Anda di halaman 1dari 34

Tujuan

Menguji hantaran listrik melalui larutan

Mengidentifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit

Dasar Teori

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Sedangkan larutan non-elektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Daya hantar listrik
larutan adalah kemampuan larutan untuk menghantarkan listrik.

Larutan elektrolit kuat adalah sistem yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini
menyebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi? = 1) menjadi ion-ion dalam
larutan ion-ion.

Larutan elektrolitalahan adalah fungsi yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal ini
disebabkan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi? << 1) menjadi ion-ion dalam
larutan yang sedikit mengandung ion.

Alat dan Bahan

Alat

Bahan

1. 2 baterai besar

2. 1 lampu

3. Kabel + dan -

4. Penjepit buaya + dan -

5. Kertas amplas

6. 2 katoda baterai besar

7. Triplek

1. Air hujan dan air aki


2. Air gula (4 sendok)

3. Air garam (garam kotak)

4. Air sabun (deterjen 4 sendok makan)

5. Asam cuka

6. Urea (3 sendok)

7. Alkohol 70%

Cara Kerja

1) Rangkailah alat penguji elektrolit.

2) Periksalah apakah alat penguji elektrolit dapat bekerja dengan baik atau tidak jika kedua elektroda
tersedia, lampu bisa menyala.

3) Masukkan salah satu solusi yang akan memeriksa daya hantar listriknya dengan 2 buah katoda ke
dalam gelas beker hingga setengahnya. Selamat sampai bersentuhan.

3) Catat dan periksalah apa yang terjadi pada alat prngujinya, apaka lampu menyala atau padam,
memiliki gelembung atau tidak.

4) Bersihkan kedua katoda / elektroda tersebut dengan amplas.

5) Ulangi kegiatan 3 - 5 sampai semua solusi teruju. . Pembahasan

Hasil Pengamatan Kelompok Kami:

Tidak

Bahan

Rumus

Pengamatan

Jenis Elektrolit

Lampu

Elektroda

1
Air hujan

Redup

Tidak ada gelembung

Non-elektrolit

Garam udara

NaCl

Tidak Menyala

Ada gelembung

Elektrolit lemah

Air gula

C 12 H 22 O 11

Tidak Menyala

Tidak ada gelembung

Non-elektrolit

Urea

CO (NH 2 ) 2

Tidak Menyala

Ada gelembung

Elektrolit lemah

Asam cuka
CH 3 COOH

Tidak Menyala

Ada gelembung

Elektrolit lemah

Etanol (alkohol)

C 2 H 5 OH

Tidak Menyala

Tidak ada gelembung

Non-elektrolit

Asam sulfat (udara aki)

H 2 SO 4

Tidak Menyala

Ada gelembung

Elektrolit lemah

Sabun udara

Tidak Menyala

Ada gelembung

Elektrolit lemah

Amonia

NH 3
Tidak Menyala

Tidak ada gelembung

Non-elektrolit

10

Asam klorida (HCl)

HCl

Redup

Ada gelembung

Elektrolit lemah

11

Akuades

Tidak Menyala

Tidak ada gelembung

Non-elektrolit

Hasil Pengamatan yang Benar:

Tidak

Bahan

Rumus

Pengamatan

Jenis Elektrolit

Lampu

Elektroda
1

Air hujan

Tidak Menyala

Tidak ada gelembung

Non-elektrolit

Garam udara

NaCl

Terang

Ada gelembung

Elektrolit kuat

Air gula

C 12 H 22 O 11

Tidak Menyala

Ada gelembung

Elektrolit lemah

Urea

CO (NH 2 ) 2

Tidak Menyala

Ada gelembung

Elektrolit lemah

5
Asam cuka

CH 3 COOH

Redup

Ada gelembung

Elektrolit lemah

Etanol (alkohol)

C 2 H 5 OH

Tidak Menyala

Ada gelembung

Elektrolit lemah

Asam sulfat (udara aki)

H 2 SO 4

Terang

Ada gelembung

Elektrolit kuat

Sabun udara

Terang

Ada gelembung

Elektrolit kuat

Amonia
NH 3

Redup

Ada gelembung

Elektrolit lemah

10

Asam klorida (HCl)

HCl

Terang

Ada gelembung

Elektrolit kuat

11

Akuades

Tidak Menyala

Tidak ada gelembung

Non-elektrolit

Dari hasil uji coba, dan tabel diatas, diperoleh data sebagai berikut:

1) Air hujan saja non elektolit karena, tidak ada pembebanan saat dan lampu tidak menyala, akan tetapi
dalam uji coba yang kami lakukan lampu menyala redup, ini mungkin terjadi karena alat uji elektrolit
kami kotor atau bahkan salah.

2) Lampu pendingin udara menyala terang dan memiliki efek yang kuat dan kuat, namun dalam
percobaan yang kami kerjakan tidak menyala dan tergolong elektrolit lemah, ini mungkin terjadi karena
kesalahan pada alat uji elektrolit kami.
3) Air gula termasuk elektrolit lemah, lampu tidak menyala dan memiliki gelembung, akan tetapi
praktikum yang kami lakukan menunjukkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung,
mungkinterjadi karena alat uji elektrolit kami kotor atau bahkan salah.

4) Lampu cuka tegas menyala dan ada gelembung, namun hasil dari uji kami tidak memungkinkan, ini
mungkin dilakukan karena kesalahan / kerusakan alat uji solusi.

5) Etanol ( alkohol ) menyala lampu tidak menyala, ada gelembung akan tetapi hasil pengukuran kami
tidak menyala dan tidak ada gelembung. Semoga saja terjadi karena kesalahan alat atau alat uji kami
kotor.

6) Asam sulfat (air aki) menyala lampu menyala dan ada gelembung, yang akan digunakan untuk
menghasilkan lampu menyala. Mungkin ini karena alat uji kami yang kurang bersih.

7) Lampu air pada lampu menyala dan ada gelembung, akan tetapi hasil praktikum kami menunjukkan
lampu tidak menyala. Mungkin terjadi karena kesalahan pada alat uji elektrolit kami.

8) Urea Tersedia elektrolit lemah, lampu tidak menyala namun ada gelembung.

9) Amonia menyala lampu menyala dan ada gelembung, akan tetapi hasil praktikum kami menunjukkan
lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung. Ini mungkin terjadi karena alat uji elektrolit kami kotor
atau bahkan salah.

10) Asam klorida menyala lampu menyala dan ada gelembung, akan tetapi hasil praktikum kami
menunjukkan lampu menyala redup. Ini mungkin terjadi karena alat uji elektrolit kami kotor atau bahkan
salah.

11)Akuades termasuk solusi non elektrolit karena lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung. Daftar
Pustaka

Belajar Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti – SMP Negeri 3 Baradatu

BINATANG YANG HALAL DAN HARAM

effendyakmal

5 tahun yang lalu

Kelas 8 Semester 2

Standar Kompetensi:

15. Memahami hukum Islam tentang hewan sebagai sumber makanan.


Kompetensi Dasar:

15.1 Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal dan haram dimakan.

15.2 Menghindari makanan yang bersumber dari hewan yang diharamkan.

Tujuan Pembelajaran:

Siswa dapat :

Menjelaskan pengertian makanan halal dan haram.

Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal dimakan.

Menjelaskan jenis-jenis hewan yang haram dimakan

Membaca dan mengartikan dalil naqli tentang hewan yang halal dan haram dimakan.

Menyebutkan manfaat memakan hewan yang halal.

Menyebutkan bahaya (mudarat) memakan hewan yang diharamkan

Menjelaskan cara menghindari memakan makanan yang berasal dari hewan yang haram dimakan.

————-

A. BINATANG HALAL

Binatang yang halal ialah binatang yang boleh dimakan dagingnya menurut syariat Islam.

Binatang yang halal adalah sbb :


1. Binatang halal berdasarkan dalil umum dari Al Qur’an dan Hadis.

Dalil umum yang dimaksud di sini adalah dasar yang diambil dari Al Quran dan Hadis yang menunjukkan
helallnya binatang secara umum.

Yang termasuk jenis binatang halal berdasarkan dalil umum adalah

a. Binatang ternak darat.

Jenis-jenis binatang ternak darat seperti: kambing, domba,sapi, kerbau dan unta.

firman Allah:

‫أأححلل ت‬
‫ت للأكتم بلحهيِلمةأ التنلعاَحم‬

Artinya: … dihalalkan bagimu binatang ternak … (QS. Al-Maidah [4[:1)

kambing-

domba

sapi

Kambing
Domba

Sapi

kerbau

unta

Kerbau

Unta

b. Binatang laut (air)

Semua binatang yang hidupnya di dalam air baik berupa ikan atau lainnya, kecuali yang menyerupai
binatang haram seperti anjing laut, menurut syariat Islam hukumnya halal dimakan.

‫أأححلل للأكتم ل‬
‫صتيِأد اتلبلتححر لوطللعاَأمهأ لملتاَععاَ للأكتم‬

Artinya :”Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan yang berasal dari laut yang lezat
bagimu dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan …”.(QS. Al-Maidah : 96)

Maksudnya: binatang buruan laut yang diperoleh dengan jalan usaha seperti mengail, memukat dan
sebagainya. Termasuk juga dalam pengertian laut disini Ialah: sungai, danau, kolam dan sebagainya.

2. Binatang halal berdasarkan dalil khusus.


Yang dimaksud dengan dalil khusus adalah dalil yang langsung menyebut jenis binatang tertentu. Yang
termasuk jenis binatang halal yang langsung disebut melalui dalil tertentu sbb :

a. Kuda

Kuda merupakan binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan dalam hadis Rasulullah
berikut ini :

(‫اأ لعللتيِحه لولسلللم فللرعساَ فلأ للكتللناَهأ )رواه البخاَري ومسلم‬


‫صللىَ ا‬ ‫نللحتزلناَ لعللىَ لعتهحدلرأستوأل ا‬
‫اح ل‬

Artinya : “Pada zaman Rasulullah kami pernah menyembelih kuda dan kami memakannya” (HR. Bukhari
dan Muslim)

b. Keledai Liar/Himar

Keledai yang masih liar termasuk binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan dalam
hadis Rasulullah berikut ini :

(‫اأ لعللتيِحه لولسلللم )رواه البخاَري ومسلم‬ ‫ش فلأ للكلل حمتنهأ النلبحييِ ل‬
‫صللىَ ا‬ ‫صحة اتلححلماَحر اللوتح ح‬
‫حفيِ قح ل‬

Artinya : “Tentang kisah keledai liar, maka Nabi SAW makan sebagian dari daging keledai itu”. (HR.
Bukhari dan Muslim).

c. Ayam

Ayam juga termasuk binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan dalam hadis
Rasulullah berikut ini :
(‫اأ لعللتيِحه لولسلللم يلأتأكأل أدلجاَجاَ ع )رواه البخاَري ومسلم‬
‫صللىَ ا‬
‫ت النلبحييِ ل‬
‫لرالتي أ‬

Artinya : “Pernah aku melihat Nabi SAW makan daging ayam” (HR. Bukhari dan Tirmizi)

d. Belalang

Belalalng merupakan binatang yang halal dimakan karena secara khusus dinyatakan dalam hadis
Rasulullah berikut ini :

(‫ت فلاَ للكلل اتللجلرلد )رواه البخاَري ومسلم‬


‫اأ لعللتيِحه لولسلللم لستبلع لغلزلوا ت‬
‫صللىَ ا‬ ‫لغلزتولناَ لملع لرأستوأل ا‬
‫اح ل‬

Artinya : “Kami berperang bersama Rasulullah SAW tujuh kali perang, kami memakan belalang” (HR.
Bukhari dan Muslim)

Belalang

e. Kelinci

Dalam salah satu hadis dijelaskan

‫طتللحةل‬ ‫ت لحلتىَ التدلرتكـْتألهاَ فلأتتلتيِ أ‬


‫ت بحلهاَ اللباَ ل‬ ‫ لملرترلناَ لفاَتستلتنفلتهلناَ الترنلعباَ بحلمرر الظلتهلراحن فللسلعتوا لعللتيِحه فللللغبأتوا لقاَلل فللسلعتيِ أ‬: ‫اأ لعتنهأ لقاَلل‬ ‫ضليِ ا‬ ‫ك لر ح‬‫س تبحن لماَلح ح‬ ‫لعتن النل ح‬
(‫اأ لعللتيِحه لولسلللم فلقلبحللهأ )رواه البخاَري ومسلم‬ ‫صللىَ ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫حل ل أت أ ح ل‬‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ َ‫ها‬‫ب‬ ‫ت‬‫أ‬ ‫ت‬
ِ‫ي‬‫ل‬ ‫ت‬‫ل‬ َ‫ا‬‫ل‬ ‫ف‬ ‫م‬‫ل‬ ‫ل‬ ‫س‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ت‬
ِ‫ي‬
‫أ ل ح ل ل ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ا‬
‫ا‬ ‫ل‬
َ‫لى‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ل‬
َ‫لى‬ ‫ا‬ َ‫ها‬‫ي‬‫ت‬ ‫ل‬
‫فللدبللح ل ل ل ح ل ح ح ل ل ح ل ح ل أ ت أ ح ل‬
‫ذ‬ ‫خ‬ ‫ل‬ ‫ف‬‫و‬ َ‫ها‬ ‫ك‬‫ر‬ ‫و‬‫ب‬ ‫ث‬‫ل‬ ‫ع‬‫ب‬‫ل‬ ‫ف‬ َ‫ها‬

Artinya : Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: Ketika kami berjalan melalui Daerah az-Zahran
tiba-tiba kami dikejutkan oleh seekor kelinci lalu kami mengejarnya sehinggga penat. Ia berkata lagi: Aku
telah mengejarnya sehingga dapat menangkapnya. Aku pun membawanya kepada Abu Talhah lalu beliau
menyembelihnya. Beliau mengirimkan kaki dan kedua pahanya kepada Rasulullah s.a.w lalu aku pun
membawanya kepada Rasulullah s.a.w dan baginda menerimanya (HR Bukhari dan Muslim)
kelinci

3. Binatang halal berdasarkan Pendapat/Fatwa ulama’.

a. Musang

Halal, karena walaupun bertaring hanya saja dia tidak mempertakuti dan memangsa manusia atau
hewan lainnya dengan taringnya dan dia juga termasuk dari hewan yang baik (arab: thoyyib). Ini
merupakan madzhab Malikiyah, Asy-Syafi’iyah, dan salah satu dari dua riwayat dari Imam Ahmad.
[Mughniyul Muhtaj (4/299), Al-Muqni’ (3/528), dan Asy-Syarhul Kabir (11/67)]

musang

b. Tupai / Bajing

Ulama berselisih pendapat tentang hukum makan tupai. Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa
makan tupai hukumnya halal. Sementara sebagian ulama berpendapat haramnya tupai, karena hewan ini
mengigit dengan taringnya. Pendapat kedua ini merupakan pendapat Madzhab Hanafi dan sebagian
ulama Syafi’iyah dan Hanabilah. Sementara Malikiyah berpendapat makruh. Pendapat yang lebih kuat
adalah boleh.

Hukum memakan Tupai adalah kembali ke hukum asal segala sesuatu yakni halal, selama tidak
membahayakan kesehatan. Sebab, memang tak ada dalil baik dari Al Quran dan As Sunnah tentang
pengharamannya, atau makruhnya. Tertulis dalam kitab Hasyiah Al Jumal, kitab fiqih bermadzhab Syafi’i:

‫ع يأتللخأذ حمتن حجتلحدحه اتلفحلراأء‬


‫ب لوهألو لحيِللوانن لعللىَ لحرد اتليِلترأبو ح‬ ‫لويلححيل ألتي ع‬
‫ضاَ الرستنلجاَ أ‬

artinya: Dan dihalalkan pula Tupai, dia adalah hewan sejenis kangguru yang diambil kulitnya untuk
pakaian berbulu..”
tupai

c. Landak

Hukum landak, mayoritas ulama memandangnya sebagai hewan yang halal untuk dimakan, sedangkan
sebagian lagi memakruhkan namun ada pula yang mengharamkannya.

Yang menghalalkan landak adalah Imam Asy Syafi’i dan para pengikut mazhabnya, Imam Laits bin Sa’ad,
dan Imam Abu Tsaur. Demikian pula sebagian mazhab Hanbali seperti Imam Asy Syaukani, dan Imam Ash
Shan’ani. Sedangkan dari kalangan Maliki ada beberapa riwayat pendapat, tetapi yang kuat mazhab ini
membolehkan memakan landak.

landak.

B. BINATANG HARAM

Binatang yang diharamkan ialah binatang yang tidak boleh dimakan berdasarkan hukum syariat Islam.

Macam-macam binatang haram adalah sebagai berikut:

1. Binatang yang diharamkan dalam penjelasan Al-Qur’an.

a. Binatang yang disebutkan pada al-Qur’an surah al-Maidah ayat 3:

‫ت لعللتيِأكأم اتللمتيِتلةأ لواللدأم لوللتحأم اتلحختنحزيحر لولماَ أأحهلل‬


‫أحررلم ت‬

‫اح بححه لواتلأمتنلخنحقلةأ لواتللمتوأقولذةأ لواتلأمتللررديلةأ‬


‫لحلغتيِحر ل‬
‫لوالنلحطيِلحةأ لولماَ أللكلل اللسبأأع حإلِ لماَ لذلكتيِتأتم لولماَ أذبحلح‬

‫ب‬ ‫لعللىَ الني أ‬


‫ص ح‬

artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala.

Dari ayat diatas, dapat diketahui beberapa jenis makanan yang haram, yaitu:

a. Bangkai

Bangkai yaitu hewan yang mati bukan dengan cara syar’i, baik karena mati sendiri atau karena anak
Adam yang tanpa melalui cara syar’i.

Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat-ayat di atas:

1) Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik.

2) Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras.

3) Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.

4) An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.

5) Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.


6) Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum.

7) Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah.

8) Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan membaca basmalah.

9) Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya. Hal ini berdasarkan hadits
Abu Waqid secara marfu’:

‫ٌ فلهألو لمتيِتلةن‬،‫لماَ قأحطلع حملن اتلبلحهتيِلمحة لوحهليِ لحيِلنة‬

“Apa-apa yang terpotong dari hewan dalam keadaan dia (hewan itu) masih hidup, maka potongan itu
adalah bangkai”. (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzy)

Dikecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan:

a. Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan air adalah
halal bangkainya kecuali kodok.

b. Belalang. Berdasarkan ucapan Ibnu ‘Umar yang memiliki hukum marfu’:

‫ لفاَللسلم أ‬:‫ٌ فلأ للماَ اتللمتيِتللتاَحن‬،‫أأححلل لللناَ لمتيِتللتاَحن لولدلماَحن‬


‫ لفاَتللكبحأد لوال ر‬:‫ُ لوأللماَ اللدلماَحن‬,‫ك لواتللجلراأد‬
‫طلحاَأل‬

artinya: “Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah. Adapun kedua bangkai itu adalah ikan dan
belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
c. Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali An-Nasa`i, bahwa Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
bersabda:

‫لذلكاَةأ اتللجنحتيِحن لذلكاَةأ أأرمحه‬

“Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya”.

Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam perutnya halal untuk
dimakan tanpa harus disembelih ulang.

b. Darah, yakni darah yang mengalir dan terpancar. Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana
ditunjukkan dalam hadits Ibnu ‘Umar yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada
dalam urat-urat setelah penyembelihan.

c. Daging babi, yaitu mencakup seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk lemaknya.

d. Himar kampung/jinak dan Gighal (okulasi kuda dan himar/ keledai)

Allah telah mengharamkan himar jinak sebagaimana ditegaskan dalam firmanNya:

‫لواتللختيِلل لواتلبحلغاَلل لواتللححميِلر لحتلترلكأبولهاَ لوحزينلةع لويلتخلأ أ‬


َ‫ق لما‬

‫لِ تلتعللأمولن‬

Artinya: Dan (Dia Telah menciptakan) kuda, baghal [820] dan keledai, agar kamu menungganginya dan
(menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.(an-Nahl [16]:8)

[820] Baghal yaitu peranakan kuda dengan keledai.


2. Binatang yang Diharamkan Menurut Penjelasan al-Hadits

a. Khimar atau keledai jinak (Keledai Piaraan)

Rasulullah saw bersabda:

ِ‫ٌ لونللهاَلناَ النبيِ صلىَ ا عليِه وسلم لعحن اتلححلماَحر اتللتهلحتي‬، ‫ش‬
‫أللكتللناَ لزلملن لختيِبلتر التللختيِلل لوأحأملر اتللوتح ح‬

“Saat (perang) Khaibar, kami memakan kuda dan keledai liar, dan Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
melarang kami dari keledai jinak”. (HR. Muslim)

Keledai/Khimar

Kuda

3. Binatang yang diharamkan melalui dalil umum, yaitu : dalil yang hanya menyebut sifat-sifat binatang.

Binatang yang diharamkan berdasarkan dalil umum dengan menyebut sifat-sifat binatang yaitu:

₋ Binatang buas yang bertaring

₋ Binatang yang memiliki cakar (cengkeraman)

₋ Binatang yang makan kotoran.


₋ Binatang yang dilarang membunuhnya

₋ Binatang yang disuruh membunuhnya

a. Binatang buas dan bertaring

Binatang buas yang bertaring adalah yang taringnya digunakan untuk memangsa atau menerkam
mangsanya. seperti singa, serigala, macann tutul, macan kumbang, anjing, kucing, beruang, buaya,
monyet.

Nabi bersabda :

(‫ع فلأ لتكلأهأ لحلرانم )رواه البخاَري ومسلم‬ ‫أكيل حذي لناَ ت‬
‫ب حمتن الرسلباَ ح‬

artinya : “Setiap binatang buas yang bertaring, haram dimakan” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari mengatakan,

‫لوحمتن اتلأمتستلتثلنىَ ألتي ع‬


‫ضاَ الترتملساَح لحلكتونححه يلتعأدو بحلناَبححه‬

“Termasuk hewan yang dikecualikan dari kehalalan untuk dimakan adalah buaya karena ia memiliki
taring untuk menyerang mangsanya.”

Haraimau – Singa – Macan Tutul


Serigala – Anjing – Beruang

Buaya – Monyet – Kucing

b. Semua burung yang memiliki cakar/ berkuku tajam.

Semua burung yang memiliki cakar yang kuat yang dia memangsa dengannya, seperti: Elang, Rajawali,
Kakatua, Nasar, burung hantu.

Nabi bersabda:

( ‫ب حمتن الطلتيِحر ) رواه مسلم‬


‫ع لولعتن أكرل حذي حمتخلل ت‬ ‫اأ لعللتيِحه لولسلللم لعتن أكرل حذي لناَ ت‬
‫ب حمتن الرسلباَ ح‬ ‫صللىَ ل‬ ‫نللهىَ لرأسوأل ل‬
‫اح ل‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan setiap binatang buas yang bertaring, dan
setiap jenis burung yang mempunyai kuku untuk mencengkeram.” (HR. Muslim)

(‫ب حملن الطلتيِحر )رواه مسلم‬ ‫اأ لعللتيِحه لولسلللم لعتن أكحرل حذ ت‬
‫ي حمتحلل ح‬ ‫صللىَ ا‬
‫نللهاَ النلبحييِ ل‬

Artinya : “Rasulullah telah melarang (memakan) setiap burung yang berkuku tajam” (HR. Muslim).
Rajawali

Kakatua

Burung Hantu

Nasar/Hering (Burung Pemakan Bangkai)

Elang Jawa

c. Hewan yang dilarang untuk dibunuh

Hewan dilarang untuk dibunuh seperti : Semut, lebah dan burung hud-hud, burung Shurad (kepalanya
besar, perutnya putih, punggungnya hijau dan katanya biasa memangsa burung pipit), katak/kodok.

Nabi bersabda:

‫ب النلتمللةأ لوالنلتحللةأ لواتلهأتدهأأد لوال ي‬


‫صلرأد‬ ‫ نللهىَ لعتن قلتتحل ألتربلتع حملن اللدلوا ر‬-‫صلىَ ا عليِه وسلم‬- َ‫ى‬
‫إحلن النلبح ل‬.

artinya: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk membunuh empat binatang: semut, lebah,
burung Hudhud dan burung Shurad.” (HR. Abu Daud ,, Ibnu Majah dan Ahmad)
Nabi bersabda :

‫اأ لعللتيِحه لولسلللم‬


‫صللىَ ا‬ ‫ضتفلدععاَ حفيِ لدلواتء حعتنلد لرأستوأل ا‬
‫اح ل‬ ‫اللن ل‬
‫طبحتيِعباَ لذلكلر ح‬

(َ‫اأ لعللتيِحه لولسلللم لعتن قلتتلححه )رواه النساَئى‬


‫صللىَ ا‬ ‫فلنللهىَ لرأستوأل ا‬
‫اح ل‬

Artinya : “Sesungguhnya seorang tabib bertanya kepada Rasulullah tentang katak untuk keperluan
obat,Rasulullah melarang membunuhnya” ( HR. An-Nasai )

haram memakan kelelawar adalah ulama Hambali dan Syafi’iyah. Pendapat yang tepat dalam masalah
ini, kelelawar haram dimakan karena dilarang untuk dibunuh sebagaimana disebutkan dalam hadits
berikut ini.

ِ‫ ياَ رب سلطني‬: ‫ٌ ولِ تقتلوا الخفاَش فإنه لماَ خرب بيِت المقدس قاَل‬، ‫ لِل تقتلوا الضفاَدع فإن نقيِقهاَ تسبيِح‬: ‫ٌ أنه قاَل‬، ‫عن لعبد ا بن لعتمرو‬
‫علىَ البحر حتىَ أغرقهم‬

Dari ‘Abdullah bin ‘Amru, ia berkata, “Janganlah kalian membunuh katak, karena suaranya adalah
tasbiih. Jangan kalian pula membunuh kelelawar, karena ketika Baitul-Maqdis roboh ia berkata : ‘Wahai
Rabb, berikanlah kekuasaan padaku atas lautan hingga aku dapat menenggelamkan mereka” (HR. Al
Baihaqi

Shurad

Hud-hud
Semut

Katak

Lebah

Kelelawar

d. Hewan yang diperintahkan untuk dibunuh.

Hewan yang diperintahkan untuk dibunuh, seperti: ular, burung gagak, burung elang, kalajengking, tikus,
dan anjing liar

Nabi bersabda:

(‫ب اتللعأقوأر الألعقأتوأر )رواه البخاَري ومسلم‬


‫ٌ لواتللكتل أ‬، ‫ب‬ ‫ٌ لواتللعتقلر أ‬، ‫ق يأتقتلتللن حفىَ اتللحلرحم اتلفلأتلرةأ‬
‫ٌ لواتلأغلرا أ‬، َ‫ٌ لواتلأحلدليا‬، ‫ب‬ ‫س فللواحس أ‬
‫لختم ن‬

Artinya: Ada lima jenis hewan fasiq (berbahaya) yang boleh dibunuh ketika sedang ihram, yaitu tikus,
kalajengking, burung rajawali, burung gagak dan kalb aqur (anjing galak).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hewan yang digolongkan hewan fasik dan juga diperintahkan untuk dibunuh adalah cecak atau tokek.
Hal ini berdasarkan hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh, beliau mengatakan,
‫ أللملر بحقلتتحل اتللولز ح‬-‫صلىَ ا عليِه وسلم‬- َ‫ى‬
َ‫غ لولسلماَهأ فألوتيحسعقا‬ ‫أللن النلبح ل‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh tokek, beliau menyebut hewan ini
dengan hewan yang fasik” (HR. Muslim no. 2238). An-awawi membawakan hadits ini dalam Shahih
Muslim dengan judul H

Tikus

Kalajengking

Gagak

Ular

Tokek

Cicak

e. Setiap binatang menjijikkan (Khobits)


Khobits bermakna segala sesuatu yang merasa jijik untuk memakannya, seperti ular dan hasyarot
(berbagai hewan kecil yang hidup di darat).

Termasuk juga dalam kategori binatang ini adalah binatang-binatang yang kotor dan secara umum
menjijikkan, seperti : lalat, tungau, kutu, kecoa, kumbang, cacing, bekicot dan sejenisnya .

Allah berfirman :

‫ت لويألحررأم لعللتيِحهأم اتللخلباَئح ل‬


‫ث‬ ‫لويأححيل للهأأم الطليِرلباَ ح‬

Artinya : “Dan dihalalkan bagi mereka segala yang baik dan diharamkan bagi mereka segala yang jelek
(khobits)” (QS. Al A’raf : 157)

Lalat

Kecoa

Bekicot

Cacing
Ulat

Kelabang

Lintah

Hukum berobat dengan Cacing.

Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: Kep-139/MUI/IV /2000 Tentang Makan Dan Budidaya
Cacing Dan Jangkrik

Cacing adalah salah satu jenis hewan yang masuk ke dalam kategori al-Hasyarat. MUI Membenarkan
adanya pendapat ulama (Imam Malik, Ibn Abi Laila dan al-Auza’i) yang menghalalkan memakan cacing
sepanjang bermanfaat dan tidak membahayakan dan pendapat ulama yang mengharamkan
memakannya.Membudidayakan cacing untuk diambil manfaatnya, tidak untuk dimakan, tidak
bertentangan dengan hukum Islam. Membudidayakan cacing untuk diambil sendiri manfaatnya, untuk
pakan burung misalnya, tidak untuk dimakan atau dijual, hukumnya boleh (mubah).

Hukum makan jangkrik

Jangkrik adalah binatang serangga yang sejenis dengan belalang.

Membudidayakan jangkrik untuk diambil manfaatnya, untuk obat/ kosmetik misalnya, untuk dimakan
atau dijual, hukumnya adalah boleh (mubah, halal), sepanjang tidak menimbulkan bahaya (mudarat).

4. Binatang yang hidup di 2 (dua) alam


Sejauh ini belum ada dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang shahih yang menjelaskan tentang haramnya
hewan yang hidup di dua alam (laut dan darat). Dengan demikian binatang yang hidup di dua alam dasar
hukumnya “asal hukumnya adalah halal kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

Berikut contoh beberapa hewan hidup di dua alam dan hukum memakannya:

1) Kepiting: hukumnya halal sebagaimana pendapat Atha’ dan Imam Ahmad.

2) Kura-kura dan penyu: juga halal sebagaimana madzab Abu Hurairah, Thawus, Muhammad bin Ali,
Atha’, Hasan Al-Bashri dan fuqaha’ Madinah. (Lihat Al-Mushannaf (5/146) Ibnu Abi Syaibah dan Al-
Muhalla (6/84).

3) Anjing laut: juga halal sebagaimana pendapat imam Malik, Syafe’i, Laits, Syai’bi dan Al-Auza’i (lihat
Al-Mughni 13/346).

4) Katak/kodok; hukumnya haram secara mutlak menurut pendapat yang rajih karena termasuk hewan
yang dilarang dibunuh sebagaimana penjelasan di atas.

5) Buaya; termasuk hewan yang haram karena memiliki taring yang kuat.

C. Manfaat memakan hewan yang Halal

Menyehatkan badan dan terhindar dari penyakit.

Menenangkan jiwa sehingga hidupnya tidak gelisah.

Mendorong seseorang untuk menjadi hamba yang bersih.

Mendorong sesoerang untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah.

Menambah khusyu dalam ibadah.

Menyelamatkan diri dari dosa dari siksa api neraka


D. Bahaya (mudarat) memakan hewan yang diharamkan

Menyebabkan terjangkitnya penyakit.

Berpengaruh pada mental dan prilaku manusia.

Mendorong perbuatan yang dilarang Allah.

Berdosa dan mendapat azab dari neraka.

Mengakibatkan amal ibadah dan doa ditolak oleh Allah

D. Cara menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang di haramkan.

Allah SWT melarang memakan makanan yang bersumber dari hewan yang diharamkan pasti mempunyai
dampak dari negatif bagi pemakannya. Oleh karena itu hindarilah makanan tersebut supaya kita
terbebas dari pengaruh yang dihasilkan dari makanan yang diharamkan itu.

Adapun cara menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang di haramkan sbb:

Selalu waspada terhadap makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan.

Selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi.Mencari informasi tentang makanan yang
bersumber dari binatang yang diharamkan baik melalui dari surat kabar, buku, internet dll.

Sumber:

http://rumaysho.com/arsip-artikel.html

http://al-atsariyyah.com/kriteria-makanan-halal-2.html

http://fadhlihsan.wordpress.com/topik-artikel/kumpulan-artikel-makanan-minuman/

http://www.myhalalcorner.com/binatang-haram-dalam-al-quran-dan-as-sunnah/
http://imamsyah.alkhoirot.net/2011/06/skema-halal-atau-haramnya-makanan-dan.html

http://ad-dai.blogspot.com/2012/03/hukum-makan-daging-landak.html

http://fotohewan.blogspot.com/

http://teknikislam.blogspot.com/2011/ 05/onta-hewan-yang-kuat.html

http://fotohewan.blogspot.com

http://ruanasagita.blogspot.com

‘http://www.flexmedia.co.id’

http://gambarbinatang.blogspot.com’

‘fotohewan.blogspot.com’

‘http://alamendah.files.wordpress.com’

‘http://id.wikipedia.org/wiki/Kelinci’

‘http://alamendah.wordpress.com’

‘http://peliharaanhewan.blogspot.com’
‘http://ruanasagita.blogspot.com’’

‘http://alamendah.wordpress.com’

‘http://pictures-foto-gambar.blogspot.com

‘http://arc300.wordpress.com’

http://satopepelakan.blogspot.com

‘http://satopepelakan.blogspot.com’

‘http://ruanasagita.blogspot.com

‘http://fotohewan.blogspot.com

‘http://www.republika.co.id/berita/senggang/unik/11/02/04/162201-lho-burung-kakaktua-ternyata-
kidal

‘http://eri08tirtayasa.blogspot.com/2011/07/jenis-burung-pemangsa.html’

‘http://fotohewan.blogspot.com’

‘http://dukeofmerovingian.wordpress.com/category/islam-dan-hukum/’

http://dukeofmerovingian.wordpress.com/category/islam-dan-hukum/
‘http://id.wikipedia.org/wiki/Semut

‘http://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/11/makna-suara-katak.html

‘http://teknikislam.blogspot.com/2012/01/lebah-madu-yang-mengagumkan.html

‘http://fotohewan.blogspot.com

http://gambarbinatang.blogspot.com’

‘http://fotohewan.blogspot.com’

shahreza.blogspot.com/2011/10/ tanda-tanda-sebelum- bencana-besar.html’

‘http://lalat.co.id/satu-alasan-jauhkan-makanan-dari-lalat.html

‘http://argakencana.blogspot.com/2012/05/9-rahasia-kecoa-alasan-kecoa-ditakuti.html

‘http://muslimdaily.net/berita/medis/mui-bekicot-haram.html# .UUjs1aAonMw’
Kategori: 4 Fiqih

Tinggalkan sebuah Komentar

Belajar Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti – SMP Negeri 3 Baradatu

Blog di WordPress.com.

Kembali ke atas

Anda mungkin juga menyukai