Anda di halaman 1dari 12

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Pengolahan Data dan Interpretasi Geomagnetik 2D


Hasil pengolahan data dan interpretasi PETA 2D TMI, RTP dan Upward
Continuation ditunjukkan pada gambar 5.1 hingga gambar 5.3.

5.1.1. Peta TMI (Total Magnetik Intensity)


Gambar 5.1 merupakan Peta TMI yang diperoleh dari hasil pengolahan data
observasi lapangan. Hasil dari peta TMI menunjukkan nilai Intensitas medan
magnet pada daerah penelitian. Peta TMI sendiri merupakan Peta anomali tetapi
belum tepat berada pada anomali tersebut karena masih mempunyai dua pole
magnetik. Terlihat nilai Intensitas Magnetik (nT) bagian Utara didominasi Indeks
warna merah berkisar 320.3 – 468,5 nT dimana daerah tersebut pada lintasan ke
dua terdapat zona struktur yang membentang dari ujung barat ke ujung timur,
serta pada lintasan ke dua terdapat struktur dari barat kearah tenggara, namun peta
TMI diatas belum merepresentasikan letak anomali sebenarnya.

Gambar 5.1. Peta Total Magnetik Intensity

37
5.1.2. Peta RTP (Reduce To Pole)
Peta RTP yang ditunjukkan pada gambar 5.2 merupakan peta TMI yang
telah melewati filter terhadap pole magnetik dan hanya memiliki satu pole
magnetik, dengan memasukkan parameter Inklinasi dan Deklinasi. Peta RTP
sendiri merupakan peta anomali magnetik yang sudah tepat pada berada pada
anomali batuan. Pada Peta RTP diatas terlihat semula anomali yang berintesitas
tinggi berda pada utara peta, sekarang berpindah menyebar hampir merata pada
semua tempat, pada lintasan ke dua terdapat zona struktur yang membentang dari
ujung barat ke ujung timur, serta pada lintasan ke dua terdapat struktur dari barat
kearah tenggara.Tetapi nilai dari Intensitas magnetik semakin membesar dan
semakin mengecil. Yang semula pada peta TMI hanya berkisar antara 320.3 nT –
468.5 nT, dipeta RTP ini berkisar antara 334.9 - 454.8 nT.

Gambar 5.2. Peta Reduce To Pole

38
5.1.3. Peta Upward Continuation
Gambar 5.3 merupakan hasil dari filter Upward Continuation pada peta RTP
yang pada gambar 5.2, Upward peta dilakukan dengan spasi 10, yaitu Upward 10,
20, 30, 40 dan 50. Pada gambar 5.3 diatas, peta upward continuation ditampilkan
hanya 3 yaitu upward 10, upward 30 dan upward 50. Filter Upward Continuation
digunakan untuk menghilangkan klausur – klausur kecil pada peta yang tidak
merupukan intensitas medan magnet sebenarnya didaerah tersebut, dimungkinkan
adanya noise – noise kecil yang mengakibatkan terbentuknya klausur – klausur
tersebut dan juga memfokuskan anomali medan magnet pada daerah tersebut.
Terlihat perubahan yang cukup signifikan dari upward 10 ke 30, sedangkan 30 ke
50 tidak terlalu signifikan, jika perbahannya sudah tidak signifikan, itu berarti
upward hanya sampai di 50 dikarenakan juga lokasi pengambilan data yang tidak
terlalu luas. Pada peta upward 50 bagian selatan peta terdapat intensitas medan
magnet rendah indeks warna biru dengan nilai intesitas 142.3 nT – 176.8 nT,
bagian tersebut pada peta geologi belum mengalami alterasi (Unaltered)
dimungkinkan sedikitnya kandungan mineral magnetit yang ada di daerah tersebut
dan juga dimungkikan terdapat litologi breksi serta tidak ditemukan kontak Intrusi
maupun Intrusi pada daerah tersebut. Nilai Intesitas sedang ditandai dengan
indekas warna hijau hingga kuning dengan nilai intesitas berkisar 235.2 - 262.3
nT, hampir keseluruhan tempat terdapat altersi chloritic serat litologi tuff breksi
dan kemungkinkan dengan nilai Intensitas sedang, mineral – mineral sulfida telah
mengalami oksidasi. Dan bagian utara didominasi indeks warna merah dengan
nilai 326.3 nT – 373.6 nT dimungkinkan terdapat banyak mineral sulfida.

39
a. 10

b. 30

c. 50
Gambar 5.3. Peta Upward Continuation a.10, b.30, c.50

40
5.2. Hasil Pengolahan Data dan Interpretasi Geomagnetik 2,5 D

Hasil pengolahan data dan interpretasi PETA 2,5D dengan software Oasis
Montaj pada menu GM-Sys dengan kedalaman 134 m dan memiliki error kurang
dari 10 % untuk semua lintasan.

5.2.1. Peta 2,5D Horizontal Lintasan 1


Hasil peta dibawah ini merupakan hasil pemodelan 2,5 D pada lintasan
pertama sayatan horizontal pada gambar 5.4 berikut ini :

Gambar 5.4. Peta 2,5 D Horizontal Lintasan 1 Geomagnetik

Lintasan pertama pada sayatan horizontal yang ditunjukkan pada gambar


5.4 terletak di bagian utara zona struktur yang membentang dari sisi barat hingga
timur yang terletak di lintasan dua. Terlihat alterasi pada bagian selatan masih
mempengaruhi sisi bagian utara pada sayatan ke dua. Alterasi menyebabkan
terbentuknya mineral – mineral fe, persebaran mineral – mineral Fe yang
mempunyai nilai sedang di tunjukkan pada indeks warna kuning dengan nilai
suseptibilitas sebesar 0.00748 cgs bagian bawah dimungkinkan terjadinya alterasi
silisic masive dan kuning bagian atas adalah 0.00729 cgs pada peta geologi bagian
permukaan merupakan zona alterasi chloritic juga mempunyai nilai suseptibilitas
sedang dengan indesks warna kuning dengan litologi soil dengan jenis batuan
tuffan, dimungkinkan diatas tidak terjadi oksidasi yang tinggi. Pada bagian yang
rendah dengan indeks warna biru dengan nilai suseptibilitas dibawah 0.00135 cgs

41
menurut data tidak terlalu rendah au grade Jresources ( 0.0025 ppm ) terjadi
alterasi argilic dimana mineral – mineral fe berjumlah sedikit.
5.2.2. Peta 2,5D Horizontal Lintasan 2
Hasil peta dibawah ini merupakan hasil pemodelan 2,5 D pada lintasan ke
dua sayatan horizontal pada gambar 5.5 berikut ini :

Gambar 5.5. Peta 2,5 D Horizontal Lintasan 2 Geomagnetik

Pada Lintasan 2 arah horizontal yang ditunjukkan pada gambar 5.5,


sayatan terletak di lokasi yang tepat berada pada daerah sesar. Respon magnetik
pada daerah tersebut cukup tinggi dari mulai titik 0 m hingga sepanjang 700 m, di
tunjukkan dengan adanya perseberan mineral – mineral Fe hasil alterasi dengan
indeks warna merah muda dengan nilai suseptibilitas lebih dari 0.0272 cgs,
biasanya mineralisasi tinggi terdapat pada alterasi silisic. Terjadi terobosan larutan
hidrothermal melalui strukutur yang berada pada daerah tersebut, mengakibatkan
terjadinya proses alterasi serta terjadinya mineralisasi. Di bagian atas permukaan
terdapat indeks warna biru menunjukkan nilai suseptibilitas magnetik rendah
dengan nilai suseptibilatas kurang dari 0.000993 cgs dengan litologi soil yang
didominasi dengan jenis tuffan, bagian atas terdapat alterasi chloritic,
dimungkinkan bagian atas terdapat sungai yang ditunjukkan pada peta geologi,
mengakibatkan mineral – mineral Fe mengalami oksidasi.

42
5.2.3. Peta 2,5D Horizontal Lintasan 3
Hasil peta dibawah ini merupakan hasil pemodelan 2,5 D pada lintasan ke
tiga sayatan horizontal pada gambar 5.6 berikut ini :

Gambar 5.6. Peta 2,5 D Horizontal Lintasan 3 Geomagnetik

Pada Lintasan 3 sayatan horizontal ditunjukkan pada gambar 5.6, sayatan


terletak di bagian selatan zona struktur utama pada lintasan dua, tetapi juga
terdapat zona srtuktur bagian barat yang mengarah ke tenggara dari lintasan 2
hingga lintasan 6. Respon Magnetik pada daerah tersebut cukup tinggi dari mulai
titik 0 m hingga sepanjang 700 m, di tunjukkan dengan adanya perseberan mineral
– mineral Fe hasil alterasi dengan indeks warna merah muda dengan nilai
suseptibilitas lebih dari 0.0272 cgs, biasanya mineralisasi tinggi terdapat pada
alterasi silisic dan juga terdapat nilai susptibilitas tinggi dengan indeks warna
merah dengan nilai 0.01457 cgs dimungkinkan pengaruh dari alterasi pada
lintasan ke dua yang menyebabkan banyak terbentuknya mineral fe dengan sama
sama terjadi altersi silisic namun jumlah kandungan mineral fe berbeda. Di bagian
atas permukaan terdapat indeks warna kuning menunjukkan nilai suseptibilitas
magnetik sedang dengan nilai suseptibilatas 0.00729 cgs karena memang pada
zona struktur dan mineralsasi dan rendahnya oksidasi yang terjadi dipermukaan
maupun dibawah tanah dengan litologi soil yang didominasi dengan jenis tuffan,
bagian atas terdapat alterasi chloritic.

43
5.2.4. Peta 2,5D Vertikal Lintasan 1
Hasil peta dibawah ini merupakan hasil pemodelan 2,5 D pada lintasan
pertama sayatan vertikal pada gambar 5.7 berikut ini :

Gambar 5.7. Peta 2,5 D Vertikal Lintasan 1 Geomagnetik

Pada sayatan vertikal digunakan untuk mengontrol data pada sayatan


horizontal. Pada gambar 5.7 merupakan sayatan vertikal pertama yang dimulai
pada daerah barat peta. Sayatan vertikal diatas pada jarak mempunyai kedalaman
134 m yang disesuaikan oleh sayatan horizontal. Sayatan vertikal pada jarak 70 –
200 m pada kedalaman 70 m terdapat indeks warna merah dengan nilai
suseptibilitas 0.0156 cgs, menunjukkan mineralisasi tinggi pada daerah tersebut
dimungkinkan terjadinya alterasi silisic, di tinjau dari peta geologi, daerah
tersebut terdapat sesar dari lintasan 2 sayatan horizontal dan ditambah sesar pada
lintasan 3 dan sesar antara lintasan 2 dan 3 dengan sudut sesar SW – SE. Sesar –
sesar tersebut merupakan jalan larutan hidrothermal untuk menerobos ke atas dan
mengalami proses alterasi mengubah bantuan dinding. Pada bagian atas
dimungungkinkan sedikitnya proses oksidasi yang terjadi sehingga mineral –
mineral sulfida masih bernilai sedang ditunjukkan dengan indeks warna kuning
dengan nilai suseptibilitas sebesar 0.00729 cgs. Pada bagian permukaan pada
daerah selatan memiliki nilai suseptibilats yang sangat rendah ditandai dengan
indeks warna biru tua dengan nilai 0.0001cgs, dalam peta geologi daerah tersebut
belum terjadi alterasi.

44
5.2.5. Peta 2,5D Vertikal Lintasan 4
Hasil peta dibawah ini merupakan hasil pemodelan 2,5 D pada lintasan ke
empat sayatan vertikal pada gambar 5.8 berikut ini :

Gambar 5.8. Peta 2,5 D Vertikal Lintasan 4 Geomagnetik

Sayatan vertikal digunakan untuk mengontrol data pada sayatan


horizontal. Pada gambar 5.8 merupakan sayatan vertikal ke empat yang terletak
dibagian tengah peta dengan sudut sayatan dari utara ke selatan. . Sayatan vertikal
pada jarak 80 – 120 m pada kedalaman 70 m terdapat indekas warna merah muda
dengan nilai suseptibilitas 0.0272 cgs, menunjukkan mineralisasi tinggi pada
daerah tersebut dimungkinkan terjadinya alterasi silisic, di tinjau dari peta
geologi, daerah tersebut terdapat sesar dari lintasan 2 sayatan horizontal dan
ditambah sesar pada lintasan 3 dan sesar antara lintasan 2 dan 3 dengan sudut
sesar SW – SE ditandai dengan indeks warna merah dengan nilai suseptibilitas
magnetik sebesar 0.015689 cgs yang menunjukkan banyaknya mineral – mineral
fe pada zona struktur tersebut. Sesar – sesar tersebut merupakan jalan larutan
hidrothermal untuk menerobos ke atas dan mengalami proses alterasi mengubah
bantuan dinding. Pada bagian atas dimungungkinkan sedikitnya proses oksidasi
yang terjadi sehingga mineral – mineral sulfida masih bernilai sedang ditunjukkan
dengan indeks warna kuning dengan nilai suseptibilitas sebesar 0.00696 cgs.

45
5.2.6. Peta 2,5D Vertikal Lintasan 8
Hasil peta dibawah ini merupakan hasil pemodelan 2,5 D pada lintasan ke
delapan sayatan vertikal pada gambar 5.9 berikut ini :

Gambar 5.9. Peta 2,5 D Vertikal Lintasan 8 Geomagnetik

Pada gambar 5.9 merupakan sayatan vertikal ke delapan atau yang terletak
paling timur peta dengan sudut sayatan dari utara ke selatan. Sayatan vertikal ini
digunakan untuk mengontrol data pada sayatan horizontal. Sayatan vertikal diatas
pada jarak 70 m – 200 m pada kedalaman 70 m terdapat indekas warna merah
dengan nilai suseptibilitas 0.015689cgs, menunjukkan mineralisasi tinggi pada
daerah tersebut dimungkinkan terjadinya alterasi silisic, di tinjau dari peta
geologi, daerah tersebut terdapat sesar dari lintasan ke dua sayatan horizontal.
Pada bagian paling timur terdapat indeks warna orange menunjukkan nilai
suseptibilitas menengah ke tinggi nilai suseptibilitas magnetik sebesar 0.00998
cgs dikarenakan pada peta geologi diluar lintasan sebelah barat terdapat struktur
yang berkembang. Struktur tersebut merupakan jalan larutan hidrotermal untuk
menerobos ke atas dan mengalami proses alterasi mengubah bantuan dinding.
Pada bagian atas dimungungkinkan terdapat proses oksidasi tinggi ditunjukkan
indeks warna biru dengan nilai suseptibilitas kurang dari 0.00135 cgs.

46
5.3. Hasil Pengolahan Data dan Interpretasi Geomagnetik 3D
Hasil pengolahan data dan interpretasi peta 3D dengan software Oasis
Montaj terdapat di gambar 5.10 sebagai berikut :

Gambar 5.10. Peta 3D Geomagnetik

47
Pada Gambar 5.10a merupakan peta desain survei sayatan, yang terdapat
juga peta geologi didalamnya, memiliki 14 sayatan yaitu sayatan vertikal
sebanyak 6 buah sepanjang 700 m dan sayatan horizontal sebanyak 8 buah dengan
panjang 500 m. Pada peta geologi, lintasan satu hingga lima di dominasi oleh
alterasi chloritic dengan litologi tuff dasitik. Sedangkan pada bagian selatan yaitu
lintasan enam belum teraltersi pada bagian permukaan. , pada peta geologi yang
telah dicantumkan diatas terdapat dua sesar utama yang berada dalam lintasan,
Sesar pertama ditunjukkan pada lintasan 2, dimana sesar tersebut hampir 180’,
dari barat kea rah timur, kemudian sesar yang kedua dimulai dari lintasan 2
hingga lintasan 6, dengan sudut 45 dari SW – SE. Sesar tersebut berperan penting
dalam pembentukkan mineral – mineral, dimana sesar tersebut merupakan jalan
untuk larutan hidrotermal menerobos ke atas dan terjadi proses alterasi pada
batuan – batuan samping.
Hasil pengolahan 3D yang ditunjukkan pada gambar 5.10b terlihat
mineralisasi terjadi pada zona – zona struktur, di tandai dengan adanya persebaran
mineral - mineral dengan nilai suseptibilitas sedang hingga tinggi dengan indeks
warna hijau hingga merah muda dengan nilai suseptibilitas 0.0049 hingga 0.0277
cgs. Pada bagian yang belum teralterasi bagian selatan memiliki nilai susetibilitas
batuan yang sangat rendah ditandai dengan indeks warna biru tua dengan nilai
suseptibilitas kurang dari 0.0001 cgs dimulai dari permukaan hingga kedalaman
kurang lebih 50 m. Pada permukaan yang sudah teraltersi tetapi memiliki indeks
warna rendah yaitu biru, dimungkinkan mineral – mineral tersebut mengalami
proses oksidasi oleh sungai yang berada diatas permukaan, sungai – sungai yang
berada pada daerah penelitian ditunjukkan di peta geologi diatas.
Pada gambar 5.10c adalah peta zona mineralisasi yang terjadi, menurut
tabel suseptibilitas batuan Kaufaman, A.A.; Hansen, R.O. and Robert L.K.
Kleinberg (2009), nilai suseptibilitas pada daerah yang mempunyai indeks warna
tinggi dengan warna orange hingga merah muda dengan nilai suseptibilitas
sebesar 0.00998 – 0.02772 cgs merupakan mineral – mineral magnetit (bijih) -
serta tingginya mineral – mineral pirit (bijih) pada daerah tersebut.

48

Anda mungkin juga menyukai