Anda di halaman 1dari 3

Anindya Novia Putri 160110110054 1

Persiapan Prabedah bagi Operator dan Staf

Persiapan Pra-Bedah bagi Operator dan Staf

Dalam suatu proses bedah, seluruh anggota tim yang terlibat harus dalam
keadaan aman dan terlindungi dari darah atau saliva pasien yang mungkin
menginfeksi operator melalui luka. dokter gigi merupakan penentu dalam membatasi
dan mengurangi infeksi silang yang mungkin terjadi dalam suatu prosedur perawatan.
Persiapan operator dan staf dalam tindakan bedah meliputi pemahaman
terhadap metode pembedahan yang akan dilakukan, penanganan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan melakukan perawatan pasca-bedah. Sedangkan, persiapan fisik
yang dapat dilakukan berupa pencegahan terhadap penyebaran infeksi. Hal ini
meliputi 4 hal, yakni:
1. Scrubbing up
2. Dressing up
3. Triad barier
4. Imunisasi
Scrubbing up dalam hal ini berarti menggosok seluruh bagian tangan, mulai
dari telapak, punggung, lengan, serta siku tangan. Dekontaminasi tangan terbukti
efektif dalam pencegahan penyebaran infeksi. Dengan mencuci tangan dengan teknik
yang benar, bakteri mikroorganisme dapat diturunkan selama 6 jam. Sebelum
mencuci tangan, perlu diingat untuk memotong kuku hingga berukuran kurang dari
0,25 inchi atau berkisar 0,6 mm dan melepaskan segala perlengkapan yang menempel
pada tangan seperti cincin dan jam tangan.
Pada prinsipnya, infeksi tidak dapat menyebar apabila tidak ada jalan masuk
atau port of entry. Jadi, hal yang kita lakukan dalam dekontaminasi tangan ialah
menjaga kulit agar tidak luka, bercelah, dan tetap lembab selama prosedur bedah.
Adapula saat-saat dimana operator dan staf diwajibkan untuk mencuci tangan,
seperti: segera setelah melepas sarung tangan, kapanpun ketika tangan terlihat kotor
atau setelah keluar dari toilet, setelah bersentuhan dengan darah atau cairan infeksius
lainnya, setelah memeriksa, membersihkan, dan menyembuhkan luka, serta sebelum
melakukan tindakan asepsis.
Operator dan staf perlu memahami dan menerapkan cara mencuci tangan yang
baik dan benar. Sabun antikuman yang digunakan biasanya berupa chlorhexidine
gluconat 4%. Pertama-tama, tangan dibasahi hingga ke siku dengan air hangat, lalu
Anindya Novia Putri 160110110054 2
Persiapan Prabedah bagi Operator dan Staf

mengambil kurang lebih 5 ml sabun cair dan digosokkan ke tangan hingga lengan
bawah selama 3 menit dengan sikat. Dalam tahap ini, perlu diperhatikan bagian kuku,
kulit, serta sela-sela jari tangan. Lalu tangan dibilas dengan air hangat dan ambil
kembali sabun sebanyak 5 ml dan digosokkan selama 3 menit tanpa menggunakan
sikat. Lalu tangan dibilas dan dikeringkan dengan lap kertas mulai dari tangan ke arah
siku.

Gambar 1: Teknik mencuci tangan sebagai persiapan prabedah


Sumber: http://www.infectioncontrolservices.co.uk/
Selain dekontaminasi tangan, dapat pula digunakan Personal Protective
Equipments (PEE) untuk melindungi dan menurunkan resiko penyebaran infeksi. PEE
ini meliputi: apron dan triad barier, yang terdiri dari sarung tangan, masker, serta
kacamata pelindung.
Pemakaian apron steril termasuk dalam persiapan ‘dressing or gowning up’.
Apron merupakan baju yang dikenakan oleh operator dan staf sebelum melakukan
tindakan pembedahan. Apron dengan lengan pendek memungkinkan pemakai untuk
mencuci tangan hingga ke siku. Namun, dalam prosedur bedah dianjurkan untuk
menggunakan apron dengan lengan panjang yang reusable ataupun disposable. Apron
reusable harus dicuci dengan menggunakan air panas dan deterjen. Operator dan staf
juga diwajibkan untuk memahami cara pemasangan dari apron steril ini. Apabila
benda nonsteril tersentuh oleh pemakai, maka prosedur pemakaian harus diulangi dari
tahap awal.
Anindya Novia Putri 160110110054 3
Persiapan Prabedah bagi Operator dan Staf

Masker merupakan salah satu dari tiga elemen Triad Barier. Masker mencegah
infeksi dari kontaminasi udara atau lingkungan. Pemakaian masker digunakan untuk
satu pasien dan harus diganti setiap kali berganti pasien. Sarung tangan, juga
merupakan perlengkapan disposable lainnya yang wajib dikenakan dalam menangani
prosedur bedah. Dianjurkan pula untuk menggunakan dua lapis sarung tangan apabila
bahan sarung tangan tersebut mudah robek atau rusak. Ada dua jenis sarung tangan,
steril dan non steril. Operator dan staf harus memahami teknik memakai dan
melepaskan sarung tangan untuk mencegah penyebaran infeksi.
Adapula kacamata pelindung atau biasa disebut Goggle. Alat ini berfungsi
melindungi membran mukosa konjungtiva dari percikan baik darah, saliva, aerosol,
maupun debris dalam suatu prosedur pembedahan. Berbeda dengan sebelumnya, alat
ini multi-use atau dapat digunakan beberapa kali cukup dengan membersihkannya
menggunakan desinfektan agar kembali steril.
Dokter gigi sangat rentan akan infeksi virus Hepatitis B, sehingga sangat
dianjurkan bagi dokter gigi untuk melakukan imunisasi Hepatitis B, seperti Heptavax-
B atau Recombivax-HB. Imunisasi harus sensitif terhadap seluruh jenis subtipe virus
hepatitis B dan dilakukan 5 tahun sekali untuk pertahanan imun. Pemberiannya
dilakukan secara intramuskular melalui tiga tahap. Tahap pertama pada hari yang
telah ditentukan, dilanjutkan satu bulan kemudian, dan tahap yang terakhir yaitu 6
bulan kemudian.
Jenis imunisasi lain yang dianjurkan bagi dokter gigi meliputi pencegahan
terhadap penyakit infeksi rubella, measles, dan mumps, tetanus, polio, tuberculosis,
varicella, serta influenza.

Anda mungkin juga menyukai