Anda di halaman 1dari 8

Praktikum Kimia Analitik

Penentuan Jumlah Zat Padat


Terlarut (TDS)
Dengan Metode Gravimetri

NAMA : NI MADE RAI NOVI KARTIKA

NIM : P07134011018

JURUSAN : ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTerIAN


KESEHATAN DENPASAR
JLN. SANITASI NO.1 SIDAKARYA
I. JUDUL
PENENTUAN JUMLAH ZAT PADAT TERTERLARUT (TDS)

II. TUJUAN
a. Untuk dapat melakukan analisa kuantitatif dengan metode gravimetri.
b. Untuk menentukan jumlah zat padat terlarut (TDS) pada air.

III. DASAR TEORI


Analisa kuantitatif secara gravimetri adalah analisa untuk berat dari suatu
unsur yang terdapat dalam persenyawaan dengan cara memisahkan unsure tersebut dari
persenyawaan kemudian ditimbang.
TDS (Total Dissolved Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik zat organik
maupun zat anorganik, misalnya garam) yang terdapat pada sebuah larutan. Total
padatan terlarut adalah bahan-bahan yang terlarut dalam air yang tidak tersaring
dengan kertas sarig milliopore dengan ukuran pori 0,45 µm. Padatan ini terdiri dari
senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral, dan garam-
garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion
yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh, air buangan sering mengandung
molekul sabun, detergen, dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah
tangga dan industri pencucian.
Total padatan terlarut (Total Dissolved Solid) adalah bahn-bahan terlarut
(diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter < 10-6 mm sampai dengan < 10-3 mm)
yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain yang tidak tersaring pada kertas
saring berdiameter 0,45 µm.

IV. PRINSIP
Percobaan : Penentuan jumlah zat padat terlarut (TDS) dalam air.
Contoh yang telah tercampur dengan baik disaring melalui saringan fiberglass
standar, filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan yang telah ditimbang dan

dikeringkan sampai berat konstan pada suhu 180 . Bertambahnya berat cawan

menunjukan total padat terlarut. Filtrat yang dihasilkan dari penentuan total zatpadat
terlarut.

V. ALAT DAN BAHAN


 Alat :
1. Desikator
2. Kompor listrik dengan pengaturan panas 7
3. Timbangan analitik
4. Pipet volum
5. Gelas beaker
6. Penjepit
7. Pompa vakum
8. Saringan fiberglass
9. Cawan porselen

 Bahan :
1. Kertas saring dengan beberapa ukuran
2. Air suling
3. Sempel:
a. Air laut Bath Ayana
b. Air Laut Bali Intercontinental Resort

VI. METOEDE KERJA


1. Ditimbang 2 cawan porselin kosong satu-persatu pada neraca anlitik.
2. Disaring contoh yang sudah diukur volumenya dan telah tercampur dengan baik
melalui saringan fiberglass.
3. Alat vakum dimatikan setelah semua sampel disaring.
4. Dipipet sebanyak 25 ml masing-masing sampel.
5. Dimasukkan ke dalam cawan porselin
a. Dimasukkan Sampel Air laut Bath Ayana pada cawan porselin I
b. Dimasukkan Sampel Air Laut Bali Intercontinental Resort pada cawan poselin II
6. Dipanaskan/ diuapkan dengan kompor listrik diseting dengan suhu ±180°C.
7. Dibiarkan dingin kemudian timbang.
8. Dimasukkan dalam desikator selama 10 menit dan timbang lagi.
9. Tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator dan penimbangan diulangi
sampai kehilangan berat kurang dari 4% dari berat awal atau 0,5 mg.
VII. HASIL PENGAMATAN
1. Berat cawan porselen kosong (B).
Cawan
Nama Sampel Berat
Porselen No
I Air laut Bath Ayana 50383,6 mg
Air Laut Bali
II 49665,0 mg
Intercontinental Resort

2. Berat cawan porselen kosong + Berat sampel setelah

dipanaskan selama 1 jam

Cawan
Nama Sampel Berat
Porselen No
I Air laut Bath Ayana 50890,3 mg
Air Laut Bali
II 50502,4 mg
Intercontinental Resort
3. Berat cawan petri setelah dimasukkan dalam desikator
selama 10 menit pertama.

Cawan
Nama Sampel Berat
Porselen No
I Air laut Bath Ayana 50915,3 mg
Air Laut Bali 50546,5 mg
II
Intercontinental Resort

4. Berat cawan petri setelah dimsukan dalam desikator selama 10 menit


kedua (B).

Cawan
Nama Sampel Berat
Porselen No
I Air laut Bath Ayana 51158,7 mg
Air Laut Bali 50999,9 mg
II
Intercontinental Resort
VIII. PERHITUNGAN

Untuk mengetahui jumlah zat padat terlarut pada masing-masing air limbah
digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

A = berat kertas saring + residu kering (mg)


B = berat kertas saring (mg)
Berikut adalah hasil perhitungan yang didapat setelah memasukan hasil
pengamatan yang dilakukan ke dalam rumus:

Perhitungan TDS sampel pada penimbangan terakhir:


TDS Sampel = (A1 – B1) × 1000
Air Laut Bath Ayana V. Sampel1 (ml)
= (51158,7 mg 50383,6 mg) × 1000
25 ml
= 3100,4 mg/L

TSS Sampel = (A2 – B2) × 1000


V. Sampel2 (ml)
= (50999,9 mg - 49665,0 mg) × 1000
Air Laut Bali 25 ml
Intercontinental Resort = 53396 mg/L
IX. PEMBAHASAN

Pada praktikum yang dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2011 dilakukan


pengujian untuk mengetahui jumlah zat padat terlarut (TDS) pada sempel air laut. Pada
prinsipnya penentuan jumlah zat pada terlarut (TDS) hampir sama dengan penentuan
jumlah zat padat tersuspensi (TSS) hanya saja pada TDS yang diambil sebagai bahan
uji kadar adalah larutan yang telah difiltrasi bukan residu yang tertahan pada kertas
saring.
Pada praktikum kali ini digunakan dua sampel yang pertama sampel Air Laut
Bath Ayana sampel yang kedua adalah Air Laut Bali Intercontinental Resort. Hal
pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah menimbang satuper-satu cawan
yang masih kosong. Pada praktikum ini berat cawan kosong yang ditimbang adalah:
a. Cawan I dengan berat kosong: 50383,6 mg
b. Cawan II dengan berat kosong: 49665,0 mg
Setelah berat cawan kosong didapat kemudian disaring dengan alat vakum.
Penyaringan ini bertujuan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi yang terdapat
pada sampel sehingga pada saat pengujian tidak pempengaruhi berat TDS. Sebenarnya
penyaringan bisa saja dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan gaya
grafitasi bumi namun karena untuk mempercepat waktu digunakan alat bantu yaitu
vakum. Sebelum dilakukan penyaringan sampel harus dikocok terlebih dahulu agar
jumlah zat terlarut dalam sempel merata dan tidak mengendap di satu sisi (homogen).
Saringan fiberglass diletakan pada peralatan filtrasi, kemudian vakum dipasangkan dan
sampel dituangkan. Vakum dihidupkan sehingga semua sampel habis tersaring.
Sebanyak 25 ml filtrat kemudian dipipet untuk masing-masing sempel dan dimasukan
ke dalam cawan porselen yang telah diisi dengan label.
Masing-masing cawan yang berisi sampel kemidian dipanaskan menggunakan
kompor listrik. Pemanasan bertujan untuk menghilangkan kadar air sehingga nanti
hanya tersisa zat padat yang terkandung dalam sempel. Berikut adalah hasil dari
penimbangan TDS pada masing-masing sampel:
a. Berat Cawan I: 50890,3 mg
b. Berat Cawan II: 50502,4 mg
Setelah dilakukan penimbangan lalu cawan dimasukan ke dalam desikator.
Tujuannya adalah untuk mendinginkan cawan porselin agar diperoleh berat konstan.
Berikut adalah hasil penimbangan cawan porselin setelah dimasukkan dalam desikator
selama 10 menit:
a. Berat Cawan I: 50915,3 mg
b. Berat Cawan II: 50546,5 mg
Perlakuan ini diulang sampai berat cawan konstan. Setelah cawan dimasukan kedalam
desikator kembali, diperoleh berat konstan pada masing-masing cawan yaitu:
a. Berat Cawan I: 51158,7 mg
b. Berat Cawan II: 50999,9 mg
Setelah dilakukan uji kadar TDS pada masing-masing sempel, kemudian hasil
tersebut dimasukan ke dalam perhitungan sehingga didapat hasil sebagai berikut:
a. Pada sampel I (Air laut Bath Ayana) jumlah TDS yang terkandung
sebanyak 3100,4 mg/L
b. Pada sampel II (Air Laut Bali Intercontinental Resort) jumlah TDS yang
terkandung sebanyak 53396 mg/L
Dari hasil perhitungan jumlah TDS yang dilakukan pada masing dapat
disimpulkan bahwa jumlah zat padat terlarut yang terkandung di dalam sampel Air
laut Bath Ayana lebih sedikit dari pada jumlah TDS pada sampel Air Laut Bali
Intercontinental Resort.

X. KESIMPULAN
1. Dengan adanya praktikum ini mahasiswa menjadi lebih paham bagai mana cara
melakukan analisa kuantitatif pada pengukuran jumlah zat padat terlarut (TDS)
pada air menggunakan metode Gravimetri.
2. TDS (Total Dissolved Solid) adalah ukuran zat terlarut (baik zat organik maupun
zat anorganik, misalnya garam) yang terdapat pada sebuah larutan.
3. Pada praktikum ini didapatkan hasil pengukuran TDS sebagai berikut:

a. Pada sampel I (Air laut Bath Ayana) jumlah TDS yang terkandung sebanyak
3100,4 mg/L
b. Pada sampel II (Air Laut Bali Intercontinental Resort) jumlah TDS yang
terkandung sebanyak 53396 mg/L
4. Jumlah TDS yang dilakukan pada masing dapat disimpulkan bahwa jumlah zat
padat terlarut yang terkandung di dalam sampel Air laut Bath Ayana lebih sedikit
dari pada jumlah TDS pada sampel Air Laut Bali Intercontinental Resort.
XI. SARAN
1. Ketersediaan alat dan bahan mohon di perbanyak karena belum mencukupi jumlah
praktikan yang akan melakukan praktikum.
2. Mohon dibuatkan proposal untuk meminta laboratorium khusus bagi mahasiswa
analis untuk melakukan praktikum. Karena selain letak laboratorium yang jauh
waktu yang tersedia untuk melakukan praktikum juga terlalu sedikit.
3. Pada saat dilakukannya praktikum diharapkan agar para praktikan atau mahasiswa
dapat mengikuti proses keseluruhan, sehingga mahasiswa mengerti bagaimana cara
melekukan praktikum yang baik dan benar.

XII. DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Pengajar Mata Kuliah Kimia Analitik. 2011. Satuan Acara Praktikum Kimia
Analitik (Semester I).
2. Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi Kelima.
Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT. Kalaman Media Pusaka.
3. Petunjuk Pemeriksaan Air Minum/ Air Bersih , Depkes RI, Jakarta 1993.

Denpasar, 6 Oktober 2011

Praktikan

(Ni Made Rai Novi Kartika)


LEMBAR PENGESAHAN

Pembimbing I Pembimbing II

(Ni Made Marwati, S.Pd.,ST, M.Si.) (Dra. Rahmawati B, M.Si.,Apt)

Pembimbing III

(Nur Habibah, S.Si.)

Anda mungkin juga menyukai