Luka adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan atau hilangnya sebagian jaringan tubuh
yang bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan penyebab seperti trauma benda tajam, benda
tumpul, akibat perubahan suhu baik panas maupun dingin, akibat paparan zat kimia tertentu,
akibat ledakan, gigitan hewan, sengatan listrik maupun penyebab lainnya.
Penyebab luka
Secara garis besar penyebab luka di bagi menjadi tiga bagian yaitu: fisik, mekanik, dan zat
kimia
1. Penyebab luka Secara Fisik
- Karena Paparan Suhu
a. Suhu Panas
b. Suhu Dingin
- Karena Aliran Listrik
Jenis-Jenis Luka
Berdasarkan Kondisi dan karakteristiknya luka dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu :
1. Luka Lecet
2. Luka Memar
3. Luka Robek
4. luka Tusuk
5. Luka Sengatan Listrik
6. dan Luka Bakar
Penjelasan tentang jenis-jenis luka
1. Luka Lecet
Luka Lecet adalah Luka Yang terjadi apabila adanya kerusakan pada bagian atas kulit, dapat
ditandai dengan kulit menjadi kasar, memerah, berdarah, dan biasanya ada rembesaran cairan
bening yang keluar dari kulit yang luka
2. Luka Memar
Luka memar adalah Suatu kondisi yang disebabkan karena Rusaknya pembuluh darah atau
robeknya pembuluh darah pada bagian tubuh tertentu sehingga darah meresap kejaringan sekitar,
Luka memar biasanya akibat hantaman benda tumpul. bisa di tandai dengan lebam kemerahan
karena akibat pendarahan dibawah permukaan kulit / jaringan.
3. Luka Robek
Luka Robek Adalah Luka yang terjadi karena rusaknya atau robeknya kulit bagian permukaan
atau kulit beserta bagian jaringan dibawahnya. Penyebab luka ini bisa terjadi karena hantaman
benda tumpul yang sangat kuat sedemikian kerasnya sehingga melampaui tingkat elestisitas kulit
atau otot.
4. Luka Tusuk
Ini sudah jelas anda pasti tau sendiri apa penyebabnya yaitu akibat tertusuk benda tajam. luka ini
membutuhkan penanganan tingkat lanjut. nanti akan kita bahas lebih lanjut di point cara
penangananya
Luka akibat arus listrik Ini terjadi karena akibat arus listrik mengaliri tubuh dan adanya
lonjakan arus. luka jenis ini bisa juga disebabkan oleh petir.
6. Luka Bakar.
Luka bakar adalah luka akibat terbakar api secara langsung ataupun tidak langsung, juga
termasuk pancaran suhu tinggi matahari dalam waktu yang lama, termasuk akibat bahan kimia
dan tentunya listrik juga bisa menyabkan luka bakar. itulah beberapa Jenis Luka
Cara penanganan luka tergantung pada jenis dan tingkat keparahan luka yang dialami
penderita, Silakan baca lebih lanjut tentang prosedur manajemen luka yang benar, mana tau
suatu saat anda butuhkan
Cara penanganan Luka memar yaitu Atur posisi yang sesuai, kemudian kompreslah area sekitar
luka memar / lebam dengan menggunakan air hangat. Sebelum di kompres pastikan dulu airnya
jangan terlalu panas.
Cara penanganan luka robek yaitu Hal pertama yang harus anda lakukan adalah menghentikan
pendarahan dengan cara ditekan daerah yang luka, kemudian bersihkan daerah sekitar dari
pecahan penyebab benda-benda penyebab luka, lalu beri anti septip, atau bisa langsung dibawa
kerumah sakit karena luka robek memang membutuhkan perawatan ekstra karena tepi-tepi luka
robekan harus disatukan kembali dengan cara di jahit.
Cara penanganan Luka Tusuk : jika masih terdapat benda tajam pada luka tersebut sebaiknya
jangan dicabut, Sebab benda tajam yang tertancap dapat mencegah terjadinya pendarahan yang
lebih banyak. lakukan penekanan pada sekitar benda tersebut untuk memfiksasi benda tajam
yang masih tertancap dan segera rujuk kerumah sakit.
Perawatan luka tusuk harus dilakukan di IGD oleh ahli kesehatan yang terlatih, karena setelah
benda tersebut di cabut pendarahan harus segera di hentikan dengan mengikat bagian arteri atau
vena di jaringan yang terputus akibat luka, setalah pendarahan dihentikan dan luka dibersihkan /
didesimfeksi, baru kemudian disatukan kembali jaringan otot dan kulit dengan cara di jahit, atau
dalam bahasa medis sering disebut dengan hecting,
Metode Pengobatan luka tusuk membutuhkan berbagai peralatan kesehatan termasuk anastesi
baik lokal maupun anatesi umum, prinsip penatalaksanaan nya juga harus benar-benar steril
untuk mencegah infeksi lanjutan.
Pertolongan pertama akibat sengatan listrik yaitu : terlebih dahulu arus listrik harus putuskan.
pijat jantung jika adanya indikasi henti jantung, Berikan nafas buatan jika henti nafas, ini harus
dilakukan segera ditempat kejadian sebelum dibawa kerumah sakit.
Baca Juga Cara pemeriksaan tanda tanda vital / vitalsigns
Nyawa korban bisa melayang jika anda tidak memberikan bantuan hidup dasar Pada pasien
henti jantung atau henti nafas semakin cepat mendapat pertolongan semakin besar
kemungkinan selamat, setiap detik teramat berharga baginya. Setelah bawa kerumah sakit untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut termasuk pemberian cairan,
Kadang kerusakan pada kulit terlihat ringan tetapi organ dalam lebih luas dan berat, Umumnya
diperlukan cairan lebih banyak dari yang diperkirakan karena sering kerusakan lebih luas dari
yang disangka.
Penanganan pada penderita luka bakar yaitu Sama seperti Penanganan diatas bawa kerumah
sakit untuk perawatan luka dan pemberian cairan namun sebelumnya yang harus anda lakukan di
Tempat kejadi yaitu Manegemen PPGD = Airway, Breathing, Circulation. Lakukan RJP jika ada
indikasi henti jantung paru, untuk mengembalikan fungsi jantung dan paru-paru yang mungkin
terhenti tiba-tiba guna untuk mencegah kematian biologis.
(Iqfadillah 2015)
Bibliography
Iqfadillah. idmedis.com. September 2015. http://www.idmedis.com/2015/09/pengertian-luka-
manajemen-perawatan.html (accessed Mei 2018).
Konsep Dasar Perawatan Luka
A. Definisi
Penyembuhan luka adalah respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang
kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus
menerus.(Joyce M. Black, 2001).
Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh kembali pulih,
ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan dimana sel secara bersama-sama
berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal. Idealnya luka yang sembuh kembali
normal secara struktur anatomi, fungsi dan penampilan.
1. Trauma
4. Tekanan
6. Immunodefisiensi
7. Malignansi
Pada banyak kasus ditemukan penyebab dan faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
dengan multifaktor.
C. Jenis-jenis luka
1. Berdasarkan Kategori
a. Luka Accidental
Adalah cedera yang tidak disengaja, seperti kena pisau, luka tembak, luka bakar; tepi luka
bergerigi; berdarah; tidak steril
b. Luka Bedah
Merupakan terapi yang direncanakan, seperti insisi bedah, needle introduction; tepi luka bersih;
perdarahan terkontrol; dikendalikan dengan asepsis bedah
a. Luka terbuka
Kerusakan melibatkan kulit atau membran mukosa; kemungkinan perdarahan disertai kerusakan
jaringan; risiko infeksi
b. Luka tertutup
Tidak terjadi kerusakan pada integritas kulit, tetapi terdapat kerusakan jaringan lunak; mungkin
cedera internal dan perdarahan
3. Berdasarkan Descriptors
a. Aberasi
Luka akibat gesekan kulit; superficial; terjadi akibat prosedur dermatologik untuk pengangkatan
jaringan skar
b. Puncture
Trauma penetrasi yang terjadi secara disengaja atau tidak disengaja oleh akibat alat-alat yang
tajam yang menusuk kulit dan jaringan di bawah kulit
c. Laserasi
Tepi luka kasar disertai sobekan jaringan, objek mungkin terkontaminasi; risiko infeksi
d. Kontusio
a. Luka bersih
Luka bedah tertutup yang tidak mengenai system gastrointestinal, , pernafasan atau system
genitourinary, risiko infeksi rendah
b. Bersih terkontaminasi
Luka melibatkan system gastrointestinal, pernafasan atau system genitourinary, risiko infeksi
c. Kontaminasi
Luka terbuka, luka traumatic, luka bedah dengan asepsis yang buruk; risiko tinggi infeksi
d. Infeksi
D. Klasifikasi luka
1. Berdasarkan penyebab
a. Superficial
b. Partial thickness
c. Full thickness
Lapisan yang paling dalam dari jaringan yang destruksi. Melibatkan jaringan subkutan dan
kadang-kadang meluas sampai ke fascia dan struktur yang dibawahnya seperti otot, tendon atau
tulang
Penelitian pada luka akut dengan model binatang menunjukkan ada empat fase penyembuhan
luka. Sehingga diyakini bahwa luka kronik harus juga melalui fase yang sama. Fase tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Hemostasis
Pada penyembuhan luka kerusakan pembuluh darah harus ditutup. Pada proses penyembuhan
luka platelet akan bekerja untuk menutup kerusakan pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah
sendiri akan konstriksi dalam berespon terhadap injuri tetapi spasme ini biasanya rilek. Platelet
mensekresi substansi vasokonstriktif untuk membantu proses tersebut.
Dibawah pengaruh adenosin diphosphat (ADP) kebocoran dari kerusakan jaringan akan
menimbulkan agregasi platelet untuk merekatkan kolagen. ADP juga mensekresi faktor yang
berinteraksi dengan dan merangsang pembekuan intrinsik melalui produksi trombin, yang akan
membentuk fibrin dari fibrinogen. Hubungan fibrin diperkuat oleh agregasi platelet menjadi
hemostatik yang stabil. Akhirnya platelet juga mensekresi sitokin seperti ”platelet-derived
growth factor”. Hemostatis terjadi dalam waktu beberapa menit setelah injuri kecuali ada
gangguan faktor pembekuan.
2. Inflamasi
Secara klinik, inflamasi adalah fase ke dua dari proses penyembuhan yang menampilkan eritema,
pembengkakan dan peningkatan suhu/hangat yang sering dihubungkan dengan nyeri, secara
klasik ”rubor et tumor cum calore et dolore”. Tahap ini biasanya berlangsung hingga 4 hari
sesudah injuri. Pada proses penyembuhan ini biasanya terjadi proses pembersihan debris/sisa-
sisa. Ini adalah pekerjaan dari PMN’s (polymorphonucleocytes). Respon inflamasi menyebabkan
pembuluh darah menjadi bocor mengeluarkan plasma dan PMN’s ke sekitar jaringan. Neutropil
memfagositosis sisa-sisa dan mikroorganisme dan merupakan pertahanan awal terhadap infeksi.
Mereka dibantu sel-sel mast lokal. Fibrin kemudian pecah sebagai bagian dari pembersihan ini.
Tugas selanjutnya membangun kembali kompleksitas yang membutuhkan kontraktor. Sel yang
berperan sebagai kontraktor pada penyembuhan luka ini adalah makrofag. Makrofag mampu
memfagosit bakteri dan merupakan garis pertahan kedua. Makrofag juga mensekresi komotaktik
yang bervariasi dan faktor pertumbuhan seperti faktor pertumbuhan fibrobalas (FGF), faktor
pertumbuhan epidermal (EGF), faktor pertumbuhan beta trasformasi (tgf) dan interleukin-1 (IL-
1).
Kerangka dipenuhi oleh fibroblas yang mensekresi kolagen pada dermal yang kemudian akan
terjadi regenerasi. Peran fibroblas disini adalah untuk kontraksi. Serat-serat halus merupakan
sel-sel perisit yang beregenerasi ke lapisan luar dari kapiler dan sel endotelial yang akan
membentuk garis. Proses ini disebut angiogenesis. Sel-sel ”roofer” dan ”sider” adalah keratinosit
yang bertanggungjawab untuk epitelisasi. Pada tahap akhir epitelisasi, terjadi kontraktur dimana
keratinosit berdifrensiasi untuk membentuk lapisan protektif luar atau stratum korneum.
Pada beberapa literatur dijelaskan juga bahwa proses penyembuhan luka meliputi dua komponen
utama yaitu regenerasi dan perbaikan (repair). Regenerasi adalah pergantian sel-sel yang hilang
dan jaringan dengan sel-sel yang bertipe sama, sedangkan repair adalah tipe penyembuhan yang
biasanya menghasilkan terbentuknya scar. Repair merupakan proses yang lebih kompleks
daripada regenerasi. Penyembuhan repair terjadi oleh intention primer, sekunder dan tersier.
Intension Primer
Fase-fase dalam penyembuhan Intension primer :
Epitelium permukaan pada tepi luka mulai terlihat. Dalam beberapa hari lapisan epitelium yang
tipis bermigrasi menyebrangi permukaan luka. Epitel menebal dan mulai matur dan luka merapat.
Pada luka superficial, reepitelisasi terjadi selama 3 – 5 hari.
Serabut-serabut kolagen terbentuk dan terjadi proses remodeling. Pergerakan miofibroblast yang
aktif menyebabkan kontraksi area penyembuhan, membentu menutup defek dan membawa ujung
kulit tertutup bersama-sama. Skar yang matur selanjutnya terbentuk. Skar yang matur tidak
mengandung pembuluh darah dan pucat dan lebih terasa nyeri daripada fase granulasi
Intension sekunder
Adalah luka yang terjadi dari trauma, elserasi dan infeksi dan memiliki sejumlah besar eksudat
dan luas, batas luka ireguler dengan kehilangan jaringan yang cukup luas menyebabkan tepi luka
tidak merapat. Reaksi inflamasi dapat lebih besar daripada penyembuhan primer.
Intension Tersier
Adalah intension primer yang tertunda. Terjadi karena dua lapisan jaringa granulasi dijahit
bersama-sama. Ini terjadi ketika luka yang terkontaminasi terbuka dan dijahit rapat setelah
infeksi dikendalikan. Ini juga dapat terjadi ketika luka primer mengalami infeksi, terbuka dan
dibiarkan tumbuh jaringan granulasi dan kemudian dijahit. Intension tersier biasanya
mengakibatkan skar yang lebih luas dan lebih dalam daripada intension primer atau sekunder
Bibliography
Firdasari, Delima. delimafirdasari.wordpress.com. Oktober 25, 2013.
https://delimafirdasari.wordpress.com/2013/10/25/konsep-dasar-perawatan-luka/ (accessed Mei
21, 2018).