Nama : Khairunnisa
NIM : 1610811120018
2. Ada beberapa teori mengenai sejarah berdirinya sebuah negara, coba anda
jelaskan teori berdirinya negara berdasarkan teori :
a. Teori Ketuhanan
Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwasegala sesuatu yang
ada atau terjadi di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan,
demikian pula negara terjadi karena kehendak Tuhan. Sisa-sisa perlambang
teori ketuhanan nampak dalam kalimat yang tercantum di berbagai Undang-
Undang Dasar Negara, seperti : “.... Atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa” atau “By the grace of God”.
Teori ini dipelopori oleh Agustinus, Friedrich Julius Stahl, dan Kraneburg.
b. Teori Perjanjian
Menurut teori ini, negara terbentuk karena sekelompok manusia yang semula
masing–masing hidup sendiri–sendiri mengadakan perjanjian untuk
membentuk organisasi yang dapat menyelenggarakan kepentingan bersama.
Teori ini didasarkan pada suatu paham kehidupan manusia dipisahkan dalam
dua jaman yaitu pra negara (jaman alamiah) dan negara.
Teori ini dipelopori oleh Thomas Hobbes.
c. Teori Kedaulatan
Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya kekuasaan, sedangkan
kekuasaan berasal dari mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa,
sehingga dengan demikian negara terjadi karena adanya orang yang memiliki
kekuatan/kekuasaan menaklukkan yang lemah.
4. Syarat menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia ialah harus warga
negara Indonesia sejak kelahirannya, mengapa syarat tersebut menjadi suatu
komponen yang sangat vital (penting) !
Karena seluruh rakyat Indonesia pasti menginginkan presiden bukan berasal dari
orang-orang yang dulu pernah menjajah bangsanya dan bukan dari orang yang
masih belum jelas tentang status kewarganegaraanya dari sudut pandang hukum
internasional.
Soal kesetiaan sebagai warga negara juga dianggap sangat penting. Misalkan saja
ada warga negara kita pernah menjadi warga negara lain, itu tidak bisa menjadi
presiden Republik Indonesia, karena dia sudah tidak setia lagi pada Republik ini
atau memiliki kewarganegaraan ganda.
Dalam pasal 6 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa calon Presiden dan calon
Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan
tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak
pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Dengan rumusan ini, ukurannya adalah kewarnegaraan seseorang, bukan lagi
kebangsaan sebagaimana penggolongan orang dan penduduk berdasarkan
kebangsaan menurut politik hukum kolonial. WNI asli harus dimaknai secara
konstitusional sebagai warga negara sejak kelahiran (natural born citizen) yang
dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia.