Anda di halaman 1dari 3

Bahaya Dibalik Manisnya Pemanis Buatan

Sadarkah Anda kalau permen yang anda makan setiap hari bisa menjadi malapetaka bagi hidup
anda di masa depan? Kok bisa begitu? Ya, karena permen ataupun beberapa makanan yang
manis seringkali menggunakan pemanis buatan yang disebut sebagai sakarin. Menurut Markakis
(1987) seperti yang disebutkan dalam laporan penelitian Henny Hikmah Wati (2004)
menunjukkan bahwa sakarin telah terbukti merupakan karsinogen lunak pada kandung kemih
tikus. Sedangkan siklamat yang masih “saudara” dengan sakarin di beberapa Negara telah
dilarang penggunaanya karena adanya kemungkinan bahwa siklamat iuga bersifat karsinogenik.
Karsinogenik, berarti ada potensi bahwa pemanis buatan tersebut menjadi pemicu tumbuhnya
kanker pada tubuh kita.

Pemanis (gula) yang dikenal saat ini ada dua macam menurut proses pembuatannya, yaitu gula
alami dan gula sintetis (buatan). Gula alami yang sudah sejak dahulu digunakan diperoleh dari
bahan dasar tebu yang diolah dalam bentuk gula pasir dan juga kelapa / aren yang diolah dalam
bentuk gula merah. Sedangkan gula buatan seperti sakarin dan siklamat, dibuat untuk memenuhi
produksi gula yang belum cukup dipenuhi oleh gula alami khususnya gula tebu.
Saat ini memang pemanis buatan sudah luas digunakan oleh masyarakat kita, hal ini banyak
disebabkan Karena faktor harga yang relatif murah dan sangat mudah untuk memperolehnya.
Akan tetapi apapun alasannya, pemanis buatan memang seringkali dijadikan biang keladi
beberapa masalah kesehatan pada manusia, memang instan tapi bahayanya tidak kalah instannya.

Peraturan Penggunaan Pemanis Buatan Di Dalam Makanan


Sebenarnya, pemerintah sudah memberikan rambu-rambu melalui Peraturan Menteri Kesehatan
Republik lndonesia No. 208 / MENKES / PER / lV / 1985 tentang Pemanis Buatan dan No.722 /
MENKES / PER / lX /1988 tentang Bahan Tam bahan Makanan. Dalam peraturan tersebut
meliputi jenis makanan dan minuman yang boleh diberitambahan pemanis buatan, jenis dan
batas maksimal penggunaan bahan pemanis buatan yang diijinkan Untuk konsumsi maksimum
sakarin yang dianjurkan adalah sebanyak 2,5 mg per berat badan per hari, siklamat 11 mg per
berat badan per hari dan aspartam 40 mg/hari Akan tetapi, meskipun peraturan sudah ditelurkan
penggunaan pemanis buatan oleh industri maupun produsen tetap saja tidak terkontrol.
Seperti yang pernah dipublikasikan mengenai penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui keberadaan pemanis buatan sakarin dan siklamat pada minuman yang dijual di
Sekolah Dasar di Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, JawaTengah Ternyata hasil analisa
laboratorium yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Malang, menunjukkan bahwa
minuman di sekolah dasar tersebut mengandung campuran pemanis buatan yaitu sakarin dan
siklamat. Kadar pemanis buatan sakarin terendah dalam minuman tersebut adalah 557,63 mg/L
dan tertinggi lO37,44 mg/L Kadar tersebut melebihi batas maksimum penggunaan yang dijinkan
yaitu 300 mg/L, sedangkan kadar siklamat terendah 237,25 mg/L dan tertinggi 3186,27 mg/L
Kadar inipun melebihi batas maksimum penggunaan yang diijinkanya itu 3 gr/L. Tentu saja
kalau dilihat dampak penggunaan pemanis buatan yang tidak terkontrol ini dapat menimbuIkan
bahaya yang besar bagi kesehatan dan terutama masa depan perkembangan anak.
Efek merugikan dari pemanis buatan inilah yang mendorong perlunya alternatif pengganti
pemanis (gula) yang sifatnya lebih aman dan kalau perlu aman untuk dikonsumsi orang yang
mempunyai pantangan terhadap gula karena masalah kesehatan (baca: diabetes)

Bahaya Mengintai Bagi pengguna sakarin yang berlebihan :


Sakarin merupakan garam natrium dari asam sakarin yang memiliki tingkat kemanisan 300 kali
dari gula biasa (sukrosa). Sedangkan siklamat merupakan salah satu jenis pemanis buatan yang
memiliki tingkat kemanisan 30 kali daripada sukrosa. Karena tingkat kemanisannya yang sangat
tinggi, maka sering disebut dengan ‘biang gula’. Dalam perdagangan, produk sakarin dikenal
dengan nama Gucide, Glucid, Garantose, Saccharimol, Saccharol, dan Sykosa, sedangkan
siklamat memiliki nama dagang yang dikenal sebagai Assugrin, Sucaryl, dan Sugar Twin dan
Weight Watchers. Harga sakarin lebih murah dibanding dengan pemanis buatan lainnya, karena
itu sakarin banyak digunakan pedagang kecil. Adapun siklamat lebih banyak digunakan oleh
produsen tingkat industri besar, disebabkan sifatnya yang tidak menimbulkan ‘after taste’ pahit
serta sifatnya yang mudah larut dan tahan panas, sehingga banyak digunakan terutama dalam
produk-produk minuman ringan

Tikus-tikus percobaan yang diberi makan 5% sakarin selama lebih dari 2 tahun, menunjukkan
kanker mukosa kandung kemih (dosisnya kira-kira setara 175 gram sakarin sehari untuk orang
dewasa seumur hidup). Sekalipun hasil penelitian ini masih kontroversial, namun kebanyakan
para epidemiolog dan peneliti berpendapat, sakarin memang meningkatkan derajat kejadian
kanker kandung kemih pada manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai, khususnya
pada kaum laki-laki. Oleh karena itu Food and Drug Administation (FDA), AS menganjurkan
untuk membatasi penggunaan sakarin hanya bagi para penderita kencing manis dan obesitas.
Dosisnya agar tidak melampaui 1 gram setiap harinya.

Penyakit yang ditimbulkan oleh penggunaan sakarin yang ditimbulkan (bagi manusia)

 migrain dan sakit kepala

 kehilangan daya ingat

 bingung

 insomnia

 iritasi

 asma

 hipertensi

 diare

 sakit perut

 alergi

 impotensi dang gangguan seksual

 kebotakan

 kanker otak

 kanker kantung kemi

Anda mungkin juga menyukai