KELOMPOK 17 :
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak yaitu penyakit asma.
Kejadian asma meningkat hampir seluruh dunia, baik negara maju maupun negara
berkembang termasuk Indonesia. Peningkatan ini diduga berhubungan dengan
meningkatnya industri sehingga tingkat polusi cukup tinggi. Walaupun berdasarkan
pengalaman klinis dan berbagai penelitian asma merupakan penyakit yang sering
ditemukan pada anak, tetapi gambaran klinis asma pada anak sangan bervariasi, bahkan
berat ringannya serangan dan sering jarangnya serangan berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Akibatnya kelainan ini kadang kala tidak terdiagnosis atau salah diagnosis
sehingga menyebabkan pengobatan tidak adekuat.
Asma pada anak merupakan masalah bagi pasien dan keluarga, karena
asma pada anak berpengaruh terhadap berbagai aspek khusus yang berkaitan
dengan kualitas hidup, termasuk proses tumbuh kembang baik pada masa bayi,
balita maupun remaja ( Sidhartani, 2007 ).
Asma merupakan suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang
menyebabkan peradangan dengan manifestasi mengi kambuhan, sesak nafas, dan
batuk terutama pada malam hari dan pagi hari. Asma merupakan penyakit yang
umumnya mempengaruhi orang-orang dari semua usia, dan dapat mempengaruhi
psikologis serta sosial yang termasuk domain dari kualitas hidup. Penyakit ini pada
umumnya dimulai sejak masa anak-anak (Wong,
2009).
Menurut Wong ( 2009 ) Anak mengalami gangguan aktivitas dan gangguan
perkembangan. Serangan asma menyebabkan anak dapat tidak masuk sekolah
berhari-hari, berisiko mengalami masalah perilaku dan emosional, dan dapat
menimbulkan masalah bagi anggota keluarga lainnya, orang tua sulit membagi
waktu antara kerja dan merawat anak, masalah keuangan, fisik dan
emosional.Keadaan ini berdampak pada pola interaksi orang tua dan anak serta
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas hidup
anak.
beberapa anak menderita asma sampai mereka usia dewasa; namun dapat
disembuhkan. Kebanyakan anak-anak pernah menderita asma, para dokter tidak
yakin akan hal ini, meskipun hal ini adalah teori. Lebih dari 6% anak-anak terdiagnosa
menderita asma, 75% meningkat pada akhir-akhir ini. Meningkat tajam sampai 40%
diantara populasi anak di kota. Karna banyaknya kasus asma yangbmenyerang anak
terutama dinegara kita Indonesia maka kami dari kelompok mencoba mambahas
mengenai asma yang etrjadi pada anak ini, sehingga orang tua dapat menegtahui
bagaimana dan penatalaksaan bagi anak yang terserang asma.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran untuk menerapkan asuhan keperawatan pada
pasien gangguan pernafasan sesuai dengan masalah utama asma.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khususnya, dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan asma terutama dalam hal :
a) Mahasiswa dapat mengkaji, mengenal masalah utama dari gangguan
pernafasan asma.
b) Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dari
gangguan pernafasan.
c) Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan dari gangguan
pernafasan .
d) Mahasiswa dapat mengetahui tanda genjala gangguan pernafasan .
e) Mahasiswa dapat menegtahui pemeriksaan penunjang
f) Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan
g) Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi
h) Mahasiswa dapat mengetahui pengkajian fokus
i) Mahasiswa dapat mengetahui fokus intervensi
j) Mahasiswa dapat mengetahui pathway
BAB II
KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
Kondisi yang berulang dimana rangsangan tertentu mencetuskan saluran
pernafasan menyempit untuk sementara waktu sehingga mempersulit jalan nafas.
Asma merupakan penyakit alergi yang menimbulkan peradangan pada paru-
paru. Ini dikarenakan saluran pernapasan menjadi lebih bereaksi akibat adanya
alergen (pemicu alergi) yang menimbulkan asma. Pada kondisi saluran pernapasan
menjadi sempit akibatnya timbul pembengkakan saluran pernapasan, peregangan
otot dosekitarnya dan peningkatan produksi lendir. Gangguan pada saluran
pernapasan ini mengakibatkan terhambatnya aliran udara dari dan paru-paru. Oleh
karena itu, gejala utama asma adalah sesak nafas dengan batuk yang lama .
biasanya, batuk semakin parah dimalam hari atau jika anak terlalu aktif jika
keaadanya semakin parah, batuk sering bersamaan dengan muntah.
Tidak sulit untuk melihat si kecil mengalami sesak nafas atau tidak. Coba
perhatikan kulit diantara tulang rusuk tampak terik ke dalam atau tidak ? jika benar,
artinya anak mengalami sesak nafas. Selain itu, anak mengalami sesak nafas
menunjukan warna kebiruan di seputar bibir akibat kekurangan oksigen. Untuk
mengetahui sesak nafas yang terjadi karena asma atau bukan, perhatikan pula saat
bernapas, apakah terdengar suara “ ngik ... ngik “ atau seperti nafas kucing? Jika
benar, sangat mungkin menderita asma. Biasanya suara tersebut lebih jela
sterdeteksi jika dideteksi menggunakan stetoskop.
Sampai saat ini, asma masih disebut sebagai penyakit keturunan,tetapi tidak
menular. Anak yang keluarganya mempunyai riwayat asma beresiko mengalmai
gangguan ini . begitu pula dengan anak-anak yang mempunyai bakat alergi. Hal yang
perlu diingatkan, timbulnya asma karena adanya reaksi terhadap saluran pernapasan
akibat rangsangan dari luar atau dari tubuh anak itu sendiri. Umumnya, lebih sering
karena rangsangan dari luar yang memebuat anak menjadi lebih peka. Misalnya,
akibat kontak dengan debu rumah, debu hewan, jamur, serbuk sari, atau maknan
dan minuman. Jika si kecil sensitif terhadap udara.
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten, reversibel dimana trakea
dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu (Smeltzer
2002 : 611).
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus
mengalami inflamasi/ peradangan dan hiperresponsif (Reeves, 2001 : 48)
Asma adalah gangguan jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan
bronkospasme yang reversibel (Joyce M. Black : 1996)
Dari semua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu
penyakit gangguan jalan nafas obstruksi intermiten yang bersifat reversibel, ditandai
dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
B. ETIOLOGI
Faktor Ekstrinsik : reaksi antigen antibodi ; karena infalasi alergan
(debu,serbuk-serbuk, bulu binatang).
Faktor intrinsik ; infeksi : cuaca dingin, perubahan temperatur.
Iritan ; kimia, polusi udara (CO, asap rokok, parfum).
Emosional ; takut, cemas, tegang.
Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus
C. Patofisiologi
Asma terjadi pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan
hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulasi lain.
Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadispasme
dan zat antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau IgE) dengan adanya
alergi.
IgE dimunculkan pada receptor sel mast yang menyebabkan pengeluaran
histamin dan zat mediator lainnya mediator tersebut akan memberikan
gejala asma.
Respon asma terjadi dalam 3 tahap :
Tahap immediateyang ditandai dengan bronkokontriksi (1 - 2 jam).
Tahap delayed dimana bronkokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam
dan terus menerus 2-5 jam lebih lama
Tahap late yang ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan
nafas beberapa minggu atau bulan.
Asma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan dan
udara dingan
Selama serangan asma, bronkialus menjadi meradang dan peningkatan
sekresi mokus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak,
kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan
distres pernafasan
Anak yang mengelami asma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi
karena edema pada jalan nafas. Dan ini menyebabkan hiperinfasi pada alveoli
dan perubahan pertukaran gas . jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudia
tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02, sehingga terjadi penurunan p02
(hypoxia). Selama serangan asma, C02 tertahan dengan meningkatnya
resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory
dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan
kompensasi dengan meningkatkan pernafasan (tachynea), kompensasi
tersebut menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar C02
dalam darah (hypocapnea).
b) Pemeriksaan darah
a. Untuk mengetahui hiponatremia dan kadar leukosit
Pemeriksaan spirometri
a. Untuk menentukan adanya obstruksi jalan nafas
F. Penatalaksanaan
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :
Menghilangkan obstruksi jalan nafas
Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma
Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dengan cara
pengobatan maupun penjelasan penyakit.
G. Komplikasi
Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
Chronic persistent bronchitis
Bronchiolitis
Pneumonia
Emphysema
H. PENGKAJIAN FOKUS
Pengkajian
Riwayat asthma atau alergi dan serangan asthma yang alergi dan masalah
pernafasan.
Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit dan pengobatan
Fase akut; tanda-tanda vital, usaha nafas dan pernafasan, retraksi dada,
penggunaan otot, otot asesori pernafasan, cuping hidung pulse oximetry.
Suara nafas; wheezing, menurutnya suara nafas kaji status neurologi;
perubahan kesadaran, meningkatnya fatigue, perubahan tingkah lagu. Dan
kaji status hidrasi.
Riwayat psikosial; faktor pencetus; stress, latihan, kebiasaan dan rutinintas,
perawatan sebelumnya.
Diagnosa Keperawatan
1. tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2. intolensi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
3. kurangnya penegtahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan
4. kurangnya informasi.
I. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa 1 : tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspanasi
paru.
Tujuan : pola nafas kembali efektif selama 1x 24 jam
Kriteria hasil: pola nafas efektif, bunyi nafas normal atau bersih, TTV dalam batas
normal, batuk berkurang, ekspansi paru mengembung.
Intervensi
Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.catat upaya
pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan atau pelebaran
nasal.
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernavasan bervariasi
tergantung derajat gagal nafas, ekspansi dada terbatas yang berhubungan
dengan atelektasis dan atau nyeri dada
Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti kreleks,
wheezing.
Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas atau
kegagaglan pernafasan
Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi
Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi dan memudahkan
pernafasan
Observasi pola batuk dan karakter sekret
Rasional : kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering atau iritasi
Dorong atau bantu pasien dalam nafas dan latian batuk
Rasional : dapat mengakibatkan atau banyaknya sputum dimana gangguan
ventilasi dan ditambah ketidak nyamanan ketika bernafas
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan
Berikan humidifikasi tambahan misalnya nebulizer
Rasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas,
memberikan kelembapan pada membran mukosa dan membantu
pengenceran sekret.
Intervensi
Evaluasi pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dyspnea peningkatan
kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah
aktivitas
Rasional : menetapkan kebutuhan atau kemampuan pasien dan
memudahkan pilihan intervensi
Jelaskan pentingnya istirahan dalam rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas dan istirahat
Rasional : tirah baring di pertahankan selama fase akut untuk menurunkan
kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan
Bantu pasien untuk memilih posisi nyaman untuk istirahan dan atau tidur
Rasional : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau menunduk
kedepan meja atau bantal
Bantu aktivitas keperawatan diri yang diperluakn. Berikan kemajuan
peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan
Rasional : meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen
Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi
Rasional : menurunkan stress dan rangsangan berlebihan meningkatkan
kesehatan
Intervensi
Kaji status nurtisi (tekstur kuli, rambut, konjungtiva)
Rasional : menentukan dan membantu dalam intervensi selanjutnya
Jelaskan pada klien atau keluarga klie tentang pentingnya nutrisi pada tubuh
Rasional : peningkatan pengetahuan klien atau keluarga klien dapat
menaikan partisipasi bagi klien dalam asuhan keperawatan
Timbang berat badan dan tinggi badan
Rasional : penurunan berat badan yang signifikan merupakan indikator
kurangnya nutrisi
Mediator radang
Asma adalah salah satu penyakit kronis paling umum di dunia yang menimbulkan
beban sosial yang substansial pada anak-anak dan orang dewasa. Selama 20 tahun terakhir,
prevalensinya sangat meningkat, terutama di antar anak-anak. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mempelajari fitur klinis asma bronkial dan untuk menilai tujuan respons PEFR
terhadap terapi bronkodilator.
Metode setelah mengambil secara rinci, pemeriksaan klinis PEFR dicatat dalam 50
bronkial simtomatik anak asma antara kelompok usia 5-12 tahun sebelum dan sesudah
nebulisasi salbutamol. Mereka dibandingkan dengan nilai PEFR anak normal dari populasi
yang sama dalam kelompok usia yang sama, kisaran tinggi badan, kisaran berat badan dan
jenis kelamin.
Hasil penelitian diantara 50 kasus yang diteliti, jumlah maksimum (44%) kasus asma
ditemukan pada kelompok usia 11-12 tahun. Tahun dengan rasio pria : wanita 1,77 : 1 batuk
dan desah adalah gejala utama dan ada pada semua kasus (100%). Udara dingin di 24 (48%)
kasus, URTI di 15 (30%) kasus, debu di 8 (16%) kasus dan makanan dingin di 3 (6%) kasus
ditemukan menjadi faktor pencetus yang penting. Ada penurunan yang dignifikan dalam
PEFR (L/min) pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan PEFR adalah 21,3% setelah
terapi bronkodilator yang signifikan secara statistik.
Peningkatan signifikan pada PEFR setelah terapi bronkodilator menunjukan
manfaatnya dalam pemantauan respons terhadap pengobatan asma dan bagaimanapun
perekaman serial PEFR direkomendasikan untuk lebih baik menejemen dan kontrol asma
dimasa kecil.
Lima puluh anak dalam kelompok umur antara 5-12 tahun dengan asma bronkial
simtomatik yang mengunjungi opede atau dirawat ke rumah sakit di pilih secra acak untuk
penelitian ini. Umur dan kelompok kontrol yang cocok dengan jenis kelamin 50 diambil dari
kelompok yang sama populasi sebagai tes fungsi paru di pengaruhi oleh fariabel tertentu
seperti usia, jenis kelamin, perawan dan kondisi. Hubungan yang tidak signifikan di amati
antara usia kelompok dan kelompok belajar dan kontrol. Kelompok studi di bagi menjadi 4
kelompok berdasarkan usia dan jumlah maksimum 44% dari kasus asma adalah di temukan
pada kelompok umum 11-12 tahun. Dalam kelompok penelitian ada 32 laki-laki dan 17
perempuan anak dengan rasio laki-laki dan perempuan sebesar 1,77 : 1 sama dengan
kelompok kontrol. Ada distribusi kasus studi dan kontrol yang sama berdasarkan usia dan
jenis kelamin. Tidak ada yang signifikan perbedaan antra usia rata-rata, berat rata-rata dan
rata-rata tinggi pada kelompok studi dan kelompok kontrol. Dalam kelompok studi 40 (80 %)
kasus berasal dari perkotaan dan 10 (20%) kasus yang berasal dari daerah pedesaan.
Kemungkinan koefisien mengungkapkan hubungan yang tidak signifikan antara kelompok
dan area.
Tabel distribusi studi dan kontrol berdasarkan usia
Kelompok usia Kelompok belajar Kelompok kontrol Total
5 – 6 tahun 8 16 % 8
7 – 8 tahun 10 20 % 9
9 – 10 tahun 10 20 % 10
11 – 12 tahun 22 44 % 23
Total 50 100 % 50
Batuk, mengi adalah gejala utama dan pilek udara, URPI adalah faktor pencetus
yang paling sering terjadi anak-anak dengan asma. Peningkatan signifikan PERF mengikuti
terapi bronkodilator menunjukan kegunaanya dalam memantau respon terhadap
pengobatan asma dan namun perekaman PERF serial direkomendasikan untuk manajemant
dan kontrol asma yang lebih baik di masa kecil dan studi lebih lanjut di perlukan untuk
menentukan penyebab.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
SARAN
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat
memberikan pengetahuan sedikit tentang pemeriksaan fisik pada ibu. Kami mengetahui
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi
penulisannya, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat
memebangaun sangat kami harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik sehingga
dapat memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca
DAFTAR PUSTAKA