Anda di halaman 1dari 53

 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


MINI PROJECT

Tanggal : 29 Januari  –  17 Februari 2014


Kode Kegiatan : F7
Uraian Kegiatan : Pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembang untuk Guru PAUD
Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2 Sebagai Upaya
Meningkatkan Cakupan Balita dan Anak Prasekolah Paripurna
Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi antara faktor genetik
dengan faktor lingkungan baik lingkungan prenatal maupun post natal. Faktor lingkungan ini
yang akan memberikan segala macam kebutuhan yang merupakan kebutuhan dasar yang
diperlukan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang. Kebutuhan dasar awal tersebut terdiri
dari asuh, asih dan asah. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan
rangsangan atau stimulasi yang berguna untuk mengembangkan potensi anak. Stimulasi
sendiri merupakan bagian dari ‗asah‘. Anak yang memperoleh stimulasi terarah akan lebih
cepat berkembang dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulus.
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah meliputi anak umur 1-6
tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan baik dokter, bidan maupun perawat. Pemerintah telah mengadakan program berupa
 pelayanan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita dan anak pra sekolah sejak dini
untuk merangsang perkembangan anak dikemudian hari dan dapat mendeteksi anak jika
terdapat penyimpangan.
Di Provinsi Jawa Timur cakupan bayi paripurna sudah mencapai target yang
diharapkan tetapi masih ada sebagian kabupaten yang tertinggal. Hal ini dapat dinilai dari
data pada tahun 2012 cakupan (kunjungan) bayi paripurna Provinsi Jawa Timur pada tahun
2012 mencapai 94,10%, dimana 12 kabupaten/kota belum mencapai target yang ditentukan,

yakni 90% (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2012).

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 1/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

Sedangkan untuk cakupan balita dan pra sekolah, provinsi Jawa timur belum
mencapai target yang diharapkan. Dari 38 kabupaten/kota se Jawa Timur, hanya 6 (enam)
kabupaten/kota yang mencapai target 83%. Kisaran cakupan antara yang terendah yakni
sebesar 44,19% di Kabupaten Nganjuk dan yang tertinggi 91,86 % di Kabupaten Lamongan.
Kabupaten Bondowoso sendiri masih belum mencapai target tersebut dengan hanya mencapai
72,79 %. (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2012).
Kabupaten atau kota yang belum mencapai target perlu meningkatkan cakupan
 pelayanan anak balita dengan pelayanan paripurna, yakni salah satu pelayanannya adalah
sudah di-Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang (SDIDTK) sebanyak 2 (dua)
kali. Petugas diharapkan tetap memantau anak balita di Pendidikan Anak Usaha Dini
(PAUD) dan mencatat di kohort anak balita.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso menunjukkan hasil cakupan
deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) balita dan apras di Dinas Kesehatan Kota Bondowoso
 pada tahun 2013 yaitu balita sebesar 79,59%, dan apras sebesar 80,87%. Hal ini belumlah
mencapai target yang ditentukan karena masih di bawah 90%.
Dari data Puskesmas Tegalampel, hasil cakupan DDTK bayi, balita dan pra sekolah di
Desa Karanganyar di tahun 2013 yakni untuk bayi sebesar 97,1 %, untuk balita sebesar
55,7%, dan apras sebesar 68,7%. Dibandingkan desa lainnya di Tegalampel, desa
Karanganyar termasuk yang memiliki cakupan balita dan apras yang rendah dan masih di
 bawah 90%, sedangkan untuk cakupan bayi paripurna sudah di atas 90%. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain tingkat pengetahuan guru PAUD mengenai
screening untuk DDTK maupun hal-hal teknis berkenaan dengan pelaporan hasil kepada
 petugas kesehatan. Oleh karena itu perlu diadakan adanya pelatihan dan pemantauan DDTK
untuk para guru PAUD di Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel agar cakupan pelayanan
 paripurna bayi, balita dan apras dapat ditingkatkan.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang diangkat dalam pembuatan penelitian ini adalah:
1.  Bagaimana tingkat pengetahuan dan kesadaran para guru PAUD Putra Harapan dan
PAUD Bougenville 2 Desa Karanganyar mengenai pentingnya DDTK dan cara
melaksanakan DDTK bagi balita dan APRAS?
2.  Bagaimana peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru PAUD Putra Harapan

dan PAUD Bougenville 2 dalam melaksanakan DDTK bagi balita dan APRAS
setelah dilaksanakannya pelatihan?

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 2/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

3.  Apa saja permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan DDTK bagi balita dan
APRAS di PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2?

1.3 Tujuan Umum


Untuk meningkatkan cakupan balita dan anak pra sekolah paripurna di Desa
Karanganyar Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso

1.4 Tujuan Khusus


1.  Untuk meningkatkan kemampuan guru PAUD dalam melakukan dan melaporkan
hasil DDTK secara mandiri
2.  Untuk mendeteksi adanya kelainan tumbuh kembang bayi, balita, dan anak pra
sekolah di Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 3/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
1.  Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses
 pematangan. (Soetjiningsih, 1995)
2.  Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan
sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistemnya yang terorganisasi. (IDAI, 2002)
3.  Perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari
tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui
 proses maturasi dan pembelajaran terhadap perkembangan emosi, social dan
intelektual anak. (Whaley and Wong).
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa
ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-
sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan
anak pada berbagai tahap perkembangan.

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak


1. Faktor Intrinsik

Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan dengan


terjadinya penyakit pada anak, yaitu:
  Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner )
  Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid , kekurangan
hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya
  Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam
 pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan

  Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan
mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 4/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

   Anemia atau penyakit darah lainnya.


  Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau
hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi
Menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan
(ekstrinsik). Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis
kelamin, suku bangsa / bahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering
diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan
 pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang
memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal.

2. Faktor Ekstrinsik
Yang merupakan faktor ekstrinsik antara lain :
  Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan
dari orang tua).
   Depresi  bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika
anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi
 pada bayi yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang
mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
  Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan kepada anak,
tempat tinggal dan perilaku orang tua). Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat
menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan
 pertumbuhannya
  Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau racun).
Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi
 bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan
sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan ―bio-psiko-fisiko-sosial‖ yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari
konsepsi sampai akhir hayatnya.

3. Faktor Pendukung

Faktor –  faktor pendukung perkembangan anak, antara lain :


  Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 5/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

  Peran aktif orang tua


  Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak
  Peran aktif anak
  Pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 1998).

2.3 Aspek Perkembangan Anak  


a.  Perkembangan Fisik  
Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi
yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik
halus.
o   Perkembangan motorik kasar 
Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh
 perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh
anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh.
Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak.
Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan

seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.


o   Perkembangan motorik halus 
Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak
yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu.
Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar
dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok
termasuk contoh gerakan motorik halus.

b.  Perkembangan Emosi 


Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai; merasa
nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada
aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di
sekitarnya. Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang
diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan

 belajar untuk menyayangi.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 6/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

c.  Perkembangan Kognitif  


Pada aspek koginitif,  perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam
menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya.
Kemampuan kognitif berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan
maupun isyarat), memahami kata, dan berbicara.

d.  Perkembangan Psikososial 


Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama
teman-teman sebayanya. Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak,
orangtua dan pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar
keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang. Rangsangan atau latihan tidak
 bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya, rangsangan dan latihan
tersebut diberikan dengan tetap memerhatikan kesiapan anak, bukan dengan paksaan.

2.4 Tahapan Perkembangan Anak Menurut Usia


Usia 0-3 bulan: 
   Mengangkat kepala setinggi 45°

   Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah

   Melihat dan menatap wajah anda

   Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh 

   Suka tertawa keras 

   Bereaksi terkejut terhadap suara keras

   Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.

   Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak

Usia 3-6 bulan: 


   Berbalik dari telungkup ke telentang

   Mengangkat kepala setinggi 90°

   Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil

   Menggenggam pensil

   Meraih benda yang ada dalam jangkauannya

  Memegang tangannya sendiri


   Berusaha memperluas pandangan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 7/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

   Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil

   Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik

   Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain

sendiri

Usia 6-9 bulan: 


   Duduk sendiri (dalam sikap bersila)

   Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan

   Merangkak dan meraih mainan atau mendekati seseorang

   Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya

   Memungut dua benda, masing-masing tangan memegang satu benda pada

saat yang bersamaan


   Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup

   Bersuara tanpa arti seperti: mamama, bababa, dadada, tatata

   Mencari mainan/benda yang dijatuhkan

   Bermain tepuk tangan/cilukba

   Bergembira dengan melempar benda

   Makan kue sendiri

Usia 9-12 bulan: 


   Mengangkat badannya ke posisi berdiri

   Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi

   Dapat berjalan dengan dituntun

   Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan

   Mengenggam erat pensil


  Memasukkan benda ke mulut
   Mengulang menirukan bunyi yang didengar

   Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti

   Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja

   Bereaksi terhadap suara bisikan (perlahan)

   Senang diajak bermain "CILUK BA"

   Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 8/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

Usia 12-18 bulan: 


   Berdiri sendiri tanpa berpegangan

   Membungkuk untuk memungut mainan kemudian berdiri kembali

   Berjalan mundur 5 langkah

   Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata

"mama".
   Menumpuk dua buah kubus

   Memasukkan kubus di kotak

   Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa

mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu


   Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing

Usia 18-24 bulan: 


   Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik

   Berjalan tanpa terhuyung-huyung

   Bertepuk tangan, melambai-lambai

   Menumpuk empat buah kubus

   Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

   Menggelindingkan bola kearah sasaran

   Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti

   Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga

   Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri

Usia 24-36 bulan: 


   Jalan menaiki tangga sendiri


  Dapat bermain dan menendang bola kecil
   Mencoret-coret pensil pada kertas

   Bicara dengan baik, menggunakan dua kata

   Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta

   Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau

lebih
   Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu membawa suatu

 benda jika diminta


   Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 9/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

   Melepas pakaiannya sendiri

Usia 36-48 bulan: 


   Berdiri pada satu kaki selama 2 detik

   Melompat dengan kedua kaki diangkat

   Mengayuh sepeda roda tiga

   Menggambar garis lurus

   Menumpuk 8 buah kubus

   Mengenal 2-4 warna

   Menyebut nama, umur, tempat.

   Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan

   Mendengarkan cerita

   Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri

   Bermain bersama ternan, mengikuti aturan permainan

   Mengenakan sepatu sendiri

   Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

Usia 48-60 bulan: 


   Berdiri pada satu kaki selama 6 detik

   Melompat dengan kedua kaki diangkat

   Mengayuh sepeda roda tiga

   Menggambar garis lurus

   Menumpuk 8 buah kubus

   Mengenal 2-4 warna

   Menyebut nama, Usia, tempat


  Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
   Mendengarkan cerita

   Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri

   Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan

   Mengenakan sepatu sendiri

   Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

Usia 60-72 bulan: 


   Berjalan lurus

10 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 10/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

   Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik

   Menggambar 6 bagian tubuh, menggambar orang lengkap

   Menangkap bola kecil dengan kedua tangan

   Menggambar segi empat

   Mengerti arti lawan kata

   Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih

   Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya

   Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10

   Mengenal warna-warni

   Mengungkapkan simpati

   Mengikuti aturan permainan

   Berpakaian sendiri tanpa dibantu

2.5 Penilaian Perkembangan Anak


Tujuan Penilaian Perkembangan Anak
Tujuan dari penilaian perkembangan anak adalah agar para tenaga kesehatan :
1.  Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal hal yang merupakan resiko
terjadinya kelainan perkembangan tersebut.
2.  Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan konseling
genetik.
3.  Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke senter yang lebih tinggi.

Tahap Penilaian Perkembangan Anak


1.  Anamnesis
Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan
 perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti
maka salah satu penyebabnya akan dapat diketahui.
Ditanyakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada
anak saat masa prenatal, natal dan postnatal.
Prenatal:
a)  Genetika
 b)  Gizi ibu

c)  Anemia
d)  Diabates Melitus

11 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 11/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

e)  Alkoholik
f)   Narkotik
g)  TORCH
h)  Perdarahan antepartum
 Natal:
a)  Hipoglikemi
 b)  Infeksi
c)  Bayi berat lahir rendah
d)  Asfiksia Neonatal
e)  Tindakan partus
Postnatal:
a)  Infeksi (intrakranial)
 b)  Kejang demam
c)  Trauma Kapitis
d)  Tumor otak
e)  Hiperbilirubinemia

2.  Skrining Gangguan Perkembangan Anak


Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen instrumen untuk skrining guna
mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST
(Denver Developmental Screening Test), tes IQ, atau tes psikologik lainnya.

3.  Evaluasi Lingkungan Anak


Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan
 biopsikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini kita juga harus melakukan evaluasi
terhadap lingkungan anak tersebut, misalnya dapat digunakan HSQ (Home Screening
Questionnaire).

4.  Evaluasi Penglihatan dan Pendengaran Anak


Tes penglihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi;
umur 2 ½ tahun  –   3 tahun dengan kartu gambar dari Allen; dan diatas umur 3 tahun
dengan huruf E. Juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa kornea

dan retinanya.

12 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 12/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

Sedangkan skrining pendengaran anak, melalui anamnesis atau menggunakan


audiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk
telinga, hidung dan tenggorok.

5.  Evaluasi Bicara dan Bahasa Anak


Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicara
masih dalam batas batas normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara
menggambarkan kemampuan SSP, endokrin, ada/tidaknya kelainan bawaan pada
hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi anak, dan
sebagainya.

6.  Pemeriksaan Fisik


Untuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik agar diketahui apabila
terdapat kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya
 berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda penyakit defisiensi dan lain lain.

7.  Pemeriksaan Neurologi


Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan keadaan yang diduga
dapat mengakibatkan gangguan neurologi seperti trauma lahir, persalinan yang lama,
asfiksia berat dan sebagainya. Kemudian dilakukan tes/pemeriksaan neurologi yang
teliti maka dapat membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya jika ada lesi
intrakranial, palsi serebralis, neuropati perifer, penyakit degeneratif dan sebagainya.

8.  Integrasi hasil penemuan


Berdasar anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas dibuat suatu kesimpulan
diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan
 penatalaksanaannya, perencanaan konsultasi dan prognosisnya.

13 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 13/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

2.6 KPSP sebagai Salah Satu Metode Penilaian Perkembangan Anak


Ada banyak jenis tes perkembangan dan psikologi untuk menilai tahap
 perkembangan anak. Berikut beberapa jenis tes penilaian perkembangan anak yang sering
digunakan antara lain :
1.  KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan)
2.  Tes Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mata Anak
3.  Tes Daya Dengar Anak
4.  DDST (Denver Developmental Screening Test)
Pada mini project ini, metode yang penulis libatkan adalah KPSP. Untuk itu, berikut
 penjabaran lebih lanjut mengenai KPSP:

   Definisi
KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua
dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk
 perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10
nomor yang harus dijawab oleh orang tuaatau pengasuh yang mengetahui keadaan
 perkembangan anak.

   Prosedur Pelaksanaan
  Tentukan usia anak yang akan dilakukan skrining. Pertanyaan dalam KPSP
dikelompokan sesuai usia anak saat dilakukan pemeriksaan, mulai kelompok usia
3-6-9-12-15-18-21-24-30-36-42-48-54-60-66-72 bulan. Bila anak berusia
diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak.
Untuk usia ditetapkan menurut bulan dengan kelebihan 16 hri dibulatkan menjadi
1 bulan.
  Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
  KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
o   Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : ―dapatkah bayi
makan kue sendiri?‖ 
o   Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan
tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : ―pada posisi bayi anda terlentang,
tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi
duduk‖ 

14 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 14/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

  Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-
ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.
  Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
  Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK .
  Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

   Penilaian Hasil Kuisioner


  Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab oleh orang tua. Setelah semua pertanyaan
dijawab, selanjutnya hasil KPSP dinilai.
o   Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)
o   Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)
o   Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S) 
o   Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)  
o   Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
o   Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
1.  Untuk Anak dengan Perkembangan Sesuai (S)
  Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.

  Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi

sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.


  Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak

usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan


sehari-hari yang terarah.
  Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.

2.  Untuk Anak dengan Perkembangan Meragukan (M)


   Konsultasikan nomor jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang
diberikan lebih sering .
   Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan

anak.
   Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak.

Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat


 perkembangannya.

  Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang
sama pada saat anak pertama dinilai.

15 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 15/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

  Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah

 bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.
3.  Untuk Anak dengan Kemungkinan Penyimpangan Perkembangan (P)
-  Lakukan tes lanjutan dengan menggunakan tes DDST lengkap

2.7 Gangguan Perkembangan dan Intervensinya


Meskipun beberapa keterlambatan perkembangan pada perkembangan milestone
 bahasa, motorik, atau sosial adaptif dapat bersifat sementara, keterlambatan perkembangan
 pada usia dini sangat erat hubungannya dengan diagnosis dari disabilitas perkembangan
seperti retardasi mental, serebral palsi, gangguan bicara, autis dan kesulitan belajar pada
 perkembangan anak lebih lanjut. Terlebih lagi, adanya bukti bahwa identifikasi dini dan
 penanganan anak dengan kondisi perkembangan yang terganggu dapat meningkatkan hasil
akhir secara fungsional dan menurunkan resiko dari masalah tingkah laku sekunder.
Kemampuan berbicara dan berbahasa telah dipertimbangkan oleh para ahli sebagai
indikator yang baik terhadap perkembangan anak secara keseluruhan dan kemampuan
kognitif yang berhubungan dengan keberhasilan pendidikan. Identifikasi anak dengan
keterlambatan perkembangan atau masalah yang berkaitan dapat mengarahkan kepada
intervensi ketika usia dini dimana kemungkinan untuk perbaikan paling baik.
Penilaian perkembangan anak meliputi identifikasi masalah-masalah perkembangan
anak dengan screening (skrining/penapisan/penjaringan) dan surveillance ukuran standart
atau non standart, yang juga digabungkan dengan informasi tentang perkembangan sosial,
riwayat keluarga, riwayat medik dan hasil pemeriksaan mediknya.
Tolak ukur perkembangan meliputi motorik kasar, motorik halus, berbahasa, dan
 prilaku sosial. Dikatakan terdapat penyimpangan apabila kemampuan anak tidak sesuai
dengan tolak ukur (milestone) anak normal. Dalam survei diperoleh informasi kepedulian
orang tua terhadap perkembangan dan prilaku anaknya. Kategori kepedulian orang tua dalam
deteksi penyimpangan perkembangan anak :
1.  emosi dan perilaku
2.   berbicara dan berbahasa
3.  keterampilan sosial dan menolong diri sendiri
4.  motorik kasar
5.  motorik halus

6.  membandingkan dengan lingkungan


7.  masalah anak yang orang tuanya tidak mengeluh

16 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 16/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

Beberapa Gangguan Perkembangan Anak Yang Sering Ditemukan


1.  Gangguan bicara dan bahasa
Kemampuan bahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena
kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem
lainnya, sebab kemampuan ini melibatkan kemampuan kognitif, psikologis, emosi dan
lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan
 bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2.  Cerebral Palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel sel motorik pada susunan
saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3.  Sindrom Down
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21
yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor
seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia berat, masalah biologis, atau lingkungan
lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan
untuk menolong diri sendiri.
4.  Gangguan Autisme
Merupakan gangguan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak
 berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga
gangguan tersebut sangat luas dan berat yang dapat mempengaruhi anak secara
mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
5.  Retardasi Mental
Merupakan suat kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ<70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap
tuntutann masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
6.  Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hioeraktivitas
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

17 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 17/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

2.8 Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


Merupakan suatu tindakan tertentu pada anak yang perkembangan kemampuannya
menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya. Tindakan tersebut dapat berupastimulasi
 perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu yang diikuti
dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.

Indikasi dilakukan intervensi perkembangan anak


-  Perkembangan yang meragukan (M), artinya kemampuan anak tidak sesuai dengan
yang seharusnya dimiliki anak. Pemeriksaan KPSP jawaban YA = 7 atau 8.
-  Langkah intervensi :
o   Pilih kelompok stimulasi yang lebih muda dari umur anak
o   Ajari orang tua cara melakukan intervensi sesuai dengan masalah/penyimpangan
yang ditemukan pada anak tersebut. Misalnya anak memiliki penyimpangan pada
gerak kasar, aka yang diintervensi adalah gerak kasarnya, contoh : anak dilaih
 berdiri.
o   Beri petunjuk pada orang tua untuk mengintervensi anak sesering mungkin
dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, bervariasi dan sambil bermain agar
anak tidak bosan.
o   Intervensi dilakukan secara intensif setiap hari sekitar 3-4 jam selama 2 minggu.
o   Minta orang tua untuk datang kembali/kontrol 2 minggu kemudian untuk
dilakukan evaluasi hasil intervensi.

18 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 18/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dengan ciri utamanya
adalah adanya tindakan yang berulang atau bersiklus dengan ciri utamanya adalah adanya
tahap refleksi hasil tindakan kelas per siklusnya dan metode utamanya adalah refleksi diri
yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dalam konteks penelitian tindakan ini
 peneliti bertindak sebagai pelaku utama sekaligus observer , sebab peneliti terlibat langsung
dalam pemberi materi pelatihan DDTK kepada para guru PAUD sekaligus dalam pengevaluasian
 pemahaman tersebut. Sebagai observer , peneliti mengobservasi langsung kegiatan para guru
dalam pengisian ―Kartu Anak‖ guna tercapainya cakupan bayi yang paripurna. 
Di samping itu, pendekatan ini dipilih karena penelitian tindakan ini memenuhi
kriteria kualitatif (Lexy J. Moleong, 1999: 4-7).:
1)   peneliti sebagai instrumen utama, di samping sebagai pengumpul data dan
 penganalisis data, peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian;
2)  menggunakan latar alami, dalam hal ini peneliti akan menyelidiki dan
memaparkan data secara alami seperti apa adanya di lapangan;
3)  hasil penelitian bersifat deskriptif-analisis, karena data yang akan terkumpul
 berupa kata-kata atau kalimat dan angka-angka;
4)  adanya batas permasalahan yang ditentukan oleh fokus penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2 Desa
Karanganyar. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2014 sampai tanggal
17 Februari tahun 2014.

3.3 Subjek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah para guru PAUD Putra Harapan yang berjumlah 3
orang dan guru PAUD Bougenville 2 yang berjumlah 2 orang. Semuanya adalah perempuan
dengan kemampuan yang heterogen.

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

19 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 19/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

a.  KPSP dan penyederhanaan KPSP


Keduanya merupakan bahan yang harus dipelajari dan dipahami oleh subyek peneliti
untuk dapat melakukan pengisian ―Kartu Anak‖ 
 b.  Alat peraga
Alat peraga yang digunakan berupa balok-balok kecil dengan berbagai ukuran, baju
yang memilki kancing, kertas gambar, sebagai sarana untuk melakukan DDTK
kepada balita dan apras.
c.  Kartu Anak
Kartu anak digunakan sebagai acuan keberhasilan pelatihan tindakan berupa tingkat
 pemahaman subyek peneliti dalam mendeteksi tumbuh kembang.

3.5 Definisi Operasional


Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan istilah dalam penelitian, maka perlu
diberikan definisi operasional sebagai berikut:
1.  Penelitian : menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara-cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
 bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
 peneliti.
2.  Tindakan : menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3.  Kelas  : dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian
yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan
 pengajaran, yang dimaksud dengan ‗kelas' adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga. Dalam penelitian
ini, kelas adalah sekelompok guru yang diberi perlakuan tindakan pembelajaran tentang
 pelaksanaan DDTK.
4.  Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)  adalah kegiatan/pemeriksaan yang bertujuan
untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada Balita dan
Anak Pra Sekolah. Dengan ditemukannya secara dini penyimpangan atau masalah
tumbuh kembang pada anak, maka intervensi yang akan dilakukan tentunya akan lebih
mudah dan fokus dilaksanakan dan selain itu tenaga kesehatan juga mempunyai ―waktu‖
yang cukup dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang sesuai.

20 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 20/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

3.6 Rancangan dan Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Rancangan dari model PTK


Sumber : Hopkins (1993) yang dikutip oleh Tim Pelatihan Proyek PGSM (1999:7).

3.7  Prosedur Pelaksanaan


Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan per siklus;
 pertemuan pertama adalah pelaksanaan tindakan pembelajaran dan pertemuan kedua adalah
evaluasi proses pelaksanaan DDTK oleh guru terhadap siswanya. Siklus kedua tidak

21 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 21/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

dilaksanakan apabila hasil evaluasi siklus pertama sudah menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan guru dalam melaksanakan DDTK. Namun apabila hasil evaluasi tidak
menunjukkan peningkatan maka perlu dilaksanakan siklus ke dua berdasarkan hasil refleksi
siklus pertama. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti
apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut :
1. Tahap kegiatan awal, meliputi:
a. Observasi awal
 b. Tes awal: untuk mengetahui kemampuan awal para guru PAUD tentang pentingnya
DDTK, cara pemeriksaan DDTK yang benar serta cara pelaporan yang sesuai.
2. Perencanaan, adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi:
a.  membuat skenario pelatihan
 b.  membuat lembar observasi
lembar observasi digunakan untuk melihat para guru PAUD dalam mengaplikasikan
materi yang diberikan.
c.  mendesain alat evaluasi
alat evaluasi digunakan untuk melihat apakah materi telah dikuasai oleh subyek
 peneliti dalam hal ini para guru PAUD.
d.  membuat jurnal refleksi diri.
3. Pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah memberikan
materi DDTK dan pelatihan cara pengisian Kartu Anak melalui KPSP.
4. Observasi/evaluasi, pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
serta melakukan evaluasi.
5. Refleksi hasil yang diperoleh dalam tahap observasi/evaluasi dikumpulkan serta dianalisis
dalam tahap ini. Kelemahan-kelemahan/ kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap
siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

3.8 Jenis Data dan Cara Pengambilan Data


a. Sumber data: sumber data dalam penelitian ini adalah dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Bondowoso mengenai cakupan balita dan APRAS paripurna di Bondowoso dan dari
Puskesmas Tegalampel mengenai cakupan balita dan APRAS paripurna di Desa
Karanganyar

22 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 22/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

 b. Jenis data: jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi diri dan data
kuantitatif diperoleh dengan alat evaluasi hasil belajar.
c. Cara pengambilan data
- Data tentang pelaksanaan pelatihan DDTK diambil berdasarkan pengamatan langsung
dengan menggunakan lembar observasi dan jurnal refleksi diri.
- Data tentang pemahaman para guru PAUD diambil melalui hasil pengisian Kartu
Anak.

3.9 Indikator Kinerja


Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yang berkaitan dengan
keberhasilan pelaksanaan pelatihan yaitu minimal 90% skenario pelatihan yang dibuat telah
dilaksanakan dengan benar, melalui hasil pengisian Kartu Anak dan pelaporannya.

23 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 23/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

BAB IV
DATA DASAR

4.1 Data Geografis Desa Karanganyar


-  Luas wilayah : ± 441 ha
-  Batas –  batas :
o   Utara : Desa Tanggulangin
o   Timur : Kelurahan Sekarputih
o   Selatan : Kelurahan Kotakulon
o   Barat : Desa Locare

4.2 Data Demografi Desa Karanganyar


-  Terdiri dari 6 Dusun :
o   Dusun Jembatan Kecil
o   Dusun Blok Pasar
o   Dusun Krajan
o   Dusun Trebung
o   Dusun Song Tengah
o   Dusun Song Barat
-  Jumlah Kepala Keluarga : 2.781 KK
-  Jumlah Penduduk : 5649 jiwa
o   Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki : 2757 jiwa
Perempuan : 2892 jiwa

24 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 24/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

Peta Desa Karanganyar

4.3 Sumber Daya Desa Karanganyar


-  Sarana Pendidikan
o  
PAUD :9
o   TK :2
o   SD / Sederajat :3
o   SMP / Sederajat :1
o   SMA / Sederajat :0
-  Jumlah Tempat Ibadah
o   Masjid : 3
o   Mushallah : 37
o   Gereja : 0
o   Vihara : 0
o   Pura : 0

25 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 25/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan mini project ini diawali dengan pemilihan sampling untuk kegiatan pelatihan
guru PAUD. Rangkaian kegiatan dimulai dengan melakukan survey data dasar pada desa-
desa di kecamatan Tegalampel. Di antara 7 desa yang ada, Karanganyar dan Sekarputih
merupakan 2 desa terpilih yang dianggap memiliki angka cakupan balita dan APRAS
 paripurna terendah dibandingkan desa lain. Angka terendah sebenarnya ditunjukkan pada
data desa Sekarputih, tetapi hal ini disebabkan karena permasalahan teknis yakni perihal
 pelaporan yang kurang baik sehingga data yang terkumpul tidak mencukupi untuk
menggambarkan kondisi cakupan balita dan APRAS paripurna yang sebenarnya sehingga
tidak relevan untuk dijadikan sampel. Karena itu, desa Karanganyar dipilih untuk kegiatan
ini. Pengambilan data dasar dilakukan pada kantor balai desa Karanganyar, PKM Tegalampel
dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso.
Jumlah balita dan APRAS desa Karanganyar berdasar data KIA tahun 2013 yaitu
 balita sebanyak 282 jiwa dan APRAS sebanyak 147 jiwa dengan cakupan balita paripurna
desa Karanganyar 79,59%, dan apras sebesar 80,87%. Desa Karanganyar memiliki 9 PAUD
dengan total guru PAUD 29 orang.
Kegiatan miniproyek dilanjutkan dengan pelaksanaan observasi dan tes awal dengan
mendatangi guru-guru PAUD desa Karanganyar. Dalam tahap ini, dilakukan penilaian
kemampuan awal para guru PAUD desa Karanganyar tentang pentingnya DDTK, cara
 pemeriksaan DDTK yang benar serta kelainan tumbuh kembang yang mungkin ditemukan
selama DDTK serta kapan gangguan itu harus dilaporkan. Dari pertemuan awal ini tampak
 bahwa para guru PAUD hanya mengetahui sekilas tentang DDTK namun belum memahami
seberapa penting dan bagaimana cara DDTK itu sendiri dilakukan. Para guru PAUD sendiri
 belum dapat mengetahui kapan balita dan APRAS memerlukan perhatian lebih terkait proses
tumbuh kembangnya termasuk kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus atau bahkan
 perlu intervensi medis.
Setelah mendapatkan gambaran mengenai kemampuan awal para guru PAUD
mengenai DDTK melalui observasi dan tes awal, dilakukan perencanaan kegiatan pelatihan.
Perencanaan ini terdiri dari pembuatan skenario pelatihan, lembar observasi, dan jurnal
refleksi diri.

26 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 26/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

1.  Skenario pelatihan


Pelatihan dirancang terdiri dari penyusunan materi pelatihan yang akan diberikan
kepada para guru PAUD serta rencana isi kegiatan pelatihan. Isi kegiatan
 pelatihan terdiri dari pemberian materi mengenai DDTK, demonstrasi pelaksanaan
DDTK dengan KPSP dan penyederhanaannya, serta demonstrasi cara pengisian
kartu anak yang dilanjutkan dengan diskusi dua arah dengan para guru PAUD.
Rancangan materi DDTK meliputi pentingnya DDTK beserta cara melakukannya
dengan benar serta apa saja gangguan yang mungkin muncul selama DDTK dan
kapan gangguan itu harus dilaporkan kepada petugas medis terkait.
2.  Lembar observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini berupa observation checklist   yang
digunakan untuk mengamati aktivitas guru PAUD dalam mengaplikasikan materi
yang diberikan. Di dalam lembar observasi ini dicantumkan indikator apa saja
yang perlu diamati dari kegiatan guru PAUD dalam melakukan DDTK berdasar
 penyederhanaan KPSP pada balita dan APRAS. Dalam lembar observasi ini
dicantumkan pula deskripsi cara guru dalam melaksanakan DDTK beserta kondisi
yang terjadi pada saat itu. Adapun bentuk lembar observasi adalah sebagai
 berikut;
Tabel 1: Obser vation  pelaksanaan
ch eckl i st  DDTK oleh guru PAUD
INDIKATOR PENGAMATAN GURU
 No Nama guru (yang diamati) GK GH BB SK Jumlah
A NA A NA A NA A NA

1
2
3

4
5

Catatan:
GK = Gerak Kasar; GH = Gerak Halus; BB = Bicara dan Bahasa; SK = Sosialisasi dan Kemandirian
A = Applicable (dapat melakukan); NA = Not Applicable (tidak dapat melakukan)

27 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 27/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

3.  Alat evaluasi


Selanjutnya, observasi dilanjutkan dengan evaluasi menggunakan alat evaluasi
yang dibuat untuk melihat apakah materi telah dikuasai dan seberapa baik
 penguasaan materi oleh para guru PAUD. Alat evaluasi ini mencakup penilaian
seberapa baik guru melakukan DDTK dalam hal ini melibatkan penilaian
kesesuaian apa yang dilakukan para guru PAUD dengan cara menggunakan
DDTK berdasar KPSP dan penyederhanaannya yang benar. Hal tersebut dapat
dinilai dari lembar observasi dan kartu anak yang dievaluasi dengan alat evaluasi
yang dirancang oleh peneliti. Alat evaluasi tersebut digunakan sebagai pedoman
 penilaian kartu anak sebagai hasil pelaksanaan DDTK oleh guru PAUD. Alat
evaluasi tersebut berisi kisi-kisi hal-hal yang dinilai dalam dari kartu anak yang
telah diisi oleh guru PAUD. Adapun bentuk alat evaluasi tersebut adalah sebagai
 berikut:

4 Aspek Penilaian KPSP Hasil Akhir Kuisioner


PAUD
Salah Benar Salah Benar

4.  Pembuatan jurnal refleksi diri.


Jurnal refleksi diri ini dirancang untuk menarik hasil observasi dan evaluasi yang
telah dilakukan, di dalamnya terdiri dari :
  kondisi-kondisi yang mempengaruhi penelitian ini seperti
  kendala dan kekurangan

  faktor yang mendukung


  faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil DDTK yang


tidak terkait dengan guru PAUD.


  Solusi dan alternatif untuk perbaikan dan antisipasi masalah pada kegiatan
serupa selanjutnya.
Tahap-tahap yang sudah dirancang dalam perencanaan tersebut kemudian diwujudkan
dalam pelaksanaan tindakan. Kegiatan dilaksanakan dengan mengumpulkan guru-guru
PAUD yang ada di Karanganyar di Poskesdes Karanganyar. Pada kegiatan ini dilakukan

 pemberian materi DDTK melalui ceramah dan dilanjutkan dengan pelatihan melakukan
DDTK dengan KPSP beserta penyederhanaannya dibantu dengan alat peraga. Setelah para

28 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 28/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

guru dapat melaksanakannya di depan peneliti, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan


mengenai cara mengisi Kartu Anak melalui KPSP. Untuk melancarkan kegiatan pelatihan,
 para peserta sebelumnya diinstruksikan untuk membawa 1 orang balita dan 1 orang APRAS
untuk demonstrasi cara melakukan DDTK dan pengisian kartu anak dengan KPSP dan
 penyederhanaannya. Setelah dilakukan demonstrasi, diadakan diskusi dengan guru PAUD
mengenai DDTK ini. Komunikasi 2 arah ini ditujukan untuk mengakomodasi apa saja yang
ingin diketahui guru PAUD lebih lanjut mengenai pelaksanaan DDTK dan pengisian kartu
anak serta apa saja yang belum dipahami guru PAUD mengenai materi dan demonstrasi yang
telah dilakukan.
Kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan tahap observasi/evaluasi. Pada tahap ini
dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan serta melakukan evaluasi. Peneliti
mengamati guru melakukan DDTK terhadap balita dan APRAS yang dilaksanakan di PAUD
Putra Harapan (PH) dan PAUD Bougenville 2 (B) serta pengisian kartu anak oleh guru
PAUD yang bersangkutan. Dari pengamatan yang dilakukan sesuai dengan rancangan lembar
observasi yang telah dibuat sebelumnya tersebut tampak bahwa guru sudah dapat melakukan
cara melaksanakan DDTK dengan penyederhanaan KPSP. Adapun gambaran hasil
 pengamatan pelaksanaan DDTK oleh guru PAUD sesuai lembar observasi adalah sebgai
 berikut:
Tabel 1: Obser vation  pelaksanaan
ch eckl i st  DDTK oleh guru PAUD
INDIKATOR PENGAMATAN GURU
 No Nama guru (yang diamati) GK GH BB SK Jumlah
A NA A NA A NA A NA

1 Guru PAUD PH 1 V V V V 4A
2 Guru PAUD PH 2 V V V V 4 A 

3 Guru PAUD PH 3 V V V V 4 A 

4 Guru PAUD B 1 V V V V 4 A 

5 Guru PAUD B 2 V V V V 4 A 

Catatan:
GK = Gerak Kasar; GH = Gerak Halus; BB = Bicara dan Bahasa; SK = Sosialisasi dan Kemandirian
A = Applicable (dapat melakukan); NA = Not Applicable (tidak dapat melakukan)

Hasil observasi tersebut menunjukkan semua guru baik dari PAUD Putra Harapan
maupun PAUD Bougenvelle 2 dapat melakukan pemeriksaan DDTK sesuai dengan KPSP

29 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 29/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

dengan penyederhanaan meliputi pemeriksaan Gerak Kasar, Gerak Halus, Bicara dan Bahasa,
dan Sosialisasi Kemandirian.
Selanjutnya pengamatan dilanjutkan dengan penilaian kemampuan guru PAUD dalam
melaksanakan DDTK dengan menggunakan alat evaluasi yang telah dirancang sebelumnya.
Dengan penilaian kartu anak menggunakan alat evaluasi, tampak bahwa para guru PAUD
sudah dapat melaksanakan dengan baik DDTK menggunakan penyederhanaan KPSP yang
tampak dari kartu anak yang diisi. Indikator dalam pengisian kartu anak dapat dianggap telah
diisi dengan baik jika 90% kartu anak sudah dapat diisi dengan benar, dan dititik beratkan
 pada poin ke 4 pada kartu anak, yaitu aspek perkembangan. Hal ini tampak dari penyajian
data berdasar evaluasi kartu anak yang telah terkumpul sebagai berikut:

4 Aspek Penilaian Hasil Akhir Kuisioner Terisi


PAUD KPSP Dengan Benar
Salah Benar Salah Benar

Putra Harapan 0 22 0 22 100%

Bougenville 2 0 25 0 25 100%

Selanjutnya tahap yag dilakukan adalah refleksi hasil. Refleksi hasil yang diperoleh
dalam tahap observasi/evaluasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Refleksi hasil
dari kegiatan ini antara lain:
1.  Kekurangan dan kendala pelaksanaan kegiatan
a.  Undangan untuk pelatihan tidak menyebar ke semua PAUD di desa
Karanganyar, sehingga tidak semua guru PAUD datang pada saat pelatihan

 bersama di Poskesdes Karanganyar.


 b.  Tidak semua murid PAUD masuk secara rutin/ aktif setiap harinya
sehingga dalam kurun waktu evaluasi yang pendek tidak dapat dilakukan
 pemeriksaan untuk seluruh murid PAUD.
2.  Faktor yang mendukung pelaksanaan kegiatan
a.  Bidan serta perawat desa turut membantu dalam pelaksanaan pelatihan
DDTK di Poskesdes Karanganyar

30 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 30/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

 b.  Guru PAUD yang mau semangat dan belajar untuk pelaksanaan DDTK
setelah diberi pengertian akan pentingnya pelaksanaan DDTK serta
 pengaruh kedepannya untuk anak-anak didiknya
3.  Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil DDTK yang tidak terkait
dengan guru PAUD
a.  Tingkat kemauan anak (malu atau malas) dalam melakukan suruhan-
suruhan pada saat pemeriksaan DDTK
4.  Solusi dan alternatif untuk perbaikan dan antisipasi masalah pada kegiatan serupa
selanjutnya
a.  Perlunya pendataan lengkap PAUD yang masuk cakupan wilayah
Karanganyar sehingga nantinya undangan untuk pelatihan dapat tersebar
merata
 b.  Waktu evaluasi yang lebih lama sehingga memungkinkan semua balita dan
apras dapat dideteksi tumbuh kembangnya

31 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 31/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dengan pelaksanaan pelatihan DDTK untuk guru PAUD Putra Harapan dan PAUD
Bougenville 2 Desa Karanganyar dan dari evaluasi yang dilakukan, terjadi peningkatan pengetahuan
dan keterampilan dari guru-guru PAUD dalam melaksanakan DDTK, dimana dari awalnya belum bisa
melakukan, setelah dilakukan kegiatan ini guru-guru PAUD dapat melakukan pemeriksaan DDTK
secara mandiri. Selain itu, setelah diberikan pengertian dan penjelasan, muncul kesadaran dari guru
PAUD akan pentingnya dilakukan DDTK ini karena akan berpengaruh pada masa depan si anak.
Kurangnya cakupan balita dan apras paripurna sebelumnya di desa Karanganyar selain

awalnya karena ketidaktahuan guru PAUD akan pemeriksaan DDTK, juga dipengaruhi faktor
kehadiran dari anak saat dilakukan pemeriksaan, dimana beberapa anak tidak bisa hadir misalnya
karena kesibukan orang tua. Dari kegiatan DDTK ini, juga akhirnya ditemukan beberapa anak yang
kemungkinan memiliki kelainan perkembangan.

6.2 Saran
   Perlu dilakukan pelaksanaan DDTK secara berkesinambungan setelah kegiatan ini agar dapat
meningkatkan cakupan balita dan apras paripurna di desa Karanganyar dan dapat mendeteksi

secara dini anak-anak yang memiliki kelainan tumbuh kembang sehingga dapat ditangani
dengan segera.
   Perlu pendekatan dan penjelasanyang lebih baik pada masyarakat (guru PAUD dan orang tua
anak) dari pihak bidan, perawat, dan dokter agar bisa mencapai cakupan balita dan apras
 paripurna.

32 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 32/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

DAFTAR PUSTAKA

Rusmil, Kusnandi et al. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak. Departemen Kesehatan RI

Soetjiningsih.1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Soetjiningsih.2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : EGC

Santoso, Heru. 2009. Petunjuk praktis Denver Developmental Screening Test . Jakarta : EGC

Schwartz, William. 2004. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta ; EGC.

Subbagian Tumbuh Kembang. 2004.  Pemantauan Perkembangan Denver II. Yogyakarta :


Bagial Ilmu Kesehatan Anak FKUGM / RS. Sardjito

33 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 33/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

Lampiran
Lampiran 1. KPSP untuk Usia 3 Bulan  –  72 Bulan

KPSP usia 3 bulan


1.  Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing lengan dan tungkai bergerak dengan
mudah? Jawab TIDAK bila salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak
terarah/tak terkendali.
2.  Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat dan menatap wajah anda?
3.  Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh), disamping menangis?
4.  Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

5.  Pada waktu bayi telentang, apakah. ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi yang lain?

6.  Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum,apakah ia tersenyum kembali
kepada anda?
7.  Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya seperti
 pada gambar ini?

 
8. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya
sehingga membentuk sudut 45° seperti pada gambar ?

9.  Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya dengan
tegak seperti pada gambar?

34 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 34/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

10.  Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba?

KPSP usia 6 bulan


1.  Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?

2.  Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil? Jawab TIDAK
 bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya
3.  Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi. (jangan meletakkan di atas telapak
tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu selama beberapa detik?

4.  Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua
lengannya sebagai penyangga seperti pada gambar ?

5.  Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan
menangis?
6.  Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke telungkup atau sebaliknya?
7.  Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau
 binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri?

35 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 35/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

8.  Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang
logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.
9.  Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam
 jangkauan tangannya?
10.  Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk.
Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab
TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

KPSP usia 9 bulan


1.  Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk.
Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab

TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

2.  Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering dari satu tangan ke

tangan yang lain? Benda-benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut
dinilai.
3.  Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu tangan atau serbet, kemudian
 jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja atau
di belakang kursi?
4.  Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue kering, dan masing-masing
tangan memegang satu benda pada saat yang sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah
melakukan perbuatan ini.

36 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 36/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

5.  Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia menyangga
sebagian berat badan dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan sebagian
 berat badan tertumpu pada kedua kakinya.
6.  Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis,
kacang?kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan miring atau menggerapai seperti
gambar?

7.  Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik?

8.  Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri?


9.  Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang berdiri di belakangnya, apakah
ia menengok ke belakang seperti mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut
dihitung. Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau
 bisikan.
10.  Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di luar jangkauan bayi, apakah ia mencoba
mendapatkannya dengan mengulurkan lengan atau badannya?

KPSP usia 12 bulan


1.  Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, kemudian muncul dan menghilang
secara berulang-ulang di hadapan anak, apakah ia mencari anda atau mengharapkan anda
muncul kembali?
2.  Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan.
Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali?
3.  Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada kursi/meja?
4.  Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya: ―ma -ma‖, ―da-da‖ atau
―pa- pa‖. Jawa b YA bila ia mengeluarkan salah satu suara tadi.
 
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan anda?

37 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 37/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

6.  Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? la akan
menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang
yang belum dikenalnya.
7.  Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang atau kismis, dengan meremas di
antara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?

8.  Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan?


9.  Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang lengkap). Apakah ia
mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi?
10.  Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang?
Kerincingan bertangkai dan tutup panel tidak ikut dinilai.

KPSP usia 15 bulan 


1.  Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang?
Kerincingan bertangkai dan tutup, panci tidak ikut dinilai
 
2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan berpegangan?
3.  Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK
 bila ia membutuhkan bantuan.
4.  Apakah anak dapat mengatakan ―papa‖ ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau
mengatakan ―mama‖ jika memanggil/melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan salah
satu diantaranya.
5.  Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik?
6.  Dapatkan anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih?

Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut
mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?
7.  Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek?
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan
8.  Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
9.  Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit
dengan menggunakan ibu seperti pada gambar ini

38 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 38/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

KPSP usia 18 bulan


1.  Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK
 bila ia membutuhkan bantuan.
2.  Apakah anak dapat mengatakan ―papa‖ ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau
mengatakan ―mama‖ jika memanggil/melihat ibunya? 
3.  Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik?
4.  Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih?

5.  Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut
mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?
6.  Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek?
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
7.  Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
8.  Apakah anak-anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar ?

9.  Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia menggelindingkan/melemparkan


kembali bola pada anda?
10.  Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari tempat tersebut tanpa
tumpah?

KPSP usia 21 bulan


1.  Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut
mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?
2.  Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek?
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
3.  Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
4.  Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar ?

39 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 39/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

5.  Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia menggelindingkan/melemparkan


kembali bola pada anda?
6.  Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari tempat tersebut tanpa
tumpah?
7.  Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang anda
lakukan?
8.  Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus
itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0 cm
9.  Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain ―papa‖
dan ―mama‖?. 
10.  Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya)

KPSP usia 24 bulan

1.  Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang anda
lakukan?
2.  Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan
kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 —  5 cm.
3.  Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain "papa"
clan "mama"?
4.  Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya).

5.  Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki
tidak ikut dinilai).
6.  Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi
tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus
 berpegangan pada seseorang.
7.  Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling
sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
8.  Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?

40 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 40/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

9.  Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring
 jika diminta?
10.  Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada
apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.

KPSP usia 30 bulan


1.  Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki
tidak ikut dinilai)
2.  Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi
tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus
 berpegangan pada seseorang.
3.  Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling
sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
4.  Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
5.  Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring
 jika diminta?
6.  Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada
apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
 
7. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk?
8.  Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 –  5 cm.
9.  Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti ―minta minum‖, ―mau tidur‖?
―Terimakasih‖ dan ―Dadag‖ tidak ikut dinilai. 
10.  Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?

KPSP usia 36 bulan 


1.  Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk?

2.  Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 –  5 cm.

41 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 41/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

3.  Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti ―minta minum‖; ―mau tidur‖,
―Terimakasih‖ dan ―Dadag‖ tidak ikut dinilai. 
4.  Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?

5.  Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau dada anda dari jarak 1,5 meter?

6.  Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada
saat memberikan perintah berikut ini:
―Letakkan kertas ini di lantai‖. 
―Letakkan kertas ini di kursi‖. 
―Berikan kertas ini kepada ibu‖. 
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?
7.  Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2.5 cm. Suruh anak menggambar
garis lain di samping garis tsb.

8.  Letakkan selembar kertas seukuran buku di lantai. Apakah anak dapat melompati bagian lebar
kertas dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
9.  Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri?
10.  Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?

KPSP usia 42 bulan


1.  Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri?
2.  Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?
3.  Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik sehingga

anda tidak perlu mengulanginya?

42 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 42/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

4.  Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak
anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau lebih?
5.  Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang
kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
6.  Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti
contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

7.  Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan
kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 –  5 cm.
8.  Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut
 bermain dan mengikuti aturan bermain?
9.  Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu?
(Tidak termasuk kemandirian memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)

KPSP usia 48 bulan


1.  Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?
2.  Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik sehingga
anda tidak perlu mengulanginya?
3.  Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak
anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau lebih?
4.  Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang
kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
5.  Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti
contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

43 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 43/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

6.  Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan
kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 –  5 cm.
7.  Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut
 bermain dan mengikuti aturan bermain?
8.  Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu?
(Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
9.  Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya
menyebutkan sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti.

KPSP usia 54 bulan


1.  Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan
kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2-5 –  5 cm.
2.  Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut
 bermain dan mengikuti aturan bermain?
3.  Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu?
(Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
4.  Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya
menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti.
5.  Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi

 pertanyaan.
"Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?"
Jawab YA bila anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan gerakan atau
isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah "menggigil" ,"pakai mantel‘ atau "masuk
kedalam rumah‘.

Jika lapar, jawaban yang benar adalah "makan"


Jika lelah, jawaban yang benar adalah "mengantuk", "tidur", "berbaring/tidur-tiduran",
"istirahat" atau "diam sejenak"
6.  Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?
7.  Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak
anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih?
8.  Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata "lebih panjang".
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.

44 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 44/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

Tanyakan: "Mana garis yang lebih panjang?"


Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan
ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi
 pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
9.  Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak
dapat menggambar seperti contoh ini?

10.  Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada
saat memberikan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kertas ini di bawah kursi".
"Letakkan kertas ini di depan kamu"
"Letakkan kertas ini di belakang kamu"
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan" dan "di belakang‖

KPSP usia 60 bulan


 
1. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi
 pertanyaan.
―Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?‖ 
―Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?‖ 
―Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?‖ 
Jawab YA bila anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan gerakan
atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah ―menggigil‖ ,‖pakai mantel‘ atau ―masuk

kedalam rumah‘. 

45 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 45/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

Jika lapar, jawaban yang benar adalah ―makan‖ 


Jika lelah, jawaban yang benar adalah ―mengantuk‖, ―tidur‖, ―berbaring/tidur -tiduran‖,
―istirahat‖ atau ―diam sejenak‖ 
2.  Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?
3.  Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak
anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih?
4.  Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata ―lebih panjang‖.  Perlihatkan
gambar kedua garis ini pada anak.

Tanyakan: ―Mana garis yang lebih panjang?‖ 


Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan
ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi
 pertanyaan tadi.

Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
5.  Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak
dapat menggambar seperti contoh ini?

6.  Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada
saat memberikan perintah berikut ini:
―Letakkan kertas ini di atas lantai‖. 
―Letakkan kertas ini di bawah kursi‖. 
―Letakkan kertas ini di depan kamu‖ 
―Letakkan kertas ini di belakang kamu‖ 
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti ―di atas‖, ―di bawah‖, ―di depan‖ dan ―di belakang‖ 
 
7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada
anda) pada saat anda meninggalkannya?

46 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 46/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

8.  Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :


―Tunjukkan segi empat merah‖ 
―Tunjukkan segi empat kuning‖ 
‗Tunjukkan segi empat biru‖ 
―Tunjukkan segi empat hijau‖ 
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

9.  Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan
dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?

10.  Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?

KPSP usia 66 bulan


1.  Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak
dapat menggambar seperti contoh ini?

2.  Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada
saat memberikan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kertas ini di bawah kursi".
"Letakkan kertas ini di depan kamu"

"Letakkan kertas ini di belakang kamu"


Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan" dan "di belakang‖
3.  Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada
anda) pada saat anda meninqgalkannya?
4.  Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :

47 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 47/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

"Tunjukkan segi empat merah"


"Tunjukkan segi empat kuning"
‗Tunjukkan segi empat biru‖
"Tunjukkan segi empat hijau"
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
5.  Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan
dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
6.  Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
7.  Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah gambar
orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada bagian
yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang
dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
8.  Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6
 bagian tubuh?
9.  Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu
kecuali mengulang pertanyaan:
"Jika kuda besar maka tikus ……… 

"Jika api panas maka es ……… 


"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang ……… 
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?
10.  Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan
menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).

KPSP usia 72 bulan


1.  Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :

―Tunjukkan segi empat merah‖


―Tunjukkan segi empat kuning‖
―Tunjukkan segi empat biru‖
―Tunjukkan segi empat hijau‖
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

48 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 48/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

2.  Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan
dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
3.  Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
4.  Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah gambar
orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada bagian
yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang
dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
5.  Pada gambar orang yang dibuat pads nomor 7, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6
 bagian tubuh?
6.  Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu
kecuali mengulang pertanyaan:
"Jika kuda besar maka tikus
"Jika api panas maka es
"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria)?
7.  Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan
menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).
 
8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak
ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 11 detik atau lebih?
9.  Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, Suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

10.  lsi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi
 pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakannya.
"Sendok dibuat dari apa?"
"Sepatu dibuat dari apa?"

"Pintu dibuat dari apa?"


Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar?

49 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 49/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

Sendok dibuat dari besi, baja, plastik, kayu.


Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu.
Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.

50 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 50/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

Dokumentasi

PELATIHAN
Poskesdes Karanganyar

51 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 51/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

EVALUASI
PAUD Bougenville 2

PAUD Putra Harapan

52 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 52/53


 

5/26/2018 La pora n F7 RICCA - slide pdf.c om

53 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-f7-r ic c a 53/53

Anda mungkin juga menyukai