Anda di halaman 1dari 24

Perbandingan Metoda Gravity dan Metoda

Magnetik Untuk Eksplorasi Prospek


Hidrokarbon pada Salt Dome

Aziza Muis 12309003


Bobby Permanahadi 12309029
Fikka Anastasia 12309057
Dody Pratama 12309061
Sumber:
LATAR BELAKANG
 Medan Gravity pada permukaan bumi berisi anomali dari sumber pada

variasi ukuran dan kedalaman. Untuk menginterpretasikan medan

ini,yang dilakukan adalah memisahkan anomali yang pasti berdasarkan

ciri-ciri tertentu dari anomali yang disebabkan oleh yang lainnya.

 Seismic sangat tepat untuk eksplorasi oil dan gas namun hanya

memetakan geometri lapisan datar. Pada bagian ini dimana ada salt

domes,seismik sulit untuk menggambarkan dan menginterpretasikan

ciri-ciri dan juga memprediksi ciri geologi dibawah garam karena

struktur kristalin dari garam membuat refleksi gelombang seismik tidak

beraturan dan tidak konsisten untuk area itu.

 Low Density untuk garam membuat Salt Dome sebagai zona yang

memiliki Low Mass.


 Gravity Survey adalah metoda untuk melokalisasi daerah-daerah yang

menunjukan strong regional dan gradient regional karena efek gravity rendah

dari garam jika dibandingkan dengan batuan sedimen sekitarnya.

 Shadow zone biasanya dibentuk oleh seismik dibawah kubah garam dan

membuat hal itu sulit untuk menggambarkan trap dari hirokrabon.

 Nilai suceptibilitas magnetik pada daerah salt dome lebih dikarakterisasi oleh

suceptibilitas yang rendah akibat pengaruh garam dari salt dome. Yang

memberikan kontrasi intrusive yang kuat dari salt dome dengan sekitar yang

menghasilkan nilai suceptibility yang berbeda dari sekitarnya.


Lokasi Area Study
Gifhorn,Jerman Utara.10.22°-10.48°E
longitude dan 52.21°-52.51°W latitude.
METODOLOGI GRAVITY
 Turunan Horisontal (FHD)dari Anomaly Bouguer menekankan perubahan dalam

gradien horisontal,ini alternatif menghapus tren regional di data dan memberi

pandangan dari pola keseluruhan faulting.

 SVD pada data gravitasi diterapkan untuk melemahkan sinyal frekuensi

rendah,meningkatkan frekuensi tinggi disebabkan oleh sumber-sumber dekat

permukaan .

 Sotware yang digunakan adalah Geomaster sotware suite untuk menggabungkan

data gravity dan seismik.

 Medan gravitasi untuk model dihitung dan dibandingkan dengan diamati anomali

gravitasi. Parameter model diubah dan dihitung sampai gravitasi dari model sesuai

dengan yang diamati gravitasi atau dianggap cukup dekat.

 Seluruh proses dilakukan berulang kali sampai kita mendapatkan model hampir

memiliki efek yang sama gravitasi sebagai gravitasi diamati dan dengan standar

deviasi terendah.
METODOLOGI
GEOMAGNET
 Penerapan metode magnetik tergantung pada kontras dalam
sifat-sifat magnetik dari jenis batuan didaerah survei.
 Pengukuran arah U-S dan B-T 
 ΔT = Tobs-Tigrf - Tvh

 dengan nilai T yaitu medan terukur , Sinyal analitis digunakan untuk


melokalisasi bagian-bagian dari source body magnetik

 VDR yaitu vertical derivative


 THDR adalah total horizontal derivative dari nilai T
Data Gambar
Persamaan FVD,FHD dan SVD
HASIL DAN
KESIMPULAN
 Pada riset ini, data gravity yang dihasilkan menunjukkan rentang
nilai antara -9,9 - 16,5 mGal.
 Peta anomali Bouguer menunjukkan trend berupa 3 anomali positif
utama dan 4 anomali negative utama.

 Nilai gravity terendah


terletak di tengah, mungkin
terjadi akibat adanya
sedimen dengan densitas
rendah, seperti kubah
garam.
Menunjukkan bahwa bagian barat laut, Menekankan ekspresi fitur local
tengah, tenggara, dan barat daya memiliki dan menghilangkan efek dari
anomali gradient horizontal yang kuat. perngaruh anomali regional.
Daerah dengan gradient horizontal yang Pusat dari peta SVD
kuat terlihat pada bagian barat laut yang
mengindikasikan adanya
memperlihatkan anomali pendek arah
anomali densitas yang sangat
NW-SE, dan bagian barat daya
menunjukkan anomali pendek dari trend rendah jika dibandingkan dengan
E-W. geologi regional di sekitarnya
Bagian tengah menunjukkan anomali dan kontur 0 mGal/km2 disekitar
panjang dari orientasi NW-SE. Bagian fitur ini menandakan batas
selatan dan tenggara menunjukkan antara anomali densitas rendah
anomali pendek dari orientasi NW-SE. dengan geologi di sekitarnya.
Model gravity 3D menunjukkan adanya bodi densitas rendah,
dengan nilai sekitar -9 mGal, pada bagian tengah dari area
pengukuran. Dari data observasi dan kalkulasi diperoleh asums
terangkatnya bodi kristalin dengan densitas 2,15 g/cm3.
Bagian atas bodi densitas rendah berada pada kedalaman 0,06 km
dan bagian bawahnya terletak pada kedalaman 3,392 km. Lebar
bagian yang terangkat di bagian atas sekitar 4 km, pada kedalaman
0,56 km. Pada kedalaman 1,56 km lebarnya sekitar 7 km, serta pada
kedalaman 9 km bagian bawahnya memiliki lebar sekitar 13 km.
 Analisis dengan metoda magnetik memperlihatkan adanya anomali
kecil untuk salt dome dan anomali yang kontras lebih besar dari
sekitar. Hal ini dapat menunjukkan adanya pola fault dan uplift
karena intrusi dari salt dome.
Kesimpulan
 Pemodelan gravity 3D dengan informasi geofisika dan
geologi dapat membantu untuk mengungkapkan struktur di
bawah permukaan yang sulit dilakukan dengan metoda
seismic pada daerah yang geologinya kompleks.
 Pada riset ini model yang dihasilkan menunjukkan adanya
pengangkatan dari struktur kristalin silindris dengan
densitas 2,15 g/cm3 pada kedalaman antara 0,06 km dan
3,392 km.
 Hasil anomali observasi dan kalkulasi memiliki tingkat
kecocokkan yang tinggi.
 Dari model yang diperoleh dari metoda magnetik juga
ditemukan adanya uplift dari kubah garam.

Anda mungkin juga menyukai