aloifera Lamk)
UNTUK MENGOBATI PENYAKIT HEPATITIS B
Tabel 1 Tanaman obat yang digunakan sebagai anti diare pada Suku Dayak
Dusun Deyahndi Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong
NO BATRA RAMUAN KOMPOSISI DOSIS CARA PENYIAPAN CARA
PENYAKIT BAHAN PEMAKAIAN
1. MN Diare 3 lembar daun 1x 3 lembar daun jambu biji dicuci Diminum
jambu biji minum bersih kemudian direbus dengan 3
gelas (gelas belimbing) air dijadikan
1 gelas
2. IF Diare 10cm kulit 1x Bahan dicuci sampai bersih Diminum
batang minum kemudian direbus dengan 3 gelas
lasi/balik angin (gelas belimbing) air
dijadikan 1 gelas
3. IF Diare 30cm batang 1x Bahan dicuci bersih dan dibakar Diminum
muda minum lalu didiamkan / diangin-anginkan
kumala (diembunkan) semalam lalu diperas
tawar/pacing dengan air kira-kira 1 sendok
makan lalu diminum.
4. EH Diare 3cm batang 1x Bahan dibersihkan dan di direbus Diminum
jambu minum dengan 3 gelas (gelas belimbing) air
mente dijadikan 1 gelas
5. NT Diare 2cm kulit 1x Bahan dibersihkan dan direbus Diminum
batang minum sampai mendidih kemudian
ramania diminum bisa hangat-hangat
atauBdingin
BioLink, Vol. 5 (1) Agustus (2018) p-ISSN: 2356- 458X e-ISSN: 2550-1305
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) adalah kondisi menurunnya fungsi
pankreas untuk memproduksi insulin atau reseptor insulin tidak
peka sehingga terjadi gangguan metabolisme dimana glukosa tidak
diubah menjadi glikogen sehingga glukosa tidak dapat masuk ke
dalam sel, akibatnya glukosa darah meningkat. Gejala yang dapat
ditemukan pada penderita diabetes melitus berupa keluhan seperti
poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan secara
drastis, lemah badan, dan mata kabur (Setiawan, et al. 2011).
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei
eksploratif dengan variabel bebas informan/battra (Pengobat
tradisonal).
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara
secara mendalam terhadap informan/Battra (pengobat tradisional)
mengenai nama lokal tumbuhan, bagian tumbuhan yang diambil
serta cara meramunya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ficus septica
Morus alba
Alstonia scholaris
Catharanthus roseus
Strychnos ligustrina
Taraxacum officinale
Momordica charantia
Morinda citrifolia
Strobilanthes crispus
Coleus scutellarrioides
Orthosiphon stamineus
Physalis minima
Centella asiatica
Averrhoa carambola
Theobroma cacao
Psidium guajava
Syzygium polyanthum
Syzygium cumini
Carica papaya
Persea americana
Cinnamomum burmanni
Tinospora crispa
Phaseolus vulgaris
Allium cepa
Aloe vera
Bagian Organ Tumbuhan yang Digunakan sebagai Obat
Diabetes Mellitus
SIMPULAN
4. menguji aktivitas
2. Melakukan ekstraksi antibakteri ekstrak murni
dengan metode maserasi dan ekstrak dalam sabun
dengan cara merendam 450 dengan cara
mL serbuk kersen memasukkan 1 mL
dalam n-heksan biakan bakteri hasil
pengenceran ke dalam
media NA
Tindakan
1. Melakukan penyiapan sampel dengan cara mengeringkan
1-2 kg buah kersen sampai benar-benar kering. Setelah
mendapatkan buah kersen kering ± sebanyak 400 g,
kemudian menghaluskan dengan grinder. Serbuk yang
diperoleh digunakan untuk sampel penelitian. Melakukan
uji fitokimia, yaitu uji senyawa alkaloid, flavanoid, tanin
dan saponin.
Tindakan
2. Melakukan ekstraksi dengan metode maserasi dengan cara
merendam 450 mL serbuk kersen dalam n-heksan untuk
menghilangkan pengotor yang ada seperti minyak dan lemak
selama 24 jam kemudian merendam dengan metanol 450 mL
selama 24 jam menggunakan pengulangan sebanyak 3 kali.
Menyaring rendaman ekstrak buah kersen dalam metanol
menggunakan kertas saring whatman grade 42. Filtrat ekstrak
metanol buah kersen dipekatkan dengan menggunakan alat rotary
evaporator dan menimbang hasilnya. Menggunakan ekstrak
pekat buah kersen untuk uji aktivitas anti-bakteri. Selanjutnya
mengkarakteriasi dengan FT-IR dan spektrofotometer UV-Vis
3. Membuat sabun mandi cair ekstrak buah kersen dengan
cara memanaskan minyak kelapa 15 mL dan minyak
jarak 5 mL pada suhu 90ºC, setelah bercampur
menambahkan KOH 8 g. Mengaduk KOH hingga larut,
setelah KOH larut mendinginkan sabun dan
menambahkan air panas 30 mL sedikit demi sedikit
sambil mengaduk agar homogen. Menambahkan asam
sitrat 2 g, ekstrak buah kersen sebanyak 1,2 dan 3 g
sesuai konsentrasi serta pewangi 5 tetes sambil
mengaduk hingga homogen. Memasukkan dalam wadah
dan mendiamkan sabun selama 3 hari. Melakukan uji
kualitas sabun yang meliputi uji organoleptis, pH dan
tinggi busa.
4. menguji aktivitas antibakteri
ekstrak murni dan ekstrak dalam sabun dengan cara memasukkan
1 mL biakan bakteri hasil pengenceran ke dalam media NA
kemudian menggoyangkan seperti angka 8.
Menyelupkan paper disk dalam ekstrak buah kersen pada
konsentrasi 100% selama 10 menit agar ekstrak buah kersen bisa
meresap ke dalam paper disk tersebut, kemudian diangin-
anginkan dan di-letakkan pada media NA yang telah ditanami
bakteri. Melakukan cara yang sama untuk uji aktivitas antibakteri
ekstrak kersen dalam sabun konsentrasi 10, 20 dan 30%.
Hasil Penelitian
1. Serbuk buah kersen yang diuji terhadap senyawa
alkaloid menunjukkan hasil positif
2. Uji terhadap flavonoid menunjukkan hasil positif
3. Uji tanin menunjukkan hasil positif
4. uji terhadap saponin terbentuk buih yang permanen kurang lebih
2 menit sehingga hasilnya juga positif
5. Hasil karakterisasi ekstrak buah kersen dengan UV-Vis disajikan
pada
Gambar 1.
Gambar 1. Hasil spektrum UV-Vis ekstrak buah kersen
Gambar 2. Hasil spektrum FT-IR ekstrak buah kersen
Tabel 1. Analisis spektrum FT-IR ekstrak
buah kersen
Tabel 2. Hasil uji organoleptis sabun mandi cair
ekstrak buah kersen
Tabel 3. Uji tinggi busa sabun mandi cair ekstrak buah kersen
Tabel 4. Hasil Uji Aktivitas Bakteri
T
Hasil Akhir
Hasil Penelitian menunjukan zona
hambat untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Streptococcus pyogenes tergolong sedang karena
diameter zona hambatnya berkisar 6-10 mm
Kesimpulan
Ekstrak buah kersen (Muntingia Calabura L) dengan
pelarut metanol memiliki aktivitas antibakteri yang tergolong
sedang terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Streptococcus pyogenes.
untuk menganalisis
pengaruh air rebusan
daun kemangi terhadap
kadar asam urat darah
pada penderita
hiperurisemia di wilayah
kerja Puskesmas Wolaang
• Asam urat merupakan zat hasil akhir metabolisme purin dalam
tubuh yang dibuang melalui urin.
• Peningkatan kadar asam urat dalam darah melewati batas normal
disebut hiperurisemia yang jika berkepanjangan dapat berkembang
menjadi penyakit gout.
• Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan metabolism asam
urat (overprotection), penurunan pengeluaran asam urat urin
(underexcretion), atau gabungan keduanya (Wijayakusuma, 2006 ;
Setiati et al., 2014).
• Selain daun kemangi, ada beberapa jenis tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai obat penurun kadar asam urat darah adalah
tempuyung, meniran, sidaguri dan jinten.
• Jenis penelitian ini adalah adalah quasi ekperiment dengan
menggunakan rancangan non equivalent control group yaitu
melakukan perbandingan hasil intervensi pada dua
kelompok
• Kelompok yang pertama diberi perlakuan yaitu
mengonsumsi air rebusan daun kemangi sedangkan
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan.
• Kadar asam urat kedua kelompok diukur menggunakan alat
autocheck.
• Populasi dalam penelitian ini adalah 48 orang (32 pria dan 16
wanita) penderita hiperurisemia di wilayah kerja Puskesmas.
Responden
Jenis Kelamin
N %
Laki-laki 9 30
Perempuan 21 70
Total 30 100
Responden
Umur
N %
30-45 Tahun 9 30
46-60 Tahun 14 45,7
61-75 Tahun 7 23,3
Total 30 100
Keterangan Sebelum Sesudah
48orang
11org
↓asam urat
4org ↑ 18 orang
30 orang
asam urat tidak
responden
responden
7org ↓asam
urat
15 15
kelompok kelompok 8org ↑ asam
eksperimen kontrol urat
• Dalam menurunkan kadar asam urat masih
tergolong lemah jika dibandingkan obat
Kekurangan konvensional
80
JUDUL JURNAL:
Yuniyanti
TAHUN : 2014
LATAR BELAKANG
Keputihan pada remaja sering ditemukan pada
82
TUJUAN
Untuk mengetahui efektifitas
83
METODE
Eksperimen dengan menggunakan pre –
84
TINDAKAN
Air daun sirih untuk menanggulangi keputihan yaitu:
Dalam kondisi agak dingin atau hangat – hangat kuku, air rebusan dipakai
85
ANALISIS DATA &
HASIL
86
HASIL PENGAMATAN TERHADAP OBYEK
PENELITIAN
87
Hasil akhir
88
Berdasarkan hasil penelitian ini
responden.
EFEKTIVITAS SARI BUAH PEPAYA MENGKAL
(CARICA PAPAYA)
TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI
Yenti H 1610711034
Chalvin Aprianto
1610711041
Pendahuluan
Hipertensi adalah kondisi medis saat tekanan darah dalam
arteri meningkat melebihi batas normal (Widjadja,2009).
Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2012,
menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi mengalami penurunan
secara global dari 32% pada tahun 1980 menjadi 27% di tahun 2008. Di
sisi lain, terjadi peningkatan di negara berkembang seperti di Afrika
dan Asia Tenggara.
Di Indonesia sendiri,survei Kesehatan Rumah Tangga
Departemen Kesehatan RI 2005-2006, menyebutkan sekitar 26-31%
dari populasi masyarakat Indonesia diberbagai provinsi menderita
hipertensi (Widjaja, 2013).
Berbagai macam tumbuhan yang
memiliki kandungan yang hampir serupa
dengan pepaya, seperti bawang putih,
pisang dan avocad. Dari ketiga tumbuhan
tersebut memiliki kandungan diuretik dan
kalium. Diuretik yang memiliki efek anti
hipertensi dengan meningkatkan
pelepasan air dan garam natrium. Kalium
menjaga kestabilan elektrolit tubuh
melalui pompa kalium natrium,
mengurangi jumlah air dan garam dalam
tubuh serta melonggarkan pembuluh
darah sehingga jumlah garam di
pembuluh darah menjadi membesar,
kondisi ini membantu tekanan darah
menjadi normal (Adi, 2008).
Tujuan dan Manfaat
TUJUAN MANFAAT PENELITIAN
PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi sumber
Tujuan penelitian ini informasi dalam
adalah untuk pengembangan ilmu
mengetahui pengetahuan terutama
tentang manfaat sari buah
efektivitas sari buah pepaya mengkal dalam bidang
pepaya mengkal kesehatan dan bisa dijadikan
terhadap tekanan salah satu alternatif dalam
darah pada pasien penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi
hipertensi
Pembahasan
Karakteristik responden
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30
responden hipertensi di wilayah binaan Puskesmas
Harapan Raya Pekanbaru didapatkan bahwa secara umum
distribusi responden berdasarkan jenis kelamin yang
menderita hipertensi adalah perempuan sebanyak 20
orang (66,7%). Hasil ini dikarenakan responden yang
peneliti temukan paling banyak adalah perempuan. Hal
ini bisa terjadi karena pada perempuan lebih beresiko
terkena hipertensi karena penurunan hormone estrogen
yang dapat meningkatkan tekanan darah dan setelah
menopause kejadian hipertensi meningkat pada
perempuan (Sugiharto,2007).
Efektivitas sari buah pepaya mengkal terhadap
Oleh :
Siti Hidayatun Nazza D. 1610711037
Diana Febriyanti 1610711050
Judul Jurnal :
Pengaruh Konsumsi Kulit Manggis Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus Di Desa Meteseh Boja Kendal
Tahun 2013
Total 16 100%
• Kadar Gula Darah Setelah Mengkonsumsi Kulit
Manggis
Kadar Gula f %
Darah (mg/dl)