anak
Demikian sambutan Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH saat
menutup acara Rapat Kerja Nasional V Ikatan Bidan Indonesia, di Solo
(14/10).Hadir dalam acara ini Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan
Indonesia dan para Pengurus Daerah dari 33 Propinsi dan Pengurus Cabang dari
445 Kabupaten/Kota.
Menkes menyatakan, saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) telah menurun dari 390
per 100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 KH
pada tahun 2007. Demikian pula halnya dengan Angka Kematian Bayi (AKB)
menurun dari 68 per 1.000 KH pada tahun 1991 menjadi 34 per 1.000 KH pada
tahun 2007. Penurunan ini sejalan dengan peningkatan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan ibu dan anak.
“Hal ini disebabkan oleh faktor geografis – daerah terpencil dan kepulauan.
Belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau, kurangnya tenaga kesehatan, serta
masih adanya hambatan finansial masyarakat dalam mengakses pelayanan
kesehatan yang disediakan oleh Pemerintah,” ujar Menkes.
Dengan adanya Jampersal ini, hendaknya tidak ada lagi pengaduan masyarakat
yang ditolak oleh tenaga kesehatan ketika membutuhkan pelayanan antenatal,
persalinan, pelayanan nifas, bayi baru lahir, dan KB pasca persalinan.
Sumber: http://depkes.go.id
Image: mediabidan.com
elasa, Maret 03, 2009
ANALISIS KEMAMPUAN PEMBIAYAAN KESEHATAN
MASYARAKAT DI KABUPATEN GORONTALO PROPINSI
GORONTALO
ABSTRAK
Sejak tahun 2012 sampai dengan saat ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo terus
berupaya meningkatkan cakupan kepesertaan Jamkesta untuk mencapai Universal
Health Coverage di Provinsi Gorontalo. Berbagai pengembangan dan perbaikan
dilakukan, seperti penambahan jumlah peserta dan penerbitan kartu Jamkesta.
Alhamdulillah Provinsi Gorontalo Telah Mencapai Universal Health Coverage di
Akhir tahun 2012.
Anggaran kesehatan Indonesia relatif sangat kecil yakni hanya 1.7 persen
dari total belanja pemerintah, baik melalui APBN maupun APBD (Propinsi dan
Kabupaten Kota). Padahal UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengatur
besaran anggaran kesehatan pusat adalah 5 persen dari APBN di luar gaji,
sedangkan APBD Propinsi dan Kab/Kota 10 persen di luar gaji, dengan
peruntukannya 2/3 untuk pelayanan publik. Meski terlihat kecil, justru ditemukan
masih ada sisa anggaran yang tidak terserap di kementrian kesehatan. Kenyataan
tersebut mengundang pertanyaan apakah anggaran kesehatan sudah cukup atau
masih kurang.
http://dinkes.sulselprov.go.id/berita-pembiayaan-
kesehatan.html#ixzz3uGGiZWm1
Terima Kasih
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yantigobel/kebijakan-pembiayaan-
kesehatan_550ee41ca33311b92dba8544