Anda di halaman 1dari 8

ANATOMI KATAK SAWAH

(Fejervarya Cancrivora)

Oleh :
Nama : Regina Mega Karomah
NIM : B1A017048
Rombongan : V
Kelompok :4
Asisten : Fikrie Fauzan

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katak merupakan salah satu anggota dari Class Amphibi. Amphibi berasal
dari kata Amphi, artinya rangkap dan bios, artinya kehidupan, karena amphibi adalah
hewan yang hidup dengan dua kehidupan, Amphibi merupakan suatu kelompok
chordata yang pertama kali keluar dalam kehidupan dalam air. Beberapa pola
menunjukan pola baru yang disesuaikan dengan kehidupan di darat, misalnya : kaki,
paru-paru dan nostril. Amphibi adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup
baik dalam air tawar dan di darat. mula-mula dalam air tawar, kemudian di lanjutkan
di darat. Katak merupakan hewan peralihan antara hewan air dan hewan darat. Awal
dari kehidupan katak dimulai di perairan kemudian pindah ke daratan. Habitat katak
sangat bervariasi dari rawa sampai ke pegunungan. Kebanyakan hidup di daerah
yang berhutan karena katak membutuhkan tempat yang lembab untuk melindungi
diri dari kekeringan. Katak yang hidup di luar air biasanya pada periode tertentu akan
berkunjung ke perairan untuk melakukan perkembangbiakan. Sebagian besar
mengalami metamorfosis dari berudu (akuatis dan bernapas dengan insang) ke
dewasa (amfibius dan bernapas dengan paru-paru (Brotowidjoyo, 1994).
Hewan yang dapat hidup di dua habitat yang berbeda, pasti akan menjumpai
dua kelompok musuh, di air dan di darat. Tetapi diwaktu yang sama hewan ini juga
memiliki dua kesempatan untuk melarikan diri, air dan darat. Cara hidup katak
sangat berbeda dengan ikan. Hewan ini tidak hidup di dalam perairan dalam, tetapi
menggunakan sebagian besar waktunya di darat. Sebagaimana halnya dengan jenis
ikan, katak tidak mempunyai leher. Kulitnya lunak dan agak berlendir. Tidak
mempunyai ekor, karena menghalang-halangi gerak meloncat (Djuhanda, 1982).

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengetahui
morfologi serta anatomi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset,
gunting bedah, dan tissu.
Bahan yang digunakan adalah katak sawah (Fejervarya cancrivora) dan
chloroform.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Katak sawah dibius dengan kloroform
2. Katak sawah dikuliti dari kulit luarnya pada bagian ventral hingga kaki
dengan gunting bedah
3. Otot-otot daerah pectoral, abdomen, dan extrimitas posterior pada katak
sawah diamati
4. Pembedahan dimulai dari bagian medio-posterior ke arah anterior hingga
seluruh kulit ventral itu dilepaskan dan terlihat seluruh organ-organ dalamnya
5. Seluruh organ-organ dalam katak sawah diamati
B. Pembahasan
1. Katak sawah (Fejervarya cancrivora)
Menurut Radiopoetro (1977), klasifikasi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora)
adalah Katak sawah berasal dari phylum Chordata, sub phylum Vertebrata,class
Amphibia, ordo Anura, familia Ranidae, genus Fejervarya, species (Fejervarya
cancrivora) Katak sawah (Fejervarya cancrivora) dimasukkan ke dalam ordo Anura.
Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor (anura: a tidak, ura ekor). Ordo ini
mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak
mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar
daripada tungkai depan, hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat
(Duellman & Trueb, 1986).
Amphibia terutama katak sawah (Fejervarya cancrivora) berperan penting
dalam rantai makanan di ekosistem darat maupun di ekosistem air. Pentingnya
ekologi bagi Amphibia yaitu mereka sebagai predator primer dan karnivora sekunder
pada insekta yang merupakan hama tanaman dan vektor pengganggu. Amphibi
sangat berperan sebagai indikator spesies (Jena et al., 2013).
Cara hidup Katak sangat berbeda dengan Ikan. Hewan ini tidak hidup di
perairan yang dalam dan menggunakan sebagian besar waktunya di darat. Katak juga
memiliki bermacam-macam warna kulit dengan pola yang berlainan. Warna-warna
itu ditimbukan oleh pigmen-pigmen yang terdapat di dalam sel-sel pigmen di dalam
dermis. Perubahan warna pada kulit katak dapat terjadi karena stimulus lingkungan,
misalnya gelap, panas, dan dingin. Perubahan itu diatur melalui neuro-endokrin
(Duellman & Trueb, 1986).
Katak sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri dari empat bagian yaitu caput,
truncus, extrimitas anterior dan extrimitas posterior. Caput berbentuk segi tiga dan
memiliki beberapa organ yaitu cavum oris, organon visus, membrane tymphani, dan
nares externa. Cavum oris berukuran lebar dan tidak berada diujung kepala, tetapi
sedikit ke bawah. Cavum oris membelah secara horizontal hampir keseluruh bagian
kepala. Nares externa berukuran kecil, membran tymphani berbentuk cincin
berwarna coklat kehitam-hitaman. Truncus pendek dan kompak, memipih pada
bagian distal yaitu daerah yang menempati vertebrae sacrales. Lubang cloaca terletak
terminal. Extrimitas anterior pendek tetapi bagian-bagian dapat dikenal, karena
adanya 4 buah jari disetiap bagiannya. Extrimitas posterior lebih panjang dengan 5
buah jari yang disela-selanya terdapat selaput renang (web) yang membantu katak
berenang. Extrimitas posterior terdiri dari femur, crus dan pes. Kulit katak
dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir pada epidermis dan
salurannya bermuara dipermukaan kulit (Pujaningsih, 2007).
Katak memiliki caput (kepala) yang terdiri dari mulut, hidung, mata, dan
telinga. Mata katak berpasangan dan bentuknya menonjol keluar, yang terletak di
sebelah postero dorsal dari nares atau hidung. Mata tersebut terlindung oleh dua buah
palpebra atau kelopak mata, yaitu palpebra inferior (berupa kulit yang tidak dapat
digeser-geserkan). Mata juga dilindungi oleh selaput yang disebut membran nictitans
yang dapat digerakkan ke arah superior-inferior. Selaput ini melindungi mata saat
katak berada di dalam air. Mulut katak berfungsi dalam pernafasan dan pengambilan
makanan. Mulut terletak pada ujung anterior dari caput, lebar dan dibatasi oleh os
mandibula (tulang rahang bawah) yang tidak bergigi dan os premaksilla dan maksilla
(tulang rahang atas) dengan gigi kecil berbentuk kerucut tajam. Hidung (nares)
berhubungan dengan mulut melalui struktur yang disebut choane. Membran tympani
atau selaput gendang pendengaran terletak poste-lateral dari mata. Membran ini
dikelilingi oleh annulus tympanicus (cincin rawan) yang ditengahnya membayang
columella (tulang telinga) sebesar sebuah titik (Radiopoetro, 1996).
Sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut (cavum oris), faring,
esophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon dan cloaca. Bangunan-bangunan
yang berbeda di dalam cavum oris ialah dentes dan lingua. Cavum oris bagian dasar,
sebelah anterior berpangkal lingua dengan ujung yang bebas di sebelah posterior.
Ujungnya berlekuk sehingga nampak bercabang dan oleh karena itu disebut difida.
Lingua dapat dijulurkan keluar dengan cepat yang berfungsi untuk menangkap dan
memasukkan mangsanya ke dalam mulut (Radiopoetro, 1977).
Reproduksi pada vertebrata umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya
perbedaan pada proses fertilisasi. Sistem reproduksi pada katak jantan terdiri atas
testis, vassa efferentia, vesica seminalis, corpus adiposum yang merupakan bahan
cadangan makanan yang digunakan pada musim perkelaminan. Katak jantan
mempunyai sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih – putihan) terletak di
sebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesorchium.
Testis terdapat saluran yang disebut vassa efferentia yang bermuara di cloaca. Bagian
ureter yang dekat cloaka mengalami pembesaran yang disebut vesica seminalis yang
berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa. Organ reproduksi katak
betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga
tubuh diikat oleh mesovarium. Katak betina ketika musim kawin pada ovarium
terpadat, ovum yang masak akan menuju ke saluran yang disebut oviduct. Bagian
posterior oviduct membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan
melalui cloaca keluar dari tubuh (Zug, 1993).
Perkembangan dan kematangan gonad dicirikan oleh penampakan gonad
yang meliputi warna, struktur permukaan, dan volume gonad. Hubungan bobot
tubuh dan bobot gonad menunjukan bahwa bobot tubuh dan bobot gonad
berkembang secara bersamaan. Jumlah telur F. cancrivora betina berkisar antara
5.220-18.260 butir. Jumlah telur yang dihasilkan berkaitan dengan besarnya
bobot tubuhnya dan bobot gonad (Saputra et al., 2014).
Sistem otot pada katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada
bagian kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen atau
ventral dan sistem otot pada extremitas posterior. Hasil dari pengamatan yang
didapat adalah bahwa sistem otot daerah abdomen atau ventral dari katak sawah
(Fejervarya cancrivora) terdiri dari musculus rectus abdominis, musculus obliqus
externus dan musculus obliqus internus. Musculus rectus abdominis terdapat medio
ventral tubuh yang ditengahnya terdapat tendo berwarna putih yang disebut linea
alba dan juga terdapat inscriptio tendinae yang berjumlah empat pasang,Sistem otot
pada extremitas posterior terdiri dari dua bagian yaitu pada bagian femur (paha)
dan crus (betis). Pada bagian femur dapat dikenali otot dari arah lateral ke medial
antara lain :muscullus trisep femoris, muscullus sartorius, muscullus adductor
magnus, muscullus gracillis mayor dan muscullus gracillis minor. Otot yang
membangun bagian dari betis katak sawah antara lain muscullus gastronimeus,
muscullus tibialis anticus longus, muscullus tibialis anticus brevis dan muscullus
tibialis posticus (Moment 1967).
IV. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa morfologi katak
sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri dari empat bagian yaitu caput (kepala),
truncus (badan), extrimitas posterior, dan extrimitas anterior. Tubuh katak selalu
dalam keadaan basah karena adanya sekresi kelenjar-kelenjar kulit (menghasilkan
lendir). Anatomi tubuh katak terdiri dari anatomi otot ventral, anatomi extrimitas
posterior,sistem otot daerah extrimitas posterior dari katak sawah (Fejervarya
cancrivora) terdiri atas: muculus trisep femoris, musculus gracillis minor, musculus
gracillis mayor, musculus sartorius, musculus adductor magnus pada bagian femur
(paha), anatomi viscera in-situ, anatomi sistem pencernaan,organ yang menyususn
sistem percernaan pada katak sawah secara berurutan adalah cavum oris, pharynx,
esophagus, gastrum, intestine, colon dan berakhir di cloaca. organ eksresi dari katak
sawah (Fejervarya cancrivora) yaitu ren, ureter, vesica urinaria dan papilla
urogenetalis, dan anatomi sistem reproduksi, organ sistem reproduksi atau genitalia
pada katak sawah jantan terdiri dari testis vassa efferiatia, vesica seminalis dan
corpus adiposum. Organ reproduksi atau genitalia pada katak sawah betina terdiri
atas sepasang ovarium, oviduct, uterus dan cloaca. Sedangkan pada bagian crus
dibangun oleh musculus gastronimeus, musculus tibialis anticus longus, musculus
tibialis anticus brevis, musculus tibialis posticus dan juga terdapat tedon dan tulang
tibio fibula.
DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, M. D. 1994. Zoology Dasar. Jakarta : Erlangga
Duellman, W.E. & L.Trueb. 1986. Biology of Amphibians. New York : McGraw –
Hill Book Company
Djuhanda, T. 1982. Anatomi Dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Armico,
Bandung.
Jena, S.C., S.K. Palita & M. K. Mahapatra. 2013. Anurans of Bhitarkanika
Mangroves, Odisha, East Coast of India. Check List, 9 (2), pp. 400-404.
Moment, G. B.1967. General Zoology. Boston : Bentley Glass
Pujaningsih, R. I. 2007. Kodok Lembu. Yogyakarta : Kanisius
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta : Erlangga
Saputra, Deki., T. Rima Setyawati., & A. Hepti Yanti. 2014. Karakteristik Populasi
Katak Sawah (Fajervarya cancrivora) Di Persawahan Sungai Raya Kalimantan
Barat. Jurnal Protobiont, 3 (2), pp. 81-86.
Zug, George R. 1993. Herpetolology: An Introduction Biology of Ampibians and
Reptiles. London : Academic Press

herpetofauana (amfibi dan reptil) memiliki peran sangat penting bagi


penyusunan suatu ekosistem, secara ekologis herpetofauna berperan
sebagai pemangsa konsumen primer seperti serangga atau hewan
invertebrata lainnya.
Biosfera Vol 34, No 3 September 2017 : 103 -109

Am phibian Di versi t y to Support Ec otouris m


Acti vi ties in Braja Har josari Vi llage, Eas t Lam pung
D istr ict

Anda mungkin juga menyukai