Anda di halaman 1dari 16

MINERALOGI KIMIAWI

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. ADEVIA APRIANI (F1D117036)
2. AWALLUDIN (F1D117024)
3. PERNANDES SAPUTRA (F1D117010)
4. TANGGUH DIPO JOYO (F1D117034)
MINERLOGI KIMIAWI

Mineralogi kimiawi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat kimiawi dari
mineral meliputi perubahan yang terjadi bila dipanasi dengan api oksidasi maupun api reduksi
mengenai perubahan warna, sublimasi, pengarangan dan lain lain, juga mempelajari sistematika
mineral ke dalam golongan atas dasar senyawa kimiawi.
NYALA API
Nyala api adalah suatu prosedur yang digunakan dalam ilmu kimia untuk mendeteksi
keberadaan unsur tertentu, terutama ion logam berdasarkan karakteristik spektrum emesti
masing – masing unsur warna nyala api secara umum juga bergantung pada temperatur uji
nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan logam dalam jumlah relatif kecil pada
senyawa. Ada dua jenis yaitu nyala api oksidasi dan reduksi.
NYALA API OKSIDASI

Nyala api oksidasi adalah nyala api akibat adanya reaksi oksidasi dimana suatu
unsur melepaskan elektron sehingga bilangan oksidasinya meningkat. Selain itu nyala
oksidasi adalah nyala pembakaran yang terjadi dengan jumlah pencampuran gas yang tidak
seimbang. Nyala ini dihasilkan dengan perbandingan volume zat asam lebih banyak dari
volume asetilen.

Nyala oksidasi dapat dikenal dengan bentuk inti nyala pendek, tajam dan tidak
begitu jelas. Nyala luar juga kelihatannya pendek dikarenakan oleh oksidasi yang kuat.
Tanda – tanda lain yang dimilikinya adalah dengan adanya suara khusus yang mendesis
nyala oksidasi dapat menyebabkan cairan logam mendidih dan memercik.
NYALA API REDUKSI
Nyala api reduksi adalah nyala api akibat adanya reaksi reduksi dimana suatu
unsur mengalami peristiwa penangkapan elektron sehingga bilangan oksidasinya menurun.
Selain itu nyala api reduksi adalah nyala api yang timbul ketika suatu unsur mengalami
reduksi. Nyala api reduksi ini menggunakan acetylene yang lebih banyak atau dominan
daripada oksigen. Nyala api reduksi ini digunakan untuk brazing, soldering, dan flame –
hardening.
PERBEDAAN NYALA API REDUKSI DENGAN
NYALA API OKSIDASI
Nyala api oksidasi terjadi apabila terdapat kelebihan gas oksigen. Nyalanya mirip nyala
netral hanya kerucut, nyala bagian lebih pendek dan selubung luar lebih jelas warnanya.
Sedangkan nyala api reduksi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen dan pada nyala
akan dijumpai tiga daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat
kerucut antara berwarna keputih – putihan.
STRUKTUR NYALA API
1. Kerucut gelap terdiri dari gas belum
terbakar, berwarna biru sampai gelap.
2. Daerah yang tidak bersinar.
3. Daerah yang bersinar memiliki warna
yang kuning cerah, daerah ini memiliki
nyala bercahaya terbesar.
4. Kerucut luar nyalanya tidak bercahaya,
tidak kaya akan O2 .

Keterangan:
1. 1 dan 2 daerah reduksi.
2. 3 dan 4 daerah oksidasi.
3. 3 daerah reduksi kuat.
4. 4 daerah oksidasi kuat
a. Nyala api reduksi
Dengan memasukkan pipa tiup
kedalam nyala api,
A
A: merupakan daerah untuk
meletakkan mineral yang akan di
panasi api reduksi.

b. Nyala api oksidasi


Dengan memasukkan pipa tiup
kedalam nyala api,
B: merupakan daerah untuk
meletakkan mineral yang akan
dipanasi api oksidasi.
a. Penyelidikan basah dengan regensia
1. Mutiara borax
Alat-alat :- lampu spirtus
- pipa tiup
- kawat platina
- jarum preparat
- gelas arloji
Regensia :- HCl encer
- Soda
- tepung borax Na2B4O7
Bahan :- pyrolusite (MnO2)
- prusi (CuSO4)
- Magnetit (Fe3O4)
- Kalium bichromat
Cara Penyelidikan
• Bersihkan kawat platina dengan jalan memasukkannya ke dalam lampu spirtus, supaya cepat bersih,
masukkan ke dalam HCl encer, kemudian dipanaskan. Begitu berulang-ulang sampai bersih (berwarna
putih).
• Masukkan kawat platina ke dalam tepung borax
• Panaskan ke dalam api oksidasi sampai terbentuk manik-manik (mutiara borax) yang berwarna jernih
tanpa noda sedikitpun.
• Masukkan mutiara borax (dalam keadaan panas) ke dalam bubuk mineral yang akan diselidiki.
• Panaskan dengan api oksidasi.
• Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.
• Buatla mutiara borax lagi dan masukkan ke dalam tepung mineral yang akan diselidiki.
• Panasi dengan api reduksi.
• Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.
• Cocokkan dengan tabel Kranss, maka dapat diketahui unsur yang diselidiki.
Tabel Bead Coloration Kranss
No Oksidasi dari Borax Bead
Nyala api oksidsi Nyala api reduksi

1. Mn Violet kemerahan Tak berwarna


2. Co Biru Biru
3. Cu Biru hijau Merah Opaq
4. Ni Coklat kemerahan Abu-abu Opaq
5. Fe Kuning Hijau pucat
6. Cr Hijau kekuningan Hijau pucat
7. U Kuning Hijau pucat tak berwarna
8. V Hijau kekuningan Hijau cerah
9. Ti Tak berwarna Violet Kecoklatan
10. Mo Tak berwarna Coklat
11. W Tak berwarna Kuning-Coklat kemerahan

12. Si Tak berwarna Tak berwarna


SIFAT KIMIA MINERAL
Karakteristik sifat fisik yang utama dari sebuah mineral sangat menentukan komposisi atau
sifat kimia dan kekuatan ikatan dalam struktur internal mineral. Contohnya mineral galena yang
merupakan "sulfida lead", memiliki berat jenis yang lebih tinggi dibanding bauksit (aluminium
hidroksida). Perbedaan ini sudah tentu disebabkan karena komposisi kimia mereka.

Intan dan grafit keduanya terdiri dari karbon murni. intan adalah mineral alami yang paling
keras, sedangkan grafit adalah salah satu mineral yang lembut. Perbedaan ini terjadi karena jenis
obligasi yang menghubungkan atom karbon dalam struktur mineral mereka. Setiap atom karbon pada
Berlian terikat empat atom karbon lainnya dengan ikatan kovalen yang kuat. Sedangkan Grafit
memiliki struktur melembar di mana atom dalam lembarannya terikat satu sama lain dengan ikatan
kovalen yang kuat tetapi ikatan obligasi elektrik antara lembarannya lemah. Ketika grafit digores,
maka akan membuatnya menjadi mineral yang lembut.

Batu permata Ruby dan Safir berasal dari variasi warna mineral korundum. Perbedaan
warna ini disebabkan oleh komposisi kimianya. Ketika korundum mengandung sejumlah kromium
maka akan menunjukkan warna merah yang disebut Ruby. Namun, ketika mengandung sejumlah besi
atau titanium akan menunjukkan warna biru yang disebut sebagai Safir.
GOLONGAN MINERAL BERDASARKAN
SENYAWA KIMIA
1. Elemen nativ
Elemen nativ atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki
satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur
pembentuk utamanya.
Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan
menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi
seperti semula jika dilepaskan.
2. Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara
unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsur utamanya adalah logam (metal).
3. Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur
tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-).
4. Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa dengan unsur-unsur
Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine)
5. Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya
persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral
“kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
6. Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2- . Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan
anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik
(penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi
sulfat dan halida berinteraksi.
7. Fosfat
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Phospate(PO4)3. Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun keberadaannya
tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan mineral yang utama,
tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan membentuk kelompok-kelompok
dari oksidasi sulfides.
8. Silikat
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah satu dari Si – O
tetrahedra (SiO4)4- tunggal atau berantai. Silikat adalah golongan mineral yang paling besar
dan sangat berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini silikat adalah unsur pokok
penyusun batuan beku dan batuan metamorf.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai