesmas
7) Melakukan menejemen pendekatan kelaurga yang meliputi pendekatan kelaurga yang
meliputi pendataan, analisis, intervensi dan maintenance dengan menggunakan
aplikasi keluarga sehat.

3. Dasar Pelaksanaan
Surat Perintah Tugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus Tahun 2019 sebagai
peserta pelatihan Keluarga Sehat.

4. Waktu dan Tempat


Hari : Minggu s/d Kamis
Tanggal : 14 s/d 18 April 2019
Tempat : Bapelkes Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
Lama Pelaksanaan : 5 ( lima ) hari

5. Petugas yang Mengikuti Pelatihan


1. Dwi Widia Astuti,S.Tr.Keb
2. Friska Siahaan, A.md.Keb
3. Ida Farida, A.md.Keb
4. Dhodhi Setiawan, A.md.Kep
5. Ria Dwi Pratiwi, SKM
BAB II
HASIL KEGIATAN

A. Laporan Hasil Kegiatan Pelatihan Keluarga Sehat

1. Kegiatan Hari I Tanggal 14 April 2019


a. Registrasi peserta
b. Pretest
c. Pembukaan
d. BLC (Perkenalan antar peserta dan games)

2. Kegiatan Hari II Tanggal 15 April 2019


a. Materi Pelayanan PTM di keluarga
Faktor risiko perilaku penyebab terjadinya PTM yang harus diperbaiki anatara lain
penduduk kurang aktivitas fisik, pendududk > 10 th kuarang buah dan sayur,
penduduk usia >15thn merokok, pendudduk >10 thn minum-minuman alcohol.
1) Hipertensi :
 hipertensi ditegakkan bila tekanan darah ≥ 140/90mmhg
 Hipertensi merupakan “silent killer” (pembunuh diam-diam), dengan
meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup yang tidak seimbang dapat
meningkatkam factor resiko munculnya berbagai penyakit.
 Factor resiko hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a) Factor resiko yang tidak dapat di rubah yaitu factor resiko yang melekat
pada penderita hipertensi dan tidak dapat dirubah, antara lain : umur, jenis
kelamin dan riwayat hidup.
b) Factor resiko yang dapat dirubah yaitu factor yang diakibatkan perilaku
yang tidak sehat dari penderita hipertensi, antara lain merokok, diet rendah
serat, konsumsi garam berlebih, kurang aktifitas fisik, berat badan
berlebih/kegemukan, konsumsi alkoho, dyslipidemia dan stress.
 Pencegahan hipertensi dilakukan dengan upaya promotive dan preventif.
a) Upaya promosi kesehatan dilaksanakan dengan membiasakan perilaku hidup
CERDIK (cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas
fisik, diet sehat dengan kalori seimbaang, istirahat yang cukup, kendalikan
stress) dan patuh terhadap pengobatan
b) Deteksi dini hipertensi, melalui deteksi dini diharapkan dapat dilakukannya
penanganan sesegera mungkin, sehingga prevalensi factor resiko dan
prevalensi hipertensi dapat diturunkan. Deteksi dini dapat dilaksanakan
dengan cara aktif memberikan pelayanan kesehtan sedekat mungkin dengan
masyarakat.
 Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi nonfarmakologi dan
terapi farmakologi.
2) Kesehatan Jiwa :
 ODMK yaitu orang yang mempunyai masalah fisik, gangguan mental, social,
pertumbuhan yang beresiko mengalami gangguan jiwa.
 ODGJ yaitu sekumpulan gejala sehingga menimbulkan gangguan jiwa.
 Ciri – ciri gangguan jiwa dapat ditunjukkan dengan macam – macam gejala
antara lain : gejala pada gangguan pikiran, perasaan, dan perilaku, yang dapat
disertai keluhan fisik dan mengganggu fungsi sehari – hari.
 Jenis gangguan jiwa : gangguan cemas, gangguan depresi, gangguan bipolar,
gangguan psikopat akut dan gangguan skizofrenia.
3) Bahaya merokok bagi kesehatan
 Rokok merupakan factor resiko terjadinya penyakit, khususnya kanker paru,
stroke, penyakit paru konstruktif kronik, penyakit jantung coroner, dan
gangguan pembuluh darah.
 Pencegahan dan upaya berhenti merokok : perlindungan terhadap paparan
asap rokok, peningkatan kewaspadaan masyarakat akan baya produk
tembakau, upaya layanan berhenti merokok.
Instrumen Pendataan Pelayanan Penyakit Tidak Menular Dan Kesehatan Jiwa
DEFINISI OPERASIONAL
No Indikator Definisi Operasional
1. Penderita hipertensi berobat Jika dikeluarga terdapat anggota keluarga yang
teratur berdasar pengukuran adalah penderita tekanan
darah tinggi (hipertensi), ia berobat sesuai dengan
petunjuk dokter atau petugas kesehatan.
2. Penderita gangguan jiwa berat Jika dikeluarga terdapat anggota keluarga yang
tidak diterlantarkan mendearita gangguan jiwa berat, penderita
tersebut tidak diterlantarkan dana tau di pasung .
3. Tidak anda anggota keluarga Jika tidak ada seorangpun anggota keluarga yang
yang merokok. sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau
produk lain dari tembakau. Termasuk disini
adalah jika anggota keluarga tidak pernah atau
sudah berhenti dari kebiasaan menghisap rokok
atau produk lain dari tembakau

b. Materi II Kebijakan Program KS, JKN dan Anti Korupsi


1) Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan.
2) Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu:
penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN).
c. Materi III Gizi Keluarga
1) ASI Eksklusif
 Pemberian hanya ASI saja kepada bayi sejak dilahirkan tanpa makanan atau
minuman lain sampai bayi baerusia 6 bulan.
 Manfaat ASI yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, sebagai nutrisi,
meningkatkan jalinan kasih saying, mengupayakan pertumbuhan yang baik.
2) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita
 Manfaat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita yaitu dapat
mengetahui status pertumbuhan anak, mendeteksi secara dini bila terjadi
masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan untuk segera ditangani
d. Materi IV Pelayanan KIA Keluarga
Pelayanan KIA meliputi Kesehatan Reproduksi, Kehamilan, Persalinan dan Bayi
Baru Lahir, Kelas Ibu, Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi,
IMD dan KB pasca salin, Imunisasi.
e. Materi V Pelayanan Penyakit Menular TB di Keluarga
1) Tuberkulosis(TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium Tuberculosis)
2) Gejala Utama : Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih
3) Gejala lain : Batuk bercampur darah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemas,
nafsu makan berkurang, berat badan turun, rasa kurang enak badan(lemas),
demam/meriang berkepanjangan, berkeringat dimalam hari.
4) Cara penularan TB yaitu pada waktu batuk atau bersin, melaui percikan dahak,
semakin banyak kuman yang ditemukan dalam tubuh pasien berarti semakin besar
kemungkinan menularkan kepada orang lain.
5) PMO (Pengawas Menelan Obat) yaitu seorang yang dengan sukarela membantu
pasien TB dalam masa pengobatan hingga sembuh.
6) Pencegahan penularan TB yaitu menelan OAT secara lengkap dan teratur,
pasien TB harus menutup mulutnya, tidak membuang dahak disembarang tempat,
PHBS
f. Materi VI Sanitasi Lingkungan di Keluarga
1) Perbedaan air bersih dan air minum yaitu air bersih air yang digunakan untuk
keperluan sehari – hari sedangkan air minum air yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan lansung dapt
di minum.
2) Air bersih dan air minum dapat diperolah dari air perpipaan (PDAM), sumur gali,
sumur bor dengan pompa tangan, mata air terlindungi, penampung air hujan,
tangka air,terminal air.
3) Jamban sehat yaitu jamban yang memenuhi standard an persyaratan kesehatan
yaitu tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung yang berbahaya dan
dapat mencegah vector pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai.
4) Jenis jamban sehat yaitu jamban sehat permanen dan jamban sehat semi
permanen.

3. Kegiatan Hari III Tanggal 16 April 2019


a. Materi Komunikasi Efektif
1) Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan baik dalam bentuk verbal, non
verbal maupun emosional antara komunikator kepada komunikan sehingga terjadi
saling berbagi informasi.
2) Komunikasi efektif dalam melaksanakan program Indonesia sehat dikembangkan
melalui pendekatan keluarga yaitu dengan cara kunjungan rumah, pendekatan
kelompok.
3) Pemberdayaan keluarga sehat bertujuan agar individu, keluarga dan masyarakat
tahu, mau dan mampu berperan serta dalam meningkatkan status kesehatannya.
Dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan keluarga berperilaku
hidup sehat, komunikasi efektif yang dilakukan melalui komunikasi untuk
perubahan perilaku anggota keluarga hingga pada akhirnya budaya hidup sehat
dapat tercapai.
4) Membangun komunikasi akan menghasilkan hubungan yang baik antara tenaga
Puskemas dengan keluarga/masyarakat. Komunikasi efektif untuk bagi sasaran
keluarga dapat dilakukan dengan teknik komunikasi interpersonal, sehingga dapat
disebutkan komunikasi efektif akan membangun hubungan interpersonal.
b. Materi Manajemen pendekatan KS
1) Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara observasi, pengamatan,
partisipasi, pengukuran dan wawancara.
2) Penggunaan instrument, pendekatan KS ini menggunakan 2 jenis isian yaitu map
keluarga dan form keluarga. Pendataan ini dilakukan di keluarga dan ditanyakan
kesemua anggota rumah tangga.
3) Hal-hal yang perlu diingat sebelum melakukan kunjungan rumah :
 Pilih waktu yang tepat
 Mengupayakan mengetahui kapan responden ada di tempat
 Hindari pengaruh orang ketiga pada saat wawancara
 Bila orang ketiga tidak dapat dihindari, sampaikan pada orang ketiga tersebut
untuk tidak mempengaruhi jawaban.
4) Map keluarga terdiri dari pengenalan tampat dan data keluarga sedangkan form
keluarga terdiri dari 5 blok/ tahapan pendataan yaitu blok I pengenalan tempat,
blok II data rumah tangga, blok III keterangan pengumpulan data, blok IV
keterangan anggota rumah tangga, blok V survey individu.

PROFIL KESEHATAN KELUARGA


(PROKESGA)
6. Perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)
 Perhitungan Indeks Keluarga Sehat bertujuan untuk menentukan tingkatan keluarga
menurut status kesehatan yang dimiliki keluarga tersebut
 Pada perhitungan ini akan didapatkan 2 IKS, yaitu IKS keluarga inti dan IKS
keluarga besar
 IKS keluarga inti dapat dilakukan secara manual maupun melalui program entry
 IKS keluarga besar hanya dapat diperoleh melalui program entry
 Indeks Keluarga Sehat dibagi menjadi 3 Tingkatan :
– >0,80 :keluarga sehat
– 0,50-0,80 :keluarga pra-sehat
– <0,50 :keluarga tidak sehat
 Menentukan IKS Secara Manual
1) Pengisian kuesioner Rumah Tangga dan Individu oleh petugas (pilihan jawaban
Ya atau Tidak)
2) Interpretasi hasil pengisian kuesioner menjadi kategori N, Y, T untuk masing2
indikator
3) Kategori hasil pengisian kuesioner dikode menjadi ‘sesuai indicator’ (nilai 1) dan
‘tidak sesuai indicator’ (nilai 0)
4) Menghitung nilai IKS

4. Kegiatan hari IV tanggal 18 April 2019


a. Praktek lapangan pengumpulan data keluarga sehat
Praktek Lapangan dilakukan di kelurahan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Dengan
masing – masing peserta mendata 2 Kepala Keluarga.
b. Mengaplikasikan hasil pengumpulan data ke aplikasi keluarga sehat
c. Post test
d. Penutupan

5. Rencana tindak lanjut


No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Hasil Penanggung
Jawab Pelaksana
1. Melaporkan Kepala Ka.UPT 02-05- - Pelaksana kegiatan
hasil pelatihan Puskesmas 2019
KS kepada Ka. mengetahui
UPTD hasil dari
Puskesmas pelatihan

2. Mensosialisasi PJ. Program Bidan Desa, 03-05- - Pelaksana


kan hasil bidan desa Pj.Program 2019 Pelatihan
pelatihan KS mengetahui Puskesmas
kepada hasil pelatihan
teman/bidan (menggunakan
desa Aplikasi)
3. Pemutahiran Data Keluarga - Bedan desa 1-5- Bidan Desa
data KS agar Sehat valid - Masyarakat 2019
data keluarga dan terbaru s.d
sehat valid dan selesai
terbaru

4. Melakukan Agar ada - Pj Program - - Pj. Program


intervensi tindak lanjut
terhadap data dari hasil IKS
keluarga sehat yang didapat
agar ada tindak
lanjut dari hasil
IKS yang di
dapat.
BAB III
PENUTUP

Pembangunan kesehatan melalui program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga


(PIS-PK) melibatkan peran serta Puskesmas dan jejaring serta masyarakat. Pendekatan
keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerja dengan mendatangi
keluarga. Puskesmas tidak hanya menelenggarakan pelayanan dalam gedung, melainkan
juga gedung dengan melayanin luar gedung diwilayah kerja puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai