Anda di halaman 1dari 11

Tugas UTS Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Nama : Khairunnisa
NIM : 1610811120018

1. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran/mata kuliah wajib yang


harus ada dan diajarkan ke semua jenjang pendidikan di Indonesia. Mengapa
harus demikian !
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu dari mata
pelajaran/mata kuliah wajib yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar hingga
Perguruan Tinggi. Tujuan diajarkan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
memahami mengenai persatuan kesatuan dan cinta tanah air serta mengetahui
bagaimana seluk beluk terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan adalah pelajaran mengenai
kehidupan sehari-hari dengan mengajarkan bagaimana menjadi warga negara
yang baik yaitu warga negara yang menjunjugn tinggi nilai-nilai Pancasila yang
merupakan dasar negara Indonesia.
Dasar mengapa Pendidikan Kewarganegaraan wajib diajarkan ke semua jenjang
pendidikan di Indonesia adalah diatur dalam Pasal 37 ayat (1) dan (2) UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang meneybutkan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam Pendidikan Dasar, Pendidikan
Menengah dan Perguruan Tinggi.

2. Ada beberapa teori mengenai sejarah berdirinya sebuah negara, coba anda
jelaskan teori berdirinya negara berdasarkan teori :
a. Teori Ketuhanan
Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwasegala sesuatu yang
ada atau terjadi di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan,
demikian pula negara terjadi karena kehendak Tuhan. Sisa-sisa perlambang
teori ketuhanan nampak dalam kalimat yang tercantum di berbagai Undang-
Undang Dasar Negara, seperti : “.... Atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa” atau “By the grace of God”.
Teori ini dipelopori oleh Agustinus, Friedrich Julius Stahl, dan Kraneburg.
b. Teori Perjanjian
Menurut teori ini, negara terbentuk karena sekelompok manusia yang semula
masing–masing hidup sendiri–sendiri mengadakan perjanjian untuk
membentuk organisasi yang dapat menyelenggarakan kepentingan bersama.
Teori ini didasarkan pada suatu paham kehidupan manusia dipisahkan dalam
dua jaman yaitu pra negara (jaman alamiah) dan negara.
Teori ini dipelopori oleh Thomas Hobbes.
c. Teori Kedaulatan
Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya kekuasaan, sedangkan
kekuasaan berasal dari mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa,
sehingga dengan demikian negara terjadi karena adanya orang yang memiliki
kekuatan/kekuasaan menaklukkan yang lemah.

3. Coba anda uraikan mengenai wewenang, dasar hukum dan hubungan-hubungan


yang terjalin diantara lembaga-lembaga negara di Indonesia yang diatur dalam
UUD NRI 1945 (dalam bentuk tabel)
NO LEMBAGA HAK, FUNGSI DAN DASAR HUBUNGAN DENGAN
NEGARA WEWENANG HUKUM UUD LEMBAGA LAIN
1945
1. MPR  Mengubah dan menetapkan Undang-Undang DPR, DPD, dan
Undang-Undang Dasar [Pasal Dasar Negara Mahkamah Konstitusi
3 ayat (1)*** dan Pasal Republik
37**** ]; Indonesia 1945
 Melantik Presiden dan/atau
Wakil Presiden [Pasal 3 ayat
(2)***/**** ];
 Memberhentikan Presiden
dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar [Pasal
3 ayat (3)***/****];
 Memilih Wakil Presiden dari
dua calon yang diusulkan oleh
Presiden dalam hal terjadi
kekosongan Wakil Presiden
[Pasal 8 ayat (2)***];
 Memilih Presiden dan Wakil
Presiden dari dua pasangan
calon Presiden dan Wakil
Presiden yang diusulkan oleh
partai politik atau gabungan
partai politik yang pasangan
calon Presiden dan Wakil
Presidennya meraih suara
terbanyak pertama dan kedua
dalam pemilihan umum
sebelumnya sampai berakhir
masa jabatannya, jika Presiden
dan Wakil Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau
tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan
[Pasal 8 ayat (3)****].
2. DPR  memiliki fungsi legislasi, Undang-Undang Presiden, DPD, dan MK
fungsi anggaran, dan fungsi Dasar Negara
pengawasan [Pasal 20A (1)**] Republik
; Indonesia 1945
 mempunyai hak interpelasi,
hak angket, dan hak
menyatakan pendapat [Pasal
20A (2)**] ;
 pengajuan usul pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil
Presiden [Pasal 7B (1)***] ;
 persetujuan dalam
menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian
[Pasal 11 (1) dan (2)****] ;
 pemberian pertimbangan
kepada Presiden dalam
pengangkatan duta [Pasal 13
(2)*] ;
 pemberian pertimbangan
kepada Presiden dalam
menerima penempatan duta
negara lain [Pasal 13
(3)*] ;
 pemberian pertimbangan
kepada Presiden dalam
pemberian amnesti dan abolisi
[Pasal 14 (2)*] ;
 persetujuan atas perpu [Pasal
22 (2)] ;
 pembahasan dan persetujuan
atas RAPBN yang diajukan
oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan
(3)***] ;
 pemilihan anggota BPK
dengan memperhatikan
pertimbangan DPD [Pasal 23F
(1)***] ;
 persetujuan calon hakim agung
yang diusulkan oleh KY [Pasal
24A (3)***] ;
 persetujuan pengangkatan dan
pemberhentian anggota KY
[Pasal 24B (3)***] ;
 pengajuan tiga orang calon
anggota hakim konstitusi
[Pasal 24C (3)***] ;
3. PRESIDEN  memegang kekuasaan Undang-Undang MPR, DPR, DPD, BPK,
pemerintahan menurut UUD Dasar Negara MA, MK dan KY
[Pasal 4 (1)]; Republik
 berhak mengajukan RUU Indonesia 1945
kepada DPR [Pasal 5 (1)*];
 menetapkan peraturan
pemerintah [Pasal 5 (2)*];
 memegang teguh UUD dan
menjalankan segala UU dan
peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada
Nusa dan Bangsa [Pasal 9
(1)*];
 memegang kekuasaan yang
tertinggi atas AD, AL, dan AU
(Pasal 10);
 dengan persetujuan DPR
menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain [Pasal 11
(1)****];
 membuat perjanjian
internasional lainnya dengan
persetujuan DPR [Pasal 11
(2)***];
 menyatakan keadaan bahaya
(Pasal 12);
 mengangkat duta dan konsul
[Pasal 13 (1)]. Dalam
mengangkat duta, Presiden
memperhatikan pertimbangan
DPR [Pasal 13 (2)*];
 menerima penempatan duta
negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan
DPR [Pasal 13 (3)*];
 memberi grasi dan rehabilitasi
dengan memperhatikan
pertimbangan MA [Pasal 14
(1)*];
 memberi amnesti dan abolisi
dengan memperhatikan
pertimbangan DPR [Pasal 14
(2)*];
 memberi gelar, tanda jasa, dan
lain-lain tanda kehormatan
yang diatur dengan UU (Pasal
15)*;
 membentuk suatu dewan
pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden
(Pasal 16)****;
 pengangkatan dan
pemberhentian menteri-
menteri [Pasal 17 (2)*];
 pembahasan dan pemberian
persetujuan atas RUU bersama
DPR [Pasal 20 (2)*] serta
pengesahan RUU [Pasal 20
(4)*];
 hak menetapkan peraturan
pemerintah sebagai pengganti
UU dalam kegentingan yang
memaksa [Pasal 22 (1)];
 pengajuan RUU APBN untuk
dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan
DPD [Pasal 23 (2)***];
 peresmian keanggotaan BPK
yang dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan
DPD [Pasal 23F (1)***];
 penetapan hakim agung dari
calon yang diusulkan oleh KY
dan disetujui DPR [Pasal 24A
(3)***];
 pengangkatan dan
pemberhentian anggota KY
dengan persetujuan DPR
[Pasal 24B (3)***];
 pengajuan tiga orang calon
hakim konstitusi dan
penetapan sembilan orang
anggota hakim konstitusi
[Pasal 24C (3)***].
4. MK  berwenang mengadili pada Undang-Undang Presiden, DPR, BPK, DPD,
tingkat pertama dan terakhir Dasar Negara MA, KY
yang putusannya bersifat final Republik
untuk menguji undang-undang Indonesia 1945
terhadap Undang-Undang
Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-
Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang
hasil pemilihan umum [Pasal
24C (1)***];
 wajib memberikan putusan
atas pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut Undang-
Undang Dasar [Pasal 24C
(2)***].
5. MA  berwenang mengadili pada Undang-Undang Lembaga negara lainnya.
tingkat kasasi, menguji Dasar Negara “Mahkamah Agung
peraturan perundang-undangan Republik merupakan lembaga yang
di bawah undang-undang Indonesia 1945 mandiri dan harus bebas
terhadap undang-undang, dan dari pengaruh cabang-
mempunyai wewenang lainnya cabang kekuasaan yang
yang diberikan oleh undang- lain.”
undang [Pasal 24A (1)***];
 mengajukan tiga orang
anggota hakim konstitusi
[Pasal 24C (3)***];
 memberikan pertimbangan
dalam hal Presiden memberi
grasi dan rehabilitasi [Pasal 14
(1)*].
6. KY  mengusulkan pengangkatan Undang-Undang Mahakamah Agung (MA)
hakim agung [Pasal 24B Dasar Negara
(1)***]; Republik
 mempunyai wewenang lain Indonesia 1945
dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta
perilaku hakim [Pasal 24B
(1)***].

4. Syarat menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia ialah harus warga
negara Indonesia sejak kelahirannya, mengapa syarat tersebut menjadi suatu
komponen yang sangat vital (penting) !
Karena seluruh rakyat Indonesia pasti menginginkan presiden bukan berasal dari
orang-orang yang dulu pernah menjajah bangsanya dan bukan dari orang yang
masih belum jelas tentang status kewarganegaraanya dari sudut pandang hukum
internasional.
Soal kesetiaan sebagai warga negara juga dianggap sangat penting. Misalkan saja
ada warga negara kita pernah menjadi warga negara lain, itu tidak bisa menjadi
presiden Republik Indonesia, karena dia sudah tidak setia lagi pada Republik ini
atau memiliki kewarganegaraan ganda.
Dalam pasal 6 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa calon Presiden dan calon
Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan
tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak
pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Dengan rumusan ini, ukurannya adalah kewarnegaraan seseorang, bukan lagi
kebangsaan sebagaimana penggolongan orang dan penduduk berdasarkan
kebangsaan menurut politik hukum kolonial. WNI asli harus dimaknai secara
konstitusional sebagai warga negara sejak kelahiran (natural born citizen) yang
dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia.

5. Mekanisme pemberhentian Presiden dalam masa jabatan (impeachment) yang


diatur dalam UUD NRI 1945 adalah;
Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
1) Pertama-tama harus ada sebuah alasan kenapa seorang presiden ingin
diberhentikan. Pada UUD 1945 pasal 7B ayat 2 dijelaskan bahwa pendapat
tersebut disampaikan oleh DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat.
2) Langkah berikutnya sudah diatur dalam UUD 1945 pasal 7B ayat 3 bahwa
pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat dilakukan dengan
dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dalam
sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota
3) Langkah berikutnya adalah seperti telah diatur dalam UUD 1945 pasal 7B
ayat 4 bahwa MK wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90
hari setelah permintaan diterima
4) Apabila MK telah memeriksa penggajuan permintaan DPR bahwa presiden
dan/atau wakil presiden telah melakukan pelanggaran hukum ataupun telah
tidak lagi memenuhi syarat terbukti benar, maka seperti telah diatur dalam
UUD 1945 pasal 7B ayat 5 bahwa DPR menyelenggarakan sidang paripurna
untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR
5) Maka langkah berikutnya seperti telah diatur dalam UUD pasal 7B ayat 6
bahwa MPR wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR
paling lambat 30 hari sejak usul diterima.
6) Kemudian pada UUD pasal 7B ayat 7 dijelaskan bahwa keputusan diambil
dalam sidang paripurna, dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 jumlah anggota,
disetujui sekurang-kurangnya 2/3 jumlah yang hadir, setelah Presiden
dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan.
7) Jika dalam sidang paripurna tersebut usulan DPR diterima maka, Presiden
dan/atau Wakil Presiden diberhentikan.

Anda mungkin juga menyukai