Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JOURNAL REVIEW

BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINI

OLEH :

Melissa Octavia Sinaga


1173113017
Reguler B
Pendidikan Anak Usia Dini
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017/2018
REVIEW JURNAL

JUDUL JURNAL UTAMA Using Music to Support the Literacy Development


of Young English Language Learners

Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Lagu Pada


JUDUL JURNAL PEMBANDING
Anak Usia Dini

VOLUME DAN HALAMAN JURNAL UTAMA Vol - dan 6 Halaman

VOLUME DAN HALAMAN JURNAL Vol 1 dan 21 Halaman


PEMBANDING

TAHUN JURNAL UTAMA


2008

TAHUN JURNAL PEMBANDING 2013

PENULIS JURNAL UTAMA Kelli R. Paquette Æ Sue A. Rieg

PENULIS JURNAL PEMBANDING Ida Vera Sophya

REVIEWER Melissa Octavia Sinaga

TANGGAL 20 September 2018

NO ISSN/ISBN
Tujuan Penelitian Jurna Utama : Guru harus dapat menggunakan musik untuk
meningkatkan keterampilan menulis anak-anak dalam banyak
cara. Pertama, siswa dapat menulis kata-kata baru untuk lagu-
lagu lama (Isenberg dan Jalongo 2009, di media; Hildebrant
1998). Lagu populer yang ditulis dan direkam oleh Roland
LaPrise (1950) berjudul, Hokey Pokey, telah dinikmati oleh
banyak anak yang aktif selama beberapa dekade. Namun, anak-
anak dapat menemukan versi Dennis Westphall (2004), Hokey
Pokeysaurus, sama, jika tidak lebih, menghibur.
Membandingkan dan mengontraskan versi lagu yang lebih baru
dengan yang lebih lama berfungsi sebagai model penulisan dan
motivator yang sangat baik bagi para penulis pemula.
Mendengarkan parodi lagu adalah cara terbaik untuk
mendemonstrasikan bagaimana orang lain mengambil lagu-lagu
lama dan menjadikannya asli. Setelah pemodelan guru, siswa
akan dipersiapkan untuk menulis dan menyanyikan lagu parodi
mereka yang unik. Membuat koneksi literatur dengan lagu
adalah cara lain untuk meningkatkan keterampilan menulis
siswa. Setelah menggunakan buku perdagangan, guru sering
memberikan waktu menulis bagi siswa untuk merespon secara
independen dalam jurnal pribadi. Affording banyak kesempatan
menulis untuk ELL sangat penting, dan inklusi harian jurnal
tanggapan pribadi dapat sangat menguntungkan untuk
mengembangkan penulis (Tompkins 2009). A Peaceable
Kingdom: The Shaker Abecedarius, ditulis dan diilustrasikan
oleh Alice Provenson dan Martin Provenson (1978), adalah
parodi lagu abjad yang menawan buku yang dinyanyikan untuk
lagu familiar The Alphabet Song, yang ditulis oleh Charles
Bradlee pada tahun 1835. Buku ini berisi daftar nama-nama
hewan yang aneh dan aneh seperti angleworm, ocelot, dan
xanthos. Seorang guru mungkin menemukan itu menguntungkan
untuk menunjukkan teks lagu yang dicetak dan menyanyikannya
secara bersamaan sebagai kegiatan memotivasi sebelum
membaca Chrysanthemum, oleh Henkes (1992). Buku khusus ini
merangsang diskusi tentang pentingnya bersikap baik kepada
orang lain, terlepas dari nama seseorang. Saat membaca dan
mempelajari informasi konten tentang dinosaurus, guru mungkin
ingin menyertakan ABCosaurus dari Westphall (2004). Lagu
khusus ini mencantumkan semua nama dinosaurus dalam urutan
abjad, dan dapat berfungsi sebagai model untuk membuat buku
alfabet tentang subjek yang dipelajari lainnya juga. Siswa juga
dapat menikmati menulis lagu dengan pasangan atau dalam
kelompok kecil, saat mereka membaca dan menulis di beberapa
area konten. Lagu dapat digunakan dan ditulis untuk membantu
siswa mempelajari dan memperkuat informasi konten. Metode
tambahan untuk mempromosikan menulis melalui musik adalah
untuk anak-anak untuk membuat ilustrasi lagu yang secara visual
mewakili interpretasi estetika mereka dari lagu tersebut. Setelah
siswa mendengarkan lagu, mereka dapat menggambar atau
melukis representasi bergambar dari arti lagu itu bagi mereka
atau ilustrasi yang menjawab pernyataan seperti, Nada ini
membuat saya merasa ... .. atau Sekarang, saya dapat melihat ...
(Hill-Clarke dan Robinson 2003). Baik secara mandiri atau
dengan teman sekelas, siswa juga dapat menulis cerita yang
terinspirasi melalui lagu. Pendekatan pengalaman bahasa (LEA)
dapat diimplementasikan secara efektif untuk memodelkan
proses penulisan ini dan untuk membangun pengalaman musik
bersama (Tompkins 2009). Ada empat langkah dasar untuk
LEA: berikan pengalaman; berbicara tentang pengalaman;
mencatat dikte; dan baca teks (hlm. 131). Pendekatan
pembelajaran khusus ini sangat efektif untuk ELL, karena
keterampilan kosakata dan pemahaman siswa didukung oleh
guru kelas dan / atau teman sebaya melalui berbagi pengalaman
belajar yang sama (Peregoy dan Boyle 2008). Selain
menggambar, melukis, dan menulis lagu, kreativitas dapat
dipupuk melalui konstruksi alat musik.

Subjek Penelitian Jurnal Utama : Anak yang berprestasi dan anak yang tidak
berprestasi dalam bidang akademiknya di PAUD Jember.

Jurnal Pembanding : Anak – anak usia 3-6 tahun


Assesment Data Menggunakan sastra berbasis lagu adalah motivasi dan secara
aktif melibatkan siswa dalam proses membaca. Dengan
menggunakan lirik musik populer, teknik berpasangan atau
membaca mitra, membaca gema, membaca paduan suara, dan
frasa dapat diimplementasikan dengan mudah dalam instruksi
kelas harian. Berbagai lagu populer dicetak dalam format buku
perdagangan yang berwarna-warni dan mengundang. Buku-buku
gambar lagu juga mendukung keaksaraan yang muncul dengan
membangun keakraban dan kesenangan, memberikan
pengulangan, memperluas kosakata dan struktur cerita
pengajaran, mempromosikan pemikiran kritis, dan
menumbuhkan ekspresi kreatif (Jalongo dan Ribblett 1997).
Metode penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi
berganda. Analisis regresi berganda yaitu persamaan regresi
yang melibatkan hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih.
Regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh perubahan dari suatu variabel independent terhadap
variabel dependent. Variable independent : yaitu variable yang
nilainya tidak tergantung pada vairabel lain, dan sering disebut
variabel prediktor dan dikombinasikan dengan huruf X, kedua
variabel dependen : yaitu variabel yang nilainya tergantung pada
variabel independent, sering disebut variable respon dan
dikombinasikan dengan Y.
Langkah Penelitian
(1) menerapkan paradigma pendidikan untuk membentuk
manusia mandiri dan berkepribadian; (2) mengembangkan
kurikulum berbasis karakter dengan mengadopsi kearifan lokal
serta vokasi yang beragam berdasarkan kebutuhan geografis
daerah serta bakat dan potensi anak; (3) menciptakan proses
belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk menumbuhkan
kemauan belajar dari dalam diri anak; (4) memberi kepercayaan
besar kepada kepala sekolah dan guru untuk mengelola suasana
dan proses belajar yang kondusif agar anak nyaman belajar; (5)
memberdayakan orangtua untuk terlibat lebih aktif pada proses
pembelajaran dan tumbuh kembang anak; (6) membantu kepala
sekolah untuk menjadi pemimpin yang melayani warga sekolah;
(7) menyederhanakan birokrasi dan regulasi pendidikan
diimbangi pendampingan dan pengawasan yang efektif.

Tujuan Strategis Kemendikbud 2015-2019, yaitu (1) penguatan


peran siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan aparatur
institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan; (2)
pemberdayaan pelaku budaya dalam melestarikan kebudayaan;
(3) peningkatan akses paud, dikdas, dikmen, dikmas, dan
pendidikan anak berkebutuhan khusus; (4) peningkatan mutu
dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan
karakter; (5) peningkatan jati diri bangsa melalui pelestarian dan
diplomasi kebudayaan serta pemakaian bahasa sebagai pengantar
pendidikan; (6) peningkatan sistem tata kelola yang transparan
dan akuntabel dengan melibatkan publik. Berdasarkan
pemaparan mengenai Rencana Strategis dan Tujuan.

Strategis Kemendikbud 2015-2019 di atas, dapat dipahami


permasalahan yang dikaji dalam kajian ini membutuhkan
perhatian khusus untuk ditangani dan ditemukan solusi. Oleh
sebab itulah, kajian ini penting untuk dilakukan agar
Hasil Penelitian
Perkembangan-perkembangan anak usia dini. Atas dasar tabel di
atas, dapat ditentukan perkembangan anak usia dini berada pada
garis standarnya, atau di atas standar, atau justru di bawah
standar. Hal ini tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor yang paling dominan dalam perkembangan anak usia dini


adalah pola asuh orang tua. Asumsi tersebut didasarkan pada
lingkungan anak usia dini. Lingkungan yang paling tinggi
intensitasnya dengan anak usia dini adalah keluarga (orang tua).
Oleh sebab itulah dalam kajian ini diasumsikan bahwa pola asuh
orang tua adalah faktor dominan dalam penentuan
perkembangan anak usia dini (termasuk perkembangan bahasa).

Perkembangan (bahasa) anak usia dini akan berbeda jika orang


tua menggunakan pola asuh otoriter atau permisif. Berdasarkan
uraian mengenai dampak-dampak pola asuh orang tua di atas,
dapat diketahui bahwa dampak pola asuh otoriter adalah
membuat anak usia dini menjadi pendiam. Dengan demikian,
dipahami bahwa perkembangan bahasa anak usia dini dengan
pola asuh orang tua otoriter berada di bawah standar. Demikian
juga dengan pola asuh orang tua permisif. Pola asuh orang tua
permisif tidak menggali kemampuan berbahasa anak usia dini
karena perkembangan anak cenderung “terlantar”. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang paling tepat
digunakan untuk meningkatkan perkembangan anak usia dini
adalah pola asuh demokratis.
Kekuatan Penelitian
Hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan
bahasa anak usia dini. Pilihan penggunaan pola asuh orang tua
menetukan keberhasilan perkembangan bahasa anak usia dini.

Pola asuh demokratis berfungsi sebagai stimulus dalam


perkembangan bahasa anak usia dini sehingga penggalian
kemampuan berbahasa dapat dilakukan dengan baik;

Pola asuh otoriter membuat anak usia dini menjadi pendiam;

Pola asuh orang tua permisif tidak menggali kemampuan


berbahasa anak usia dini karena perkembangan anak cenderung
“terlantar”.
Kelemahan Penelitian
Disarankan kepada berbagai pihak yang melingkupi kegiatan
pengembangan khususnya pengembangan kemampuan
berbahasa anak usia dini, baik dalam dunia senyatanya (orang
tua dan praktisi pendidikan anak usia dini) maupun dalam dunia
akademik (perkuliahan dan atau penelitian) untuk menggunakan
hasil kajian ini sebagai literatur atau bahan referensi. Semoga
hasil kajian ini bermanfaat.
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan kajian di atas, dapat disimpulkan
mengenai: (1) pola asuh orang tua; (2) proses perkembangan
berbahasa; dan (3) hubungan pola asuh orang tua dengan
perkembangan bahasa anak usia dini. Pola asuh orang tua
terhadap anaknya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pola asuh
demokratis, pola asuh otoriter, dan pola asuh permisif. Proses
perkembangan berbahasa terbagi menjadi dua bentuk proses,
yaitu proses perkembangan kognitif dan proses perkembangan
bahasa. Proses perkembangan kognitif meliputi: (1) periode
sensorimotor; (2) periode praoperasional; (3) periode operasi
konkret; dan (4) periode operasional formal. Proses
perkembangan bahasa (anak normal) meliputi dua tahap, yaitu:
(1) tahap pralinguistik dan (2) tahap linguistik. Hubungan pola
asuh orang tua dengan perkembangan bahasa anak usia dini
meliputi: (1) pola asuh demokratis berfungsi sebagai stimulus
dalam perkembangan bahasa anak usia dini sehingga penggalian
kemampuan berbahasa dapat dilakukan dengan baik; (2) pola
asuh otoriter membuat anak usia dini menjadi pendiam; (3) pola
asuh orang tua permisif tidak menggali kemampuan berbahasa
anak usia dini karena perkembangan anak cenderung “terlantar”.

Anda mungkin juga menyukai