Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. Yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, Sehingga atas kuasanya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tanpa
hambatan yang berarti.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen
farmasi . Atas tersusunnya makalah ini tidak lupa Penyusun ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan bersedia memberikan dukunngan atas terselesaikannya Makalah
ini.
Dalam menyelesaikan Makalah ini, Penyusun telah berupaya semaksimal mungkin untuk
memberikan yang terbaik.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat
Penyusun harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi Penyusun khususnya dan bagi
pembaca umumnya.

Jakarta 26 Maret 2019

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tipe-tipe organisasi saat ini sangat bervariasi dalam hal ruang lingkup dan ukuran dan mungkin
akan memiliki beberapa praktik yang unik pada organisasi itu. Misalnya, sebuah organisasi yang
umum adalah organisasi akademik yaitu universitas. Terdapat beberapa ritual dalam perguruan
tinggi, seperti orientasi mahasiswa baru. Praktik-praktik seperti bimbingan dan magang juga
memberi ciri kebanyakan institusi di perguruan tinggi.
Jelaslah bahwa inti dari kehidupan organisasi ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal ini,
budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras, etnis, dan latar belakang individu. Melainkan
budaya adalah suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi. Budaya organisasi mencakup iklim
atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal ini mungkin mencakup semangat kerja karyawan,
sikap, dan tingkat produktivitas. Budaya organisasi juga mencakup simbol (tindakan, rutinitas,
percakapan, dan sebagainya) dan makna-makna yang dilekatkan orang pada simbol- simbol ini.
Makna dan pemahaman budaya dicapai melalui interaksi yang terjadi antar karyawan dan pihak
manajemen.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apakah pengertian dari budaya perusahaan?
3. Apakah dimensi-dimensi budaya perusahaan?
4. Apakah fungsi budaya perusahaan ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BUDAYA PERUSAHAAN


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga terkadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.1 American
Heritage Dictionary mendefinisikan “budaya” secara lebih formal, sebagai “totalitas pola
perilaku, kesenian, kepercayaan kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran
manusia yang mencirikan suatu masyarakat atau penduduk, yang ditransmisikan bersama”.
Menurut Susanto, AB. (1997:3) budaya perusahaan adalah suatu nilai-nilai yang menjadi
pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan penyesuaian
integrasi ke dalam perusahaan, sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami
nilai-nilai yang ada dan bagaimana meraka harus bertindak atau berperilaku. Budaya juga
menggambarkan pola atau gaya perilaku suatu organisasi sehingga karyawan-karyawan baru
secara otomatis terdorong untuk mengikuti perilaku teman-teman lainnya. Setiap tingkatan
budaya memiliki tendnsi alamiah untuk mempengaruhi tingkatan budaya yang lain. Hal ini dapat
terlihat dari segi nilai anutan bersama yang mempengaruhi perilaku suatu kelompok yang
berkomitmen pada pelanggan. Sedangkan perusahaan dari berbagai literatur tentang teori
perusahaan memberikan petunjuk bahwa pembahasan tentang perusahaan dapat dilihat dari dua
segi pandangan, yaitu perusahaan yang ditelaah dengan pendekatan struktural dan perusahaan
yang disoroti dengan pendekatan keperilakuan (behavioral approach). Pengertian perusahaan
ditinjau dari segi dinamikanya dapat dikatakan merupakan proses kerjasama yang serasi antara
orang-orang di dalam perwadahan yang sistematis, formal dan hirarkhikal yang berfikir dan
bertindak seirama demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan dengan efisien, efektif,
produktif dan ekonomis yang pada gilirannya memungkinkan terjadinya pertumbuhan baik
dalam arti kuatitatif maupun kualitatif. Budaya perusahaan yang kuat mendukung tujuan-tujuan
perusahaan, sebaliknya yang lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan-
tujuan perusahaan. Dalam suatu perusahaan yang budaya perusahaannya kuat, nilai-nilai bersama
dipahami secara mendalam, dianut, dan diperjuangkan oleh sebagian besar para anggota
perusahaan (karyawan perusahaan). Menurut Miller, ada beberapa butir nilai-nilai primer yang
seharusnya ada pada tiap-tiap perusahaan yang jika dikelola dengan baik dapat menjadi budaya
organisasi yang positif, dan akan mengakibatkan efektivitas, inovasi, loyalitas, dan produktivitas.

2.2 DIMENSI BUDAYA PERUSAHAAN


Terdapat banyak dimensi yang membedakan budaya. Dimensi ini mempengaruhi perilaku
yang dapat mengakibatkan kekeliruan pemahaman, ketidakepakatan, atau bahkan
konflik. Konsep budaya pada awalnya berasal dari lapangan antropologi dan mendapat tempat
pada awal perkembangan ilmu perilaku organisasi.
Luthan (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik yang penting dari budaya organisasi,
yang meliputi:
1. Aturan-Aturan Perilaku, yaitu bahasa, terminologi, dan ritual yang biasa dipergunakan oleh
anggota organisasi.
2. Norma, adalah standar perilaku yang menjadi petunjuk bagaimana melakukan sesuatu. Lebih
jauh di masyarakat kita kenal adanya norma agama, norma susila, norma sosial, norma adat, dll.
3. Nilai-Nilai Dominan, adalah nilai utama yang diharapkan dari organisasi untuk dikerjakan
oleh para anggota, misalnya tingginya kualitas produk, rendahnya tingkat absensi, tingginya
produktivitas dan efisiensi, serta tingginya disiplin kerja.
4. Filosofi, adalah kebijakan yang dipercaya organisasi tentang hal-hal yang disukai para
karyawan dan pelanggannya, seperti “Kepuasan Anda Adalah Harapan Kami”.
5. Peraturan-Peraturan, adalah aturan yang tegas dari organisasi. Pegawai baru harus
mempelajari peraturan ini agar keberadaannya dapat diterima dalam organisasi.
6.Iklim Organisasi, adalah keseluruhan perasaan yang meliputi hal-hal fisik, bagaimana para
anggota berinteraksi dan bagaimana para anggota organisasi mengendalikan diri dalam
berhubungan dengan pelanggan atau pihak luar organisasi.

2.3 TIPE-TIPE BUDAYA PERUSAHAAN


Menurut Cameron dan Quinn, Handy (dalam Amstrong 2003) yang diterjemahkan oleh
Sudarmanto (2009), mengemukakan 4 (empat) tipe budaya perusahaan yaitu :
1.Budaya Kekuasaan (Power Culture)
Merupakan sumber kekuatan inti yang menonjolkan kontrol. ada beberapa peraturan atau
prosedur dan atmosfer kompetitif, berorientasi pada kekuatan, dan politis.
2. Budaya Peran (Role Culture)
Pekerjaan dikontrol oleh prosedur dan peraturan. Peran atau deskripsi jabatan adalah lebih
penting daripada orang yang mengisi jabatan tersebut.
3. Budaya Pendukung (Support Culture)
Tujuannya bersama-sama membawa orang yang tepat dan membiarkan mereka melakukan
tugas. Pengaruhnya lebih didasarkan pada kekuatan ahli daripada kekuatan posisi atau pribadi.
4. Budaya Orang (People Culture)
Individu adalah titik utama, perusahaan hanya ada untuk melayani individu yang ada dalam
perusahaan.

Gibson (2006), mengemukakan 4 (empat) tipe budaya perusahaan, diantaranya yaitu:


1) Budaya Birokrasi (Bureauractic Culture)
Suatu perusahaan yang mementingkan peraturan, kebijakan, prosedur, perintah dan
pengambilan keputusan yang terpusat memiliki budaya birokratis. Pihak militer, instansi
pemerintah dan perusahaan memulai dan mengelola dengan manajer yang otokrat merupakan
contoh dari birokratis. Beberapa individual lebih memilih yang pasti, hierarki, dan perusahaan
yang ketat, seperti perusahaan ini.

2) Budaya Keluarga (Clan Culture)


Menjadi bagian dari keluarga yang bekerja, mengikuti tradisi dan adaptasi, kerjasama dan
semangat, manajemen diri, dan pengaruh sosial merupakan karakteristik budaya keluarga.
Karyawan bersedia untuk bekerja keras untuk suatu kompensasi yang adil, sesuai dan paket
tunjangan tambahan. Dalam budaya keluarga, karyawan bersosialisasi dengan karyawan lainnya.
Anggota saling menolong sesama dan sukses bersama.
3) Budaya Wirausaha (Entrepreneurial Culture)
Inovasi, kreativitas, pengambilan resiko dan secara agresif mencari kesempatan
menggambarkan budaya wirausaha. Karyawan mengerti akan dinamika perubahan, inisiatif
individu dan otonomi dari praktik-praktik standar.

4) Budaya Pasar (Market Culture)


Suatu penekanan pada pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa pasar, stabilitas keuangan
dan keuntungan merupakan atribut-atribut budaya pasar. Karena karyawan mempunyai
hubungan yang bersifat kontrak dengan perusahaan. Hanya terdapat sedikit rasa kerjasama dan
hubungan dalam tipe budaya seperti ini.

2.4 FUNGSI BUDAYA PERUSAHAAN

Dari sisi fungsi, budaya perusahaan mempunyai beberapa fungsi. Pertama, budaya mempunyai
suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya kerja menciptakan pembedaan yang jelas
antara satu perusahaan dengan yang lain. Kedua, budaya perusahaan membawa suatu rasa
identitas bagi anggota-anggota perusahaan. Ketiga, budaya perusahaan mempermudah timbul
pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
Keempat, budaya perusahaan itu meningkatkan kemantapan sistem sosial. Dalam hubunganya
dengan segi sosial, budaya berfungsi sebagai perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan
dan dilakukan oleh para karyawan. Budaya organisasi yang kohesi atau efektif tercermin pada
kepercayaan, keterbukan komunikasi, kepemimpinan yang mendapat masukan, dan didukung
oleh bawahan, pemecahan masalah oleh kelompok, kemandirian kerja, dan pertukaran informasi.
Budaya yang kuat meletakkan kepercayaan-kepercayaan, tingkah laku, dan cara melakukan
sesuatu,tanpa perlu dipertanyakan lagi.
Dengan demikian, fungsi budaya kerja adalah sebagai perekat sosial dalam mempersatukan
anggota-anggota dalam mencapai tujuan perusahaan berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai
yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Hal ini dapat berfungsi pula sebagai
kontrol atas perilaku para karyawan.
Budaya perusahaan membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi,
dan tujuan perusahaan. Disamping itu akan meningkatkan kekompakan tim antar beberapa
departemen, divisi atau unit perusahaan, sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang
di dalam perusahaan bersama-sama.
Budaya perusahaan akan meningkatkan motivasi staff dengan memberikan mereka perasaan
memiliki, loyalitas, kepercayaan, nilai-nilai, dan mendorong mereka berfikir positif tentang
mereka dan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat memaksimalkan potensi staffnya
dan memenangkan kompetisi.
Dengan budaya perusahaan kita dapat memperbaiki perilaku dan motivasi sumber daya
manusia sehingga meningkatkan kinerjanya dan pada gilirannya meningkatkan kinerja
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun, budaya perusahaan harus selalu
dikembangkan sesuai dengan perkembangan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai