Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam mensejahterakan hidupnya manusia butuh bekerja untuk mencukupi kebutuhan


sehari-harinya . Selain itu dengan bekerja manusia mampu meningkatkan citra dirinya didalam
masyarakat . Dalam hal lingkungan kerja banyak yang harus di perhatikan mengingat adanya bahaya
yang mungkin ditimbulkan akibat kerja salah satunya kecelakaan kerja . Oleh karena itu setiap
pekerja mempunyai hal perlindungan atas keselamatan kerja dan kesehatan kerja dan perlindungan
yang dimaksud adalah untuk memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
mencegah adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat
kerja,promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi .(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan. (2)

Menurut Biro Hukum dan Humas DESDM-RI selama tahun 2008 sektor ESDM telah
membuka bagi 332,317 lapangan kerja baru di sektor Migas di tanah air akibatnya dapat
menurunkan angka pengangguran di Indonesia dan ditahun yang sama sektor Migas berkontribusi
meningkatkan penerimaan negara sebesar 303,067 triliun atau 31,5% dari penerimaan negara.(3)
Dan dibalik perannya yang luar biasa untuk kesejahteraan negara, karakteristik operasi migas
berpotensi terjadinya kecelakaan dan pencemaran terhadap lingkungan .(4,5) Pemerintah menyadari
bahwa usaha pertambangan migas merupakan kegiatan yang memiliki resiko yang cukup besar,
sehingga masalah keselamatan operasi perlu mendapat perhatian khusus. Oleh karena itu, untuk
mendorong motivasi peningkatan prestasi dalam bidang keselamatan operasi di sub sektor migas,
dikembangkan kebijakan pemberian tanda penghargaan keselamatan migas, sertifikasi tenaga teknik
khusus migas serta sertifikasi instalasi dan peralatan.(6)

Berdasarkan UU No 44 tahun 1960, telah diterbitkan seperangkat perundang-undangan yang


menjadi dasar hukum untuk mengatur, membina dan mengawasi masalah keselamatan dan
kesehatan kerja pada sektor migas, antara lain PP no 17 tahun 1974 tentang Pengawasan
Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi di Daerah Lepas Pantai dan PP No 11 tahun 1979 tentang
Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.(6,7,8) Pada sektor migas
sangat rentan akan bahaya kecelakaan kerja meliputi bahaya yang ditimbulkan dari paparan bahan
kimia,ledakan,kebakaran, paparan suhu dll

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan oleh karena itu
dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, dan biasanya di sertai kerugian material
yang paling ringan sampai yang paling berat. (9)

Faktor penyebab kecelakaan kerja ada 3 yaitu : (10)

1. faktor manusia

2. faktor lingkungan

3. faktor peralatan
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan bahwa angka kecelakaan kerja di
2016 mengalami penurunan dibandingkan 2015. Namun angka pekerja yang meninggal akibat dari
kecelakaan tersebut meningkat 349,4 persen pada periode yang sama. Pelaksana Tugas Direktur
Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kerja Kemnaker Maruli Apul Hasoloan mengatakan,
dari data BPJS Ketenagakerjaan menggambarkan penurunan kecelakaan kerja dari 110.285 kasus di
16.082 perusahaan pada 2015 menjadi 101.367 kasus di 17.069 perusahaan di 2016. Ini berarti
terjadi penurunan angka kecelakaan kerja sebesar 8 persen.(11)

Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) mencatat angka kecelakaan kerja pada
kegiatan hulu minyak dan gas bumi (migas) di sepanjang 2014 mencapai 159 kejadian. Dari angka
tersebut, 106 diantaranya merupakan kecelakaan ringan, 32 kecelakaan sedang, 16 kecelakaan
berkategori berat, dan 6 lainnya kecelakaan fatal. Sementara di tahun sebelumnya, angka kecelakan
kerja tercatat mencapai 183 kecelakaan.(12)

Jika melihat angka dari kejadian kecelakaan kerja yang sangat tinggi tentunya kita patut
waspada dengan cara penanggulangan resiko kecelakaan kerja . Salah satu masalah yang
mengakibatkan kecelakaan kerja adalah ketidakstabilan fisik dan psikologis yang menyebabkan stres
pada pekerja.

Stres adalah perasaan kecemasan atau ketegangan fisik yang terjadi ketika tuntutan atau
stresor yang dirasakan individu melebihi kemapuannya untuk mengatasi masalah.(13) Stres kerja
adalah Stres ditempat kerja merupakan reaksi fisik dan emosional yang berbahaya apabila
persyaratan pekerjaan tidak sesuai kemampuan,sumber daya dan kebutuhan pekerja .(14,15) Terdapat
enam faktor penyebab stres kerja karyawan dalam suatu organisasi, antara lain beban kerja yang
sulit dan berlebihan, tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan tidak wajar, waktu kerja
yang terbatas dan peralatan yang kurang, konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok
kerja, balas jasa yang terlalu rendah dan adanya masalah-masalah keluarga. Akibatnya konsentrasi
kerja terganggu , kinerja kurang memuaskan dan individu tidak dapat memenuhi tuntutan
pekerjaannya (16,17)

Penelitian Ismar pada tahun 2011 “stres kerja dan berbagai faktor yang berhubungan pada
pekeja call center di Jakarta” menunjukkan hasil bahwa stres kerja memiliki banyak faktor yang
mempengaruhinya . di tekankan dari penelitian ini bahwa faktor-faktor stresor pengembangan karir,
beban kerja berlebih kualitatif, beban kerja berlebih kuantitatif, konflik peranan, ketaksaan peran
dan tanggung jawab menjadi penyebab dari stres kerja pada karyawan tersebut.(18)

Menurut penilitian yang dilakukan oleh Northwestern National life menunjukkan 40% dari
dari tenaga kerja Amerika merasa bahwa pekerjaan mereka sangat stres.(19) Dan menurut penelitian
dari Regus Asia pada tahun 2012 tingkat stres di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 64%
dari tahun 2011.(20)

Pada peneliti sebelumnya yang yaitu penelitian oleh Prasti didapatkan bahwa ada hubungan
positif antara stres kerja dengan resiko kecelakaan kerja, artinya semakin stres berkaitan dengan
pekerjaan maka resiko kecelakaan semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah stres berkaitan dengan
pekerjaan maka resiko kecelakaan semakin rendah.(21) Apabila seseorang pekerja mengalami stres
kerja maka dampaknya akan menyebabkan produktivitas kerja menurun ,kelelahan dan konsentrasi
berkurang yang akan mengakibatkan kecelakaan kerja. Maka peneliti tertarik ingin meneliti
hubungan stres kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan PT Pertamina ONWJ yang bergerak
dibidang oil and migas lokasi yang digunakan adalah gedung PHE ONWJ PT Pertamina ONWJ Jakarta
Selatan .

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian yaitu Apakah hubungan antara stres kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan PT
Pertamina ONWJ ?

1.3.1 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum = Mengetahui adanya hubungan stres kerja dengan kecelakaan kerja
pada karyawan PT Pertamina ONWJ

1.3.2 Tujuan khusus = a. Mengetahui prevalensi tingkat stres kerja pada subjek

b. Mengetahui prevalensi tingkat kecelakaan kerja pada objek

c. Mengetahui faktor resiko lain pada kecelakaan kerja

1.4.1 Manfaat

1.4.1 Bidang akademik : Untuk mengetahui bahaya kecelakaan kerja dan cara
menanggulangi permasalahan bahaya kecelakaan kerja serta dapat mengetahui jenis hazard
yang ditimbulkan saat kerja

1.4.2 Bidang karyawan : Untuk meningkatkan kewaspadaan resiko bahaya kecelakaan kerja

dan penanggulanan stres kerja

1.4.3 Bidang perusahaan : Untuk meningkatkan program K3 dengan meminimalizir resiko

bahaya hazard di tempat kerja

1.4.4 Bidang ilmu pengetahuan : Dapat digunakan sebagai penelitian lebih lanjut

1.5 Hipotesis

a. Adanya hubungan antara stres kerja dengan kecelakaan kerja

b. Adanya prevalensi jumlah kejadian kecelakaan kerja

c. Adanya prevalensi jumlah stres kerja

d. Adanya faktor resiko lain yang mungkin menyebabkan kecelakaan kerja


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ,RINGKASAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kecelakaan kerja

a. Definisi

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, datang secara langsung
dan tidak terduga, yang dapat menyebabkan kerugian pada manusia, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan
dengan hubungan kerja di perusahaan.(22)

b. Faktor resiko

Kecelakaan kerja yang terjadi menurut Suma’mur (2009) disebabkan oleh dua

faktor, yaitu : (23)

1. Faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan meliputi aturan

kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja/pengalaman, kurangnya kecakapan

dan lambatnya mengambil keputusan), disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang

mendatangkan kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental.

2. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat

pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak

c. Etiologi

Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh empat hal yaitu : (24)

(1) peralatan kerja dan perlengkapan

(2) tidak tersedianya alat pengaman dan pelindung bagi tenaga kerja

(3) keadaan tempat kerja yang tidak memenuhi syarat, seperti faktor fisik dan faktor kimia

yang tidak sesuai dengan persyaratan yang tidak diperkenankan

(4) pekerja kurang pengetahuan dan pengalaman tentang cara kerja dan keselamatan

kerja serta kondisi fisik dan mental pekerja yang kurang baik.

c. Klasifikasi
Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan

Internasional (ILO) tahun 1962 adalah sebagai berikut: (25)

(1) kecelakaan menurut jenis

kecelakaan seperti terjatuh, tertimpa benda jatuh, tertumbuk atau terkena berbagai

jenis benda, terkecuali benda jatuh, terjepit oleh benda, gerakan yang melebihi

kemampuan, pengaruh suhu tinggi, terkena arus listrik, kontak dengan bahan

berbahaya atau radiasi dan bergai jenis lain, termasuk kecelakaan yang datanya tidak

cukup atau berbagai macam kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut.

(2) Klasifikasi menurut penyebab seperti mesin. Alat angkut dan alat angkat,

peralatan lain, berbagai jenis bahan, zat dan radiasi dan lingkungan kerja.

(3) Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan seperti patah tulang, dislokasi atau

keseleo, regang otot atau urat, memar luar dalam yang lain, amputasi, jenis luka

lainnya, luka dipermukaan, gegar dan remuk, luka bakar, berbagai macam keracunan

mendadak (akut), mati lemas, pengaruh arus listrik, pengaruh radiasi, berbagai

macam jenis luka yang banyak dan berlainan sifatnya dan lain sebagainya.

(4) Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh seperti kepala, leher, badan,

anggota atas, anggota bawah

d. Dampak

Kerugian akibat kecelakaan kerja dikategorikan : (26)

1. Kerugian langsung adalah kerugian akbiat kecelakaan yang langsung dirasakan dan
membawa dampak terhadap ogranisasi seperti biaya pengobatan dan kompensasi serta
kerusakan sarana produksi.

2 Kerugian tidak langsung adalah kerugian yang tidak terlihat sehingga sering disebut juga
dengan kerugian tersembunyi misalnya kerugian jam kerja, kerugian produksi, kerugian
sosial, menimbulkan citra negatif dan kepercayaan konsumen menurun.

e. Pencegahan

1. Individu

1. memperhatikan peraturan kerja , aturan harus lengkap dan jelas

2. disiplin
3. mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan kerja

4. mengurangi hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja

5. menanggulangi stres kerja

6. pelatihan kerja

7. penggunaan alat pelindung diri saat bekerja

2. Lingkungan

Syarat :

1. aman dan memenuhi standart keselamatan (higiene umum,sanitasi,ventilasi


udara,pencahayaan,penerangan,pengaturan suhu diruang kerja)
2. gedung harus memiliki alat pemadam kebakaran, pintu dan jalan keluar darurat,
instalasi ventilasi, lantai terpelihara
3. perawatan mesin dan peralatan kerja dengan baik

2.1.2 Stres

a. definisi

stres merupakan suatu kondisi negatif yang menyebabkan timbulnya penyakit fisik,
mental dan dapat mengarah ke perilaku tak wajar . Dan menimbulkan gejala-gejala
faal,perilaku psilogikal dan somatik adalah hasil adanya ketidakcocokan antara manusia
dengan lingkungannya yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menghadapi berbagai
tuntutan terhadap dirinya secara selektif. (27)

b. Tahapan dan gejala

ada 6 tahapan stres : (28)

1. Tahap 1
Merasa senang dengan pekerjaannya namun energi yang dikeluarkan terlalu
berlebihan
2. Tahap 2
Mulai timbul keluhan misalnya asam lambung meningkat namun tidak cukup
waktu untuk beristirahat
3. Tahap 3
Ketegangan emosional semakin meningkat
4. Tahap 4
Pekerjaan terasa membosankan dan sulit diselesaikan dan timbul
Kecemasan,ketakutan dan gangguan pola tidur
5. Tahap 5
Terjadi kelelahan fisik dan mental
6. Tahap 6
Debaran jantung semakin meningkat,keringat dingin,sesak nafas,tubuh
gemetaran,pingsan,kolaps menandakan adanya indikasi untuk di bawa ke
UGD atau bahkan ICCU

2.1.3 Stres kerja

a. definisi

Stres kerja merupakan suatu kondisi yang diakibatkan tekanan beban kerja maupun
adanya masalah individual maupun kelompok yang berpotensi mengakibatkan terganggunya
produktivitas kerja dari karyawan. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan
merasakan kekuatiran kronis sehingga mereka sering menjadi marah- marah, agresif, tidak
dapat relaks, atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif. (30)

definisi stres kerja menurut beberapa ahli :

1. Menurut Handoko, stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi
proses berpikir, emosi, dan kondisi seseorang, hasilnya stres yang terlalu berlebihan dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan dan pada akhirnya akan
mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya.(31)

2. Menurut Sasono, stres kerja bisa dipahami sebagai keadaan dimana seseorang
menghadapi tugas atau pekerjaan yang tidak bisa atau belum bisa dijangkau oleh
kemampuannya. Jika kemampuan seseorang baru sampai angka 5 (lima) tetapi menghadapi
pekerjaan yang menuntut kemampuan dengan angka 9 (sembilan), maka sangat mungkin
sekali orang itu akan terkena stres kerja.(32)

b. Faktor pembangkit stres (stressor)

ada 5 kategori : (28)

1. Faktor intrinsik dalam pekerjaan (beban kerja,waktu kerja,rutinitas,kebisingan)

2. Peran dalam organisasi

3. pengembangan karier

4. hubungan dalam pekerjaan

5. struktur dan iklim organisasi

c. dampak

Dampak stres kerja dapat menguntungkan atau merugikan karyawan. Dampak yang
menguntungkan diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan bersemangat sebaik-baiknya, namun jika stres tidak mampu diatasi maka akan
menimbulkan dampak yang merugikan karyawan . (32)

Berikut ini beberapa dampak dan akibat yang ditimbulkan dari stres kerja:

1. Subjektif, berupa kekhawatiran atau ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan,
frustrasi, kehilangan kendali emosi, penghargaan diri yang rendah, gugup, kesepian.

2. Perilaku, berupa mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat,


luapan emosional, makan atau merokok secara berlebihan, perilaku impulsif, tertawa gugup.

3. Kognitif, berupa ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, daya
konsentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitif terhadap kritik, hambatan mental.

4. Fisiologis, berupa kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah
meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, panas, dan dingin.

5. Organisasi, berupa angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing, dari mitra kerja,
komitmen organisasi dan loyalitas berkurang.

e. Pencegahan

berikut pencegahan yang dapat mengurangi stres kerja adalah : (33)

1.jangka pendek : antidepresan , B blocker

2.konseling 1 jam dalam seminggu oleh dokter perusahaan

3.pelatihan manajemen stres : relaksasi,biofeedback,meditasi, latihan pernapasan,teknik


psikologis serta kognitif, pembentukan diri kembali, macam-macam ketrampilan kerja
misalnya manajemen waktu,skala prioritas dll , keterampilan interpesonal misalnyanya
pelatihan berpidato,presentasi, dll

4. penatalaksaan stres ditempat kerja : perbaikan tempat kerja, komunikasi dua arah antara
pegawai dan pimpinan,menciptakan manajemen yang terbuka, memebrikan tugas dan
tanggung jawab jelas,memberikan target – target yang menantang tetapi mampu dicapai,
jadwal kerja yang fleksibeltetapi terencana, memberikan teguran pada pekerja yang wajar,
melaksanakan tindakan manajemen yang adil tanpa kekerasan

2.1.4 Hubungan antara stres kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan

Dengan beban kerja,waktu kerja serta tekanan pekerjaan terkadang membuat seseorang
pekerja harus bekerja ekstra tanpa melihat akan kemampuan dirinya . hal ini menimbulkan stres
terutama stres kerja pada pekerja tersebut . akibatnya saat dia bekerja terkadang konsentrasinya
dapat menurun, daya fisik dan psikologisnya menurun yang mungkin dapat menimbulkan kelelaham
fisik . kelelahan fisik ini jika tidak terus di tangani maka akan menimbulkan kecelakaan kerja yang
berdampak negatif bagi pekerja misalnya cedera ringan maupun berat, kecacatan bahkan kematian
. Sedangkan bagi perusahan dapat menimbulkan kerugian sosial ataupun produksi dari perusahaan
menurun .
2.2 Ringkasan pustaka

Peneliti Lokasi dan Studi desain Subjek studi Variable Lama studi hasil
waktu yang di teliti
penelitian
PRASTI karyawan korelasi karyawan Variabel - Ada
HAPSARI pertamina tetap bebas : hubungan
SUPRAPTO Field maupun kecelakaan antara stres
PUTRI Pendopo kontraktor, kerja kerja
Region berjenis Variabel dengan
Sumatera, kelamin tergantung : kecelakaan
di Sumatera laki-laki, stres kerja kerja
Selatan usia
produktif,
minimal
bekerja
selama satu
tahun.
Berjumlah
50 orang
Tamara PT Freeport Skala likert Karyawan Variabel Kuisioner Tidak ada
Evelyne Indonesia tetap bebas : selama 1 hubungan
primartuti dengan stres kerja bulan antara
Isendental Variable persepsi
sampling tergantung : resiko
dengan persepsi kecelaan
karyawan resiko kerja
235 orang kecelakaan dengan
kerja stres kerja
2.3 Kerangka teori

Faktor individu : Faktor lingkungan : Faktor peralatan :


1. perubahan jenis 1. kondisi fisik tempat 1. tidak layak pakai
pekerjaan kerja
2. membahayakan
2.perubahan besar- 2. lokasi kerja yang
besaran jadwal kerja jauh dari tempat 3. perawatan yang
tinggal atau sulit di buruk
3 Perubahan tingkat
jangkau
tanggung jawab 4 kurang memadai
jumlahnya
4.ketidaksesuaian
dengan atasan dan 3. pajanan tempat
teman kantor kerja

5 pengembangan karir
Stres
6. Beban kerja tinggi
disertai waktu kerja
singkat
1. Konsentrasi menurun
Kecelakaan
2. kelelahan fisik
kerja
3. gangguan kesehatan
fisik dan mental

Bagi perusahaan
Bagi
1. produksi
karyawan:
menurun
menyebabkan 1. cedera
kerugian
2. kecacatan
2. kerugian
materi,sosial 3. kematian

3. ketidakpercayaan
pelanggan
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep

Faktor resiko
Kecelakaan
stres kerja Stres kerja
kerja meningkat
meningkat meningkat

Adanya Stres kerja Kecelakaan kerja


pencegahan stres menurun menurun
kerja

3.2 Definisi operasional

Variabel Definsi Alat ukur Cara Hasil Skala Referens


mengukur i
Kecelakaa Kecelakaan adalah Jurnal Data Jumlah Nomina
n kerja suatu kejadian yang perusahaa kejadian l
tidak diinginkan, datang n yang ada di
secara langsung dan suatu
tidak terduga, yang perusahaa
dapat menyebabkan n
kerugian pada manusia,
perusahaan, masyarakat
dan lingkungan.
Kecelakaan akibat kerja
adalah kecelakaan
berhubungan dengan
hubungan kerja di
perusahaan.(22)
Stres kerja Stres kerja Kuisione Subjek Lingkaran 0 Interval
merupakan r SCL 90 mengisi jika jawaban
(15) Anda tidak
suatu kondisi kuisioner
merasakan,
yang kemudian Lingkaran 1
diakibatkan tidak jika sedikit
tekanan beban menilai merasakan,
kerja maupun apakah Lingkaran 2
adanya masalah merasakan jika sedang,
Lingkari 3
individual atau tidak
maupun merasakan jika lumayan
kelompok yang merasakan ,
Lingkaran 4
berpotensi
jika sangat
mengakibatkan merasakan
terganggunya
produktivitas
kerja dari
karyawan.
Orang-orang
yang mengalami
stres menjadi
nervous dan
merasakan
kekuatiran
kronis sehingga
mereka sering
menjadi marah-
marah, agresif,
tidak dapat
relaks, atau
memperlihatka
n sikap yang
tidak
kooperatif. (30)
Daftar Pustaka
1. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang kesehatan dan keselamatan
kerja. Lembaran Negara RI Tahun 2003, ayat 1. Sekretariat Negara. Jakarta. 2003

2. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang kewajiban perusahaan untuk
menerapkan sistem integrasi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Lembaran Negara RI
Tahun2003, ayat 2. Sekretariat Negara. Jakarta. 2003

3. Kepala Biro Hukum dan Humas . Perkiraan realisasi sektor ESDM terhadap peneimaan negara
sebesar Rp 346.347 T . Siaran pers . nomor 75/humas/DESDM .Departemen Energi dan sumber daya
RI . Jakarta . 2008

4. Direktur Jenderal Migas . Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
konstelasi “keselamatan Migas” . Bahan presentasi dalam lokakarya sehari tentang pengembangan
koordinasi Nasional keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia . Jakarta . 2006

5. Neldi M P . Analisis pelaksaan JSA pada pekerjaan wellwork dan initial completion yang dilakukan
kontraktor migas berdasarkan teknik managemenr oversight and risk tree di lokasi kerja PT X .
Jurusan Kesehatan masyarakat . FK UIN Syarif hidayatullah . Jakarta . 2011

6. Kementerian energi dan sumber daya mineral .Mengenal keselamatan migas Indonesia .
Direktorat jenderal minyak dan gas bumi. diakses 10 April 2014
http://migas,esdm.go.id/post/read/mengenal-keselamatan-migas-Indonesia

7. Yunita versha. Mengenal keselamatan kerja K3 Migas . Oil and gas management center . diakses
12 Februari 2015 http://omc.proxsisgroup.com/mengenal-keselamatan-kesehatan-kerja-k3-migas/

8. Republik Indonesia . Undang-Undang No. 44 Tahun 1960 tentang mengatur , membina dan
mengawasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja pada sektor migas . Lembaran Negara RI
Tahun 1960 . Sekretariat Negara. Jakarta. 1960

9. Buchari . Manajemen Kesehatan Kerja dan alat pelindung diri. USU .Medan. 2007

10.

11.Deny Septian . Pekerja yang meninggal di 2016 naik lebih dari 300 persen. Liputan 6. Diakses 12 Januari
2017 http://bisnis.liputan6.com/read/2825144/pekerja-yang-meninggal-di-2016-naik-lebih-dari-300-persen

12. Duta D K . 2014 angka kejadian kecelakaan kerja hulu migas capai 159 kejadian. CNN Indonesia .
diakses 18 Maret 2015 http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150318061708-85-39878/2014-
angka-kecelakaan-kerja-hulu-migas-capai-159-kejadian/

13.Hellriegel . D, & Slocum, J. W. Organizational behavior, thirteenth edition. South-western:


Cengage learning.2011
14. Cincinnati OH. Stress at work. Cincinnati OH. National Institute for Occupational Safety
and Health. Diakses 2 Oktober 2008 http://www.athealth.com

15. Mursali A, Basuki E, Dharmono S . Relathionship between noise and job stress at private
thread spinning company. Universa medicina . 2009

16. Fathoni, Abdurrahman. Manajemen Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta, Jakarta. 2006

17. Almasitoh UH , stres kerja ditinjau dari konflik peran ganda dan dukungan sosial pada
perawat. Jurnal psikologi islam .2011

18. Rinda Ismar ZA, Danardi Sostrosumihardjo . Stres kerja dan berbagai faktor yang
berhubungan pada pekerja call center PT X di Jakarta . Majalah Kedokteran Indonesia . 2011

19. NIOSH. Stress at work . 1998 (http://www.cdc.gov/niosh.diakses tanggal 21 Juni 2012

20. Mayus Syahrial. Dibawah tekanan stres yang dialami pekerja siap memuncak . jaringannews .
diakses 17 September 2012 . http://jaringnews.com/hidup-sehat/umum/23168/dibawah-tekanan-
stres-yang-dialami-pekerja-siap-memuncak

21. Putri Prasti H S . Hubungan stres kerja dengan resiko kecelakaan kerja pada karyawan. Psikologi
.UII . Yogyakarta. 2008

22. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT Rineka Cipta. Jakarta. 2007

23. Sucipto C D .Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Gosyen Publising.Yogjakarta. 2014

24. Anizar .Teknik keselamatan dan kesehatan kerja di industry. Graha Ilmu .Yogyakarta. 2009

25. Soehatman Ramli .2009. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Dian
Rakyat

26. Suma’mur P,K . Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes). . edisi 2 . Sagung seto . 2014

27. Munandar , Ashar S . Psikologi Industri dan organisasi . UI press . 2006

28. faktor – faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada pertolongan pekerja kecelakaan
penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) diBandar udara Soekarno hatta Jakarta tahun 2014.
Skripsi . bagian kesehatan masyarakarat . FKIK . UIN Syarif hidayatullah . Jakarta . 2014

29. Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta. 2012

30. Handoko, T Hani . Manajemen personalia . BPFE Yogyakarta . Yogyakarta . 2008

31. Sasono, Eko. Mengelola Stress Kerja. Unpan . Semarang .2004

32. Gitosudarmo & Sudita. Perilaku Keorganisasian, Edisi Pertama. Erlangga. Yogyakarta . 2000

33. Harrianto Ridwan . Buku ajar kesehatan kerja . EGC. Jakarta . 2013

Anda mungkin juga menyukai

  • Metode & Teknik Operasi LDT Dan SDT
    Metode & Teknik Operasi LDT Dan SDT
    Dokumen36 halaman
    Metode & Teknik Operasi LDT Dan SDT
    Ricky Bintang Mahardhika
    100% (2)
  • Exc
     Exc
    Dokumen63 halaman
    Exc
    Ricky Bintang Mahardhika
    100% (3)
  • DOZER
    DOZER
    Dokumen23 halaman
    DOZER
    Ricky Bintang Mahardhika
    Belum ada peringkat
  • Koreksi Statik
    Koreksi Statik
    Dokumen13 halaman
    Koreksi Statik
    Ricky Bintang Mahardhika
    Belum ada peringkat
  • Bab2
    Bab2
    Dokumen10 halaman
    Bab2
    Ricky Bintang Mahardhika
    Belum ada peringkat
  • Bab5
    Bab5
    Dokumen12 halaman
    Bab5
    Ricky Bintang Mahardhika
    Belum ada peringkat
  • Halaman Depan
    Halaman Depan
    Dokumen13 halaman
    Halaman Depan
    Ricky Bintang Mahardhika
    Belum ada peringkat