Anda di halaman 1dari 2

Filsafat Konstruktivisme dalam Praksis Pendidikan

Kaum konstruktivis personal berpendapat bahwa pengetahuan diperoleh melalui konstruksi individual
dengan melakukan pemaknaan terhadap realitas yang dihadapi dan bukan lewat akumulasi informasi.
Implikasinya dalam proses pembelajaran adalah bahwa pendidik tidak dapat secara langsung
memberikan informasi, melainkan proses belajar hanya akan terjadi bila peserta didik berhadapan
langsung dengan realitas atau objek tertentu. Pengetahuan diperoleh oleh peserta didik atas dasar
proses transformasi struktur kognitif tersebut. Dengan demikian tugas pendidik dalam proses
pembelajaran adalah menyediakan objek pengetahuan secara konkret, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan sesuai dengan pengalaman peserta didik atau memberikan pengalaman-pengalaman hidup
konkret (nilai-nilai, tingkah laku, sikap) untuk dijadikan objek pemaknaan.

Kaum konstruktivis berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk dalam diri individu atas dasar struktur
kognitif yang telah dimilikinya, hal ini berimplikasi pada proses belajar yang menekankan aktivitas
personal peserta didik. Agar proses belajar dapat berjalan lancar maka pendidik dituntut untuk
mengenali secara cermat tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Atas dasar pemahamannya
pendidik merancang pengalaman belajar yang dapat merangsang struktur kognitif anak untuk berpikir,
berinteraksi membentuk pengetahuan yang baru. Pengalaman yang disajikan tidak boleh terlalu jauh
dari pengetahuan peserta didik tetapi juga jangan sama seperti yang telah dimilikinya. Pengalaman
sedapat mungkin berada di ambang batas antara pengetahuan yang sudah diketahui dan pengetahuan
yang belum diketahui sebagai zone of proximal development of knowledge.

Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan. Proses konstruksi itu
dilakukan secara pribadi dan sosial. Proses ini adalah proses aktif, sedangkan mengajar bukanlah
memindahkan pengetahuan dari pendidik ke peserta didik, melainkan suatu kegiatan yang
memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan
peserta didik dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, dan bersikap kritis.
Jadi mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri.

Dalam aliran kostruktivisme, pendidik bukanlah seseorang yang maha tahu dan peserta didik bukanlah
yang belum tahu, karena itu harus diberi tahu. Dalam proses belajar, peserta didik aktif mencari tahu
dengan membentuk pengetahuannya, sedangkan pendidik membantu agar pencarian itu berjalan baik.
Dalam banyak hal Pendidik dan peserta didik bersama-sama membangun pengetahuan. Dalam hal ini
hubungan pendidik dan peserta didik lebih sebagai mitra yang bersamasama membangun pengetahuan.

.....

implementasi dalam pendidikan dapat dilihat dari beberapa aspek, di antaranya: makna pendidikan,
tujuan pendidikan, kurikulum, belajar, dan peran guru dalam pembeleran. Secara singkat ciri
implementasi progresivisme ini dalam pendidikan dapat dipahami sebegai berikut: 1) berpusat pada
anak sebagai peserta didik dari pada pelajaran; 2) menekankan pada kegiatan dan pengalamn daripada
pengetahuan dan kemampuan; dan 3) dorongan untuk membentuk pola pembelajaran kelompok yang
kooperatif bukan kompetisi individual peserta didik.
Sedangkan yang menjadi tantangan aliran progresivisme dalam pendidikan ialah banyak meninggalkan
ajaran masa lalu. Selain itu, berbagai persoalan teknik atau praktik langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran

. ....

Sebagaimana dijelaskan didepan bahwa esensialisme yaitu filsafat yang memandang bahwa pendidikan
harus berpijak pada nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai
terpilih mempunyai dampak terhadap milieu pendidikan diantaranya,

·bahwa pengawasan pengarahan dan bimbingan orang yang belum dewasa akan melekat pada masa
balita yang panjang.Dalam hal ini keluarga menjadi lingkungan pertama yang sangat berpengaruh
terhadap tindak tanduk si anak nantinya.Ajaran dan didikan dalam keluarga sangat berpengaruh pada
anak

Dalam esensialisme sekolah menyampaikan warisan budaya kepada pelajar.Dilingkungan ini siswa
dibebankan pada aturan-aturan ,tugas-tugas,disini siswa akan berlatih untuk bertanggung jawab atas
tugas yang sudah dibebankan.Guru memiliki peranan penting dalam membentuk kepribadian anak,guru
adalah contoh dalam penguasaan pengetahuan,dalam hal ini sikap dan tingkah laku seorang guru harus
bias menjadi teladan bagi anak didiknya

Generasi muda perlu belajaruntuk mengembangkan diri setinggi-tingginyadan kesejahteraan social.di


sini perlu adanya sikap yang positif agar anak bisa diterima dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai