Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, pasti tidak asing dengan perpindahan kalor.
Perpindahan sendiri dapat diartikan sebagai sebuah perubahan kedudukan suatu
benda setelah bergerak selama selang waktu tertentu. Perpindahan dapat
dikatakan besaran vektor sehingga selain memiliki besar juga memiliki arah.
Sedangkan perpindahan panas yaitu salah satu disiplin ilmu Teknik termal
yang juga mempelajari cara bagaimana menghasilkan panas diantara semua
sistem fisik. Kalor mengalir pada benda bertempratur tinggi menuju benda yang
bertempratur rendah. Adapun jenis perpindahan panas yang sering dijumpai
ialah konduksi, konveksi, dan radiasi.
Masing-masing cara perpindahan panas ini akan diuraikan sendiri. Tetapi
perlu kiranya ditekankan, bahwa dalam kebanyakan situasi yang terjadi di
dalam alam, panas mengalir tidak dengan satu, tetapi dengan beberapa dari cara
ini yang terjadi bersamaan. Hal tersebut sangat penting bagi praktikan untuk
mengetahui pengaruh dari perpindahan kalor.
Tidak semua benda bisa menghantarkan panas dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu diketahui bahwasannya ada benda yang dapat menghantarkan panas
disebut dengan konduktor, biasanya benda terbuat dari bahan logam, baja,
aluminium, seng, dan timah. Selain itu ada juga benda yang tidak dapat
menghantarkan panas disebut dengan isolator, biasanya benda tersebut terbuat
dari bahan plastik, kayu, kain, kertas, dan karet.
Untuk memahamkan materi perpindahan kalor di Sekolah Dasar pendidik
harus bisa mengetahui terlebih dahulu arti dari perpindahan kalor serta macam-
macam perpindahan kalor yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu
pendidik melakukan percobaan tentang perpindahan kalor agar mengetahui
lebih dalam mengenai apa saja yang terjadi di dalam perpindahan kalor yang
biasanya dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum melakukan kegiatan
tersebut pendidik terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk percobaan tersebut.
Dari uraian diatas, laporan ini akan membahas perpindahan kalor yang
bertujuan untuk membuktikan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi,
dan juga radiasi. Untuk memahamkan materi perpindahan kalor sendiri, peserta
didik terlebih dahulu harus mengerti arti dari perpindahan kalor serta macam-
macam perpindahan kalor yang nantinya akan dibahas pada laporan kali ini.
1.2 Rumusan Masalah
Agar praktikan mampu mengetahui proses perpindahan kalor, maka praktikan
harus mengetahui:
1. Bagaimana perpindahan kalor secara konduksi?
2. Bagaimana perpindahan kalor secara konveksi?
3. Bagaimana perpindahan kalor secara radiasi?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Dalam kehidupan sehari-hari, pasti tidak asing dengan perpindahan kalor.
Perpindahan sendiri dapat diartikan sebagai sebuah perubahan kedudukan suatu
benda setelah bergerak selama selang waktu tertentu. Perpindahan dapat
dikatakan besaran vektor sehingga selain memiliki besar juga memiliki arah.
Sedangkan perpindahan panas yaitu salah satu disiplin ilmu Teknik termal yang
juga mempelajari cara bagaimana menghasilkan panas diantara semua sistem
fisik. Kalor mengalir pada benda bertempratur tinggi menuju benda yang
bertempratur rendah. Adapun jenis perpindahan panas yang sering dijumpai
ialah konduksi, konveksi, dan radiasi. (Hayanto. 2015: 24)
Ada tiga jenis perpindahan kalor yang dapat terjadi, yaitu:

1. Konduksi
Konduksi panas hanya terjadi jika terjadi perbedaan suhu. Pada sebagian
besar zat, konduksi merupakan akibat dari perilaku kinetik zat. (Iskandar, 2014:
17).
2. Konveksi
Konveksi adalah proses dimana panas dipindahkan oleh gerak massa
molekul-molekul dari suatu tempat ke tempat lain. Jika konduksi melibatkan
molekul-molekul atau atom-atom dan elektron-elektron bebas yang bergerak
pada jarak pendek dan bertumbukan, maka konveksi melibatkan gerak molekul-
molekul pada jarak yang besar. Konveksi merupakan mekanisme utama
perpindahan panas dalam fluida di sekitar kita. (Iskandar, 2014: 25).
3. Radiasi
Kalor dapat berpindah melalui ruang hampa. Hal itu terbukti sinar matahari
dapat sampai di bumi. Perpindahan kalor melalui ruang hampa dilakukan
dengan cara radiasi (pancaran). Dalam hal ini kalor dipancarkan dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Jadi, gelombang elektromagnetik dapat merambat
melalui ruang hampa. Pada Radiasi, supaya terjadinya perpindahan kalor, kedua
benda tidak harus bersentuhan karena kalor bisa berpindah tanpa zat perantara.
Artinya kalor tersebut akan di pancarkan ke segala arah oleh sumber panas, dan
akan mengalir ke segala arah. (Iskandar, 2014: 34).
Salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ketempat
lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnakan sama sekali merupakan
definisi dari panas. Dalam suatu kejadian, panas dapat mengakibatkan
terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia,
dan kelistrikan. Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara
langsung, yaitu apabila fluida yang panas akan bercampur secara langsung
dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara tidak langsung, yaitu
bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi
dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah. (suswanto, 2015: 48).
Hukum pertama termodinamika, menyatakan bahwa energi tidak diciptakan
maupun dihilangkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk menjadi bentuk
lainnya. Hukum ini mengatur semua perubahan bentuk energi secara
kuantitatif, tetapi tidak membatasi arah perubahan itu. Namun, telah diketahui
dari pengalaman bahwa tidak ada kemungkinan terjadinya proses yang satu-
satunya hasilnya adalah perpindahan bersih panas dari suatu daerah yang
suhunya lebih rendah ke suatu daerah yang suhunya lebih tinggi. Pernyataan
yang mengandung kebenaran eksperimental ini dikenal sebagai hukum kedua
termodinamika. (Iskandar, 2014: 7).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

1. Konduksi
a. Penyangga/ kaki tiga (1 buah)
b. Kompor spiritus (1 buah)
c. Spatula (1 buah)
d. Gelas beker (1 buah)
e. Mentega (secukupnya)
f. Kacang hijau (2 buah)
2. Konveksi
a. Gelas beker (1 buah)
b. Potongan kertas (secukupnya)
c. Penyangga/kaki tiga (1 buah)
d. Kompor spiritus (1 buah)
e. Kawat (1 buah)
f. Kasa (1 buah)
3. Radiasi
a. kompor spiritus (1 buah)
b. Mentega (secukupnya)
c. Spatula (1 buah)
3.2 Langkah-langkah Percobaan
1. Konduksi
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Meletakkan spatula di atas penyangga/kaki tiga.
c. Meletakkan kompor spiritus di bawah ujung spatula.
d. Meletakkan mentega pada bagian belakang spatula.
e. Menghidupkan kompor spiritus dan menunggu beberapa menit.
f. Mengamati apa yang terjadi pada mentega, kacang hijau, dan spatula.
2. Konveksi
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memasukkan air pada gelas beker sebanyak 100 ml.
c. Meletakkan gelas beker diatas kawat dan kasa pada penyangga dan
kompor spiritus di bawahnya.
d. Menyalakan kompor spiritus.
e. Menunggu beberapa menit hingga air mendidih.
f. Mengamati hingga air mendidih.
g. Mengamati apa yang terjadi pada air dan potongan kertas.
3. Radiasi
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menyalakan kompor spiritus.
c. Meletakkan mentega pada ujung spatula.
d. Meletakkan spatula di sekitar api kompor.
e. Mengamati apa yang terjadi pada mentega dan spatula.
3.3 Alur Kerja
Perpindahan Kalor

Konduksi
- Siapkan alat dan bahan
- Meletakkan spatula di atas
penyangga
- Letakkan kompor spiritus di
bawah ujung spatula
- Bagian belakang spatula
letakkan mentega
- Hidupkan kompor spiritus
- Amati yang terjadi pada
mentega dan ujung spatula

Konveksi
- Siapkan alat dan bahan
- Masukkan air pada gelas
beker sebanyak 100 ml
- masukkan potongan kertas
pada air
- Letakkan gelas beker diatas
kawat dan kasa pada
penyangga dan kompor
spiritus di bawahnya.
- Nyalakan kompor spiritus
- Tunggu beberapa menit
hingga air mendidih
- Amati apa yang terjadi pada
air dan potongan kertas

Radiasi
- Siapkan alat dan bahan
- Nyalakan kompor spiritus
- Letakkan mentega pada ujung
spatula
- Letakkan spatula di sekitar api
kompor
- Amati apa yang terjadi pada
spatula dan mentega

Laporan Sementara
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data

1. Konduksi
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sebelum dipanaskan, mentega dan Sesudah dipanaskan mentega dan
kacang hijau masih menempel kacang hijau jatuh kedalam ke
pada spatula. dalam gelas beker karena panas
merambat
2. Konveksi
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sebelum dipanaskan dengan Sesudah dipanaskan dengan
kompor spiritus, kertas di didalam kompor spiritus, kertas di dalam
air masih diam atau tidak bergerak air mendidih menjadi bergerak
3. Radiasi
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Sebelum dipanaskan, mentega Sesudah spatula didekatkan di
masih menempel pada ujung daerah kompor spiritus, mentega
spatula mencair karena panas di area itu
merambat ke spatula

4.2 Analisis dan Pembahasan


Konduksi merupakan perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai
perpindahan molekul-molekul atau partikel-partikel secara permanen. Pada
praktikum kali ini spatula sebagai perantara yang menghantarkan panas.
Sedangkan mentega dan kacang hijau sebagai indikatornya. Pada saat ujung
spatula disentuhkan ke sumber panas, maka partikel atau molekul yang terdapat
pada ujung spatula tersebut akan bergetar dan membuat sebuah getaran terjadi
pada partikel atau molekul lain yang terhubung dengannya. Sehingga seluruh
partikel atau molekul spatula tersebut akan bergetar meskipun hanya satu ujung
spatula yang dipanaskan. Perpindahan panas berlangsung dari bagian ujung
spatula ke bagian pangkal spatula yang menyebabkan mentega dan kacang hijau
mencair dan akhirnya jatuh ke gelas beker.
Konveksi merupakan perpindahan kalor melalui zat perantara yang disertai
dengan perpindahan molekul-molekul atau partikel-partikelnya. Pada
praktikum kali ini kertas sebagai perantara sedangkan air sebagai indikator. Hal
ini termasuk ke dalam konveksi alami, karena dipengaruhi oleh perubahan suhu
dan perbedaan massa jenis air. Massa jenis air yang berada di bawah setelah
dipanaskan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis air yang ada
di atas sehingga molekul-molekul air yang tadinya di bawah (dekat dengan api)
akan naik ke atas, ini dapat dilihat dari pergerakan potongan kertasnya. Pada air
yang mendidih terjadi peristiwa konveksi yaitu perpindahan panas karena
perbedaan massa jenis antara bagian zat air yang panas dengan bagian zat air
yang dingin. Hal ini diperlihatkan oleh potongan kertas yang bergerak naik dari
bawah ke atas begitupun sebaliknya mengikuti aliran air secara acak.
Radiasi merupakan perpindahan kalor yang tidak melalui zat perantara.
Perpindahan kalor secara radiasi berbeda dengan konduksi dan konveksi. Pada
Radiasi agar terjadinya perpindahan kalor, kedua benda tidak harus bersentuhan
karena kalor dapat berpindah tanpa zat perantara. Artinya kalor tersebut akan
dipancarkan ke segala arah oleh sumber panas dan akan mengalir ke segala arah.
Pada praktikum kali ini tangan dan mentega memang tidak bersentuhan dengan
api kompor, tetapi kalor dari api dapat berpindah ke telapak tangan dan ke
mentega sehingga menyebabkan mentega mencair dan telapak tangan terasa
panas.Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya kalor mengalir atau merambat
pada benda bertempratur tinggi menuju benda yang bertempratur rendah.
4.3 Pertanyaan dan Jawaban
1. Mengapa mentega dan kacang hijau yang berada di pangkal spatula jatuh
ketika ujung spatula dipanaskan?
Jawab: hal tersebut diakibatkan karena adanya perpindahan panas secara
konduksi, dimana konduksi sendiri ialah perpindahan panas melalui zat
pada yang tidak ikut mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan kalor
pada suatu zat tersebut tidak disertai dengan perpindahan partikel-
partikelnya. Perpindahan kalor pada spatula. Pada saat ujung spatula
disentuhkan ke sumber pemanas, panas menyebar ke seluruh permukaan
bagian spatula, energi ikatan molekul di sekitar bagian ujung spatula akan
berkurang, sehingga molekul-molekul di sekitarnya bergetar dan saling
bertumbukan. Energi tumbukan/getaran tersebut selanjutnya diteruskan
sampai ke bagian pangkal spatula, maka tempratur bagian ujung spatula
akan naik. Perpindahan panas berlangsung dari bagian ujung spatula ke
bagian pangkal spatula yang menyebabkan mentega dan kacang hijau jatuh
ke dalam gelas ukur.
2. Mengapa potongan kertas pada air mendidih dalam gelas ukur ukur
bergerak-gerak?
Jawab: hal tersebut diakibatkan karena adanya perpindahan kalor secara
konveksi, dimana konveksi ialah suatu perpindahan panas melalui aliran
yang zat perantaranya ikut berpindah. Jika partikel berpindah dan
mengakibatkan kalor merambat, terjadilah konveksi. Ketika memanaskan
air menggunakan kompor spiritus, kalor mengalir dari nyala api (suhu lebih
tinggi) menuju dasar gelas ukur (suhu lebih rendah). Karena mendapat
tambahan kalor, maka suhu dasar gelas ukur meningkat. Yang bersentuhan
dengan nyala api adalah bagian luar dasar gelas ukur. Karena terdapat
perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari bagian luar dasar gelas ukur
(yang bersentuhan dengan nyala api) menuju bagian dalam dasar gelas ukur
(yang bersentuhan dengan air). Suhu bagian dalam dasar gelas ukur pun
meningkat. Karena air yang berada di permukaan wadah memiliki suhu
yang lebih kecil, maka kalor mengalir dari dasar wadah (suhu lebih tinggi)
menuju air (suhu lebih rendah). Perlu diketahui bahwa perpindahan kalor
pada gelas ukur terjadi secara konduksi. Perpindahan kalor dari dasar wadah
menuju air yang berbeda di permukaannya juga terjadi secara konduksi.
Adanya tambahan kalor membuat air yang menempel dengan dasar gelas
ukur mengalami peningkatan suhu. Akibatnya, air tersebut memuai. Ketika
memuai, volume air bertambah maka massa jenis air berkurang. Massa air
yang memuai tidak berubah, yang berubah hanya volumenya saja. Karena
volume air bertambah, maka massa jenisnya berkurang. Berkurangnya masa
jenis air menyebabkan air bergerak ke atas, dan menyebabkan kertas juga
ikut bergerak-gerak. Hal tersebut dikarenakan massa jenis kertas lebih kecil
dari masa jenis air. Karena bergerak ke atas maka posisi air tadi digantikan
oleh molekul air yang berada di sebelah atas.
3. Mengapa mentega pada ujung spatula meleleh ketika didekatkan pada api?
Jawab:hal tersebut terjadi karena adanya perpindahan kalor secara radiasi,
dimana radiasi ialah perpindahan kalor tanpa zat perantara. Mentega pada
ujung spatula menjadi memeleh karena memperoleh pancaran/ sinaran/
radiasi gelombang elektromagnetik oleh api, tanpa memerlukan perantara.
Dalam peristiwa ini kalor berpindah dengan cara radiasi dari nyala api (suhu
lebih tinggi) menuju mentega di ujung spatula (suhu lebih rendah)
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan
Dalam kehidupan sehari-hari, pasti tidak asing dengan perpindahan kalor.
Perpindahan sendiri dapat diartikan sebagai sebuah perubahan kedudukan suatu
benda setelah bergerak selama selang waktu tertentu. Perpindahan dapat
dikatakan besaran vektor sehingga selain memiliki besar juga memiliki arah.

Dari hasil data praktikum kali ini diperoleh, bahwa kalor adalah salah satu
bentuk energi yang dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya karena
adanya perbedaan suhu. Ketika dua benda yang memiliki perbedaan suhu
bertemu maka kalor akan mengalir (berpindah) dari benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah.

Perpindahan kalor dapat melalui tiga cara, yaitu yang pertama konduksi
“perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan molekul-
molekul atau partikel-partikel secara permanen”. Selanjutnya, konveksi
“perpindahan kalor melalui zat perantara yang disertai dengan perpindahan
molekul-molekul atau partikel-partikelnya”. Dan yang terakhir radiasi
“perpindahan kalor yang tidak melalui zat perantara”.
DAFTAR PUSTAKA

Hayanto, Agus. 2015. Perpindahan panas. Yogyakarta: Innosain


Iskandar, Soetyono. 2014. Perpindahan Panas. Yogyakarta: CV Budi Utama
Suswanto. dkk. 2015. Perpindahan panas pada heat exchanger dobel pipa dengan
sirip berbentuk siku empat. Vol 10 No. 1

Anda mungkin juga menyukai