Anda di halaman 1dari 12

DEFINISI DAN PENGERTIAN LUKA

Luka adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan atau hilangnya sebagian jaringan tubuh
yang bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan penyebab seperti trauma benda tajam, benda
tumpul, akibat perubahan suhu baik panas maupun dingin, akibat paparan zat kimia tertentu,
akibat ledakan, gigitan hewan, sengatan listrik maupun penyebab lainnya.

Penyebab luka

Secara garis besar penyebab luka di bagi menjadi tiga bagian yaitu: fisik, mekanik, dan zat
kimia
1. Penyebab luka Secara Fisik
- Karena Paparan Suhu
a. Suhu Panas
b. Suhu Dingin
- Karena Aliran Listrik

2. Penyebab luka secara Mekanik


- Luka karena Akibat trauma benda tajam
- Luka karena Akibat trauma benda Tumpul
- Luka akibat senjata api
- Luka karena bahan peledak

3. Penyebab luka karena Bahan Kimia tertentu


- Karena paparan zat Asam
- Karena Paparan Zat basa

Jenis-Jenis Luka

Berdasarkan Kondisi dan karakteristiknya luka dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu :
1. Luka Lecet
2. Luka Memar
3. Luka Robek
4. luka Tusuk
5. Luka Sengatan Listrik
6. dan Luka Bakar
Penjelasan tentang jenis-jenis luka

1. Luka Lecet

Luka Lecet adalah Luka Yang terjadi apabila adanya kerusakan pada bagian atas kulit, dapat
ditandai dengan kulit menjadi kasar, memerah, berdarah, dan biasanya ada rembesaran cairan
bening yang keluar dari kulit yang luka

2. Luka Memar

Luka memar adalah Suatu kondisi yang disebabkan karena Rusaknya pembuluh darah atau
robeknya pembuluh darah pada bagian tubuh tertentu sehingga darah meresap kejaringan sekitar,
Luka memar biasanya akibat hantaman benda tumpul. bisa di tandai dengan lebam kemerahan
karena akibat pendarahan dibawah permukaan kulit / jaringan.

3. Luka Robek

Luka Robek Adalah Luka yang terjadi karena rusaknya atau robeknya kulit bagian permukaan
atau kulit beserta bagian jaringan dibawahnya. Penyebab luka ini bisa terjadi karena hantaman
benda tumpul yang sangat kuat sedemikian kerasnya sehingga melampaui tingkat elestisitas kulit
atau otot.

4. Luka Tusuk

Ini sudah jelas anda pasti tau sendiri apa penyebabnya yaitu akibat tertusuk benda tajam. luka ini
membutuhkan penanganan tingkat lanjut. nanti akan kita bahas lebih lanjut di point cara
penangananya

5. Luka Sengatan Listrik

Luka akibat arus listrik Ini terjadi karena akibat arus listrik mengaliri tubuh dan adanya
lonjakan arus. luka jenis ini bisa juga disebabkan oleh petir.

6. Luka Bakar.

Luka bakar adalah luka akibat terbakar api secara langsung ataupun tidak langsung, juga
termasuk pancaran suhu tinggi matahari dalam waktu yang lama, termasuk akibat bahan kimia
dan tentunya listrik juga bisa menyabkan luka bakar. itulah beberapa Jenis Luka

Cara penanganan luka, atau Manajemen Perawatan Luka

Cara penanganan luka tergantung pada jenis dan tingkat keparahan luka yang dialami
penderita, Silakan baca lebih lanjut tentang prosedur manajemen luka yang benar, mana tau
suatu saat anda butuhkan

1. Penaganan Luka Lecet


Cara penaganan Luka lecet yaitu bersihkan area sekitar dari debu dan kotoran, kemudian beri
antiseptik secukupnya, Pasang pembalut jika lukanya agak parah, fungsinya biar tidak mudah
masuk debu dan kuman pada area yang luka, jangan lupa ganti pembalut sehari sekali agar tetap
bersih dan mempercepat proses penyembuhan, jika lecetnya kecil berikan antiseptik biasa tanpa
harus dikasih pembalut, ingat pembalutnya juga jangan ketebalan bisa menyebabkan panas yang
bisa memperparah kondisi.

2. Cara penanganan Luka Memar

Cara penanganan Luka memar yaitu Atur posisi yang sesuai, kemudian kompreslah area sekitar
luka memar / lebam dengan menggunakan air hangat. Sebelum di kompres pastikan dulu airnya
jangan terlalu panas.

3. Cara penanganan Luka Robek

Cara penanganan luka robek yaitu Hal pertama yang harus anda lakukan adalah menghentikan
pendarahan dengan cara ditekan daerah yang luka, kemudian bersihkan daerah sekitar dari
pecahan penyebab benda-benda penyebab luka, lalu beri anti septip, atau bisa langsung dibawa
kerumah sakit karena luka robek memang membutuhkan perawatan ekstra karena tepi-tepi luka
robekan harus disatukan kembali dengan cara di jahit.

4. Cara penanganan Luka Tusuk

Cara penanganan Luka Tusuk : jika masih terdapat benda tajam pada luka tersebut sebaiknya
jangan dicabut, Sebab benda tajam yang tertancap dapat mencegah terjadinya pendarahan yang
lebih banyak. lakukan penekanan pada sekitar benda tersebut untuk memfiksasi benda tajam
yang masih tertancap dan segera rujuk kerumah sakit.

Perawatan luka tusuk harus dilakukan di IGD oleh ahli kesehatan yang terlatih, karena setelah
benda tersebut di cabut pendarahan harus segera di hentikan dengan mengikat bagian arteri atau
vena di jaringan yang terputus akibat luka, setalah pendarahan dihentikan dan luka dibersihkan /
didesimfeksi, baru kemudian disatukan kembali jaringan otot dan kulit dengan cara di jahit, atau
dalam bahasa medis sering disebut dengan hecting,

Metode Pengobatan luka tusuk membutuhkan berbagai peralatan kesehatan termasuk anastesi
baik lokal maupun anatesi umum, prinsip penatalaksanaan nya juga harus benar-benar steril
untuk mencegah infeksi lanjutan.

5. Penanganan Luka Sengatan Listrik

Pertolongan pertama akibat sengatan listrik yaitu : terlebih dahulu arus listrik harus putuskan.
pijat jantung jika adanya indikasi henti jantung, Berikan nafas buatan jika henti nafas, ini harus
dilakukan segera ditempat kejadian sebelum dibawa kerumah sakit.
Baca Juga Cara pemeriksaan tanda tanda vital / vitalsigns
Nyawa korban bisa melayang jika anda tidak memberikan bantuan hidup dasar Pada pasien
henti jantung atau henti nafas semakin cepat mendapat pertolongan semakin besar
kemungkinan selamat, setiap detik teramat berharga baginya. Setelah bawa kerumah sakit untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut termasuk pemberian cairan,

Kadang kerusakan pada kulit terlihat ringan tetapi organ dalam lebih luas dan berat, Umumnya
diperlukan cairan lebih banyak dari yang diperkirakan karena sering kerusakan lebih luas dari
yang disangka.

6. Penanganan Luka Bakar

Penanganan pada penderita luka bakar yaitu Sama seperti Penanganan diatas bawa kerumah
sakit untuk perawatan luka dan pemberian cairan namun sebelumnya yang harus anda lakukan di
Tempat kejadi yaitu Manegemen PPGD = Airway, Breathing, Circulation. Lakukan RJP jika ada
indikasi henti jantung paru, untuk mengembalikan fungsi jantung dan paru-paru yang mungkin
terhenti tiba-tiba guna untuk mencegah kematian biologis.

(Iqfadillah 2015)

Bibliography
Iqfadillah. idmedis.com. September 2015. http://www.idmedis.com/2015/09/pengertian-luka-
manajemen-perawatan.html (accessed Mei 2018).
Konsep Dasar Perawatan Luka

A. Definisi
Penyembuhan luka adalah respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang
kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus
menerus.(Joyce M. Black, 2001).

Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh kembali pulih,
ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan dimana sel secara bersama-sama
berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal. Idealnya luka yang sembuh kembali
normal secara struktur anatomi, fungsi dan penampilan.

B. Etiologi / Penyebab Luka


Secara alamiah penyebab kerusakan harus diidentifikasi dan dihentikan sebelum memulai
perawatan luka, serta mengidentifikasi, mengontrol penyebab dan faktor-faktor yang
mempengaruhi penyembuhan sebelum mulai proses penyembuhan. Berikut ini akan dijelaskan
penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka :

1. Trauma

2. Panas dan terbakar baik fisik maupun kimia

3. Gigitan binatang atau serangga

4. Tekanan

5. Gangguan vaskular, arterial, vena atau gabungan arterial dan vena

6. Immunodefisiensi

7. Malignansi

8. Kerusakan jaringan ikat

9. Penyakit metabolik, seperti diabetes

10. Defisiensi nutrisi

11. Kerusakan psikososial

12. Efek obat-obatan

Pada banyak kasus ditemukan penyebab dan faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
dengan multifaktor.

C. Jenis-jenis luka
1. Berdasarkan Kategori
a. Luka Accidental

Adalah cedera yang tidak disengaja, seperti kena pisau, luka tembak, luka bakar; tepi luka
bergerigi; berdarah; tidak steril

b. Luka Bedah

Merupakan terapi yang direncanakan, seperti insisi bedah, needle introduction; tepi luka bersih;
perdarahan terkontrol; dikendalikan dengan asepsis bedah

2. Berdasarkan integritas kulit

a. Luka terbuka

Kerusakan melibatkan kulit atau membran mukosa; kemungkinan perdarahan disertai kerusakan
jaringan; risiko infeksi

b. Luka tertutup

Tidak terjadi kerusakan pada integritas kulit, tetapi terdapat kerusakan jaringan lunak; mungkin
cedera internal dan perdarahan

3. Berdasarkan Descriptors

a. Aberasi

Luka akibat gesekan kulit; superficial; terjadi akibat prosedur dermatologik untuk pengangkatan
jaringan skar

b. Puncture

Trauma penetrasi yang terjadi secara disengaja atau tidak disengaja oleh akibat alat-alat yang
tajam yang menusuk kulit dan jaringan di bawah kulit

c. Laserasi

Tepi luka kasar disertai sobekan jaringan, objek mungkin terkontaminasi; risiko infeksi

d. Kontusio

Luka tertutup; perdarahan di bawah jaringan akibat pukulan tumpul; memar

4. Klasifikasi Luka Bedah

a. Luka bersih

Luka bedah tertutup yang tidak mengenai system gastrointestinal, , pernafasan atau system
genitourinary, risiko infeksi rendah
b. Bersih terkontaminasi

Luka melibatkan system gastrointestinal, pernafasan atau system genitourinary, risiko infeksi

c. Kontaminasi

Luka terbuka, luka traumatic, luka bedah dengan asepsis yang buruk; risiko tinggi infeksi

d. Infeksi

Area luka terdapat patogen; disertai tanda-tanda infeksi

D. Klasifikasi luka
1. Berdasarkan penyebab

a. Luka pembedahan atau bukan pembedahan

b. Akut atau kronik

2. Kedalaman jaringan yang terlibat

a. Superficial

Hanya jaringan epidermis

b. Partial thickness

Luka yang meluas sampai ke dalam dermis

c. Full thickness

Lapisan yang paling dalam dari jaringan yang destruksi. Melibatkan jaringan subkutan dan
kadang-kadang meluas sampai ke fascia dan struktur yang dibawahnya seperti otot, tendon atau
tulang

E. Prinsip Dasar Penyembuhan Luka


Penyembuhan luka adalah proses yang komplek dan dinamis dengan perubahan lingkungan luka
dan status kesehatan individu. Fisiologi dari penyembuhan luka yang normal adalah melalui fase
hemostasis, inflamasi, granulasi dan maturasi yang merupakan suatu kerangka untuk memahami
prinsip dasar perawatan luka. Melalui pemahaman ini profesional keperawatan dapat
mengembangkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk merawat luka dan dapat membantu
perbaikan jaringan. Luka kronik mendorong para profesional keperawatan untuk mencari cara
mengatasi masalah ini. Penyembuhan luka kronik membutuhkan perawatan yang berpusat pada
pasien ”patient centered”, holistik, interdisiplin, cost efektif dan eviden based yang kuat.

Penelitian pada luka akut dengan model binatang menunjukkan ada empat fase penyembuhan
luka. Sehingga diyakini bahwa luka kronik harus juga melalui fase yang sama. Fase tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Hemostasis
Pada penyembuhan luka kerusakan pembuluh darah harus ditutup. Pada proses penyembuhan
luka platelet akan bekerja untuk menutup kerusakan pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah
sendiri akan konstriksi dalam berespon terhadap injuri tetapi spasme ini biasanya rilek. Platelet
mensekresi substansi vasokonstriktif untuk membantu proses tersebut.

Dibawah pengaruh adenosin diphosphat (ADP) kebocoran dari kerusakan jaringan akan
menimbulkan agregasi platelet untuk merekatkan kolagen. ADP juga mensekresi faktor yang
berinteraksi dengan dan merangsang pembekuan intrinsik melalui produksi trombin, yang akan
membentuk fibrin dari fibrinogen. Hubungan fibrin diperkuat oleh agregasi platelet menjadi
hemostatik yang stabil. Akhirnya platelet juga mensekresi sitokin seperti ”platelet-derived
growth factor”. Hemostatis terjadi dalam waktu beberapa menit setelah injuri kecuali ada
gangguan faktor pembekuan.

2. Inflamasi
Secara klinik, inflamasi adalah fase ke dua dari proses penyembuhan yang menampilkan eritema,
pembengkakan dan peningkatan suhu/hangat yang sering dihubungkan dengan nyeri, secara
klasik ”rubor et tumor cum calore et dolore”. Tahap ini biasanya berlangsung hingga 4 hari
sesudah injuri. Pada proses penyembuhan ini biasanya terjadi proses pembersihan debris/sisa-
sisa. Ini adalah pekerjaan dari PMN’s (polymorphonucleocytes). Respon inflamasi menyebabkan
pembuluh darah menjadi bocor mengeluarkan plasma dan PMN’s ke sekitar jaringan. Neutropil
memfagositosis sisa-sisa dan mikroorganisme dan merupakan pertahanan awal terhadap infeksi.
Mereka dibantu sel-sel mast lokal. Fibrin kemudian pecah sebagai bagian dari pembersihan ini.

Tugas selanjutnya membangun kembali kompleksitas yang membutuhkan kontraktor. Sel yang
berperan sebagai kontraktor pada penyembuhan luka ini adalah makrofag. Makrofag mampu
memfagosit bakteri dan merupakan garis pertahan kedua. Makrofag juga mensekresi komotaktik
yang bervariasi dan faktor pertumbuhan seperti faktor pertumbuhan fibrobalas (FGF), faktor
pertumbuhan epidermal (EGF), faktor pertumbuhan beta trasformasi (tgf) dan interleukin-1 (IL-
1).

3. Proliferasi (proliferasi, granulasi dan kontraksi)


Fase granulasi berawal dari hari ke empat sesudah perlukaan dan biasanya berlangsung hingga
hari ke 21 pada luka akut tergangung pada ukuran luka. Secara klinis ditandai oleh adanya
jaringan yang berwarna merah pada dasar luka dan mengganti jaringan dermal dan kadang-
kadang subdermal pada luka yang lebih dalam yang baik untuk kontraksi luka. Pada
penyembuhan luka secara analoginya satu kali pembersihan debris, dibawah kontraktur langsung
terbentuk jaringan baru.

Kerangka dipenuhi oleh fibroblas yang mensekresi kolagen pada dermal yang kemudian akan
terjadi regenerasi. Peran fibroblas disini adalah untuk kontraksi. Serat-serat halus merupakan
sel-sel perisit yang beregenerasi ke lapisan luar dari kapiler dan sel endotelial yang akan
membentuk garis. Proses ini disebut angiogenesis. Sel-sel ”roofer” dan ”sider” adalah keratinosit
yang bertanggungjawab untuk epitelisasi. Pada tahap akhir epitelisasi, terjadi kontraktur dimana
keratinosit berdifrensiasi untuk membentuk lapisan protektif luar atau stratum korneum.

4. Remodeling atau maturasi


Setelah struktur dasar komplit mulailah finishing interior. Pada proses penyembuhan luka
jaringan dermal mengalami peningkatan tension/kekuatan, peran ini dilakukan oleh fibroblast.
Remodeling dapat membutuhkan waktu 2 tahun sesudah perlukaan.

Pada beberapa literatur dijelaskan juga bahwa proses penyembuhan luka meliputi dua komponen
utama yaitu regenerasi dan perbaikan (repair). Regenerasi adalah pergantian sel-sel yang hilang
dan jaringan dengan sel-sel yang bertipe sama, sedangkan repair adalah tipe penyembuhan yang
biasanya menghasilkan terbentuknya scar. Repair merupakan proses yang lebih kompleks
daripada regenerasi. Penyembuhan repair terjadi oleh intention primer, sekunder dan tersier.

Intension Primer
Fase-fase dalam penyembuhan Intension primer :

1. Fase Inisial (3-5 hari)

2. Sudut insisi merapat, migrasi sel-sel epitel, mulai pertumbuhan sel

3. Fase granulasi (5 hari – 4 minggu)


Fibroblas bermigrasi ke dalam bagian luka dan mensekresi kolagen. Selama fase granulasi luka
berwarna merah muda dan mengandung pembuluh darah. Tampak granula-granula merah. Luka
berisiko dehiscence dan resisten terhadap infeksi.

Epitelium permukaan pada tepi luka mulai terlihat. Dalam beberapa hari lapisan epitelium yang
tipis bermigrasi menyebrangi permukaan luka. Epitel menebal dan mulai matur dan luka merapat.
Pada luka superficial, reepitelisasi terjadi selama 3 – 5 hari.

4. Fase kontraktur scar ( 7 hari – beberapa bulan )

Serabut-serabut kolagen terbentuk dan terjadi proses remodeling. Pergerakan miofibroblast yang
aktif menyebabkan kontraksi area penyembuhan, membentu menutup defek dan membawa ujung
kulit tertutup bersama-sama. Skar yang matur selanjutnya terbentuk. Skar yang matur tidak
mengandung pembuluh darah dan pucat dan lebih terasa nyeri daripada fase granulasi

Intension sekunder
Adalah luka yang terjadi dari trauma, elserasi dan infeksi dan memiliki sejumlah besar eksudat
dan luas, batas luka ireguler dengan kehilangan jaringan yang cukup luas menyebabkan tepi luka
tidak merapat. Reaksi inflamasi dapat lebih besar daripada penyembuhan primer.

Intension Tersier
Adalah intension primer yang tertunda. Terjadi karena dua lapisan jaringa granulasi dijahit
bersama-sama. Ini terjadi ketika luka yang terkontaminasi terbuka dan dijahit rapat setelah
infeksi dikendalikan. Ini juga dapat terjadi ketika luka primer mengalami infeksi, terbuka dan
dibiarkan tumbuh jaringan granulasi dan kemudian dijahit. Intension tersier biasanya
mengakibatkan skar yang lebih luas dan lebih dalam daripada intension primer atau sekunder

10 Jenis Luka dan Perawatan awalnya (bag 2)


Melanjutkan bahasan postingan saya yang sebelumnya, khawatirnya terlalu panjang jika
digabung, makanya saya bagi menjadi 2 bagian… yah anggep aja biar lebih dramatis lah..
sinetron aja sampe berseason-season…
Nah kalo di postingan sebelumnya saya berusaha memperkenalkan sepuluh jenis luka
(nyambung gak…???) sekarang ala saya, saya akan berusaha bercerita bagaimana sih cara
menangani luka-luka tersebut…. Mengingat keterbatasan saya, bagi yang ingin mengoreksi,
monggo disampaikan…

1. Vulnus laceratum (Laserasi)


Untuk jenis luka ini, harus diperhatikan dengan seksama… apakah lukanya bersih atau tidak,
dalam atau dangkal, rapi atau tak beraturan (biasanya tak beraturan). Untuk skala luka yang luas
dan dalam, berarti kita harus bersiap diri untuk menjahitnya… pertama, perhatikan bentuk
lukanya bersih atau tidak, jika luka kotor, maka kita bersihkan terlebih dahulu dengan cairan
NaCl 0,9%, jika terlalu kotor dan melekat kuat kotorannya, kita bersihkan menggunakan H2O2,
karena cairan ini sangat pedih sekali, maka kita harus memberikan anastesi dulu (local
menggunakan Lidokain). Setelah luka dibersihkan langkah berikutnya adalah melakukan
desinfektan dengan menggunakan IODINE, jika luka lebar dan dalam maka kita harus
melakukan Hecting (menjahit) agar penyembuhan luka lebih cepat, terhindar infeksi dan hasilnya
baik (secara estetika lebih minim meninggalkan bekas). Jika luka dalam, maka hecting boleh
berlapis-lapis, jangan menyisakan rongga di bagian dalam, karena kuman akan sangat suka
tinggal disana, makanya menjahit dengan berlapis sangat dianjurkan. Biasanya luka jenis ini
bentuknya tidak beraturan, oleh karena itu bisa dirapihkan sedikit dengan cara mengunting
bagian-bagian yang dirasa sangat berserabut (disesuaikan bentuk lukanya).
Untuk perawatan luka VL ini adalah bentuk perawatan luka tertutup, dengan tetap menjaga
sterilitas luka, untuk luka awal Ganti verban pertama bisa dilakukan 48 jam sesudah luka, tetap
perhatikan tanda-tanda infeksi. Pembersihan luka bisa digunakan NaCl 0,9%, dengan tetap
menjaga sterilitas.
2. Vulnus excoriasi (Luka lecet)
Jenis luka yang satu ini derajat nyerinya biasanya lebih tinggi disbanding luka robek, mengingat
luka jenis ini biasanya terletak di ujung-ujung syaraf nyeri di kulit. Jadi harus lebih dipahamkan
kepada pasien. Pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka terlebih dahulu
menggunakan NaCl 0,9%, dan bersiaplah mendengar teriakan pasien, karena jenis luka ini tidak
memungkinkan kita melakukan anastesi, namun analgetik boleh diberikan. Setelah bersih,
berikan desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah perawatan luka terbuka, namun harus tetap
bersih, hindari penggunaan IODINE salep pada luka jenis ini, karena hanya akan menjadi sarang
kuman, dan pemberian IODINE juga tidak perlu dilakukan tiap hari, karena akan melukai
jaringan yang baru terbentuk.
3. Vulnus punctum (Luka tusuk)
Luka tusuk biasanya adalah luka akibat logam, nah yang harus diingat maka kita harus curiga
adalanya bakteri clostridium tetani dalam logam tersebut. Oleh karena itu penangan luka jenis ini
harus memungkinkan adanya aliran udara, mengingat clostridium tetani adalah bakteri anaerob.
Hal pertama ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal menarik benda yang menusuk,
karena bisa mengakibatkan perlukaan tempat lain ataupun mengenai pembuluh darah. Bila benda
yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita lakukan adalah membersihkan luka dengan
cara menggunakan H2O2, kemudian didesinfktan. Lubang luka ditutup menggunakan kasa,
namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara yang terjadi…
4. Vulnus contussum (luka kontusiopin)
Luka memar tentunya jangan diurut ataupun ditekan-tekan, karena hanya aka mengakibatkan
robek pembuluh darah semakin lebar saja. Yang perlu dilakukan adalah kompres dengan air
dingin, karena akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga memampatkan
pembuluh-pembuluh darah yang robek.
5. Vulnus insivum (Luka sayat)
Luka jenid ini biasanya tipis, maka yang perlu dilakukan adalah membersihkan dan memberikan
desinfektan.
6. Vulnus schlopetorum
Jika menemukan pasien seperti ini maka jelaslah ini tugasnya ruang operasi untuk
menyelesaikannya.. namun jika berhadapan dengan pasien seperti ini jangan langsung
mengeluarkan pelurunya, namun yang harus dilakukan adalah membersihkan luka dengan H2O2,
berikan desinfektan dan tutup luka. Biarkan luka selama setidaknya seminggu baru pasien
dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan pelurunya. Diharapkan dalam waktu seminggu posisi
peluru sudah mantap dan tak bergeser karena setidaknya sudah terbentuk jaringan disekitar
peluru.
7. Vulnus morsum (luka gigitan)
Untuk luka jenis ini anda bisa membuka postingan saya tentang ini… monggo dibuka-buka
lagi…
8. Vulnus perforatum
Ini adalah jenis luka yang tentunya hanya bisa diselesaikan di ruang khusus operasi, sehingga
perawatan yang bisa kita lakukan adalah perawatan luka pasca operasi..
9. Vulnus amputatum
Sama dengan kasus diatas perawatan luka ini adalah perawatan luka pasca operasi.
10. Vulnus combustion (luka bakar)
Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan dibawah air mengalir, bukan menggunakan odol
apalagi minyak tanah. Alirkan dibawah air mengalir untuk perpindahan kalornya… bila
terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini adalah perawatan luka terbuka dengan
tetap menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini sangat mudah terinfeksi. Dan ingat kebutuhan
cairan pada pasien luka bakar…

Bibliography
Firdasari, Delima. delimafirdasari.wordpress.com. Oktober 25, 2013.
https://delimafirdasari.wordpress.com/2013/10/25/konsep-dasar-perawatan-luka/ (accessed Mei
21, 2018).

Iqfadillah. idmedis.com. September 2015. http://www.idmedis.com/2015/09/pengertian-luka-


manajemen-perawatan.html (accessed Mei 2018).

Anda mungkin juga menyukai