SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA Eddy Sumardi, Timor Situmorang Kelompok Program Penelitian Panas Bumi ABSTRAK
Daerah panas bumi Songa-Wayaua terletak di Kecamatan Bacan Timur bagian tenggara dari pulau Bacan. Secara geologi daerah ini ditutupi oleh endapan permukaan, endapan piroklastik, batuan andesit, andesit tua, sekis dan gneiss. Aktivitas gunungapi masih terlihat berupa fumarola dan mata air panas disebelah timur laut Gunung Lansa yaitu dipantai teluk Pele-Pele. Dari pengukuran beberapa metoda geofisika, salah satunya adalah metoda geomagnet memperlihatkan suatu anomali magnetik total yang relatif sedang didaerah manifestasi panas bumi ini. Munculnya anomali magnetik sedang disekitar manifestasi disebabkan oleh adanya lapisan batuan yang permeable dibawahnya yang diperkirakan sebagai suatu reservoir dan lapisan batuan ini diperkirakan berupa batuan andesit muda (Kuarter) yang diduga sebagai sumber panasnya.
1. PENDAHULUAN Kegiatan gunung berapi di bagian tenggara Pulau Bacan terletak dalam suatu jalur tektonik aktif berarah hampir utara-selatan. Vulkanisme di pulau ini terutama dibagian tenggaranya didominasi oleh batuan piroklastik, batuan andesit dan batuan metamorfik (sekis dan gneis). Daerah penyelidikan secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Lokasi pengukuran geomagnet secara geografis terletak pada posisi antara 9915000 mN 9930000 mN dan 345000 mE 355600 mE dalam peta topografi daerah panas bumi Wayaua, P.Bacan, Provinsi Maluku Utara skala 1:50.000 (Gambar 1). 2. HASIL GEOMAGNETIK PENYELIDIKAN
dengan jarak sampling setiap 250 meter dan lokasi titik pengukuran ditentukan dengan TO oleh Regu Topografi PMG Bandung. Setelah dikurangi dengan harga IRGF (International Geomagnetic Reference Field) didapat harga medan magnetik total yang cukup baik. Variasi harian diukur secara lokal dengan menggunakan Magnetometer Proton tipe G-856 dengan ketelitian 0.1 nT. Pengamatan jurnal harian memperlihatkan suatu variasi maksimum medan magnetik sebesar 30 nT pada saat alat lain mengukur di titik-titik pengukuran. Nilai variasi yang tinggi ini kebanyakan disebabkan oleh tidak tepatnya navigasi didaerah landaian magnit yang curam. Data magnetik digrid dan difilter dengan cara yang sama seperti data gaya berat. Pengukuran posisi titik dan hasil kontur anomaly gaya total dari daerah penyelidikan diperlihatkan pada (gambar 9). Interval titik pengukuran 250 meter atau lebih didaerah penyelidikan, dan kemungkinan garis konturnya kurang akurat untuk mewakili anomali medan magnit total dibeberapa lokasi yang disebabkan oleh adanya spatial aliasing. 2.1 Profil Anomali Magnetik
Data magnetik dikumpulkan berkaitan dengan survei terpadu di daerah panas bumi Songa-Wayaua, P.Bacan meliputi survey geologi, geomagnet, gaya berat , geolistrik dan geokimia. Pengukuran medan magnetik total dilaksanakan dengan menggunakan Proton magnetometer GUN yang mempunyai ketelitian 10.0 nT. Pengukuran dilakukan
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Harga besaran anomali magnetik total pada daerah penyelidikan umumnya menunjukan kontras harga yang tidak terlalu besar sesuai dengan geologi batuan yang terdapat didaerah ini, berkisar -1000 nT s.d 2000 nT, yang mana dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: a. Anomali magnet rendah (-1000 s.d 100 nT), ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan sedimen atau aluvium dan batuan metamorf. b. Anomali magnet sedang (100 s.d 1000 nT), ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan beku (andesit?) yang telah mengalami pelapukan atau alterasi tingkat sedang sampai tinggi. . Anomali magnet tinggi (1000 s.d 2000 nT), ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan beku (andesit?) yang telah mengalami pelapukan tingkat rendah atau masih segar (fresh). 2.1.1 Lintasan A Lintasan A terletak dibagian utara daerah penyelidikan, dan berarah selatan utara. Dari profil anomali magnet lintasan A, dapat dilihat bahwa harga anomali didominasi oleh anomali magnet sedang. Harga anomali sedang pada titik ukur A/3000 s.d A/6000 ditafsirkan sebagai daerah yang telah mengalami alterasi atau pelapukan tingkat sedang sampai kuat akibat adanya gejala panas bumi desekitarnya. Pada titik ukur A/6000 s.d A/8000, anomali sedang ditafsirkan sebagai defleksi batuan sedimen dan/atau batuan aluvial yang agak menjauh dari sumber panas bumi (Gbr. 2). 2.1.2 Lintasan B Lintasan B terletak dibagian selatan daerah penyelidikan, dan berarah N 110 E. Dari profil anomali magnet lintasan B, dapat dilihat bahwa harga anomali didominasi oleh anomali magnet rendah. Sepanjang lintasan ditafsirkan sebagai defleksi batuan sedimen dan/atau batuan aluvial (Gbr. 3). 2.1.3 Lintasan C Lintasan C, D, E, F, G berturut-turut terletak dibagian utara lintasan B dan juga berarah N 110 E. Dari profil anomali magnet lintasan C dapat dilihat bahwa harga anomali magnetnya sama dengan pada lintasan B
yaitu didominasi oleh anomali magnet rendah. Dengan demikian, sepanjang lintasan ditafsirkan masih didominasi oleh batuan sedimen dan/atau batuan aluvial (Gbr. 4). 2.1.4 Lintasan D Pada Lintasan D dapat dilihat dengan jelas bahwa anomali magnet mulai bervariasi pada titik ukur D/2000 s.d D/5250, sedangkan dari titik ukur D/5250 s.d D/8500 masih sama seperti pada lintasan C atau A. Sepanjang titik ukur D/2000 s.d D/5250 tersebut, didominasi oleh batuan beku (lava/intrusi andesit?), sedangkan dari titik ukur D/5250 s.d D/8500, didominasi batuan sedimen atau aluvial. Daerah titik ukur D/2000 s.d D/5250 terutama yang mempunyai harga anomali sedang, ditafsirkan sebagai daerah yang telah terpengaruh kuat oleh gejala hidrotermal. Disekitar titik ukur 3500 dan 5000 ditafsirkan adanya patahan. Disekitar titik ukur 2000, 3500, dan 5250 ditafsirkan adanya patahan (Gbr. 5). 2.1.5 Lintasan E Pada Lintasan E terlihat dengan jelas bahwa anomali magnet masih bervariasi terutama pada titik ukur E/1500 s.d E/5000, sedangkan dari titik ukur E/5000 s.d E/7500 masih sama seperti pada lintasan D. Sepanjang titik ukur E/1500 s.d E/5000, didominasi oleh batuan beku (lava/intrusi andesit?), sedangkan dari titik ukur E/5000 s.d E/7500, didominasi batuan sedimen atau aluvial. Daerah titik ukur E/1500 s.d E/5000, ditafsirkan sebagai daerah yang telah terpengaruh kuat oleh gejala hidrotermal. Disekitar titik ukur 2000 dan 4250 ditafsirkan adanya patahan (Gbr. 6). 2.1.6 Lintasan F Pada Lintasan F anomali magnet sangat bervariasi mulai dari titik ukur F/1000 s.d F/5750, sedangkan dari titik ukur F/5750 s.d F/7500 masih sama seperti pada lintasan E. Sepanjang titik ukur F/1000 s.d F/5750, didominasi oleh batuan beku (lava/intrusi andesit?), dan ditafsirkan sebagai daerah yang telah terpengaruh kuat oleh gejala hidrotermal. Disekitar titik ukur 3500 dan 5000 ditafsirkan adanya patahan (Gbr. 7).
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
2.1.7 Lintasan G Pada Lintasan G, terdapat anomali magnet yang sangat bervariasi di sepanjang lintasan, terutama pada titik ukur G /4500 s.d G/5500. Sepanjang lintasan didominasi oleh batuan beku (lava/intrusi andesit?), dan ditafsirkan sebagai daerah yang masih terpengaruh oleh gejala hidrotermal, sedangkan diantara titik ukur G /4500 s.d G/5500 ditafsirkan adanya patahan (Gbr. 8) 2.2 Peta Anomali Magnetik Total Pola kontur anomali magnetik sangat bervariasi dibagian baratlaut daerah penyelidikan (Gambar 9). Hal tersebut ditafsirkan sebagai cerminan adanya pengaruh geotermal yang kuat disekitar daerah tersebut. Kisaran harga anomali magnit total di daerah penyelidikan secara keseluruhan berkisar antara -1000 nT s.d 2000 nT, yang mana dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: a. Anomali magnet rendah (-1000 s.d 100 nT), ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan sedimen/aluvial, dan/atau batuan metamorf. b. Anomali magnet sedang (100 s.d 1000 nT), ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan beku (andesit?) yang telah mengalami pelapukan atau alterasi tingkat sedang sampai tinggi. . Anomali magnet tinggi (1000 s.d 2000 nT), ditafsirkan sebagai daerah yang didominasi oleh batuan beku (andesit?) yang telah mengalami pelapukan tingkat rendah atau masih segar (fresh). Pada peta anomali magnet terlihat Kelurusan dan/atau pembelokan kontur anomali magnet mengindikasikan adanya beberapa struktur sesar. Struktur-struktur sesar yang diperkirakan terdapat didaerah penyelidikan paling sedikit ada 6 struktur (F1 s.d F6), yang mana pada umumnya berarah baratdayatimur laut. Struktur-struktur tersebut, terutama F2, F3, F4, dan F5 ditafsirkan sebagai media yang mengontrol terdapatnya manifestasi panas bumi seperti mata air panas dan lumpur panas yang terdapat didaerah penyelidikan (Gbr. 9). 3. PEMBAHASAN Gambaran umum yang diperoleh dari peta anomali magnet total (Gambar 9), adalah bahwa daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 3 anomali yaitu; a. anomali magnetik rendah yang dibatasi oleh kontur anomali yang berkisar antara -1000 s.d 100 nT, b. Anomali magnet sedang, berkisar antara 100 s.d 1000 nT dan c. Anomali magnet tinggi, berkisar antara 1000 s.d 2000 nT. Pada peta anomali magnet, pola kontur anomali magnet sangat bervariasi dibagian utara daerah penyelidikan (pantai Teluk Pele Pele), yang ditafsirkan sebagai cerminan adanya pengaruh panas bumi yang kuat disekitar daerah tersebut. Kelurusan dan atau pembelokan kontur anomali magnet mengindikasikan adanya beberapa struktur. Struktur-struktur yang diperkirakan terdapat didaerah penyelidikan paling sedikit ada 6 struktur (F1 s.d F6), yang umumnya berarah baratdayatimur laut. Struktur-struktur tersebut, terutama F2, F3, F4, dan F5 ditafsirkan sebagai media yang mengontrol terdapatnya manifestasi panas bumi seperti mata air panas dan lumpur panas yang terdapat didaerah penyelidikan (Gambar 9). 4. KESIMPULAN Dari data magnet dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. a. Anomali magnet rendah berkisar antara -1000 s.d 100 nT b. Anomali magnet sedang berkisar antara 100 s.d 1000 nT c. Anomali magnet tinggi berkisar antara 1000 s.d 2000 nT 2. Pola kontur anomali magnet sangat bervariasi dibagian baratlaut daerah penyelidikan, yang ditafsirkan sebagai cerminan adanya pengaruh sistim panas bumi yang relatif dekat dengan daerah tersebut.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
3. Kelurusan dan atau pembelokan kontur anomali magnet mengindikasikan adanya beberapa struktur sesar yang umumnya berarah baratdayatimur laut. Strukturstruktur tersebut, terutama F2, F3, F4, dan F5 ditafsirkan sebagai media yang mengontrol terdapatnya manifestasi panas bumi seperti mata air panas dan lumpur panas yang terdapat didaerah penyelidikan. 4. Berdasarkan analisa dan interpretasi hasil penyelidikan geomagnet, serta dikorelasikan dengan hasil penyelidikan terpadu lainnya (seperti penyelidikan geologi dan geokimia), dapat ditafsirkan bahwa daerah yang didominasi oleh Anomali Magnet Sedang merupakan daerah yang prospek untuk Potensi Panas Bumi dibagian utara daerah penyelidikan (sekitar pantai teluk PelePele). Daerah potensial panas diinterpretasikan terdapat di bumi daerah
anomali magnet sedang yang didukung oleh adanya manifestasi-manifestasi air panas di bagian tenggara P. Buru. DAFTAR PUSTAKA Breiner, S., 1973. Application Manual for Portable Magnetometers, Geometrics, California Cooper, G.R.J., 2003. Freeware- Mag2dc for Windows. Milsom , J.,1989. Field Geophysics, Open University Press, John Wiley & Son, New York. Sheriff, R.E., 1982. Encyclopedic Dictionary of Exploration Geophysics, Society of Exploration Geophysicist, Tulsa , Oklahoma. Telford, W.M.,Geldart, L.P., Sheriff, R.E., Keys, .A, 1990. Applied Geophysics. Cambridge University Press, London.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PENAMPANG TOPOGRAFI DAN ANOMALI MAGNET LINTASAN A DAERAH PANAS BUMI SONGA
Ketinggian ( m )
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
1017
1000
350
441 61
384 17 -92
311
373
345
382 262
403 24
454
500 54 0
-500
-500
-1000 3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
-1000 8000
PENAMPANG TOPOGRAFI DAN ANOMALI MAGNET LINTASAN B DAERAH PANAS BUMI SONGA
Ketinggian ( m )
200 0 -200
200 0 -200
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
500 nT ( gamma ) 59 61 43 53 72 53 61 32 42 60 154 21 12 -56 -59 -61 -44 -57 -213 -253 -500 -47
500
21
22
-49 0
-500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PENAMPANG TOPOGRAFI DAN ANOMALI MAGNET LINTASAN C DAERAH PANAS BUMI SONGA
Ketinggian ( m )
200 0 -200
200 0 -200
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
500
27
-75
-56 -326
19
-101 -117
-1210
-500
-500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
Ketinggian ( m )
200 0 -200
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
8500
2000
1866 1914
2000
1500
1500
nT ( gamma )
863 656
1000
500 182 -103 -267 -183 -322 0 -202 -260 -321 -322 -374 -364 -384 -363 -373 -354 -423 -500
-500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
8500
Gambar 5. Profil harga anomali geom agnet lin tasan D daerah penyelidikan.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PENAMPANG TOPOGRAFI DAN ANOMALI MAGNET LINTASAN E DAERAH PANAS BUMI SONGA
Ketinggian ( m )
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
1000 694 500 nT ( gamma ) 323 141 0 -86 -85 -82 -159 -75 -289 -500 -845 -1000 -569 -578 141
856
1000
500 212 5 16 -109 -189 -197 -212 -264 -322 -354 -398 -237 0 -314 -500
-1000
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
PENAMPANG TOPOGRAFI DAN ANOMALI MAGNET LINTASAN F DAERAH PANAS BUMI SONGA
Ketinggian ( m )
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
3000
3000
2500
2343 2082
2500
2000
1500
1000
500 111
500
0 -54
-45 0
-500
-500
-1000
-1000
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
Gambar 7. Profil harga anomali geom agnet lin tasan F daerah penyelidikan.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PENAMPANG TOPOGRAFI DAN ANOMALI MAGNET PENAMPANG TOPOGRAFI DAN ANOMALI MAGNET LINTASAN G DAERAH PANAS BUMI SONGA
Ktng n m e gi ( ) i a
200 0 -200
200 0 -200
3000
3500
4000
4500
5000
5500
1500
1378
1500
1000 658 500 n (gma T a m) 208 0 -285 -500 -690 -738 656 523 364 650
1000
500
-500
-1000
-1020 -1000
-1500
-1500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Bobong
Tg.Tawa
9930000
PETA ANOMALI MAGNET TOTAL DAERAH PANAS BUMI SONGA - WAYAUA KEC. BACAN TIMUR, KAB. HALSEL PROVINSI MALUKU UTARA
A 8000
BK. GENEM
682
9928000
0m
P. Gamjaha
1000 m
2000 m
3000 m
9926000
T11
T14 T15
KETERANGAN
2000 nT 1800 nT
9924000
T5 T6 T4 A 3000 T3 YY 1 Y3 2 T2 Y4 F 1000 Y Y Y6 5 Y8 7 G 3000 T1 F 2000 F 3000 E 1000 E 2000 G 4000 F 4000 G 5000 F 5000 T16
Teluk Lapan
Tg.Gotuto
Tg.Bibinoi
Bibinoi
BK. LANSA
E 3000 E 4000 D 4000 D 5000
Songa R2 F 7000
R12 E 7000 R28 R13 R22 R21 R17 R14 R15 R18 R16 R19 R20 R29 R30 R31
C 3000 C 4000
B 4000 B 5000
Talaga Songa
9918000
R39
Wayaua
R40 R41 R42
Sesar diperkirakan
9916000 R43
Teluk Wayaua
R44 R45
BK.AIRPANAS
R47 R46 R48
Sungai
354000 356000 358000 360000
Gambar 9. Peta Anomali Magnetik Total dan Struktur Daerah Panas Bumi Songa-Wayaua P.Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Selatan.