1. Jika ada pasien Kejang Demam yang sudah ke dua kali, apakah dirawat inapkan ?
Alasannya apa? Terangkan dengan jelas.
Jawaban: Indikasi rawat inap kejang demam: Kejang demam kompleks Hiperpireksia Usia di bawah 6 bulan Kejang demam pertama kali Terdapat kelainan neurologis Pada kejang demam yang kedua jika tidak ada indikasi rawat inap seperti yang telah disebutkan, maka tidak perlu rawat inap. Kejang demam pertama kali perlu dirawat inapkan karena untuk menegakkan/menyingkirkan diagnosis meningitis. Sumber: Pedoman Pelayanan Medis IDAI
2. Bronkopneumonia DDx nya Bronkiolitis. Bedakan dengan jelas.
Jawaban: Bronkopneumonia Bronkiolitis Pengertian Inflamasi parenkim paru yang Bronkiolitis merupakan infeksi disebabkan oleh faktor infeksi saluran napas bawah bronkiolus (bakteri, virus, jamur, parasit) yang disebabkan oleh virus dan non infeksi (ortostatik, (paling sering Respiratory aspirasi, pneumokoniosis). Syncytial Virus), ditandai dengan tanda-tanda kesulitan bernapas, batuk, kesulitan makan, gelisah dan biasanya terjadi pada bayi usia muda 2 bulan – 2 tahun Anamnesis 1. Demam tinggi 1. Demam Subfebril 2. Batuk 2. Batuk, pilek 3. Sesak napas 3. Napas cepat 4. Sianosis 4. Gangguan makan 5. Nyeri dada 5. Gelisah 6. Napas cepat 6. Sesak napas Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum: kesadaran, 1. Keadaan umum: kesadaran, sianosis sianosis 2. Tanda Vital: Frekuensi 2. Tanda Vital: Frekuensi napas, frekuensi jantung, laju napas, frekuensi jantung, laju nadi, suhu, tekanan darah nadi, suhu, tekanan darah 3. Tanda-tanda sesak napas: 3. Tanda-tanda sesak napas: Napas cepat Napas cepat Kriteria napas cepat Napas cuping hidung WHO: Retraksi suprasternal, 0-2 bulan : >60x/menit intercostal, epigrastial, 2-12 bulan : >50x/menit subcostal 12-60 bulan : >40x/menit Sianosis/desaturasi 60-96 bulan : >30x/menit 4. Auskultasi paru: suara Napas cuping hidung ekspirasi diperpanjang, Napas kussmaul wheezing Retraksi suprasternal, intercostal, epigrastial, subcostal Sianosis/desaturasi 4. Auskultasi paru: suara vesikuler melemah, ronkhi basah halus nyaring di seluruh lapangan paru Kriteria Diagnosis Diagnosis bronkopneumonia Diagnosis bronkiolitis ditegakkan berdasarkan klinis: ditegakkan berdasarkan klinis: Demam disertai sesak napas Demam subfebril, disertai dan atau batuk tanda-tanda sesak napas
didapatkan gambaran infiltrat didapatkan hiperaerasi dan air trapping Sumber: Panduan Praktik Klinis Ilmu Kesehatan Anak (PPK-IKA) RSUP Dr.Kariadi
3. Tatalaksana anak dengan Kejang Demam apa saja.
Jawaban: a. Pengobatan pada fase akut: Tujuan: untuk mempertahankan oksigenasi otak yang adekuat, mengakhiri kejang sesegera mungkin, mencegah kejang berulang, dan mencari faktor penyebab. Pengelolaan umum: menjaga fungsi vital tetap baik agar oksigenasi otak tetap adekuat. Perhatikan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. Pengelolaan khusus: menghentikan kejang dan mencegah timbulnya kejang berulang, koreksi kelainan elektrolit dan metabolit bila ada, mencari dan mengobati penyakit yang mendasari, dan mencegah komplikasi.
b. Mencari dan mengobati penyakit
c. Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam 1) Antipiretik Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari. 2) Pemberian obat antikonvulsan intermiten Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan intermiten adalah obat antikonvulsan yang diberikan hanya pada saat demam. Profilaksis intermiten diberikan pada kejang demam dengan salah satu faktor risiko di bawah ini: • Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral • Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun • Usia <6 bulan • Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius • Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh meningkat dengan cepat. Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali. Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama demam. Perlu diinformasikan pada orangtua bahwa dosis tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia, iritabilitas, serta sedasi 3) Pemberian obat antikonvulsan rumat Indikasi pengobatan rumat: 1. Kejang fokal 2. Kejang lama >15 menit 3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2 tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis. Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Sumber: - Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2011 - Rekomendasi Penatalaksaan Kejang Demam IDAI 2016