Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Abortus


Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebalum janin dapat hidup di
luar kandungan. Beberapa definisi yang dikemukan oleh para ahli tentang abortus
yaitu :
EASMENT : Abortus adalah keadaan terputusnya seuatu kehamilan dimana
fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup
diartikan apabila fetus beratnya terletak antara 400 – 1000 gram
dan usia kehamilan kurang dari 28 minggu.
JEEFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia
kehamilan 28 minggu.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16
dimana proses plasentasi belum selesai.
SARWONO : Abortus adalah pengakhiran kehamilan seblum janin mencapai
berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu.

2.2 Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan abortus antara lain :
1. Kelainan ovum
Dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa
sehingga janin mungkin hidup terus. Misalnya :
a. Faktor endogen seperti kelainan kromosom
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
c. Faktor eksogen seperti radiasi, virus, obat-obatan
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endratertiris vili lorialis karena
hipertensi menahun
3. Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, misalnya infeksi
akut yang berat, kelainan enbdokrin, trauma, kelainan alat kandungan
dan keracunan
4. Kelainan genetalia ibu, misalnya :
a. Anomali congenital
b. Kelainan letak dari uterus
c. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum
yang dibuahi
d. Uterus terlalu cepat meregang
e. Distosia Rhesus
5. Antagonis uterus
Pada antagonis Thesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah
fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya
fetus.

Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua kemudian diikuti
oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga menajdi benda asing
dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan isinya karena vili korialis belum menembus desidua terlalu
dalam, sedangkan sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal. Karena
itulah akan terjadi banyak perdarahan.

2.3 Klasifikasi Abortus


Abortus dapat dibagi atas 2 golongan yakni :
1. Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor
mekanis ataupun medisinalis, tetapi ini terjadi semata-mata oleh faktor-
faktor alamiah
2. Abortus Provakatus
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai oat-obatan
maupun alat-alat. Abortus ini dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Abortus Proovakatus Medisinalis (Abortus Theraeutika)
adalah pengguguran kehamilan, biasanya dengan alat-alat, dengan
alasan bahwa kehamilan membahayakan nyawa ibu. Misalanya ibu
dengan penyakit jantung, hipertensi esensialis, korsinoma serviks.
Pada hamil muda (<12 minggu) dapat dengan pemerian
prostaglandin . curettage dengan penyedotan (vakum). Sedangkan
pada hamil diatas 12 minggu dilakukan histerektomi, juga dapat
disuntikkan garam hypertonis atau prostaglandin intraamnial.
Tindakan ini harus mendapatkan persetujuan 2-3 tim dokter ahli.
b. Abortus Provokatus Kriminalis
adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

2.4 Klinis Abortus


1. Abortus Imminens
Adalah ancaman keluarnya hasip konsepsi yang ditandai oleh adanya
perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu.
Tanda-tanda :
a. Perdarahan sedikit pada kehamilan muda
b. Nyeri memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali
c. Tidak terdapat dilatasi serviks
Tindakan :
a. Tidak diperlukan tindakan medik secara khusus atau tirah baring
secara total
b. Periksa denyut nadi suhu badan 2 kali sehari bila pasien tidak panas
dan tiap 4 jam bila pasien panas
c. Tes kehamilan, bila hasil negatif janin sudah mati, pemeriksaan USG
menentukan apakah janin masih hidup
d. Bila perdarhaan berhenti, lakukan asuhan antenatal terjadwal dan
penialian ulang bila terjadi perdarahan lagi
e. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
f. Bersihkan vilva minimal 2 kali sehari dengan cairan antiseptic untuk
mencegah infeksi.

2. Abortus Insipiens
Adalah abortus yang sedang berlangsung dengan ostium terbuka dan
ketuban yang teraba.
Tanda-tanda :
a. Perdarahan pervaginam pada kehamilan < 20 minggu, kadang-
kadang keluar gumpalan darah
b. Nyeri karena kontraksi rahim kuat
c. Terdapat dilatasi serviks
Tindakan :
a.Pada kehamilan < 16 minggu dengan perdarahan banyak segera
lakukan :
1) Bila ada tanda syok atasi dengan cairan dan transfusi darah
2) Curettage untuk pengeluaran hasil konsepsi
3) Berikan injeksi ergometrin 0,2 mg Im atau methergin 0,2 mg IM
4) Berikan antibiotika ampicillin 500 mg 4x1 tablet selama 5 hari
dan tablet methergin 3x1 tablet selama 3 hari untuk mencegah
infeksi
b.Pada kehamilan > 16 minggu biasanya perdarhaan tidak banyak
namun bahaya perforasi pada kerokan lebih besar maka :
1. Proses abortus dipercepat dengan pemberian infuse oksitosin 10
U dalam 500 ml Dextrose 5% dengan tetesan disesuaikan
dengan sifat kontraksi .
2. Bila janin keluar tetapi plasenta masih tertinggal maka
pengeluaran plasenta dilakukn secara digital
3. Sama dengan point 3 dan 4 pada bagian a
3. Abortus onkomlitus
Adalah pengeluaran sebagia konsepsi pada kehamilan 20 minggu
dan yang masih tertinggal desidua atau plasenta.
Tanda-tanda :
Adanya amenorea, sakit perut dan mules-mules, perdarahan sedikit
atau banyak, sudah ada keluar fetus atau jaringan dan pada VT untuk
abortus yang baru serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-
sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri serta uterus
yang berukuran lebih kecil dari seharusnya.
Tindakan
a. Jika kehamilan < 16 minggu dan perdarahan tidak banyak
evaluasi dilakukan secara digital untuk mengeluarkan hasil
konsepsi. Jika perdarahan berhenti beri ergometrin 0,2 mg IM
atau misoprostol 400 mg peroral.
b. Jika perdarahan banyak dan terus berlangsung dengan usia
kehamilan < 16 minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi kemudian
beri ergometrin 0,2 mg IM (diulang setelah 15 menit bila perlu)
atau misoprostol 400 mg peoral (diulang setelah 4 jam bila
perlu)
c. Jika kehamilan > 16 minggu, berikan infuse oksitosin 20 u
dalam 50 ml cairan IV dengan 40 tetes / menit. Bila perlu
berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam (maksimal
800 mg )

4. Abortus Komplitus
Adalah keluarnya seluruh hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu
Tanda-tanda :
a. Keluarnya gumpalan darah pervginam
b. Perdarahan masih ditemukan tapi tidak banyak
c. Uterus telah mengecil dan ostium uteri telah menutup
Tindakan :
a. Bila kondisi pasien membaik, berikan ergometrin 3x1 tablet
selama 3-5 hari
b. Bila pasien mengalami anemia berikan sulfus feeosus atau
transfuse darah
c. Berikan antibiotic dan lakukan konseling untuk mencegah
terjadinya infeksi
d. Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral

5. Missed Abortion
Keadaan dimana janin sudah mati tetapi dalam rahim dan tidak
dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih
Tanda-tanda :
a. Amenorea dengan perdarahan sedikit yang berulag-ulang
b. Uterus mengecil karena absorpsi air ketuban dan maserasi janin
c. Buah dada mengecil kembali
d. Pada pemeriksaan dalam serviks menutup dan ada darah sedikit
Tindakan :
a. Bila kadar fibrinogen normal keluarkan jaringan konsepsi
b. Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering / segar
sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan hasil konsepsi
c. Bila kehamilan < 16 minggu lakukan pembukaan serviks lalu
lakukan dilatasi serviks kemudian hasil konsepsi diambil
d. Bila kehamilan < 16 minggu, berikan dietilbestrol 3x5 mg lalu
infuse oksitosin 10 U dalam 5% sebanyak 500 ml dengan 20
tetes/menit
e. Bila TFU 2 jari dibawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan
menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui
dinding perut.
6. Abortus Habitualis
Adalah keadaan dimana mengalami keguguran berurut-turut 3 kali
atau lebih
Etiologi :
a. Kelainan ovum atau sperma di mana kalu terjadi
pembuahan hasilnya adalah pembuahan yang patologis
b. Kesalahan-kesalahan pada ibu yang difusi tyroid,
korpus luteum, kesalahan plasenta, gangguan psikis dan serviks
inkompteten
Tindakan :
Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus ini lebih besar
hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi daripada sesudahnya,
merokok dan minum alkohol sebaiknya dihentikan.

7. Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik


Abortus Infeksiosus Adalah keluarnya hasil konsepsi yang disertai
infeksi saluran reproduksi. Abortus septic adalah keluarnya hasil
konsepsi disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau
toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum
Tanda-tanda
a. Adanya abortus : amenora, perdarahan, keluar jaringan yang
telah ditolong di luar rumah sakit
b. Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan dan
perdarahan
c. Tanda-tanda infeksi genital ; demam, nadi cepat, erdarahan
berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan dan lekositosis
d. Pada abortus septic : kelihatan sakit berat, panas tinggi,
menggigil, nadi kecil dan cepat dan tekanan darah turun sampai
syok
Tindakan :
a. Bila perdarahan banyak berikan transfusi darah
dan cairan yang cukup
b. Beri antibiotic yang cukup dan tepat
c. Lakukan dilatasi dan curettage untuk
mengeluarkan hasil konsepsi
d. Infus dan pemberian antibiotic diteruskan
menurut kebutuhan dan kemajuan penderita
e. Pada abortus septic tindakan sama saja, tetapi
ditinggikan

2.5 Komplikasi Abortus


Adapun komplikasi dari abortus adalah :
1. Perdarahan
2. Perfosi ; sering terjadi sewaktu dilatasi dan curettage yang dilakukan
oleh tenaga yang tidak ahli
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok hemoragik dan syok septic
KONTRASEPSI PASCAKEGUGURAN

Metode Waktu aplikasi Keterangan


Kondom Segera Efektifitas tergantung dari tingkat
kedisiplinan klien dapat mencegah
PMS.
Pil hormonal Segera Cukup efektif, tetapi perlu ketaatan
pasien untuk minum pil ini secara
teratur.
Suntikan Segera Konseling untuk pilihan hormon tunggal
atau kombinasi.
Implan Segera Sesuai untuk pasangan yang ingin
kontrasepsi jangka panjang.
AKDR Segera/setelah Pertimbangkan kondisi klien (anemis)
kondisi pasien atau resiko infeksi (PMS/ITG) pasca
memuaskan insersi.
Tubektomi Segera Sesuai untuk pasangan yang ingin
menghentikan fertilitas
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
G2P1A0 HAMIL 16 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 29 Maret 2007
No TMK : 08.06.56
A. Data Subjektif
1. Identias
Istri Suami
Nama : Ny. L Tn. A
Umur : 20 th 25 th

2. Keluhan utama
Ibu datang ke RS dan mengatakan bahwa keluar darah sedikit-sekit
dari kemaluannya disertai mules-mules sejak kemarin setelah
melakukan perjalanan jauh menggunakan sepeda motor.

3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Ini merupakan kehamilan yang pertama

B. Data Obejektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan emosional : Kelihatan cemas

b. Tanda-tanda vital
TD = 110 / 70 mmHg
Suhu = 36,30C
Nadi = 78 x per menit
Pernapasan = 22 x per menit
BB sebelum hamil = 45 kg
BB sesudah hamil = 46 kg
TB = 153 cm
LILA = 24 cm

2. Pemeriksaan kebidanan
- Infeksi
Muka : Pada muka tidak teradapat cloasma gravidarum
dan muka tidak odema, terlihat agak pucat
Rambut : Rambut ibu bersih, hitam, kulit kepala bersih,
dan rambut tidak rontok
Mata : konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus, bentuk
mata simestris
Mulut : Tidak ada stomatis, bibir pucat dan lidah tidak
kotor
Dada : Dada ibu simetris, payudara membesar dengan
areola mamae berwarna kehitaman, putting susu
menonjol dan kolostrum belum keluar
Ekstremitas : Tangan dan kaki tidak terdapat odema dan varies,
pada lengan kiri terpasang cairan infus RL 20
tetas / menit
Genetalia : terlihat adanya darah yang keluar, tidak ada
pembesaran kelenjar bartholini

- Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyrorid, heath
bening dan tidak ada pelebaran vena jugularis
Mammae : Tidak terdapat benjolan yang abnormal, tidak ada
nyeri tekan.
Abdomen :
- Leopold I : TFU berada di pertengahan pusat dan symfisis
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Darah → Hb = 10,8 g%
b. USG : positif, masih terdapat janin
c. Pemeriksaan inspekulo
Tidak ada dialtas serviks

II. ASESSMENT
Ibu G2P1A0 hamil 16 minggu dengan abortus imminens

III PLANNING
1. Memberikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan yaitu ibu hamil 16 minggu dan mengalami abortus imminens
(keguguran yang masih bisa dipertahankan)
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat secukupnya ; ibu sudah istirahat
dengan cara membaringkan tubuhnya
3. Memeriksa denyut nadi dan suhu badan 2 kali sehari bila ibu tidak panas
dan tiap 4 jam bila ibu panas ; pemeriksaan denyut nadi telah dilakukan
4. Menganjurkan ibu untuk diet tinggi protein dan memberikan tambahan
vitamin C
5. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara
berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
6. Menganjurkan ibu untuk membersihkan vulva minimal 2 kali sehari
dengan cairan antiseptic untuk mencegah infeksi saat masih
mengeluarkan cairan coklat ; ibu membersihkan vulvanya pada saat
habis BAK, BAB dan setelah mandi.

Anda mungkin juga menyukai