Anda di halaman 1dari 2

Judul

Penyuluhan Gizi Buruk di Pos Pemulihan Gizi (PPG) Balita Kelurahan Panggung RW 13,
Sabtu 26 September 2020 (F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat)

Latar Belakang
Kasus gizi buruk masih menjadi masalah di beberapa negara. Tercatat satu dari tiga anak di
dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas gizi. Dari data Departemen Kesehatan
menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena masalah kekurangan gizi dan
buruknya kualitas makanan, didukung pula oleh kekurangan gizi selama masih didalam
kandungan. Hal ini dapat berakibat kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada saat anak
beranjak dewasa. Dr.Bruce Cogill, seorang ahli gizi dari badan PBB UNICEF mengatakan
bahwa isu global tentang gizi buruk saat ini merupakan problem yang harus diatasi (Litbang,
2008).
Gizi buruk pada balita tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi diawali dengan kenaikan berat
badan balita yang tidak cukup. Perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu merupakan
petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6 bulan, bayi yang berat badannya
tidak naik 2 kali berisiko mengalami gizi buruk 12.6 kali dibandingkan pada balita yang berat
badannya naik terus. Bila frekuensi berat badan tidak naik lebih sering, maka risiko akan
semakin besar (Litbang, 2007).
Penyebab gizi buruk sangat kompleks, sementara pengelolaannya memerlukan kerjasama
yang komprehensif dari semua pihak. Bukan hanya dari dokter maupun tenaga medis saja, tetapi
juga dari pihak orang tua, keluarga, pemuka masyarakat, pemuka agama maupun pemerintah.
Pemuka masyarakat maupun pemuka agama sangat dibutuhkan dalam membantu pemberian
edukasi pada masyarakat, terutama dalam menanggulangi kebiasaan atau mitos yang salah pada
pemberian makanan pada anak. Demikian juga posyandu dan puskesmas sebagai ujung tombak
dalam melakukan skrining atau deteksi dini dan pelayanan pertama dalam pencegahan kasus gizi
buruk (Nency, 2006).

Permasalahan
1. Ditemukannya balita dengan gizi kurang dan gizi buruk.
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang definisi, penyebab, klasifikasi, gejala klinis, pengobatan,
komplikasi, dan pencegahan terjadinya gizi buruk pada balita.
3. Kurangnya pengetahuan ibu tentang asupan gizi atau nutrisi yang sehat dan seimbang dalam
makanan sehari-hari bagi balita.

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Berdasarkan masalah di atas, maka diadakan penyuluhan tentang gizi buruk, pengenalan
makanan yang bersih dan bergizi untuk menunjang masa pertumbuhan, serta pemberian makanan
tambahan berupa susu dan biskuit bagi balita yang hadir dalam kegiatan PPG.

Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada:
Tanggal : 26 September 2020
Jam : 09.00 – 11.00
Tempat : Balai RW 13 Kelurahan Panggung
Jumlah Peserta : 30 orang (Ibu dan Balita, Kader, dan anggota PKK)
Kegiatan PPG balita meliputi penyuluhan gizi buruk berupa definisi, penyebab, klasifikasi,
gejala klinis, pengobatan, komplikasi, dan pencegahan terjadinya gizi buruk. Selain itu,
dilakukan pula pengenalan tentang makanan dan minuman yang sebaiknya dikonsumsi oleh
anak-anak pada masa pertumbuhan, serta pemberian makanan tambahan berupa susu dan biskuit
bagi balita yang hadir.

Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan berjalan kondusif, peserta PPG menyimak materi dengan baik selama kegiatan
berlangsung. Setelah kegiatan penyuluhan berlangsung pun, peserta aktif bertanya. Penyuluhan
ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan mengenai pentingnya pemberian gizi yang baik,
benar, dan seimbang kepada anggota keluarganya agar terhindar dari gizi buruk.

Anda mungkin juga menyukai