Anda di halaman 1dari 22

Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
(Pendinginan Produk Pertanian)

Oleh:
Nama : Haidar Tsaqib Asadel
NPM : 240110200079
Hari, Tanggal Praktikum : Jum’at, 25 November 2022
Waktu : 7:30 – 9:10 WIB
Asisten Praktikum : 1. Andri Permana
2. Afifah Tri Novita
3. Farellya Asyifa
4. Khalish Gefalro
5. M. Nashir Effendy

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya bahan hasil pertanian mempunyai sifat mudah rusak
(perishable). Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya faktor fisik, mekanik, termal, fisiologis, biologis dan kimia. Bahan
hasil pertanian umumnya mempunyai tekstur lunak, kadar air tinggi, komponen
zat-zat gizi dan enzim yang masih aktif. Setelah dipanen, hasil pertanian akan
mengalami perubahan-perubahan fisiologis secara spontan. Perubahan-perubahan
ini biasanya disertai atau di ikuti dengan perubahan fisik, kimia, dan mikrobiologi.
Kerusakan bahan hasil pertanian merupakan akibat dari perubahan-perubahan
yang terjadi tersebut.
Bahan-bahan pangan seperti telur, daging, ikan, sayur, maupun buah tidak
dapat disimpan lama dalam suhu ruang. Masa simpan bahan pangan dapat
diperpanjang, yaitu salah satunya dengan disimpan pada suhu rendah.
Penyimpanan bahan hasil pertanian pada suhu rendah contohnya pada refrigerasi
atau cold storage. Praduk yang diberi pendinginan akan menjadi produk yang
mempunyai daya tahan simpan relatif tinggi. Oleh karena itu, dalam praktikum
kali ini praktikan akan menguji coba proses penyimpanan bahan hasil pertanian di
dalam cold storage.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum kali ini adalah Mahasiswa dapat mempelajari
proses pendinginan pada produk hasil pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpindahan Panas


Perpindahan Merupakan sebuah perubahan kedudukan suatu benda setelah
bergerak selama selang waktu tertentu. Perpindahan dapat dikatakan besaran
vektor sehingga selain memiliki besar juga memiliki arah. Perpindahan panas
adalah ilmu yang mempelajari tentang laju perpindahan panas di antara
material/benda karena adanya perbedaan suhu (panas dan dingin). Perpindahan
kalor tidak akan terjadi pada sistem yang memiliki temperatur sama. Perbedaan
temperatur menjadi daya penggerak untuk terjadinya perpindahan kalor, sama
dengan perbedaan tegangan sebagai penggerak arus listrik. (Luqman Buchori,
2011).
Panas atau kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah karena
adanya perbedaan temperatur. Panas atau kalor tersebut akan bergerak dari
temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah. Ketika panas atau kalor
bergerak maka akan terjadi pertukaran panas dan kemudian akan berhenti ketika
kedua tempat tersebut sudah memiliki temperatur yang sama. (Cengel, 2003)
Perpindahan kalor dapat berlangsung dengan 3 (tiga) cara, yaitu:
a. Perpindahan kalor konduksi
Suatu material bahan yang mempunyai gradient, maka kalor akan mengalir
tanpa disertai oelh suatu gerakan zat. Aliran kalor seperti ini 4 disebut konduksi
atau hantaran. Konduksi termal pada logam-logam padat terjadi akibat gerakan
elektron yang terikat dan konduksi termal mempunyai hubungan dengan
konduktivitas listrik. Pemanasan pada logam berarti pengaktifan gerakan molekul,
sedangkan pendinginan berarti pengurangan gerakan molekul. (Mc. Cabe, 1993)
b. Perpindahan kalor konveksi (Alami dan Paksa )
Konveksi adalah pengangkutan kalor oleh gerak dari zat yang dipanaskan.
Proses perpindahan kalor secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena
permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses
ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan
sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama. Lazimnya,
keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi,
suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya (Kern, 1983).
Perpindahan panas secara konveksi terjad melalui 2 cara yaitu :
1. Konveksi bebas/ alamiah
Konveksi bebas ialah perpindahan panas yang disebabkan oleh beda suhu
dan beda rapat saja dan tidak ada tenaga dari luar yang mendorongnya.
2. Konveksi paksaan
Konveksi paksaan ialah perpindahan panas yang aliran gas atau cairannya
disebabkan adanya tenaga dari luar.
c. Perpindahan kalor radiasi
Pada proses radiasi, panas diubah menjadi gelombang elektromagnetik
yang merambat tanpa melalui ruang media penghantar. Jika gelombang tersebut
mengenai suatu benda, maka gelombang dapat mengalami transisi (diteruskan),
refleksi (dipantulkan) dan absorpsi (diserap) dan menjadi kalor. (Holman,1997)

2.2 Pendinginan
Pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan diatas suhu pembekuan
bahan yaitu -2sampai 10 °C. Pendinginan yang biasa dilakukan sehari-hari dalam
lemari es adalah pada suhu5-8 °C (Winarno, 1993). Pendinginan merupakan
proses pengeluaran panas untuk menurunkan serta menjaga suhu dari suatu benda
atau ruangan dibawah suhu sekelilingnya. Panas diambil dari bahan atau ruangan
yang akan didinginkan dan dipindahkan ke suatu zat yang suhunya lebih rendah
daripada bahan atau ruangan yang akan didinginkan sehingga terjadi peningkatan
suhu dan perubahan fase dari zat yang digunakan tersebut. Zat yang berfungsi
sebagai penyerap panas dalam proses pendinginan ini disebut refrigeran (Dossat,
1961).
Tujuan penyimpanan suhu dingin (cold storage) adalah untuk mencegah
kerusakan tanpa mengakibatkan pematangan abnormal atau perubahan yang tak
diinginkan sehingga mempertahankan komoditas dalam kondisi yang dapat
diterima oleh konsumen selama mungkin (Tranggono, 1990).
Kegunaan umum pendinginan adalah untuk pengawetan, penyimpanan,
dan distribusi bahan pangan yang rentan rusak (perishable) pada suhu tinggi.
Kelayakan bahan pangan untuk dikonsumsi dapat diperpanjang dengan penurunan
suhu karena dapat menurunkan reaksi dan penguraian kimiawi oleh mikroba.
Pendinginan maupun pembekuan tidak dapat meningkatkan mutu bahan pangan
dan hasil terbaik yang dapat diharapkan hanyalah mempertahankan mutu tersebut
pada kondisi terdekat dengan saat akan memulai proses pendinginan. Hal ini
berarti mutu hasil pendinginan sangat dipengaruhi oleh mutu bahan pada saat awal
proses pendinginan (Tambunan, 2001)

2.3 Lemon
Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus
dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan
buah yang berdaging dengan rasa asam yang segar, meskipun banyak di antaranya
yang memiliki rasa manis. Rasa asam berasal dari kandungan asam sitrat yang
memang terkandung pada semua anggotanya (Marwanto, 2014).
Lemon (Citrus limon) merupakan tanaman asli Asia Tenggara (Maenner
et al, 2006). Lemon pertama kali tumbuh di India, Burma Utara, dan Cina. Pada
tahun 1493, Christopher Columbus membawa biji Citrus limon ke Hispaniola.
Budidaya Citrus limon pertama kali di Genoa pada pertengahan abad ke 15. Pada
abad ke 18 dan abad 19, Citrus limon ditanam di Florida dan California. bagian
dari tanaman Citrus limon yang sering dimanfaatkan adalah kulit buah, bunga,
daun, dan air perasan (Sauls, 1998).
Jeruk lemon merupakan tanaman berduri, tinggi pohon tanaman yang kecil
mencapai 10-20 kaki. Daun lemon berbentuk oval dan berwarna hijau gelap. Daun
jeruk lemon tumbuh tersusun pada batangnya. Jeruk lemon memiliki arglikosida 6
Aroma harum pada bunganya yang berwarna putih dan tersusun atas 5 kelopak.
Jeruk lemon memiliki warna kuning kehijauan hingga kuning cerah dengan
bentuk membundar (panjang 8-9 cm). Jeruk lemon sangat mirip dengan jeruk
nipis, namun jeruk lemon akan berwarna kuning saat matang, dimana jeruk nipis
akan tetap berwarna hijau dan jeruk lemon memiliki ukuran yang lebih besar pula.
(Chaturvedi et al, 2016).
2.4 Thermokopel
Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase).
Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar
yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup
besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C.
Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang
fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana
sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan
menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua
persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”.
Menurut Rosman (2018), termokopel bekerja berdasarkan pembangkitan
tenaga listrik pada titik sambung dua buah logam yang tidak sama (titik panas/titk
ukur). Ujung lain dari logam tersebut sering disebut titik referensi (titik dingin)
dimana temperaturnya konstan. Umumnya termokopel digunakan untuk
mengukur temperatur berdasarkan perubahan temperatur menjadi sinyal listrik.
Bila antara titik referensi dan titik ukur terdapat perbedaan temperatur, maka akan
timbul GGL yang menyebabkan adanya arus pada rangkaian. Bila titik referensi
ditutup dengan cara menghubungkannya dengan sebuah alat pencatat maka
penunjukan alat ukur akan sebanding dengan selisih temperatur antara ujung
panas (titik ukur) dan ujung dingin (titik referensi).

2.5 Kulkas
Refrigerasi merupakan suatu proses penaikan kalor dari suatu benda atau
ruangan ke lingkungan sehingga temperatur benda atau ruangan tersebut lebih
rendah dari temperature lingkungannya. Kinerja mesin refrigerasi kompresi uap
ditentukan oleh beberapa parameter, diantaranya adalah kapasitas pendinginan,
kapasitas pemanasan, daya kompresi, koefisien kinerja dan faktor kinerja sesuai
dengan konsep kekalan energy, panas tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat
dipindahkan. Sehingga refrigerasi selalu berhubungan dengan proses proses aliran
panas dan perpindahan panas (Muhammad, 2016).
Mesin pendingin (refrigerator) adalah suatu alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan untuk menjadikan
temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya
sehingga menghasilkan suhu/temperatur dingin (Terry Gunawan, 2014).
Pada system refrigerasi terdapat beberapa system pendinginan
diantarannya system pendinginan absorbs dan system pendingin kompresi :
1. Absorpsi
Siklus pendinginan absorbsi miripdengan siklus pendinginan kompresi uap
Perbedaan utama kedua siklus tersebut adalah gaya yang menyebabkan terjadinya
perbedaan tekanan antara tekanan penguapan dantekanan kondensasi serta cara
perpidahan uap dari wilayah bertekanan rendah ke wilayahbertekanan tinggi. Pada
sistem pendingin kompresi uap digunakan kompresor, sedangkan pada sistem
pendingin absorbsi digunakan absorber dangenerator. Uap bertekanan rendah
diserap diabsorber, tekanan ditingkatkan dengan pompa dan pemberian panas di
generator sehingga absorber dan generator dapat mengantikan fungsi kompresor
secara mutlak. Untukmelakukan proses kompresi tersebut, sistempendingin
kompresi uap memerlukan masukankerja mekanik sedangkan system pendingin
absorbs memerlukan masukan energi panas oleh sebab itu, siklus kompresi uap
seringdisebut sebagai siklus yang digerakkan dengan kerja dan siklus absorbs
(Muhammad, 2016).
2. Kompresi
Siklus pendingin kompresi uap merupakan sistemiang banyak digunakan
dalam system refrigrasi pada sistem ini terjadi proses kompresi pengembunan
ekspansi dan penguapan. 5 Kompresi mengisap uap refrigeran dari sisi keluar dan
aporator ini, tekanan diusahakan tetap rendah agarrefrigeran senantiasa berada
dalam fasa gas dan ber temperature rendah. Didalam kompresor uap refrigerant
ditekan sehingga tekanan dan temperature tinggi untuk menghindarkan terjadinya
kondensasi dengan membuang energi ke lingkungan. energi yang diperlukan
untuk proses komporesi diberikan oleh motor listrik atau penggerak mula lainnya.
Jadi dalam proseskompresi energi diberikan kepada uap refrigeran. Pada waktu
uap refrigeran dihisap masuk kedalam kompresor temperature masih tetap rendah
(Dossat, 1980).
Pada Prinsip kerja system adalah mendinginkan (cooling) produk atau pun
makanan yang ada di dalamya proses pendinginan freezer atau kulkas hamper
sama dengan air conditioner di dalam sistem pendingin terdapat komponen utama
dari sitem pendingin (refrigerasi) adalah kompressor, kondensor, katup ekspamsi,
dan evaporator berfungsi untuk mengalirkan menaikan tekanan gas refrigran dari
evaporator yang selanjutnya dicairkan di dalam kondensor. Fungsi dari kondensor
mengkondensasikan gas refrigeran dengan menurunkan temperatur dan tekanan
gas yang konstan, lalu refrigran cair dialirkan ke katup ekspansi untuk diturunkan
temperature dan tekanan yang selanutnya dialirkan ke dalam evaporator (Achmad,
2017).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Ruang pendingin berupa lemari es, untuk mendinginkan bahan hasil
pertanian; dan
2. Termokopel atau digital termometer, untuk mengukur suhu.
3.1.1 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk praktikum kali ini adalah buah lemon.
3.1 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.:
3.2.1 Prosedur Pengambilan Data
1. Mengukur diameter lemon dan jari-jari luar R;
2. Menentukan titik tengah lemon (r = 0, r = 1/3R, r = 2/3R dan permukaan
r = R);
3. Meletakkan termokopel pada tempat tersebut;
4. Mencatat waktu dan suhu pada tempat tersebut dan suhu pada freezer;
dan
5. Mencatat dengan interval waktu 2, 4, 6, 8, 10 menit dan seterusnya
sampai suhu titik tengah mendekati suhu pendingin.
3.2.2 Prosedur Cara Analisa
1. Menentukan koefisien pindah panas permukaan/kovenksi (h);
T ( t )−T l hA
ln = =- ×t (1)
T 0 −T l C pm

T(t) = Suhu pada waktu t = t (oC) ; T0 = Suhu pada waktu t = 0


Tl = Suhu lingkungan (oC)
h = Koefisien pindah panas permukaan/konveksi (W/m2K)
Cp = Panas Jenis Lemon (J/kgK)
m = Massa lemon (kg)
t = Waktu (s)
A = Luas permukaan lemon (m2)
2. Menentukan suhu prediksi (Tpred) dan nisbah suhu(NSpred);
a. Cara Heissler
1 k
m= =
Bi hR
k ×t
Fo = 2
ρC p R
r
n =
R
Bi = Bilangan Biot
F o = Bilangan Fourrier
k = Konduktivitas bahan (W/mK)
Mencari hubungan m, F o, n dari grafik heissler yang dapat memperoleh
nisbah suhu (NS) dengan menggunakan rumus :
T ( t )−T i
T o −T i
Mencari nilai T(t) dengan rumus :
T(t) = (T o −T i )NS + T i
BAB IV
HASIL DAN PERCOBAAN

4.1 Hasil Pengamatan


Titik R =0
T
Lingkungan M
lemon
Wakt T(t)- T0- ln(T(t)- NS
t(s) Ti T(t) Bi 1/bi Fo n Tpred
u Ti Ti ti/(t0-Ti) center
0 0 5 22,3 17,3 17,3 0 1,196 0,836 0 0 1 22,3
2 120 5 22,6 17,6 17,3 0,01719 1,196 0,836 0,0204 0 1 22,3
4 240 4,9 22,9 18 17,4 0,03390 1,196 0,836 0,0408 0 1 22,3
6 360 4,9 22,9 18 17,4 0,03390 1,196 0,836 0,0612 0 1 22,3
8 480 4,9 22,5 17,6 17,4 0,01143 1,196 0,836 0,0816 0 1 22,3
10 600 4,9 22 17,1 17,4 -0,01739 1,196 0,836 0,1020 0 1 22,3
12 720 4,8 21,6 16,8 17,5 -0,04082 1,196 0,836 0,1224 0 1 22,3
14 840 4,9 21 16,1 17,4 -0,07765 1,196 0,836 0,1428 0 1 22,3
16 960 4,9 20,3 15,4 17,4 -0,12210 1,196 0,836 0,1632 0 0,99 22,126
18 1080 4,8 19,5 14,7 17,5 -0,17435 1,196 0,836 0,1836 0 0,99 22,125
20 1200 4,8 19 14,2 17,5 -0,20896 1,196 0,836 0,2040 0 0,99 22,125
22 1320 4,7 18,2 13,5 17,6 -0,26521 1,196 0,836 0,2244 0 0,99 22,124
24 1440 4,7 17,6 12,9 17,6 -0,31067 1,196 0,836 0,2448 0 0,99 22,124
26 1560 4,7 16,9 12,2 17,6 -0,36646 1,196 0,836 0,2653 0 0,99 22,124
28 1680 4,6 16,4 11,8 17,7 -0,40547 1,196 0,836 0,2857 0 0,99 22,123
30 1800 4,6 15,8 11,2 17,7 -0,45765 1,196 0,836 0,3061 0 0,99 22,123
32 1920 4,6 15,2 10,6 17,7 -0,51271 1,196 0,836 0,3265 0 0,98 21,946
34 2040 4,5 14,6 10,1 17,8 -0,56666 1,196 0,836 0,3469 0 0,98 21,944
36 2160 4,4 14 9,6 17,9 -0,62304 1,196 0,836 0,3673 0 0,98 21,942
38 2280 4,4 13,8 9,4 17,9 -0,64409 1,196 0,836 0,3877 0 0,98 21,942
40 2400 4,4 13,1 8,7 17,9 -0,72148 1,196 0,836 0,4081 0 0,98 21,942
42 2520 4,4 12,6 8,2 17,9 -0,78067 1,196 0,836 0,4285 0 0,98 21,942
44 2640 4,2 12,1 7,9 18,1 -0,82905 1,196 0,836 0,4489 0 0,98 21,938
46 2760 4,3 11,6 7,3 18 -0,90250 1,196 0,836 0,4693 0 0,97 21,76
48 2880 4,3 11,2 6,9 18 -0,95885 1,196 0,836 0,4897 0 0,97 21,76
50 3000 4,2 10,8 6,6 18,1 -1,00884 1,196 0,836 0,5101 0 0,97 21,757
52 3120 4,2 10,4 6,2 18,1 -1,07136 1,196 0,836 0,5305 0 0,97 21,757
54 3240 4,2 10 5,8 18,1 -1,13805 1,196 0,836 0,5509 0 0,97 21,757
56 3360 4,2 9,6 5,4 18,1 -1,20951 1,196 0,836 0,5713 0 0,97 21,8
58 3480 4,1 9,3 5,2 18,2 -1,25276 1,196 0,836 0,5917 0 0,96 21,572
60 3600 4,1 8,9 4,8 18,2 -1,33281 1,196 0,836 0,6121 0 0,96 21,572
62 3720 4,1 8,5 4,4 18,2 -1,41982 1,196 0,836 0,6325 0 0,96 21,572

4.2 Perhitungan Analisa (Pada Waktu ke-22)


Diketahui :
T0 = 22,3℃
T(t) = 1 8,2℃
T1 = 4 , 7℃
Cp = 2020 J/KgK
Rho = 820 kg /m3
K = 0,156 W/m.k
R = 0,023535 meter
m = 0,09102 kg

4.2.1 Perhitungan Suhu Lemon dikurangi Suhu Lingkungan


T ( t )−T 1=1 8 , 2℃−4 ,7 ℃=13 , 5℃
4.2.2 Perhitungan Suhu Lemon Awal (t=0) dikurangi Suhu Lingkungan
T 0−T 1=22,3 ℃−4 , 7 ℃=17,9℃
4.2.3 Perhitungan Koefisien Pindah Panas Permukaan/Konveksi
−B ×Cp ×m
h=
A
−0,0003× 2020× 0,09102
h=
0,00696
2
h=7,92859W /m K
Nilai h pada menit ke-22
T ( t ) −T 1
h=ln
T 0 −T 1
13 ,5 ° C
¿ ln
17,9 ° C
2
¿−0 , 282111W /m K
4.2.4 Perhitungan Bilangan Biot
h×R
B1=
K
7,92859× 0,023535
¿
0,156
¿ 1,19615

4.2.5 Perhitungan Massa Lemon


1
m=
B1
1
¿
1,19615
¿ 0,8360156 kg
4.2.6 Perhitungan Bilangan Fourrier
K ×t
F 0= 2
ρC p R
0,156 ×13 20 s
¿ 2
820× 2020 J /kgK ×(0,023535) m
¿ 0 , 22444 2
4.2.7 Perhitungan Bilangan n
r
n=
R
0
n=
0,023535
¿0
4.2.8 Perhitungan Suhu Prediksi
T Prediksi=( T 0 −T 1 ) NS+T 1
¿ ( 17,9 ℃ ) ×0,9 9+ 4 , 7 ℃
¿ 2 2, 421℃
4.3 Grafik
4.3.1 Grafik Hubungan Antara Waktu (s) dengan Nisbah Suhu
Hubungan Waktu dan Nisbah Suhu
0.2
0
0 f(x) =500 1000 1500 2000
− 0.000321130342985765 x 2500 3000 3500 4000
-0.2 R² = 0.966769981283206
-0.4
Nisbah Suhu

-0.6
Hubungan
-0.8 Waktu dan
-1 Nisbah Suhu
-1.2
-1.4
-1.6
Waktu

Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Waktu (s) dengan Nisbah Suhu

4.3.2 Grafik Perbandingan Suhu Observasi dan Suhu Prediksi

Grafik Perbandingan Suhu Observasi dan Suhu


Prediksi
25
f(x) = − 0.00430382453567937 x + 23.8551136363636
f(x)==0.988049272986585
R² − 0.00020584371945259 x + 22.3908068181818
20 R² = 0.942630746737664
T Observasi
15
Linear (T Observasi)
Suhu

T Prediksi
10 Linear (T Prediksi)

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Waktu

Gambar 2. Grafik Perbandingan Suhu Observasi dan Suhu Prediksi


BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum mengenai


Pendinginan Produk Pertanian. Praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan supaya
mahasiswa dapat mempelajari proses pendinginan pada produk hasil pertanian.
Alat-alat yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah thermokopel dan lemari
pendingin. Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk
mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik
(voltage). Thermokopel digunakan untuk mengukur suhu bahan dan lingkungan.
Refrigerator adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari
dalam ruangan ke luar ruangan untuk menjadikan temperatur benda/ruangan
tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungan sebelumnya. Lemari pendingin
digunakan pada praktikum ini untuk mendinginkan bahan.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, pendinginan merupakan proses
pengeluaran panas untuk menurunkan serta menjaga suhu dari suatu benda atau
ruangan dibawah suhu sekelilingnya. Pendinginan dilakukan untuk untuk
mencegah kerusakan tanpa mengakibatkan pematangan abnormal atau perubahan
yang tak diinginkan. Pendinginan di bidang pertanian dapat digunakan untuk
pengawetan, penyimpanan, dan distribusi bahan pangan yang rentan rusak pada
suhu tinggi.
Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan lemon sebagai bahan
praktikum. Bahan praktikum pertama-tama diukur diameternya menggunakan
jangka sorong. Bahan pertanian kemudian ditempel dengan termokopel untuk
mengukur suhu. Bahan pertanain seteleh itu disimpan di dalam refrigerator selama
60 menit dan dicatat perubahan temperaturnya dengan melihat termokopel selama
proses pendinginan bahan berlangsung.
Setelah itu, praktikan juga mecari nilai nisbah suhu dengan menggunakan
Heissler chart yang telah disediakan. Praktikan setelah itu juga mencari nilai suhu
prediksi yang mana nantinya akan dibandingkan dengan dengan nilai suhu
observasi.
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan, pada menit ke-22
didapati data berupa temperature awal sebesar 22,3℃ . Temperatur bahan pada
menit ke 22 sebesar 18,2 ℃. Lingkungan di dalam lemari pendingin mempunyai
suhu sebesar 4,7 ℃ . Bahan mempunyai nilai heat capacity (cp) sebesar 2020
kg
J/KgK. Nilai rho pada bahan sebesar 820 . Bahan mempunyai nilai
m3
konduktivitas thermal sebesar 0,156 W/m.k. Bahan memiliki jari-jari sepanjang
0,023535 meter. Bahan memiliki massa seberat 0,09102 kg. Bahan ini mempunyai
W
koefisien pindah panas pada permukaannya sebesar 7,92859 2 . Bahan juga
m K
W
mempunyai nilai h pada menit ke-22 sebesar −0 , 282111 . Dari data-data
m2 K
tersebut, didapati pula nilai bilangan biot dan fourier masing-masing sebesar
1,19615dan 0,22444 2. Dari kedua bilangan itu, dengan menggunakan Heissler
chart didapati nilai nisbah suhu dan suhu prediksi masing-masing sebesar
0,99 dan 22,421℃ .
Praktikan kemudian membuat grafik berdasarkan dari data-data yang telah
didapat. Terdapat dua grafik yang dibut, yaitu grafik hubungan antara waktu
dengan nisbah suhu, dan grafik perbandingan antara suhu observasi dengan suhu
prediksi. Pada grafik hubungan nilai nisbah suhu dengan waktu, dapat dilihat
bahwa semakin lama waktu maka nilai nisbah suhu semakin mengecil. Nilai suhu
prediksi juga kemudian pada grafik perbandingan suhu observasi dengan suhu
prediksi terlihat bahwa tidak begitu menurun dibandingkan dengan nilai suhu
observasi selama 60 menit waktu pendinginan.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Pendinginan Produk Pertanian kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Pendinginan merupakan proses pengeluaran panas untuk menurunkan serta
menjaga suhu dari suatu benda atau ruangan dibawah suhu sekelilingnya;
2. Suhu rendah dapat memperlambat laju metabolisme bahan hasil pertanian;
3. Penerapan pendinginan dapat memperbesar daya simpan dan mencegah
kerusakan pada bahan;
4. Pada praktikum ini suhu pada kulkas sebesar 5℃ - 4℃ ;
5. Pada grafik hubungan nilai nisbah suhu dengan waktu, semakin lama
waktu maka nilai nisbah suhu semakin mengecil;
6. Nilai suhu prediksi pada grafik perbandingan suhu observasi dengan suhu
prediksi tidak begitu menurun dibandingkan dengan nilai suhu observasi
selama 60 menit waktu pendinginan.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum pada kali ini adalah praktikan dapat
mengumpulkan laporan praktikum dalan bentuk soft file.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, M. W. (2017). 3 Ton Fish Refrigerator Design System.Jurnal.


Universitas Muhammadiyah Malang.
ANDHIKA, MUHAMMAD (2016). ANALISA PREVENTIF PROSES
PERAWATAN MESIN PENDINGIN 1 PK HINGGA 5 PK. PROGRAM
STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
MERCUBUANA JAKARTA. S1 thesis, Universitas Mercu Buana.
Buchori, Luqman. Perpindahan Panas. 2011. Semarang

Cengel, Y. A. (2003). HEAT TRANSFER A Practical Approach (2nd ed.). New

York: McGraw-Hill Companies, Inc. All.

Dev, Chaturvedi and Shrivastava R. 2016. Basketful Benefit of Cirus limon.

International Research of Journal Pharmacy Vol. 7 No.6. p. 8, May 2016.

Holman, J. P. (2010). HEAT TRANSFER (10th ed.). New York: McGrawHill

Companies, Inc. All.


Kern, D. Q. (1983). Process Heat Transfer. Tokyo: McGraw Hill International

Book Company.

Manners, HI, Buker RS, Smith VE, Ward D, Elevitch CR. 2006. Citrus (citrus)

and Fortunela (kumquat). Species Profiles for Pacific Island Agroforestry

Ver 2.1. Traditional Tree Initiative

Marwanto, 2014. Definisi Jeruk Lemon. Available at:

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/160. (Diakses 5/12/2022)

Mc. Cabe, L. W. (1987). Operasi Teknik Kimia. Jakarta: Erlangga.

R. J. Dossat, Principles of Refrigeration, John Wiley and Sons, New York, 1961.

Dossat, Roy J., 1980, Principles of Refrigeration, Second Edition, SI Version,

Jonh wiley & Son Inc., New York, USA

Rosman, Andi. 2018. Perancangan Termokopel Berbahan Besi(FE) dan

tembaga(Cu) untuk Sensor Temperatur, dalam jurnal Indonesian Journal of

Fundamental sciences. Vol.4 No.2 2018.

Sauls, J. (1998). Home Fruit Production – Limes. Texas Citrus and Subtropical

Fruits, Horticultural Sciences Department, Texas A&M University.

T. Gunawan dkk. (2014). Uji Eksperimental Mesin Pendingin Berpendingin Air

dengan Menggunakan Refrigeran. Program Studi Teknik Mesin, Fakultas

Teknik Universitas Tarumanagara.

Tambunan, A.H., Yudistira, Kisdiyani, Hernani, 2001, Freeze drying

characteristics of medicinal herbs, Drying Technology - An International

Journal, 19(2) : 313-324

Tranggono dan Sutardi. (1990). Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Gajah

Mada University Press. Yogyakarta.


Winarno, F. G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Gambar 3. Pengukuran Massa Lemon


(sumber: Dokumentasi Pribadi : 2022)
Gambar 4. Pengukuran diameter lemon
(sumber: Dokumentasi Pribadi : 2022)

Gambar 5. Termokopel
(sumber: Dokumentasi Pribadi : 2022)
Gambar 6. Pengukuran Suhu Bahan
(sumber: Dokumentasi Pribadi : 2022)

Anda mungkin juga menyukai