Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia. Angka kematian ibu di
Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap
tahunnya mencapai 450/100.000 kelahiran hidup yang jauh diatas angka kematian
ibu di Filipina yang mencapai 170/100.000 kelahiran hidup, Thailand 44/100.000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2010) dan menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian bayi sebesar
34/1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development
Goals/MDG’s 2001) untuk tahun 2016, diharapkan angka kematian ibu menurun
menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menurun menjadi
23 per 1000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan Republik Indonesai, 2011).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko
bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya
pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu
pertama setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan kebidanan
yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan,
promosi kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah hal penting yang dapat
membantu menurunkan angka kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian
Bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses
dari pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi
kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan
dan standar lain atau metode yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu
kinerja dalam mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan
pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
1
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di Rumah Sakit
Umum Kecamatan Pademangan, maka disusunlah pedoman pelayan kebidanan ini
dengan harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di Rumah Sakit Umum
Kecamatan Pademangan dalam menentukan sikap menghadapi perkembangan
pelayanan kesehatan global, nasional maupun regional.

2. Tujuan Khusus
2.1. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara
professional.
2.2. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan
organisasi profesi bidan di Rumah Sakit Umum Kecamatan Pademangan
2.3. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan

C. Sasaran
1. Bagi fungsional medis dan keperawatan sebagai pedoman pelaksanaan
pelayanan kebidanan di Rumah Sakit Umum Kecamatan Pademangan
2. Bagi manajemen medis dan keperawatan sebagai pengelola pelayanan
kebidanan di Rumah Sakit Umum Kecamatan Pademangan
3. Bagi direksi di Rumah Sakit Umum Kecamatan Pademangan sebagai pedoman
untuk mengevaluasi kinerja pelayanan medis dan keperawatan

D. Landasan Hukum
1 Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2 Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

2
3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Terja Departemen
Kesehatan.
4 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457 Tahun 2003
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan/Kota.
5 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
836/Menkes/SK/VI/ 2005 tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja
Perawat dan Bidan.
6 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 369/Menkes/SK/III/
2007 tentang Standar Profesi Bidan.
7 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
938/Menkes/SK/VIII/ 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan

E. Pengertian
1. Kebidanan
Adalah suatu bidang ilmu yang memepelajari keilmuan dan seni yang
mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa
interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan monopuase, bayi baru
lahir, balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan
bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.

2. Pelayanan kebidanan
Adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan yang telah teregistrasi yang dapat dilakukan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.

3. Praktik kebidanan
Adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang bersifat otonom, kepada
perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari etika dan kode etik.
4. Manajemen asuhan kebidanan
Adalah pendekatan dan kerangka fikir yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari

3
pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.

5. Asuhan kebidanan
Adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan
ilmu dan kiat kebidanan

F. Ruang lingkup pelayanan kebidanan


1. Poliklinik kebidanan
- Melaksanakan pemeriksaan kehamilan, seleksi dan pencegahan kehamilan
resiko tinggi
- Melaksanakan kegiatan penyuluhan, imunisasi dan senam hamil
- Melaksanakan pelayanan post partum lanjutan
- Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka operasi

2. Kamar bersalin
- Melayani ibu bersalin normal maupun patologis
- Melayani ibu post partum sebelum dipindah ke rawat gabung atau rawat
inap khusus
- Melakukan Inisisasi Menyusui Dini (IMD)
- Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir

G. Batasan operasional pedoman pelayanan kebidanan

1. Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan


2. Sumber daya manusia, staf dan pimpinan
3. Fasilitas dan peralatan
4. Kebijakan dan prosedur
5. Pengendalian mutu

4
BAB II
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) dan
ADIMINISTRASI PELAYANAN KEBIDANAN

1. Struktur organisasi

Kepala ruang
kebidanan

Penanggung
jawab shift ruang Bidan senior Bidan junior
kebidanan

2. Uraian tugas

2.1. Kepala ruangan


Nama jabatan : Kepala Ruangan Kebidanan
Tugas pokok :
Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelayanan kamar
bersalin berdasarkan standar yang berlaku agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang berkualitas.

Uraian tugas :
a. Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan seluruh bagian
terkait, pasien dan dokter serta menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif sesuai dengan pedoman pelayanan dan pedoman
pengorganisasian agar pelayanan dapat berjalan secara maksimal.

5
b. Melakukan pengawasan pelayanan kebidanan sesuai dengan
pedoman pelayanan agar pelayanan dapat berjalan sesuai standar.
c. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana, inventaris
alat dan bagian logistik di unit perawatan yang menjadi supervisinya
sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar selalu dalam keadaan
tersedia dan siap pakai.
d. Membuat laporan setiap bulan sesuai dengan kebijakan agar
terinformasikan data pelayanan kebidanan.
e. Membuat jadwal dinas dan mengawasi pelaksanaannya serta
membuat rekapitulasinya sesuai dengan pedoman agar ketenagaan
yang ada sesuai dengan rasio pasien dan kompetensi yang
dibutuhkan.
f. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel
yang berada dibawah supervisinya sesuai dengan pedoman
pengorganisasian agar pelayanan terlaksana dengan baik.
g. Membuat usulan kebutuhan alat kesehatan yang diperlukan sesuai
dengan kebijakan rumah sakit agar terpenuhinya alat kesehatan
sesuai kebutuhan.
h. Mengusulkan promosi, rotasi dan peningkatan pendidikan bagi bidan
sesuai dengan peraturan kepegawaian dan kebijakan pelayanan agar
komposisi ketenagaan seimbang.
i. Melakukan pembinaan staf bidan sesuai dengan peraturan
kepegawaian agar tercipta sumber daya yang berkualitas.
j. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan melakukan
orientasi pelayanan kepada karyawan perawat/bidan lama maupun
baru
k. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan kepada
perawat/bidan.
l. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan secara
komprehensif
m. Melakukan penilaian terhadap kinerja staf bidan sesuai dengan
peraturan kepegawaian agar terlaksana sistem penghargaan dengan
baik.
6
n. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang
menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan
o. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya
apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan koordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien,
dokter, tim kesehatan lain serta terciptanya lingkungan kerja yang
kondusif.
b. Kelancaran pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai
dengan standar serta mengevaluasinya.
c. Ketersediaan sarana dan prasarana, inventatris alat dan logistik di
unit yang menjadi supervisinya agar selalu dalam keadaan siap pakai
dan sesuai dengan kebutuhan.
d. Ketersediaan laporan bulanan
e. Ketersediaan jadwal dinas dan rekapitulasi jadwal dinas bagi
personel yang menjadi bawahannya
f. Terlaksananya distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang
berada dibawah supervisinya
g. Ketersediaan usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang diperlukan
h. Ketersediaan usulan promosi, rotasi, dan peningkatan pendidikan
bagi perawat
i. Ketercapaian pembinaan staf di unitnya
j. Keterlaksanaan penilaian terhadap kinerja staf di unitnya

Wewenang :
a. Mengatur sumber daya yang berada di bawah supervisinya.
b. Mengatur pelayanan kebidanan yang berada di bawah supervisinya
sesuai standar.
c. Mengelola sarana, prasarana dan alat kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya.
d. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan kebidanan sesuai standar.
e. Mengatur kelancaran proses persalinan normal jika dalam keadaan
mendesak
7
2.2. Penanggung jawab shift
Nama jabatan : penanggung jawab shift ruang kebidanan
Tugas pokok :
Memimpin, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan unit selama dalam shift yang menjadi tanggung jawabnya dan
ketika kepala ruangan tidak ada di tempat sesuai ketentuan yang berlaku
agar pelayanan dapat berjalan lancar.

Uraian tugas :
a. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman
pelayanan agar dapat memberikan asuhan keperawatan/kebidanan
yang berkualitas dan komprehensif.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan kebidanan yang
diberikan kepada pasien dalam shift yang menjadi tanggung
jawabnya dan menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien,
dokter dan petugas kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman
pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar pelayanan berjalan
lancar.
c. Membuat laporan harian pelayanan kebidanan sesuai dengan
kebijakan keperawatan agar data pasien terinformasi dengan baik.
d. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana dan
inventaris alat yang terdapat di unitnya sesuai dengan pedoman
pelayanan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Melakukan partisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan staf.
f. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan sesuai dengan
peraturan kepegawaian agar terlaksananya sistem penghargaan
dengan baik.
g. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel
yang berada di bawah supervisinya selama jam kerjanya sesuai

8
dengan pedoman pengorganisasian agar pelayanan terlaksana dengan
baik.
h. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan melakukan
orientasi pelayanan kepada karyawan perawat/bidan lama maupun
baru
i. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan kepada
perawat/bidan.
j. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan secara
komprehensif
k. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang
menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan
l. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya
apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak

Tanggung jawab :
a. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas.
b. Kelancaran terhadap pemberian asuhan kebidanan secara
komprehensif.
c. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian
terkait, klien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang
kondusif.
d. Ketersediaan laporan harian.
e. Ketersediaan sarana dan prasarana serta inventaris alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
f. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan
g. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan
h. Kejelasan distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada di
bawah supervisinya
i. Kelancaran proses persalinan normal yang menjadi tanggung
jawabnya apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan
mendesak

9
2.3. Bidan senior
Nama jabatan : bidan senior
Tugas pokok :
Melaksanakan asuhan kebidanan di unit selama dalam shiftnya
sesuai ketentuan yang berlaku agar pelayanan dapat berjalan lancar.

Uraian Tugas:
a. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan
petugas kesehatan lain sesuai dengan pedoman pelayanan dan
pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
b. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman
pelayanan agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang
komprehensif dan berkualitas serta bertanggung jawab terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai
pedoman pelayanan agar selalu berada dalam keadaan siap pakai
d. Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah
tangga yang berada dalam unitnya sesuai dengan pedoman
pelayanan agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Membimbing dan mendampingi bidan junior dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan sesuai dengan pedoman pelayanan untuk
meningkatkan kemampuan bidan.
f. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan staf.
g. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan junior dan nurse aid
sesuai dengan peraturan kepegawaian agar terlaksananya sistem
penghargaan dengan baik.
h. Membantu persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya
apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.

10
Tanggung Jawab:
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian
terkait, klien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang
kondusif.
b. Kelancaran pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas dan
sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
c. Memastikan sarana dan prasarana, alat kesehatan dan alat medis
yang ada di unitnya dalam keadaan baik dan siap pakai setiap shift
serta alat rumah tangga berfungsi dengan baik.
d. Memastikan bidan junior dapat melaksanakan pelayanan asuhan
kebidanan dengan benar.
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
f. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan bidan junior dan asisten
perawat.

2.4. Bidan junior


Nama jabatan : Bidan junior
Tugas pokok :
Melaksanakan asuhan kebidanan di unit dalam shiftnya sesuai
dengan pedoman pelayanan agar pasien mendapatkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas.
Uraian tugas :
a. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan
petugas kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman pelayanan dan
pedoman pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
b. Melakukan asuhan kebidanan dasar kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan pedoman pelayanan kebidanan
agar pasien mendapatkan pelayanan kebidanan yang berkualitas dan
komprehensif.
c. Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai dengan
pedoman pelayanan agar selalu berada dalam keadaan siap pakai.

11
d. Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah
tangga yang berada dalam unitnya sesuai dengan kebijakan rumah
sakit agar alat-alat selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan staf.

Tanggung jawab :
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian
terkait, klien dan dokter.
b. Kelancaran pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas dan sesuai
dengan standar asuhan kebidanan
c. Memastikan sarana dan prasarana yang ada di unitnya dalam
keadaan baik dan siap pakai
d. Ketersediaan inventaris alat
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan

3. Standar kualifikasi dan kompetensi SDM

Persyaratan jabatan kepala ruang kebidanan


Persyaratan formal dan keahlian
1 Pendidikan : S1 kebidanan/DIV kebidanan
2 Pengalaman kerja minimal 5 tahun
3 Memiliki keterampilan kebidanan
12
4 Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi
Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal
5
dan neonatal
6 Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Program komputer MS Word, Excell dan Power Point
5 Basic supervisor
6 Handling complain
7 Pelatihan nosokomial infection control
8 Patient safety
9 Pelatihan K3
Pelatihan wajib
1 Manajemen kepala ruangan (manajemen bangsal)
2 APN
3 PONEK
4 IMD
5 Resusitasi neonates
6 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1 BLS
2 IV therapy
3 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
4 Pelaporan pelayanan kebidanan
TOT kebidanan
5 Standar asuhan kebidanan

Persyaratan jabatan penanggung jawab shift ruang kebidanan

Persyaratan formal dan keahlian


1 Pendidikan : S1 Kebidanan/D IV Kebidanan
2 Pengalaman kerja minimal 3 tahun
3 Memiliki keterampilan kebidanan
4 Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi
Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatan maternal dan
5
neonatal
13
6 Menguasai program komputer MS Word dan Excell
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Program komputer MS Word, Excell dan Power Point
5 Handling complain
6 Pelatihan nosokomial infection control
7 Patient safety
8 Pelatihan K3
9 Kursus Bahasa Inggris
Pelatihan Wajib
1 APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
Kegawatdaruratan maternal neonatal
5 IV therapy
6 IMD
7 Konselor ASI
8 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
2 Senam hamil dan senam nifas
3 Standar asuhan kebidanan
4 Pijat bayi

Persyaratan jabatan bidan senior


Persyaratan formal dan keahlian
1 Pendidikan : D3 Kebidanan
2 Pengalaman kerja : minimal 3 tahun
3 Keterampilan kebidanan
4 melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV therapy
5 Penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal
14
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Pelatihan nosokomial infection control
5 Patient safety
6 Pelatihan K3
Pelatihan wajib
1 APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
Kegawatdaruratan maternal neonatal
5 IV therapy
6 Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
2 Senam hamil dan senam nifas
3 Standar asuhan kebidanan
4 Pijat bayi
5 Kegawatdaruratan maternal neonatal

Persyaratan jabatan bidan junior


Persyaratan formal dan keahlian
1 Pendidikan : minimal D3 kebidanan
2 Pengalaman kerja : minimal 1 tahun atau baru lulus
3 Keterampilan kebidanan
4 Melaksanakan bantuan hidup dasa dan IV therapy
5 Penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal
Persyaratan pelatihan informal
15
Pelatihan umum
1 Orientasi karyawan
2 Pelatihan communication skill
3 Pelatihan customer service quality
4 Pelatihan nosokomial infection control
5 Patient safety
6 Pelatihan K3
7 Kursus Bahasa Inggris
Pelatihan wajib
1 APN
2 PONEK
3 Resusitasi neonatus/kegawatan neonates
4 BLS
5 IV therapy
Kegawatdaruratan maternal neonatal
Pelatihan pendukung
1 Seminar workshop terkait konsep kebidanan
2 Pijat bayi

4. Perhitungan Kebutuhan Tenaga


a. Kebutuhan tenaga bidan dihitung dengan menentukan :

 Jumlah hari kerja efektif selama 1 tahun


 Jumlah hari tidak kerja (hari non efektif) dalam 1 tahun
 Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam/tingkat ketergantungan
pasien
 Jumlah jam kerja perawat tiap shift

Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun


Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari

Jumlah hari tidak kerja dalam 1 tahun :


 Jumlah hari minggu = 52 hari
 Jumlah hari libur nasional/hari besar = 14 hari
 Jumlah cuti tahunan = 12 hari
Total hari tidak kerja (non efektif) = 78 hari
16
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun = 365 – 78 hari = 287

Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam


Kamar bersalin (standar tenaga keperawatan di rumah sakit, Departemen
Kesehatan, 2005)
 4 jam (mencakup kala I–IV)
 Nifas : 3 jam/hari
 Bayi/neonatus : 2,5 jam/hari

Rumus perhitungan tenaga

Jumlah pasien/hari x 4 jam


+ Loss Day + koreksi 10%
Jam kerja efektif/shift

5. Mekanisme rekrutmen
5.1.Aturan umum

a. Permintaan karyawan dapat disebabkan oleh adanya pengunduran diri,


perluasan organisasi, pemutusan hubungan kerja atau pola ketenagaan
pada masing-masing unit tersebut.
b. Penerimaan karyawan didasarkan perencanaan tahunan organisasi.
c. Permintaan penambahan karyawan diajukan secara tertulis kerpada
direktur/wakil direktur dan mendapat persetujuan dari wakil direktur
keuangan dan umum.
d. Proses penerimaan karyawan hanya dilaksankan di bagian SDM (satuan
pelaksana rekrutmen dan prestasi kerja).
e. Pelaksanaan penerimaan karyawan dilakukan secara terbuka, langsung
atau melalui pihak ketiga.
f. Setiap tahap seleksi menggunakan sistem gugur.
g. Pada kondisi tertentu, rumah sakit dapat meniadakan sistem gugur
tersebut.

17
h. Pada pegawai yang dalam pengangkatanya langsung diangkat menjadi
pegawai kontrak maka wajib mengikuti seluruh tahapan rekrutmen.

5.2. Aturan khusus


Setiap orang yang mencalonkan diri untuk menjadi pegawai RSUD
Pasar Minggu maka akan melalui tahapan seleksi yang meliputi :

a. Seleksi administrasi calon bidan


 Surat lamaran.
 Daftar riwayat hidup.
 IPK minimal 3.00/≥ 2,75 apabila sudah memiliki pengalaman kerja
minimal 2 tahun
 Fotocopy ijazah pendidikan dan foto copy kursus-kursus yang
dimiliki.
 Usia antara 19-35 tahun.
 Pas foto 4x6 cm berwarna sebanyak 1 buah.
b. Seleksi tertulis dan atau seleksi teknis.
c. Seleksi wawancara.
d. Uji kesehatan jiwa.
e. Uji kompetensi.
f. Uji kesehatan fisik

6. Program orientasi
Program orientasi dijalankan setiap selesai proses rekrutmen penerimaan
bidan baru sebelum pegawai tersebut ditempatkan di salah satu unit yang akan
menjadi area kerjanya.

Materi orientasi

a. Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan di rumah sakit.


b. Misi, visi, prinsip dan tujuan organisasi dan pelayanan di rumah sakit.
c. Jenis-jenis pelayanan dan program yang tersedia.
d. Fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit.
18
e. Prosedur yang digunakan untuk pemeliharaan fasilitas-fasilitas rumah sakit.
f. Sistem pengamanan dan ketertiban termasuk peraturan di rumah sakit.
g. Wewenang dan larangan.
h. Hak dan kewajiban pegawai (insentif, libur, cuti, pension dan kesejahteraan).
i. Sistem penghargaan dan sanksi.
j. Sistem pengembangan staf.
k. Sistem evaluasi kinerja staf.
l. Program pelayanan keperawatan dan kebidanan.
m. Deskripsi pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
n. Batas kewenangannya.
o. Kode etik profesi keperawatan dan kebidanan.
p. Dukungan standar keperawatan dan kebidanan.
q. Program pemasaran dan kepuasan konsumen.
r. Fasilitas peralatan kesehatan yang tersedia.
s. Prosedur pemeliharaan fasilitas atau perawatan/kebidanan.
t. Berbagai SPO asuhan/pelayanan, antara lain prosedur :
 SPO penanganan pasien gawat.
 Sistem pengendalian infeksi nosokomial.
 Persiapan dan perawatan pasien operasi (kasus bedah).
 Prosedur tindakan-tindakan seperti resusitasi dari kardio pulmonary
pertolongan melahirkan dan instalasi seperti NGT, kateter, O2, infus,
transfusi darah dan lain-lain.
7. Distribusi Ketenagaan
Pola ketenagaan di ruang kebidanan adalah sebagai berikut :
Petugas yang berdinas berjumlah 12 bidan pelaksana + 1 kepala ruangan + 2 bidan
penanggung jawab shift + 2 orang asisten perawat.

a. Dinas pagi
Petugas yang berdinas berjumlah 5 orang dengan :
 1 (satu) orang kepala ruangan
 4 orang bidan pelaksana
b. Dinas Sore
Petugas yang berdinas 5 orang dengan kategori:
19
 1 (satu) orang bidan penanggung jawab shift
 4 orang bidan pelaksana
c. Dinas Malam
Petugas yang berdinas 5 orang dengan kategori:
 1 (satu) orang bidan penanggung jawab shift
 4 orang bidan pelaksana

8. Pengaturan jaga
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala
ruangan dan disetujui oleh kepala satuan pelayanan keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada
bidan pelaksana
c. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui.
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift dengan syarat
dan kualifikasi yang telah ditetapkan.
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan llibur
f. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang bersangkutan
harus memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam dinas berlangsung untuk
dicarikan pengganti dinasnya tersebut.

20
BAB III
FASILITAS DAN PERALATAN

1. Standar alat kebidanan di ruangan kebidanan/kamar bersalin dengan kapasitas


persalinan 10 orang/hari

NO. NAMA BARANG RATIO

70 % x
1. Partus set persalinan/hari

50 % x
2. Hecting set persalinan/hari

21
30 % x
3. Perdarahan Partus set persalinan/hari

4. Alat vacuum 1 set

5. Alat forceps 1 set

6. Alat kuret 2 set

7. Alat resusitasi ibu dan bayi 2 set

8. Infus set 6 set

Perlengkapan bayi baru


9. lahir 1 set

10. Bengkok Sesuai kebutuhan

2. Kebutuhan alat tenun/linen

NO. NAMA BARANG RATIO

1. Gordyn 1:2

2 Kimono/baju pasien 1:5

3 Sprei besar 1:5

4 Manset dewasa 1:¼

5 Mitela/topi 1 : 1/3

6 Penutup sprei 1:5

7 Selimut wool/bed cover 1:1

8 Selimut biasa 1:5

9 Sarung bantal 1:6

10 Sarung guling 1:3

11 Sarung kasur 1:1

12 Sarung buli buli panas 1:¼

13 Stick laken 1:6

22
NO. NAMA BARANG RATIO

14 Handuk 1:3

15 Masker 1:½

16 Popok bayi 1 : 15

17 Baju bayi 1:8

18 Duk 1 : 1/3

19 Duk bolong 1 : 1/3

3. Kebutuhan alat medis dan alat rumah tangga

NO. NAMA BARANG RATIO

1. Kursi roda 1-2/ruangan

2. Comode chair 1/ruangan

3. Lemari obat emergency 1/ruangan

4 Meja pasien 1:1

5 Over bed table 1:1

6 Standar infuse 2-3/ruangan

7 Lampu sorot/lampu tindakan 1/ruangan

8 Lampu senter 1-2/ruangan

9 Nampan 2-3/ruangan

10 Tempat tidur pasien 1:1

11 Troly obat 1/ruangan

12 Timbangan berat badan/ timbangan badan 1/ruangan

13 Timbangan bayi 1/ruangan

14 Matras for adult 1:1

15 Matras for baby 1:1

23
NO. NAMA BARANG RATIO

16 Box bayi 11

17 Brancard 1

18 Standar waskom double 4-6/ruangan

8-
19 Waskom mandi 12/ruangan

20 Canul curet no. 5 4

21 Canul curet no. 6 5

22 Canul curet no. 7 2

23 Canul curet no. 8 5

24 CTG 1

25 Dingklik 4

26 Dopler 2

27 Infant warmer 1

28 Kursi tindakan bulat 4

29 Meja mayo 3

30 Pasien monitor 1

31 USG 1

32 Chamber pot/pispot 1

33 Rak pispot 1/ruangan

34 Tempat sampah pasien 1:1

Tempat sampah besar tertutup (Tempat sampah


35 Infeksius) 4/ruangan

36 Gelas ukur besar 2/ruangan

37 Gelas ukur sedang 1/ruangan

4. Kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan dengan kapasitas 30 orang pasien


24
NO. NAMA BARANG RATIO

1. Formulir pengkajian awal 1:1

2. Formulir asuhan kebidanan 1:5

Formulir catatan perkembangan


3. pasien 1 : 10

4. Formulir observasi 1 : 10

5. Formulir partograf 1:1

6. Formulir resume 1:1

7. Formulir catatan pengobatan 1 : 10

8. Formulir medik lengkap 1:1

9. Formulir laboratorium lengkap 1:3

10. Formulir rontgen 1:2

11. Formulir permintaan darah 1:1

12. Formulir keterangan kematian 5 lembar/bulan

13. Formulir keterangan kelahiran 10-20 lembar/bulan

14. Resep 10 buku/bulan

15. Formulir konsul 1:5

16. Formulir permintaan makanan 1:1

17. Formulir permintaan obat 1:1

18. Buku ekspedisi 10/ruangan/tahun

19. Buku register pasien 4/ruangan/tahun

20. Buku folio 4/ruangan/tahun

21. White board 1

22. Perforator 1

23. Steples 1

24. Pensil 2

25
NO. NAMA BARANG RATIO

25. Pensil merah biru 2

26. Spidol white board 1

5. Kebutuhan alat medis

NO. NAMA BARANG RATIO

1. Bed pasien kelas 1 2

2. Bed pasien kelas 2 3

3. Bed pasien kelas 3 4

4. Matras for adult 12

5. Matras for baby 20

6. Box bayi 11

7. Brancard 1

8. Canul curet no. 5 4

9. Canul curet no. 6 5

10. Canul curet no. 7 2

11. Canul curet no. 8 5

12. CTG 1

13. Dingklik 4

14. Dopler 2

15. Infant warmer 1

16. Kursi tindakan bulat 4

17. Lampu tindakan kecil 6

18. Lemari obat 2 pintu 1

19. Matras for baby besar 2

26
NO. NAMA BARANG RATIO

20. Matras sedang 1

21. Meja mayo 3

22. Pasien Monitor 1

23. USG 1

24. Chamber pot/pispot 1

6. Denah Ruangan

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN KEBIDANAN

A. Kebijakan dan prosedur


1. Penerimaan pasien baru
Prosedur yang dilakukan oleh bidan
- Menerima pasien baru dan melakukan serah terima dengan perawat/bidan dari
ruangan sebelumnya.
- Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan ketepatan identitas pasien
dengan bertanya langsung kepada pasien. Setelah identitas sesuai, gelang
dikenakan ke tangan pasien.
- Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi sesuai
dengan ketentuan.
- Melakukan pengkajian kebidanan.
27
- Melakukan observasi tanda-tanda vital.
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien.
- Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan melakukan
tindakan sesuai instruksi dokter.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
2. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one day
care)
Prosedur yang dilakukan oleh bidan
- Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
- Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien
- Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan dokter anastesi bahwa
pasien sudah di kamar bersalin
- Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan seperti mengganti baju
pasien, membersihkan lipstik dan melepaskan perhiasan pasien, observasi
tanda-tanda vital, anjurkan pasien buang air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
- Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum dan tanda-
tanda vitalnya
- Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga pasien
untuk menyelesaikan administrasi
- Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari penata rekening pada
bidan
- Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska tindakan
dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol dengan menggunakan
formulir resume keperawatan
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
3. Persiapan pasien pre op sectio cesarea
Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur :

28
- Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter
penanggung jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi yang akan
dilakukan
- Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan tindakan
section cesarea dan surat ijin tindakan anestesi
- Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya
sesuai anjuran dokter (hematologi, masa perdarahan, PT/APTT)
- Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila diperlukan,
melepas protese dan lain-lain
- Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat didalam
pendokumentasian
- Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien sudah siap
diantar ke kamar operasi
- Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar
- Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit sebelum jadwal
operasi
- Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar operasi
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

4. Asistensi dokter dalam menolong persalinan normal


Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur :
- Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan umum pasien
- Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses persalinan,
laporkan pada dokter
- Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II
- Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf
- Lakukan perawatan kala III
- Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum
- Lakukan perawatan kala IV

29
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
5. Asistensi tindakan curretage
Prosedur :
- Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter operator
- Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin tindakan anestesi
yang telah ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien
- Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien, kosongkan
kandunng kemih dan lain-lain
- Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi identitas pasien
untuk jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, untuk
jaringan yang tidak akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, jaringan
dapat dimasukan dalam bokal/plastik tanpa formalin dan diberikan pada
keluarga (dicek apakah boleh jaringan yanng sudah diambil tidak di PA)
- Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan sampai
dengan 3-4 jam pasca tindakan curretage
- Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada perdarahan
dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah menunjukkan surat ijin
pulang.
- Mempersiapkan pasien pulang

30
B. Alur-alur pelayanan

ALUR PELAYANAN PASIEN MELAHIRKAN DI KAMAR BERSALIN


DOKTER OBGYN
BIDAN RUANGAN TERKAIT

Menerima laporan Bidan


Mulai Hasil Pemeriksaan Kamar Operasi
Pasien dan memberi
Serah Terima intruksi penatalaksanaan
Pasien Pasien
Berkas
RM
Ibu Bayi
pasien
Baik
Menolong Persalinan dengan Ya
Melakukan
assisten Bidan Tidak
Pengkajian, TTV,
pemeriksaan
Kebidanan
Tidak Rawat Gabung

Bayi ke Ruang
Melaporkan Hasil Komplikasi perina Ibu ke
pemeriksaan kepada
Ya Ruang Perawatan
dokter OBGYN

Mengobservasi
Pasien sesuai Memberitahu
intruksi dokter tindakan yang akan
dilakukan kepada
keluarga dan pasien
Melaporkan Hasil Observasi Selesai
dan perkembangan pasien
kepada dokter OBGYN
Dokter
Membuat OK /
VK Tindakan ACC penata
komplikasi rekening (sistem)
Asisten dokter
melakukan tindakan OK / VK
Tindakan

Setuju
Tidak
Surat ijin Tindakan
Tindakan

Ya Penolakan
Tindakan

Melakukan
tindakan

Observasi pasien

Tindakan di VK Tindakan di OK

31
ALUR PELAYANAN ODC DI KAMAR BERSALIN
DOKTER OBGYN
BIDAN DR ANESTESI

Mulai
Menerima laporan Menerima laporan
Bidan Bidan

Melakukan serah
terima Pasien
Berkas Melakukan Tindakan
RM Dengan assisten Melakukan Anestesi
pasien Bidan

Melakukan
Pengkajian, TTV,
Pemeriksan Melakukan observasi
Observasi Pasca pasca Anestesi
kebidanan
tindakan
Catatan
Catatan
Dr
anestesi
Menghubungi dr Obgyn Obgyn

Menghubungi dr Anestesi Komplikasi


Ya

Perlu
Assisten dr Obgyn rawat
melakukan tindakan Inap
Tidak

Menyelesaikan
Menghubungi administrasi
admission untuk
permintaan rawat
inap

Selesai

32
ALUR PASIEN OPERASI SC DI KAMAR BERSALIN

BIDAN DOKTER OBGYN RUANGAN TERKAIT

Kamar Operasi
Mulai Menerima laporan Bidan

Melakukan serah terima Ibu Bayi


Pasien Baik
Tidak
Berkas Emergency
RM pasien
Tidak Rawat Bayi ke Ruang
Melakukan Pengkajian, Gabung perina Ibu ke
Memberikan Ruang Perawatan
TTV, Pemeriksan
kebidanan penjelasan Operasi
rencana tindakan sesuai
SC rencana /
Elektif
Selesai
Menghubungi dr Obgyn
OK / VK Acc penata
tindakan SC rekening

SIT SC
Menghubungi dr Anak
Keluarga setuju
Tindakan SC

Melakukan persiapan
Operasi

Melakukan tindakan
operasi di kamar Operasi
Bezet ke kamar operasi

33
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman. Sistem tersebut meliputi :
 Assesment resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko

Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang


disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan

C. Standar keselamatan pasien di rumah sakit


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan progam peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
34
D. 7 langkah keselamatan pasien
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

E. Kejadian tidak diharapkan (KTD)


Adverse event :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil suatu tindakan
yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena
tidak dapat dicegah.

F. Kejadian tidak diharapkan yang tidak dapat dicegah


Unpreventable adverse event :
Suatu kejadian tidak diharapkan akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
dengan pengetahuan yang mutakhir.

G. Kejadian nyaris cedera (KNC)


Near miss :
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat
menciderai pasien tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan (misalnya
pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat) karena
pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan) atau peringanan (suatu
obat dengan overdosis lethal diberikan tetapi diketahui secara dini lalu diberikan
antidotumnya).
35
H. Kesalahan medis
Medical errors :
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal melaksanakan
sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai
tujuannya, dapat merupakan akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).

I. Insiden keselamatan pasien


Patient safety incident :
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

J. Kejadian sentinel
Sentinel event :
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera
serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata
sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga pencarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan
dan prosedur yang berlaku.

K. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien


1. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi
kebidanan harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam medis
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter
penanggung jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien mendapatkan
penatalaksanaan medis
4. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis kebidanan,
bidan boleh menolong persalinan dalam kondisi emergensi, disaat tidak ada
dokter atau dokter spesialis kebidanan
36
5. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4 jam sekali
atau bila ada indikasi
6. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca tindakan, pasien baru
diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan umumnya baik
7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identitas pasien
yang lengkap, benar dan jelas
8. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap kaki dan
diberikan peneng untuk identitas
9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila ada pasien
di atas tempat tidur
10. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
11. Kuku petugas harus pendek
12. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
13. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
14. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran

BAB VI
KESELAMATAN KERJA

37
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi
lebih tinggi dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan
gejala dan yang lebih mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-
negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan
pencegahan dan penanggulangan secara memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin
tingginya potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku
seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena
belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan
bersama peralatan yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C
yang keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan.
Kedua penyakit ini sering tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak
menampakan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas
memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang
bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan
penyebaran infeksi dikenal melalui “Universal Precaution”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan
kontak 24 jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh
sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat
dari penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko
terpajan atau terinfeksi penyakit menular.
C. Tindakan yang beresiko terpanjanng
Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat
terpajan dengan infeksi menular yaitu:
38
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai
D. Prinsip keselamatan kerja
Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan
keselamatan kerja khususnya di Instalasi Kamar Bersalin adalah menjaga higine
sanitasi individu, higine dan sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal sepatu
khusus kamar bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kaca
mata dan sarung tangan.
3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian
imunisasi
E. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar
Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus
dilakukan jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat
ditanggulangi dengan tepat dan cepat. Hal-hal yang harus diketahui petugas
kesehatan yang terpapar adalah :
1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
2. Status kesehatan petugas terpapar
3. Status kesehatan sumber paparan
4. Kebijakan yang ada
5. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
6. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai
lainnya
39
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

40
A. Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Minggu diambil dari Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit, yaitu:
1. Kejadian kematian ibu karena persalinan

 Perdarahan ≤ 1 %
 Pre –Eklamsia ≤ 30%
 Sepsis ≤ 0,2 %

2. Pemberi pelayanan persalinan normal

 Dokter spesialis kebidanan


 Dokter umum terlatih asuhan persalinan normal
 Bidan
3. Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit : Tim PONEK yang terlatih.

4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi

 Dokter spesialis kebidanan


 Dokter spesialis anak
 Dokter spesialis anastesi
5. Pertolongan persalinan melalui secsio cesaria ≤ 20%
6. Keluarga berencana :
 Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomi yang dilakukan
oleh tenaga kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah
umum, dokter spesialis urologi dan dokter umum terlatih 100%
 Persentase peserta keluarga berencana mantap yang mendapatkan
konseling keluarga berencana mantap oleh bidan terlatih 100%
7. Kepuasan pelanggan ≥ 80%

B. Evaluasi dan pengendalian mutu

41
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu
pelayanan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan
dengan cara :

1. Audit pelayanan Kebidanan

2. Audit pendokumentasian

3. Audit prosedur pelayanan kebidanan

4. Survey kepuasan pasien

BAB VIII

42
PENUTUP

Buku Pedoman Pelayanan Kebidanan ini disusun dalam rangka memberikan


acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di unit pelayanan Kebidanan Rumah
Sakit Umum Kecamatan Pademangan agar dapat menyelenggarakan pelayanan
Kebidanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien dengan mengutamakan
keselamatan pasien. Apabila di kemudian hari diperlukan adanya perubahan, maka
Buku Pedoman Pelayanan Unit Kebidanan ini akan disempurnakan.

43

Anda mungkin juga menyukai