PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia. Angka kematian ibu di
Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap
tahunnya mencapai 450/100.000 kelahiran hidup yang jauh diatas angka kematian
ibu di Filipina yang mencapai 170/100.000 kelahiran hidup, Thailand 44/100.000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2010) dan menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian bayi sebesar
34/1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development
Goals/MDG’s 2001) untuk tahun 2016, diharapkan angka kematian ibu menurun
menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menurun menjadi
23 per 1000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan Republik Indonesai, 2011).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko
bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya
pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu
pertama setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan kebidanan
yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan,
promosi kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah hal penting yang dapat
membantu menurunkan angka kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian
Bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses
dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi
kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan
dan standar lain atau metode yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu
kinerja dalam mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan
pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
1
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di Rumah Sakit
Umum Kecamatan Pademangan, maka disusunlah pedoman pelayan kebidanan ini
dengan harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di Rumah Sakit Umum
Kecamatan Pademangan dalam menentukan sikap menghadapi perkembangan
pelayanan kesehatan global, nasional maupun regional.
2. Tujuan Khusus
2.1. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara
professional.
2.2. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan
organisasi profesi bidan di Rumah Sakit Umum Kecamatan Pademangan
2.3. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan
C. Sasaran
1. Bagi fungsional medis dan keperawatan sebagai pedoman pelaksanaan
pelayanan kebidanan di Rumah Sakit Umum Kecamatan Pademangan
2. Bagi manajemen medis dan keperawatan sebagai pengelola pelayanan
kebidanan di Rumah Sakit Umum Kecamatan Pademangan
3. Bagi direksi di Rumah Sakit Umum Kecamatan Pademangan sebagai pedoman
untuk mengevaluasi kinerja pelayanan medis dan keperawatan
D. Landasan Hukum
1 Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2 Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2
3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Terja Departemen
Kesehatan.
4 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457 Tahun 2003
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan/Kota.
5 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
836/Menkes/SK/VI/ 2005 tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja
Perawat dan Bidan.
6 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 369/Menkes/SK/III/
2007 tentang Standar Profesi Bidan.
7 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
938/Menkes/SK/VIII/ 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
E. Pengertian
1. Kebidanan
Adalah suatu bidang ilmu yang memepelajari keilmuan dan seni yang
mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa
interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan monopuase, bayi baru
lahir, balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan
bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.
2. Pelayanan kebidanan
Adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan yang telah teregistrasi yang dapat dilakukan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
3. Praktik kebidanan
Adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang bersifat otonom, kepada
perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari etika dan kode etik.
4. Manajemen asuhan kebidanan
Adalah pendekatan dan kerangka fikir yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
3
pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
5. Asuhan kebidanan
Adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan
ilmu dan kiat kebidanan
2. Kamar bersalin
- Melayani ibu bersalin normal maupun patologis
- Melayani ibu post partum sebelum dipindah ke rawat gabung atau rawat
inap khusus
- Melakukan Inisisasi Menyusui Dini (IMD)
- Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir
4
BAB II
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) dan
ADIMINISTRASI PELAYANAN KEBIDANAN
1. Struktur organisasi
Kepala ruang
kebidanan
Penanggung
jawab shift ruang Bidan senior Bidan junior
kebidanan
2. Uraian tugas
Uraian tugas :
a. Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan seluruh bagian
terkait, pasien dan dokter serta menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif sesuai dengan pedoman pelayanan dan pedoman
pengorganisasian agar pelayanan dapat berjalan secara maksimal.
5
b. Melakukan pengawasan pelayanan kebidanan sesuai dengan
pedoman pelayanan agar pelayanan dapat berjalan sesuai standar.
c. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana, inventaris
alat dan bagian logistik di unit perawatan yang menjadi supervisinya
sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar selalu dalam keadaan
tersedia dan siap pakai.
d. Membuat laporan setiap bulan sesuai dengan kebijakan agar
terinformasikan data pelayanan kebidanan.
e. Membuat jadwal dinas dan mengawasi pelaksanaannya serta
membuat rekapitulasinya sesuai dengan pedoman agar ketenagaan
yang ada sesuai dengan rasio pasien dan kompetensi yang
dibutuhkan.
f. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel
yang berada dibawah supervisinya sesuai dengan pedoman
pengorganisasian agar pelayanan terlaksana dengan baik.
g. Membuat usulan kebutuhan alat kesehatan yang diperlukan sesuai
dengan kebijakan rumah sakit agar terpenuhinya alat kesehatan
sesuai kebutuhan.
h. Mengusulkan promosi, rotasi dan peningkatan pendidikan bagi bidan
sesuai dengan peraturan kepegawaian dan kebijakan pelayanan agar
komposisi ketenagaan seimbang.
i. Melakukan pembinaan staf bidan sesuai dengan peraturan
kepegawaian agar tercipta sumber daya yang berkualitas.
j. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan melakukan
orientasi pelayanan kepada karyawan perawat/bidan lama maupun
baru
k. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan kepada
perawat/bidan.
l. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan secara
komprehensif
m. Melakukan penilaian terhadap kinerja staf bidan sesuai dengan
peraturan kepegawaian agar terlaksana sistem penghargaan dengan
baik.
6
n. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang
menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan
o. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya
apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan koordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien,
dokter, tim kesehatan lain serta terciptanya lingkungan kerja yang
kondusif.
b. Kelancaran pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai
dengan standar serta mengevaluasinya.
c. Ketersediaan sarana dan prasarana, inventatris alat dan logistik di
unit yang menjadi supervisinya agar selalu dalam keadaan siap pakai
dan sesuai dengan kebutuhan.
d. Ketersediaan laporan bulanan
e. Ketersediaan jadwal dinas dan rekapitulasi jadwal dinas bagi
personel yang menjadi bawahannya
f. Terlaksananya distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang
berada dibawah supervisinya
g. Ketersediaan usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang diperlukan
h. Ketersediaan usulan promosi, rotasi, dan peningkatan pendidikan
bagi perawat
i. Ketercapaian pembinaan staf di unitnya
j. Keterlaksanaan penilaian terhadap kinerja staf di unitnya
Wewenang :
a. Mengatur sumber daya yang berada di bawah supervisinya.
b. Mengatur pelayanan kebidanan yang berada di bawah supervisinya
sesuai standar.
c. Mengelola sarana, prasarana dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya.
d. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan kebidanan sesuai standar.
e. Mengatur kelancaran proses persalinan normal jika dalam keadaan
mendesak
7
2.2. Penanggung jawab shift
Nama jabatan : penanggung jawab shift ruang kebidanan
Tugas pokok :
Memimpin, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan unit selama dalam shift yang menjadi tanggung jawabnya dan
ketika kepala ruangan tidak ada di tempat sesuai ketentuan yang berlaku
agar pelayanan dapat berjalan lancar.
Uraian tugas :
a. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman
pelayanan agar dapat memberikan asuhan keperawatan/kebidanan
yang berkualitas dan komprehensif.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan kebidanan yang
diberikan kepada pasien dalam shift yang menjadi tanggung
jawabnya dan menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien,
dokter dan petugas kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman
pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar pelayanan berjalan
lancar.
c. Membuat laporan harian pelayanan kebidanan sesuai dengan
kebijakan keperawatan agar data pasien terinformasi dengan baik.
d. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana dan
inventaris alat yang terdapat di unitnya sesuai dengan pedoman
pelayanan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Melakukan partisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan staf.
f. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan sesuai dengan
peraturan kepegawaian agar terlaksananya sistem penghargaan
dengan baik.
g. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel
yang berada di bawah supervisinya selama jam kerjanya sesuai
8
dengan pedoman pengorganisasian agar pelayanan terlaksana dengan
baik.
h. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan melakukan
orientasi pelayanan kepada karyawan perawat/bidan lama maupun
baru
i. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan kepada
perawat/bidan.
j. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan secara
komprehensif
k. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang
menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan
l. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya
apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak
Tanggung jawab :
a. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas.
b. Kelancaran terhadap pemberian asuhan kebidanan secara
komprehensif.
c. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian
terkait, klien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang
kondusif.
d. Ketersediaan laporan harian.
e. Ketersediaan sarana dan prasarana serta inventaris alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
f. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan
g. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan
h. Kejelasan distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada di
bawah supervisinya
i. Kelancaran proses persalinan normal yang menjadi tanggung
jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan
mendesak
9
2.3. Bidan senior
Nama jabatan : bidan senior
Tugas pokok :
Melaksanakan asuhan kebidanan di unit selama dalam shiftnya
sesuai ketentuan yang berlaku agar pelayanan dapat berjalan lancar.
Uraian Tugas:
a. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan
petugas kesehatan lain sesuai dengan pedoman pelayanan dan
pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
b. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman
pelayanan agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang
komprehensif dan berkualitas serta bertanggung jawab terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai
pedoman pelayanan agar selalu berada dalam keadaan siap pakai
d. Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah
tangga yang berada dalam unitnya sesuai dengan pedoman
pelayanan agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Membimbing dan mendampingi bidan junior dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan sesuai dengan pedoman pelayanan untuk
meningkatkan kemampuan bidan.
f. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan staf.
g. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan junior dan nurse aid
sesuai dengan peraturan kepegawaian agar terlaksananya sistem
penghargaan dengan baik.
h. Membantu persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya
apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
10
Tanggung Jawab:
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian
terkait, klien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang
kondusif.
b. Kelancaran pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas dan
sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
c. Memastikan sarana dan prasarana, alat kesehatan dan alat medis
yang ada di unitnya dalam keadaan baik dan siap pakai setiap shift
serta alat rumah tangga berfungsi dengan baik.
d. Memastikan bidan junior dapat melaksanakan pelayanan asuhan
kebidanan dengan benar.
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
f. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan bidan junior dan asisten
perawat.
11
d. Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah
tangga yang berada dalam unitnya sesuai dengan kebijakan rumah
sakit agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan staf.
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian
terkait, klien dan dokter.
b. Kelancaran pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas dan sesuai
dengan standar asuhan kebidanan
c. Memastikan sarana dan prasarana yang ada di unitnya dalam
keadaan baik dan siap pakai
d. Ketersediaan inventaris alat
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan
5. Mekanisme rekrutmen
5.1.Aturan umum
17
h. Pada pegawai yang dalam pengangkatanya langsung diangkat menjadi
pegawai kontrak maka wajib mengikuti seluruh tahapan rekrutmen.
6. Program orientasi
Program orientasi dijalankan setiap selesai proses rekrutmen penerimaan
bidan baru sebelum pegawai tersebut ditempatkan di salah satu unit yang akan
menjadi area kerjanya.
Materi orientasi
a. Dinas pagi
Petugas yang berdinas berjumlah 5 orang dengan :
1 (satu) orang kepala ruangan
4 orang bidan pelaksana
b. Dinas Sore
Petugas yang berdinas 5 orang dengan kategori:
19
1 (satu) orang bidan penanggung jawab shift
4 orang bidan pelaksana
c. Dinas Malam
Petugas yang berdinas 5 orang dengan kategori:
1 (satu) orang bidan penanggung jawab shift
4 orang bidan pelaksana
8. Pengaturan jaga
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala
ruangan dan disetujui oleh kepala satuan pelayanan keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada
bidan pelaksana
c. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui.
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift dengan syarat
dan kualifikasi yang telah ditetapkan.
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan llibur
f. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang bersangkutan
harus memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam dinas berlangsung untuk
dicarikan pengganti dinasnya tersebut.
20
BAB III
FASILITAS DAN PERALATAN
70 % x
1. Partus set persalinan/hari
50 % x
2. Hecting set persalinan/hari
21
30 % x
3. Perdarahan Partus set persalinan/hari
1. Gordyn 1:2
5 Mitela/topi 1 : 1/3
22
NO. NAMA BARANG RATIO
14 Handuk 1:3
15 Masker 1:½
16 Popok bayi 1 : 15
18 Duk 1 : 1/3
9 Nampan 2-3/ruangan
23
NO. NAMA BARANG RATIO
16 Box bayi 11
17 Brancard 1
8-
19 Waskom mandi 12/ruangan
24 CTG 1
25 Dingklik 4
26 Dopler 2
27 Infant warmer 1
29 Meja mayo 3
30 Pasien monitor 1
31 USG 1
32 Chamber pot/pispot 1
4. Formulir observasi 1 : 10
22. Perforator 1
23. Steples 1
24. Pensil 2
25
NO. NAMA BARANG RATIO
6. Box bayi 11
7. Brancard 1
12. CTG 1
13. Dingklik 4
14. Dopler 2
26
NO. NAMA BARANG RATIO
23. USG 1
6. Denah Ruangan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN KEBIDANAN
28
- Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter
penanggung jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi yang akan
dilakukan
- Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan tindakan
section cesarea dan surat ijin tindakan anestesi
- Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya
sesuai anjuran dokter (hematologi, masa perdarahan, PT/APTT)
- Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila diperlukan,
melepas protese dan lain-lain
- Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat didalam
pendokumentasian
- Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien sudah siap
diantar ke kamar operasi
- Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar
- Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit sebelum jadwal
operasi
- Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar operasi
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
29
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
5. Asistensi tindakan curretage
Prosedur :
- Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter operator
- Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin tindakan anestesi
yang telah ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien
- Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien, kosongkan
kandunng kemih dan lain-lain
- Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi identitas pasien
untuk jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, untuk
jaringan yang tidak akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, jaringan
dapat dimasukan dalam bokal/plastik tanpa formalin dan diberikan pada
keluarga (dicek apakah boleh jaringan yanng sudah diambil tidak di PA)
- Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan sampai
dengan 3-4 jam pasca tindakan curretage
- Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada perdarahan
dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah menunjukkan surat ijin
pulang.
- Mempersiapkan pasien pulang
30
B. Alur-alur pelayanan
Bayi ke Ruang
Melaporkan Hasil Komplikasi perina Ibu ke
pemeriksaan kepada
Ya Ruang Perawatan
dokter OBGYN
Mengobservasi
Pasien sesuai Memberitahu
intruksi dokter tindakan yang akan
dilakukan kepada
keluarga dan pasien
Melaporkan Hasil Observasi Selesai
dan perkembangan pasien
kepada dokter OBGYN
Dokter
Membuat OK /
VK Tindakan ACC penata
komplikasi rekening (sistem)
Asisten dokter
melakukan tindakan OK / VK
Tindakan
Setuju
Tidak
Surat ijin Tindakan
Tindakan
Ya Penolakan
Tindakan
Melakukan
tindakan
Observasi pasien
Tindakan di VK Tindakan di OK
31
ALUR PELAYANAN ODC DI KAMAR BERSALIN
DOKTER OBGYN
BIDAN DR ANESTESI
Mulai
Menerima laporan Menerima laporan
Bidan Bidan
Melakukan serah
terima Pasien
Berkas Melakukan Tindakan
RM Dengan assisten Melakukan Anestesi
pasien Bidan
Melakukan
Pengkajian, TTV,
Pemeriksan Melakukan observasi
Observasi Pasca pasca Anestesi
kebidanan
tindakan
Catatan
Catatan
Dr
anestesi
Menghubungi dr Obgyn Obgyn
Perlu
Assisten dr Obgyn rawat
melakukan tindakan Inap
Tidak
Menyelesaikan
Menghubungi administrasi
admission untuk
permintaan rawat
inap
Selesai
32
ALUR PASIEN OPERASI SC DI KAMAR BERSALIN
Kamar Operasi
Mulai Menerima laporan Bidan
SIT SC
Menghubungi dr Anak
Keluarga setuju
Tindakan SC
Melakukan persiapan
Operasi
Melakukan tindakan
operasi di kamar Operasi
Bezet ke kamar operasi
33
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman. Sistem tersebut meliputi :
Assesment resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
J. Kejadian sentinel
Sentinel event :
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera
serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata
sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga pencarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan
dan prosedur yang berlaku.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
37
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi
lebih tinggi dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan
gejala dan yang lebih mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-
negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan
pencegahan dan penanggulangan secara memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin
tingginya potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku
seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena
belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan
bersama peralatan yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C
yang keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan.
Kedua penyakit ini sering tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak
menampakan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas
memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang
bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan
penyebaran infeksi dikenal melalui “Universal Precaution”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan
kontak 24 jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh
sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat
dari penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko
terpajan atau terinfeksi penyakit menular.
C. Tindakan yang beresiko terpanjanng
Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat
terpajan dengan infeksi menular yaitu:
38
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai
D. Prinsip keselamatan kerja
Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan
keselamatan kerja khususnya di Instalasi Kamar Bersalin adalah menjaga higine
sanitasi individu, higine dan sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal sepatu
khusus kamar bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kaca
mata dan sarung tangan.
3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian
imunisasi
E. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar
Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus
dilakukan jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat
ditanggulangi dengan tepat dan cepat. Hal-hal yang harus diketahui petugas
kesehatan yang terpapar adalah :
1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
2. Status kesehatan petugas terpapar
3. Status kesehatan sumber paparan
4. Kebijakan yang ada
5. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
6. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai
lainnya
39
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
40
A. Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Minggu diambil dari Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit, yaitu:
1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
Perdarahan ≤ 1 %
Pre –Eklamsia ≤ 30%
Sepsis ≤ 0,2 %
41
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu
pelayanan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan
dengan cara :
2. Audit pendokumentasian
BAB VIII
42
PENUTUP
43