Anda di halaman 1dari 11

ANALISA LIFE CYCLE COST (LCC) PENGADAAN ALAT BERAT DI TPA

TAMANGAPA

Samsul Bahri, Irwan Ridwan Rahim, Andi Subhan Mustari


Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi
Samsul Bahri
Departemen Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin Makassar, 90245
Hp : 085341154235
Email : samsul_civil@yahoo.com
ANALISA LIFE CYCLE COST (LCC) PENGADAAN ALAT BERAT DI TPA
TAMANGAPA

Irwan R. R.1, Andi S. M.1, Samsul B.2

ABSTRAK : Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Tamangapa Kota Makassar merupakan salah satu aset
daerah Kota Makassar di bidang lingkungan hidup yang telah beropersi 24 tahun tahun yang lalu. TPA
Tamangapa ini masih menggunakan metode open dumping. Open dumping ini merupakan cara sederhana yaitu
dengan membuang sampah pada suatu legokan atau cekungan tanpa menggunakan tanah sebagai penutup
sampah. Permasalahannya adalah bulldozer dan excavator yang digunakan di TPA ini sudah tidak efektif dan
efisien lagi digunakan sehingga akan menghambat pengelolaan sampah. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengelolahan sampah exsisting dan produkvitas alat berat serta menentukan jenis, kebutuhan
jumlah unit dan jumlah alat berat untuk TPA agar bisa beroperasi secara efisien.
Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa kuantitatif terhadap produktivitas alat
dan metode pendekatan biaya terhadap pemilikan dan pengoperasian kendaraan dan alat berat.
Hasil analisis aspek teknis menunjukkan bahwa keberadaan kendaraan operasional di TPA Tamangapa Kota
Makassar sudah tidak layak digunakan sehingga kurang efektif dalam mengolah timbulan sampah di TPA. Dari
hasil survey di lapangan selama 8 hari berturut – turut di rata-ratakan volume timbulan sampah yang masuk
adalah 2662,75 m³/hari. Berdasarkan perhitungan produktivitas alat berat maka untuk bulldozer dibutuhkan 3
unit dan excavator dibutuhkan 4 unit. Melalui analisa biaya kepemilikan dan operasional alat maka untuk
bulldozer dengan harga alat Rp 2.792.400.000 biaya kepemilikan dan opersionalnya Rp. 357.371,75 namun bila
di sewa biaya kepemilikan dan opersional bulldozer Rp 663.667,68 Sama halnya dengan excavator harga alat Rp
1.678.050.000 biaya kepemilikan dan opersionalnya Rp.267.838,48 sedangkan untuk biaya sewa Rp 455.692,33.
Berdasarkan hasil analisa biaya pekerjaan alat untuk mengolah sampah dengan volume 2662,75 m³ di peroleh
biaya sewa/unit untuk bulldozer Rp. 11.093.415,66 dan untuk excavator Rp 11.703.267,28 sedangkan biaya beli
untuk bulldozer Rp. 5.973.582,09 dan excavator Rp. 6.878.731,79. Jika melihat kondisi sekarang maka
sebaiknya di lakukan pembelian alat karena harganya jauh lebih murah.
Kata Kunci : Bulldozer, Excavator, Produktifitas alat, sewa, beli.

LIFE CYCLE COST ANALYSIS (LCC) PROCUREMENT OF HEAVY EQUIPMENT IN


TAMANGAPA TPA

Irwan R. R.1, Andi S. M.1, Samsul B.2

Final Waste Landfill Tamangapa Makassar City is one of the regional assets of Makassar City in the field of
environment that has been operated 24 years ago. Final Waste Landfill Tamangapa is still using open dumping
method. Open dumping is a simple way to throw garbage on a legokan or basin without using soil as a waste
cover. The problem is that bulldozers and excavators used in this landfill are ineffective and more efficient to use
so it will hamper waste management. The purpose of this research is to analyze the existed waste management
and the heavy equipment product as well as to determine the type, requirement of the number of units and the
number of heavy equipment for the Final Waste Landfill in order to operate efficiently.

The method of analysis used in this research is quantitative analysis method to tool productivity and cost
approach method to the ownership and operation of vehicle and heavy equipment.

The result of technical aspect analysis shows that the existence of operational vehicle in Final Waste Landfill
Tamangapa Makassar City is not feasible to be used so it is less effective in processing waste generation in Final
Waste Landfill. From the survey results in the field for 8 days in a row on average the volume of incoming
garbage is 2662.75 m³ / day. Based on the calculation of heavy equipment productivity for bulldozer required 3
units and excavator required 4 units. Through analysis of ownership and operational cost of equipment for
bulldozer with price at Rp 2.792.400.000, cost of ownership and the operational at Rp. 357,371.75 but when the
rent of ownership and bulldozer cost at Rp 663,667.68. Similarly, excavator appliance price at Rp 1.678.050.000,
cost of ownership and operational cost at Rp.267.838, while for rental fee at Rp 455.692,33. Based on the result
of cost analysis of work tool for processing waste with volume 2662.75 m³ in obtaining rent / unit cost for
bulldozer at Rp. 11,093,415.66 and for excavator at Rp 11.703.267,28 while the purchase cost for bulldozer at
Rp. 5,973,582,09 and excavator at Rp. 6,878,731.79. If you look at the current conditions should be in the
purchase of tools because the price is much cheaper.
PENDAHULUAN Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari
bagaimana pengolahan sampah dan produktifitas
Latar Belakang alat berat di TPA Tamangapa Kota Makassar.
Sampah merupakan material sisa yang sudah Dengan demikian penulis akan memberikan usulan
tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang alternatif bentuk pengadaan alat berat yang relevan
harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan sehingga TPA akan memiliki jenis kendaraan
yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam operasional yang bisa beroperasi secara efektif dan
berkegiatan, masyarakat memproduksi sampah efisien.
sehingga semakin hari produksi sampah semakin Tujuan Penelitian
banyak. Karena semakin banyak sampah yang Adapun tujuan penelitian ini adalah:
dihasilkan masyarakat, maka perlu pengelolaan 1. Menganalisis pengolahan sampah eksisting
sampah yang efektif dan efisien. Pengelolaan dan produktifitas alat berat di TPA
sampah yang baik akan membuat life time dari TPA Tamangapa Makassar.
sesuai dengan perencanaan bahkan bertambah. 2. Menentukan jenis dan jumlah alat berat untuk
Kurang efektifnya alat berat yang beroperasi di operasional TPA Tamangapa yang efisien.
lokasi TPA akan memperburuk kondisi TPA itu 3. Mengetahui kebutuhan jumlah unit dan jenis
sendiri karena sampah yang akan masuk dan yang alat berat untuk TPA Tamangapa agar bisa
telah masuk ke dalam TPA tidak dikelola dengan beroperasi secara efisien.
baik sehingga life time semakin cepat Ruang Lingkup Penelitian
berkurang/habis. Oleh karena itu salah satu alasan Untuk mengarahkan penulis agar
pemerintah kota Makassar memindahkan lokasi penelitian dan permasalahan yang dikaji
TPA dengan sistem sanitary landfill dengan sesuai dengan Judul dan Tujuan penulisan
manajemen pengelolaan dan pengolahan sampah Tugas Akhir ini, maka penulis hanya
yang jauh lebih ideal. membahas masalah sebagai berikut:
Salah satu kendala dalam pengelolaan TPA  Daerah penelitian adalah lingkungan TPA
Tamangapa adalah kondisi dan kemampuan alat Tamangapa Kota Makassar yang sekarang
beratnya. Alat-alat berat yang digunakan di TPA difungsikan.
lama dipindahkan di TPA baru dan digunakan lagi.  Objek penelitian adalah pemilihan alat berat
Padahal kondisi alat sudah tidak efektif dan efisien yang efisien digunakan untuk pengolahan
lagi untuk digunakan. sampah di TPA Tamangapa di Kota Makassar.
Dengan demikian penelitian ini diharapkan  Analisa tambahan dalam penggunaan alat
mendapatkan suatu sistem pengelolaan sampah berat yaitu dengan cara sewa atau investasi.
yang baik secara teknis maupun secara ekonomis  Melakukan survey dan investigasi lapangan
dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap untuk pengumpulan data, seperti:
lingkungan melalui studi alternatif pemilihan alat - Data primer: Kondisi eksisting TPA di Kota
berat TPA yang kemudian akan merekomendasikan Makassar, Kondisi eksisting alat berat yang
alternatif pengadaan alat berat yang jauh lebih beroperasi, metode pelaksanaan pengolahan
efesien dan efektif dibandingkan kondisi eksisting sampah terkait penggunaan alat berat.
alat berat pengelolaan sampah di TPA Tamangapa - Data sekunder: Kondisi alat berat dan
saat ini. jumlahnya yang diperoleh dari Dinas
Atas dasar inilah, penulis tertarik memilih judul Kebersihan dan Pertamanan Kota Makassar,
sebagai tugas akhir: volume timbulan sampah di Kota Makassar
“ANALISA LIFE CYCLE COST (LCC) serta biaya yang terkait dengan pengadaan alat
PENGADAAN ALAT BERAT DI TPA berat.
TAMANGAPA MAKASSAR “ TINJAUAN PUSTAKA
Rumusan Masalah Metode Pengolahan Sampah di TPA
Permasalahan yang akan diselesaikan dalam a. Open Dumping
Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: Cara ini cukup sederhana yaitu dengan membuang
 Bagaimana kondisi eksisting operasional alat sampah pada suatu legokan atau cekungan tanpa
berat di TPA TAMANGAPA. mengunakan tanah sebagai penutup sampah, cara
 Berapa kebutuhan alat berat ideal yang ini sudah tidak direkomendasi lagi oleh Pemerintah
beroperasi di TPA TAMANGAPA RI karena tidak memenuhi syarat teknis suatu TPA
 Bagaimana pengadaan alat berat yang efisien Sampah, Open dumping sangat potensial dalam
untuk kondisi eksisting TPA TAMANGAPA. mencemari lingkungan, baik itu dari pencemaran
Maksud dan Tujuan Penelitian air tanah oleh Leachate (air sampah yang dapat
Maksud Penelitian menyerap kedalam tanah), lalat, bau serta binatang
seperti tikus, kecoa, nyamuk dll.
b. Control Landfill Bulldozer digunakan untuk mendorong
Control landfill adalah TPA sampah yang dalam tanah, seperti meratakan tanah dan mengupas
pemilihan lokasi maupun pengoperasiannya sudah humus tanah.
mulai memperhatikan Syarat Teknis (SK-SNI) Fungsi lain dari bulldozer adalah :
mengenai TPA sampah. - Membersihkan site dari kayu-kayuan,
Sampah ditimbun dalam suatu TPA Sampah yang pokok/tonggak pohon dan batu-batuan
sebelumnya telah dipersiapkan secara teratur, - Membuka jalan kerja di pegunungan maupun
dibuat barisan dan lapisan (SEL) setiap harinya dan daerah berbatuan
dalam kurun waktu tertentu timbunan sampah - Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300
tersebut diratakan dipadatakan oleh alat berat feet (± 90 meter)
seperti Buldozer maupun Track Loader dan setelah - Menarik Scrapper
rata dan padat timbunan sampah lalu ditutup oleh - Menghamparkan tanah isian (fill)
tanah, pada control landfill timbunan sampah tidak - Menimbun kembali bekas galian
ditutup setiap hari, biasanya lima hari sekali atau - Membersihkan site atau medan kerja
seminggu sekali.  Excavator
Secara umum control landfill akan lebih baik bila Excavator adalah sebuah
dibandingkan dengan open dumping dan sudah jenis alat berat yang terdiri dari mesin di
mulai dipakai diberbagai kota di Indonesia. atas roda khusus yang dilengkapi dengan lengan
c. Sanitary Landfill (arm) dan alat pengeruk (bucket) yang digunakan
Sanitary landfill adalah sistem pembuangan akhir untuk menyelesaikan pekerjaan berat
sampah yang dilakukan dengan cara sampah berupapenggalian tanah yang tidak bisa dilakukan
ditimbun di TPA sampah yang sudah disiapkan secara langsung oleh tangan manusia.
sebelumnya dan telah memenuhi syarat teknis, Alat ini banyak digunakan untuk :
setelah ditimbun lalu dipadatkan dengan 1. Menggali parit, lubang dan pondasi
menggunakan alat berat seperti buldozer maupun 2. Penghancuran gedung
track loader, kemudian ditutup dengan tanah 3. Meratakan permukaan tanah
sebagai lapisan penutup setiap hari pada setiap 4. Mengangkat dan memindahkan material
akhir kegiatan. Hal ini dilakukan terus menerus 5. Mengeruk sungai
secara berlapis-lapis sesuai rencana yang telah 6. Pertambangan dan beberapa bidang
ditetapkan. industry yang menggunakannya antara lain
Perbedaan open dumping dan control landfill konstruksi, pertambangan, infrastruktur,
adalah open dumping hanya menimbun sampah dan sebagainya
begitu saja tanpa ada pengolahan lebih lanjut Macam – macam alat gali antara lain backhoe,
sedangkan control landfill sampah di timbun secara power shovel, atau juga dikenal sebagai front
teratur dan di padatkan dengan menggunakan alat shovel, dragline dan clamshell. Backhoe dan front
berat lalu di tutup dengan tanah. shovel juga di sebut alat hidrolis karena bucket
Perbedaan sanitary landfill dan control landfill yang digerakan secara hidrolis. Pemilihan alat
adalah sanitary landfill sampah ditimbun lalu tergantung dari kemampuan alat tersebut pada suatu
dipadatkan dengan menggunakan alat berat kondisi lapangan tertentu. Perbedaannya terletak
kemudian ditutup dengan tanah setiap hari pada pada benda yang di pasang di bagian depan, akan
setiap akhir kegiatan sedangkan control landfill tetapi semua alat tersebut mempunyai kesamaan
timbunan sampah tidak ditutup setiap hari, biasanya pada alat penggerak yaitu roda ban atau crawler.
lima hari sekali atau seminggu sekali.

Produksi Peralatan
 Bulldozer
Bulldozer adalah alat yang mesin
penggerak utamanya adalah traktor. Sebutan
bulldozer berasal dari traktor yang
perlengkapan (attachment)-nya dozer atau
pendorong yang disebut juga blade.
Kemampuan bulldozer ini untuk mendorong
tanah ke muka. Disamping itu ada yang Gambar 2.14 Alat Berat Excavator
disebut angle dozer yang dapat mendorong
tanah atau material ke samping. Angle ini  Produksi Peralatan
dapat membuat sudut 25° terhadap posisi Dalam metode sanitary landfill, ketersediaan
lurus. alat berat seperti bulldozer, excavator
 Fungsi dan Kerja Bulldozer merupakan unsur utama yang harus memenuhi
kebutuhan pekerjaan penanganan sampah di
TPA. Menurut Rostiyanti (2002), efektifitas
suatu alat dipengaruhi oleh beberapahal, yakni : *Untuk alat-alat yang menggunakan
- Kemampuan operator pemakai alat crawler, harga ban tidak ada
- Pemilihan dan pemeliharaan alat
- Perencanaan dan pengaturan letak  Biaya Modal, Pajak, dan Asuransi
- Topografi dan volume pekerjaan Bunga modal tidak hanya berlaku bagi
- Kondisi cuaca peralatan yang dibeli dengan sistem kredit, tetapi
- Metode pelaksanaan alat dapat juga dari uang sendiri yang dianggap sebagai
Produksi peralatan merupakan hasil kerja dari pinjaman. Jangka waktu peminjaman jarang yang
peralatan, dimana dipengaruhi oleh karakteristik lebih dari 2 (dua) tahun pada saat ini. Besar
alat yaitu faktor kapasitas dan faktor waktu siklus kecilnya nilai asuransi tergantung pada baru
alat. Menurut Irawan Sudarsono (2012) Secara tidaknya peralatan, kondisi medan kerja, dan tipe
umum produksi alat dirumuskan seperti berikut : pekerjaan yang ditangani.
Produksi alat, Q = Perhitungan bunga modal, pajak dan asuransi dapat
disatukan dengan menggunakan rumus :
Selanjutnya besaran jumlah alat yang dibutuhkan, Bunga modal + Pajak + Asuransi
yaitu : =
Jumlah alat yang diperlukan =
Penggantian Komponen Peralatan Dimana :
Perencanaan program penggantian komponen
Faktor :
peralatan yang baik dapat mereduksi berkurangnya
nilai produksi yang dihasilkan. Hal ini berhubungan n: Umur Ekonomis (life time) alat (tahun)
dengan masalah waktu penggantian yang r : Nilai sisa alat (%)
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: Biaya pemilikan alat mempunyai nilai yang
 Biaya penyusutan (depreciation cost) tetap walau alat tidak dioperasikan.
 Biaya kepemilikan (ownership cost) Biaya Operasi
 Biaya penggantian (replacement cost) Biaya operasi peralatan adalah biaya yang
 Biaya penurunan nilai produktivitas alat dikeluarkan hanya apabila alat tersebut
(downtime cost) dioperasikan. Biaya ini terdiri atas :
 Biaya pemeliharaan (maintenance cost)  Bahan Bakar
 Biaya pengalihan alat yang sudah tua (cost Kebutuhan bahan bakar dan pelumas per jam
of obsolescence) berbeda untuk setiap alat atau merk dari mesin.
Umur pakai alat erat kaitannya dengan umur Data-data ini biasanya dapat diperoleh dari pabrik
ekonomis alat (economic life) yaitu periode waktu produsen alat atau dealer alat yang bersangkutan
antara awal pemakaian alat sampai pemakain tidak atau data dari lapangan. Pemakaian bahan bakar
ekonomis lagi, yang dinyatakan berdasarkan hasil dan pelumas per jam akan bertambah bila mmesin
studi ekonomi bahwa biaya yang diperlukan untuk bekerja berat dan berkurang bila bekerja ringan.
alat berat yang baru lebih rendah dibandingkan Biaya bahan bakar dapat dihitung dengan rumus :
dengan alat yang telah dimiliki saat itu Biaya Bhn. Bakar (Fuel) = Keb. Bhn. Bakar per
dipertahankan untuk ekstra periode tertentu Jam x Harga Bhn. Bakar per Liter
biaya Pemilikan  Bahan Pelumas, Gemuk, Saringan (Filter)
Yang dimaksud dengan biaya pemilikan Untuk kebutuhan bahan-bahan tersebut, seperti
adalah biaya yang menunjukkan jumlah antara pada kebutuhan bahan bakar, masing-masing alat
penyusutan (depresiasi) alat, bunga dan asuransi besar dalam kebutuhan per jam berbeda sesuai
alat. kondisi pekerjaan, bahan pelumas yang terdiri atas :
 Biaya penyusutan (Depresiasi)  Oli mesin
Penyusutan (depresiasi) adalah harga modal  Oli transmisi
yang hilang pada suatu peralatan yag disebabkan  Oli hidrolis
oleh umur pemakaian. Guna menghitung besarnya  Oli final drive
biaya penyusutan perlu diketahui terlebih dahulu  Gemuk
umur kegunaannya. Terdapat banyak cara yang Biaya Bahan Pelumas = Kebutuhan Bahan Pelumas
digunakan untuk menentukan biaya penyusutan. x Harga Pelumas per Liter
Salah satu metoda yang banyak digunakan adalah Sedangkan biya filter biasanya diambil 50%
“straight line method” yaitu turunnya nilai modal dari jumlah biaya pelumas di luar bahan bakar
dilakukan dengan pengurangan nilaipenyusutan dalam rumus hitungan :
yang sama besarnya sepanjang umur kegunaan dari Biaya Filter per Jam =
alat tersebut, sebagai berikut :  Ban
Umur ban dari alat sangat dipengaruhi oleh
Depresiasi = medan kerjanya di samping kecepatan dan tekanan
angin. Selain itu kualitas ban yang digunakan juga Melihat kondisi sekarang di mana jumlah
berpengaruh. Umur ban biasanya diperkirakan timbulan sampah setiap harinya semakin besar dari
sesuai kondisi medan kerjanya. perkiraan semula, maka usia TPA bisa jadi lebih
Ban = pendek dari yang diperkirakan. Jika tidak didukung
oleh system pengelolaan TPA yang baik maka usia
 Perbaikan (Reparasi) TPA tidak sesuai yang diharapkan.
Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan
dan perawatan alat sesuai dengan kondisi
operasinya. Makin keras alat bekerja perjamnya
makin besar pula biaya operasinya. Biaya perbaikan
(reparasi) alatdapat ditentukan dengan
menggunakan formula berikut :
Biaya Reparasi =

Dimana:
Faktor perbaikan biasanya ditentukan Lokasi TPA Tamangapa Kota Makassar
berdasarkan pengalaman. Gambar lokasi Penelitian (Kota Makassar)
 Hal-Hal Khusus Jenis Penelitian
Beberapa parts yang keausannya lebih cepat Jenis penelitian yang dilakukan adalah survey.
dibanding parts lainnya tidak termasuk dalam biaya Bentuk penelitian ini dilakukan dengan cara
perbaikan, tetapi dimasukkan dalam hal-hal khusus. wawancara, observasi langsung terhadap system
 Upah Operator pengelolaan sampah, untuk mendapatkan informasi
Salah satu cara untuk menghitung upah operator per yang lebih tepat dan dapat dipercaya berupa data
jam adalah : primer dan data sekunder dengan kebutuhan yang
Upah Operator = diperlukan untuk mendukung penulisan tugas akhir
ini.
 Biaya tidak langsung (indirect cost) Tempat dan Waktu Penelitian
Biaya tidak langsung terdiri atas: biaya pool, Penelitian ini dilakukan selama 2 hari berturut-
biaya kantor, biaya resiko, keuntungan dan turut yang berlokasi di Kota Makassar Kecamatan
sebagainya. Biaya ini biasanya dihitung sebesar Manggala tepatnya di TPA Tapangapa Antang.
15% - 25% dari total biaya penggunaan peralatan Sementara waktu penelitian ini mulai dilakukan
bersangkutan pada tanggal 14 April – 15 April 2016.
 Biaya Satuan Pekerjaan
Dari uraian di atas sudah dapat dihitung masing- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
masing: jumlah prosentase (produksi) peralatan, Kondisi Eksisting
dan biaya pemakaian peralatan dinyatakan sebagai: Kondisi Eksisting TPA Tamangapa
B Rp/jam, maka biaya satuan pekerjaan (BSP)
adalah : No Rencana Awal Kondisi Existing

BSP = Rp/m3 atau Rp/ton Sampah ditumpuk di 1 zona hingga Sampah ditumpuk berpindah
1 full kemudian pindah ke zona aktif pindah tergantung kondisi jalan
METODOLOGI PENELITIAN berikutnya. ke zona aktif.
Gambaran Umum Lokasi Studi
Sampel diambil di Kota Makassar. TPA System yang di terapkan adalah System yang diterapkan adalah
Tamangapa yang berlokasi di Kelurahan 2
system Sanitary landfill. system Open dumping.
Tamangapa, Kecamatan Manggala. Secara
geografis lokasi TPA Tamangapa berbatasan Kondisi Eksisting Alat Berat TPA Tamangapa
sebelah utara dengan kecamatan Banggala, sebelah Berikut adalah jumlah alat berat yang tersedia di
selatan dengan RW 5, sebelah barat dengan RT 3 TPA Tamangapa Kota Makassar, Kelurahan
dan sebelah timur berbatasan dengan RT 2. Luas Tamangapa, Kecamatan Manggala :
wilayah Kecamatan Manggala tercatat 24,14 km2 Daftar Nama Alat yang Tersedia
atau 13,73 persen dari luas Kota Makassar.
Penanganan sampah di Kota Makassar masih No Nama Alat Jumlah unit
menggunakan sistem open dumping. Dumping atau
pembuangan menurut Undang-Undang nomor 32
1 Bulldozer (P31) 2
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan 2 Bulldozer (D68) 2
Lingkungan Hidup didefenisikan sebagai kegiatan 3 Bulldozer (WDA D5R XL) 1
membuang, menempatkan, dan/atau memasukkan
limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, 4 Excavator (PC 200) 2
waktu dan lokasi tertentu dengan persyaratan Sumber : Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota
tertentu ke media lingkungan hidup tertentu. Makassar 2016
Sarana Alat Berat sampah yang dioperasikan di dengan batasan penelitian pada 2 kendaraan
TPA Tamangapa Kota Makassar. operasional alat berat sampah, yaitu pemadatan
Jumlah Kendaraan Volume sampah dan tanah menggunakan bulldozer dan
No Jenis Kendaraan (unit) Sampah diolah excavator berkapasitas 0,5-1,20 m3. Jenis bulldozer
dan excavator yang digunakan dapat dilihat pada
Baik Rusak perhari (M3)
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 berikut ini:
1 Bulldozer (P31) - 2 -
2 Bulldozer (D68) - 2
3 Bulldozer (WDA D5R XL) 1 -
4 Excavator (PC200) 2 - 1,5
Sumber : Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota
Makassar 2016
Mekanisme Pengoperasian TPA
TPA Tamangapa yang bertempat di Kelurahan
Tamangapa, Kecamatan Manggala Kota Makassar.
Berikut adalah urutan prosesnya :
- Mula-mula truck sampah yang masuk di catat Gambar Excavator
kode kendaraannya dan di timbang pada Sumber: Dokumentasi Survey di
jembatan timbang Lapangan
- Setelah sampah di timbang sampah tersebut di
bawa ke zona aktif dan di buang ke lubang
penampungan supaya tidak terjadi penumpukan.
- Sampah tersebut di buang berpindah pindah dari
1 zona ke zona berikutnya, ini disebabkan
kondisi jalan yang tidak bisa diakses oleh alat
berat menuju zona aktif. Hal ini dikarenakan
kondisi cuaca yang tak menentu.
- Sampah dari lubang pembuangan di angkut oleh
excavator dan di dorong oleh bulldozer. Setelah
sampah mencapai ketinggian 5 – 6 meter
sampah di tutup dengan tanah dan dipadatkan Gambar Bulldozer
hingga tinggi mencapai 10 cm. Sumber: Dokumentasi Survey di Lapangan
Data Pekerjaan Penanganan Sampah Umur Bulldozer saat ini telah mencapai 8
tahun dan excavator telah mencapai 8 tahun.
Berikut adalah volume sampah harian yang Berdasarkan umur ekonomis alat yaitu 5 tahun
diperoleh berdasarkan pengamatan langsung yang maka dapat dikatakan bahwa kedua alat ini sudah
dilakukan selama 8 hari berturut-turut di lapangan: tidak dapat beroperasi dengan baik.
Volume sampah harian Selama 8 hari berturut- Analisis Kebutuhan Unit Bulldozer dan
turut Excavator
Tanggal Volume Sampah ( m3 )  Kapasitas Produksi Alat
01/07/2016 3272 1. Bulldozer
02/07/2016 3009 Q= (Rocmanhadi. 1983)
03/07/2016 2403 Produksi per siklus (q) :
04/07/2016 3227 q = L x H2 x a
05/07/2016 3921 L = Lebar blade (pisau)
06/07/2016 1174 H = tinggi blade (pisau)
07/07/2016 1926 a = faktor sudut
Dimana :
08/07/2016 2370
E = Efisiensi Kerja
Sumber : TPA Tamangapa Kota Makassar Cm = Waktu Siklus
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa volume
timbulan sampah yang paling sedikit adalah 1174 cm = Z
m3 dan volume sampah yang terbesar adalah 3921
m3. Dari 8 hari berturut-turut di rata-rata kan D = jarak angkut
sampah yang masuk adalah 2662,75 m³. F = kecepatan maju
Analisa Kondisi Bulldozer dan Excavator R = kecepatan mundur
Pada penelitian ini, penulis menetapkan TPA Z = waktu ganti perseneling
Tamangapa untuk dijadikan sampel penelitian yaitu
Kondisi kerja : 2. Excavator
- Jarak gusur : 20 m Secara umum, produktifitas suatu alat berat di
- Tipe tanah : tanah asli (biasa) hitung dengan menggunakan rumus :
- Efisiensi kerja : 0,75 (baik)
- Kecepatan maju : 5 km/jam
- Kecepatan mundur : 3,5 km/jam
- Waktu ganti perseneling : 0,05 menit Di mana :Q = produktifitas per jam (m3 / jam)
- Faktor konversi volume tanah : 0,80 (asli) q = produksi persiklus (m3 )
 Produksi per siklus E = efisiensi kerja
Q = (tinggi sudut)2 lebar sudut x faktor CM = waktu siklus (menit)
Tabel waktu menggali
sudut
= 1,0312 4,16 0,80 = 3,54 m3 Kedalaman galian KONDISI GALIAN (DETIK)
 Waktu siklus
- Kecepatan maju F = 3,5 0,75 = 2,6 (m) Mudah Biasa Agak sukar Sukar
km/jam (43,75 m/menit)
0-2 6 9 15 26
- Kecepatan mundur R = 5 0,85 = 4,25
km/jam (70,83 m/menit)
02-Apr 7 11 17 20
- Waktu ganti perseneling Z = 0,05 menit >4 8 13 19 30
Waktu siklus = + +z Sumber : Alber20

= + + 0,05 Tabel Bucket Factor untuk Alat Gali


Tabel waktu putar
= + + 0,05 Swing Angle
Model 45° 90° 90° 180°
= 0,8 menit PC 10 11 13 13 15
Produktivitas untuk tanah asli : PC 20 12 14 14 16
Q = PC 40 12 14 14 16
PC 60 13 15 15 17
= PC100 13 15 15 17
PC 120 14 16 16 18
= 159,3 m3/ jam PC 200 16 18 18 21
 Produksi per hari PC 220 18 20 20 23
Setiap harinya bulldozer dengan kapasitas
PC 300 20 22 22 23
3,18 m3 dapat beroperasi 6 jam dalam sehari.
Produksi per hari bulldozer yaitu : Sumber : Alber20
( Produksi perjam x jam kerja efektif )
= 159,3 m3/jam x 6 jam Tabel Waktu Buang
= 955,8 m3/hari untuk (1 unit bulldozer)
Factor karakteristik pekerjaan akan menetukan Kondisi Tempat Buang Waktu Untuk Buang
produksi terbesar peralatan, dapat di rumuskan
sebagai berikut : Posisi tempat buang tertentu
Produksi terbesar alat, QM 05 - 08
(misalnya dumptruck)
= 195,67 m3 (volume terkecil) Posisi tempat buang tidak
03 - 06
tertentu
= 653,5 m3 (volume terbesar)
Sumber : Alber20
Jumlah Unit bulldozer yang dibutuhkan : Kondisi kerja :
n - Kapasitas produksi (ql) = 1,2 m3
- Factor bucket (K) = 0,80
(Irawan Sudarsono, 2012) - Factor efisiensi (E) = 0,75 (bagus)
- Waktu siklus (CM) = gali 10 detik + swing
= 1,22 = 1 unit 2x5 detik + dumping 5 detik = 25 detik = 0,42
menit
= 4,10 = 4 unit a) Produksi per siklus
Untuk meghitung produksi per siklus excavator Volume
dapat di rumuskan sebagai berikut: Produktivitas Alat Jumlah Alat
No Nama Alat pekerjaan Dibulatkan
Q = ql x K 3
berat per jam (m ) Berat (unit)
Di mana : (m3)
- Kapasitas produksi (ql) = 1,2 m3 1174 1,22 1
- Factor bucket (K) = 0,80 1 Bulldozer 159,3
3921 4,1 4
Maka di peroleh produksi persiklus :
Q = 1,2 x 0,80 = 0,96 m3 1174 1,88 2
2 Excavator 103,68
b) Produksi per jam 3921 6,3 6
Untuk menghitung produksi per jam excavator  Biaya depresiasi (penyusutan)
dapat di rumuskan sebagai berikut : Nilai depresiasi Bulldozer
Tahun Nilai penyusutan tiap tahun Nilai Buku
Di mana : 0 2792400000
- Produksi persiklus (q) = 0,96 m3 1 502632000 2289768000
- Factor efisiensi (E) = 0,75
2 502632000 1787136000
- Waktu siklus (CM) = 25 detik
Maka di peroleh produksi perjam excavator 3 502632000 1284504000
adalah : 4 502632000 781872000
5 502632000 279240000
= 103,68 m3/jam
Harga Pembelian bulldozer = Rp 2.792.400.000
c) Produksi per hari Didepresiasikan menjadi nilai sisa 10% dari harga
Setiap harinya excavator dengan kapasitas pokok selama umur ekonomis dari alat 5 tahun.
1,20 m3 dapat beroperasi 6 jam dalam sehari. Nilai penyusutannya = Rp 2.792.400.000 dikurangi
Produksi per hari excavator yaitu: ( 10% x 2.792.400.000 ) = Rp 2.513.160.000
( Produksi per jam x jam kerja efektif ) Nilai penyusutan tiap tahun = (2.513.160.000 : 5 ) =
= 103,68 m3/jam x 6 jam Rp 502.632.000
= 622,08 m3/hari (untuk 1 unit excavator) Depresiasi
Factor karakteristik pekerjaan akan menetukan
produksi terbesar peralatan, dapat di rumuskan
sebagai berikut :
Produksi terbesar alat, QM = Rp. 1.163.500
Nilai depresiasi Excavator

= 195,67 m3 (volume terkecil) Tahun Nilai penyusutan tiap tahun Nilai Buku
= 653,5 m3 (volume terbesar) 0 1678050000
1 302049000 1376001000
Jumlah Unit excavator yang dibutuhkan : 2 302049000 1073952000
n 3 302049000 771903000
(Irawan Sudarsono, 2012) 4 302049000 469854000
5 302049000 167805000
= 1,88 = 2 unit

= 6,30 = 6 unit Harga Pembelian excavator = Rp 1.678.050.000


Didepresiasikan menjadi nilai sisa 10% dari harga
Dari perhitungan analisa kebutuhan maka pokok selama umur ekonomis dari alat 5 tahun.
didapatkan kebutuhan unit Alat berat sebagai Nilai penyusutannya = Rp 1.678.050.000 dikurangi
berikut : ( 10% x 1.678.050.000 ) = Rp 1.510.245.000
Nilai penyusutan tiap tahun = (1.510.245.000 : 5 ) =
Jumlah Kebutuhan Unit Alat Berat
Rp 302.049.000
Depresiasi

= Rp. 699.187,5

Analisa Penentuan Pengadaan Kendaraan


Operasional TPA Tamangapa Kota Makassar
Sebagaimana tercantum dalam dasar teori, Volume pekerjaan = 2662,75 m³
bahwa sistem pengadaan alat berta yang digunakan Biaya alat perjam = Rp. 357.371,75 /jam
pada penelitian ini adalah 2 cara, yang mana dari Produksi alat = 159,3 m³/jam
masing-masing dianalisa dengan metode
pendekatan biaya, yakni meliputi biaya investsi dan Harga satuan
biaya operasi pemeliharaan. Secara ringkas dapat
dilihat pada tabel berikut : = Rp. 2.243,38 /jam
Analisa Biaya Beli dan Biaya Sewa Biaya pekerjaan = 2662,75 x 2.243,38
Metode Pengadaan = Rp. 5.973.582,09
Jenis Alat Beli Sewa  Excavator
Biaya Diketahui :
Biaya Volume pekerjaan = 2662,75 m³
Harga Alat Kepemilikan
dan
Kepemilikan dan Biaya alat perjam = Rp. 267.838,48 /jam
Operasional
Operasional Produksi alat = 103,68 m³/jam
(Rp) Rp/jam
Rp/jam
Harga satuan
Bulldozer 2.792.400.000 357.371,75 663.667,68
Excavator 1.678.050.000 267.838,48 455.692,33
= Rp. 2.583,31 /jam
Biaya pekerjaan = 2662,75 x 2.583,31
Analisa Biaya Alat Berat = Rp. 6.878.731,79
Biaya alat terdiri dari biaya kepemilikan Jadi dari hasil perhitungan analisa biaya
dan biaya operasi. Tujuan dari di ketahuinya biaya alat berat sampah yang diolah sebanyak
dan produksi dari suatu alat adalah agar dapat 2662,75 m³ di peroleh biaya pekerjaan.
menentukan satuan pekerjaan dengan menggunakan Secara ringkas dapat diliat pada table
alat berat tersebut. Sehingga dapat di buat berikut.
perhitungan RAB yang menggunakan alat. Analisa Biaya Pekerjaan Alat Berat
Untuk menghitung biaya pekerjaan dalam
Volume Biaya pekerjaan (Rp)
RAB yaitu :
Biaya pekerjaan (Rp) = Volume pekerjaan (m³) x Jenis alat pekerjaan Sewa (per
Beli (per unit)
Harga satuan pekerjaan (Rp/m³) (m³) unit)
Bulldozer 2662,75 11.093.415,66 5.973.582,09
Harga satuan pekerjaan excavator 2662,75 11.703.267,28 6.878.731,79

 Sewa PENUTUP
 Bulldozer Kesimpulan
Diketahui : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
Volume pekerjaan = 2662,75 m³ 1. Sistem sanitary landfill yang sekarang menjadi
Biaya alat perjam = Rp. 663.667,68 /jam metode persampahan di TPA membutuhkan
alat berat bulldozer untuk meratakan sampah
Produksi alat = 159,3 m³/jam
dan tanah dan excavator untuk memindahkan
sampah. Bulldozer dan excavator yang dipakai
Harga satuan
adalah alat berat yang dipakai pada tahun
2008 sampai saat ini. Usia alat sudah
= Rp. 4.166,14 /jam
melampaui umur ekonomis alat itu sendiri, di
Biaya pekerjaan = 2662,75 x 4.166,14
mana umur bulldozer sudah mencapai 8 tahun
= Rp. 11.093.415,66
dan excavator sudah mencapai 8 tahun. Oleh
 Excavator karena itu kedua alat ini sudah tidak efektif
Diketahui : dan efisien lagi untuk digunakan.
Volume pekerjaan = 2662,75 m³ 2. Dari hasil produktivitas alat diperoleh
Biaya alat perjam = Rp. 455.692,33 /jam kebutuhan unit untuk bulldozer yaitu 3 unit
Produksi alat = 103,68 m³/jam dan excavator 4 unit.
3. Berdasarkan hasil analisa biaya pekerjaan alat
Harga satuan untuk mengolah sampah dengan volume
2662,75 m³ di peroleh biaya sewa/unit untuk
= Rp. 4.395,18 /jam bulldozer Rp. 11.093.415,66 dan excavator
Biaya pekerjaan = 2662,75 x 4.395,18 Rp. 11.703.267,28. Sedangkan biaya beli/unit
= Rp. 11.703.267,28 untuk bulldozer Rp. 5.973.582,09 dan
excavator Rp. 6.878.731,79
 Beli
Saran
Diketahui :
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di Wedhanto, Sonny. 2009. Alat Berat dan
atas maka diajukan beberapa saran sebagai bahan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah
pertimbangan: untuk Mahasiswa) . Jurusan Teknik Sipil
1. Perlu dilakukan pengawasan lebih terhadap Unversitas Negeri malang.
petugas yang melakukan pengawasan di lokasi
http://www.cat.com/id_ID/products/new/attachment
TPA. Pengawasan yang dimaksud berkaitan
s/buckets-excavator/heavy-duty-buckets-mini-
dengan kesesuaian jam kerja di lapangan
excavator/18082305.html
dengan yang telah terjadwalkan. Selain itu,
sangat diperlukan perhatian kondisi alat pada http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemind
saat beroperasi dan sesudah beroperasi. ahan_tanah_mekanis/bab6_biaya_pemilikan_&_op
Perawatan dan perbaikan alat seharusnya erasi.pdf
mendapatkan penanganan yang serius agar http://eprints.undip.ac.id/34707/4/1709_CHAPTER
alat tidak cepat rusak sehingga umur alat dapat _II.pdf
lebih lama dibanding umur seharusnya. http://eprints.undip.ac.id/34124/8/1646_chapter_III.
pdf
2. Sebaiknya dinas kebersihan dan pertamanan https://e-
kota makassar mengadakan alat berat yang katalog.lkpp.go.id/backend/katalog/lihat_produk/55
baru untuk bulldozer 3 unit dan excavator 4 486
unit. https://e-
katalog.lkpp.go.id/backend/katalog/lihat_produk/78
3. Administrasi yang berhubungan dengan data 743
persampahan, kendaraan operasional, dan https://simdos.unud.ac.id/uploads/file.../0d1225eabc
pengelolaan sampah sebaiknya diperbaiki dan 1d4b2b46862a60bd1d6a5d.pdf
dibuat secara detail.

DAFTAR PUSTAKA
Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi/ Susy Fatena
Rostiyanti, - Cet. 1. Edisi 2 – Jakarta : Rineka
Cipta, 2008.
Sudarsono, Irawan dan Kartika, A. Agung Gde
Kartika. 2012. Studi Pemilihan Alternatif
Bentuk Pengadaan Kendaraan Operasional di
Tempat Pembuangan Akhir Sampah Ngipik
Kab. Gresik. Teknik Sipil Institut Teknologi
Surabaya. Surabaya
Enang Suma A. 2009. Optimasi Pemakaian Alat
Berat Untuk Pekerjaan Sanitary Landfill di TPA
Leuwigajah.
Rochmanhadi, Ir, M.Sc. 1983. Kapasitas &
Produksi Alat-alat Berat. Yayasan Badan
Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta.
Rochmanhadi, Ir, M.Sc. 1992. Alat-Alat Berat dan
Penggunaannya. Yayasan Badan Penerbit
Pekerjaan Umum. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kota Makassar, Kecamatan
Manggala Dalam Angka 2015
Arifia, Dina. 2013. Metode Pengolahan Sampah.
Universitas Sebelas Maret. Surabaya
Asiyanto, Ir, MBA, IPM. 2008. Manajemen Alat
Berat Untuk Konstruksi, Penerbit PT.
Pradnya Paramita. Jakarta.
Gani, Muchtar, Ir, Msi. Bahan Kuliah PTM/Alat
Berat. Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Leoni, Y. Agnes. 2013. Studi Pengelolaan Sampah
Bandara Hasanuddin. Jurusan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai