Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MODUL PANAS JENIS ZAT

PADAT
PRAKTIKUM FISIKA
SEMESTER GENAP

Kelompok: 10

Muhammad Safarudin Ajeng (2011102442002)


Muhammad Gilang Firmansyah (2011102442004)
M. Afif Fauzan (2011102442006)
Muhammad Fauzi Pangestu (2011102442062)

LABORATORIUM TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
SAMARINDA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL PANAS JENIS ZAT PADAT
PRAKTIKUM FISIKA
SEMESTER GENAP T.A. 2021/2022
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Muhammad Safarudin Ajeng (2011102442002)


Muhammad Gilang Firmansyah (2011102442004)
M. Afif Fauzan (2011102442006)
Muhammad Fauzi Pangestu (2011102442062)

Tanggal ACC:

Samarinda,…..
Dosen Pengampu, Asisten Praktikum,

Anis Siti Nurrohkayati, S. T,. M. T …………………………….


NIDN. 1114019202 NIM. ……………………...
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Batasan Masalah......................................................................................................5
1.4 Tujuan Percobaan....................................................................................................5
1.5 Manfaat Percobaan..................................................................................................6
1.6 Sistematika Penulisaan............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................7
2.1 Tinjauan Pustaka......................................................................................................7
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN.....................................................................9
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan.................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................................9
3.3 Prosedur Percobaan..................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................11
4.1 Data Hasil Pengamatan..........................................................................................11
4.2 Analisis Data Pengamatan.....................................................................................11
4.3 Pembahasan...........................................................................................................12
BAB V PENUTUP.........................................................................................................13
5.1 Kesimpulan............................................................................................................13
5.2 Saran......................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kalor merupakan energi termal yang dimiliki oleh suatu zat yang berpindah dari
suhu tinggi ke suhu rendah. Energi termal dapat berpindah dari satu tempat ke
tempat lain dengan cara konduksi, konveksi maupun radiasi. Konduksi merupakan
proses perpindahan energi kalor tanpa materinya ikut berpindah. Pada zat padat,
kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan kalor disebut konduktivitas termal.
Dalam kegiatan praktikum menentukan konduktivitas termal bahan logam,
umumnya dilakukan dengan menggunakan memanaskan batang logam dengan
panas uap air dari ketel air yang dipanaskan. Kemudian diukur suhunya dengan
menggunakan termometer raksa. Pada percobaan ini, mengamati dan
membandingkan konduktivitas panas dari beberapa bahan zat padat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu:
1. Bagaimana cara menggunakan kalorimeter, thermometer, neraca, dan bejana
didih.
2. Mengamati perpindahan panas secara konduksi dan konveksi.
3. Membandingkan panas jenis dari beberapa bahan/zat padat.

1.3 Batasan Masalah


Penelitian dibatasi hanya untuk melakukan pengukuran perpindahan kalor
menggunakan thermometer.
1.4 Tujuan Percobaan
Tujuan pada penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui penggunaan kalorimeter, thermometer, neraca, dan bejana
didih.
2. Untuk mengamati perpindahan panas secara konduksi dan konveksi.
3. Untuk membandingkan panas jenis dari beberapa bahan/zat padat.

1.5 Manfaat Percobaan


Manfaat praktikum ini yaitu:
1. Dapat menggunakan kalorimeter, thermometer, neraca, dan bejana didih.
2. Dapat mengamati perpindahan panas secara konduksi dan konveksi.
3. Dapat membandingkan panas jenis dari beberapa bahan/zat padat.
1.6 Sistematika Penulisaan
 BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
percobaan, manfaat percobaan, sistematika penulisan.
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang ulasan mengenai penelitian.
 BAB III METOLOGI PERCOBAAN
Berisi tentang penjelasan waktu dan tempat dibuatnya laporan ini, serta
penjelasan langkah prosedur pengerjaan laporan praktikum pengukuran ini.
 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisikan data atau hasil dan analisis pengamatan data laporan percobaan
praktikum.
 BAB V PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran pada hasil percobaan praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


1. Perpindahan kalor secara konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat padat. Perpindahan ini tidak
diikiuti dengan perpindahan partikel perantara. Berdasarkan kemampuan
menghantarkan kalor, zat dibagi menjadi 2 golongan yaitu isolator dan konduktor.
Konduktor adalah zat yag mudah menghantarkan kalor dengan baik. Namun,
isolator adalah zat yang sukar menghantarkan kalor. Banyaknya kalor Q yang
melalui dinding selama selang waktu t, dinyatakan sebagai berikut:
Q= K.A.t.T:L
Keterangan :
Q= kalor (J) atau (kal)
K= konduktivitas termal (W/mk)
A= luas penampang (m2)
T= perubahan suhu (K) L= panjang (m)
t= waktu (sekon)
Contoh perpindahan kalor secara konduksi adalah peristiwa dua batang logam
yang dipanaskan.
2. Perpindahan kalor secara konveksi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida kebagian
fluida lain oleh pergerakan fluida itu sendiri. Ada dua jenis konveksi, yaitu
konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah, pergerakan fluida
terjadi akibat perbedaan massa jenis. Adapun konveksi paksa, fluida yang telah
dipanasi langsung diarahkan ketujuannya oleh sebuah peniup (blower) atau
pompa. Contoh konveksi paksa antara lain system pendingin mobil dan pengering
rambut (hairdryer).
Pemanfaatan konveksi terjadi pada cerobong asap, system suplai air panas
dan lemari es. Laju kalor Q:t sebuah panas memindahkan kalor ke fluida
sekitarnya secara konveksi sebanding dengan luas permukaan benda
bersentuhan dengan fluida dan beda suhu diantara benda dan fluida. Hal
tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
H=h.A.T4
Keterangan H = laju kalor (kal/s atau J/s)
Dengan h adalah koefisien konveksi yang nilainya bergantung pada bentuk
dan kedudukan permukaan, yaitu tegak, miring, mendatar, menghadap kebawah,
atau menghadap keatas. Konveksi dalam kehidupan sehari hari antara lain terlihat
pada peristiwa angina darat dan angina laut.
3. Perpindahan kalor secara radiasi.
Radiasi atau pancaran adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Pada tahun 1897, Joseph Stefan melakukan pengukuran daya
total yang dipancarkan oleh benda hitam sempurna. Dia menyatakan bahwa daya
total sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak nya. Hubungan ini dinamakn
sebagai hokum Stefan-boltzman yang berbunyi “energi yang dipancarkan oleh
suhu permukaan (A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak
permukaan itu”.
Q:t= ∂.A.T4.e
Dengan ∂ dikenal sebagai tetapan Stefan-boltzman yang memiliki nilai 5,67x10-8
W/m2K4. Dengan e adalah koefisien yang disebut emivisitas, nilai nya diantara 0-
1 serta tergantung pada jenis zat dan kedaan permukaan. Untuk benda hitam
sempurna e=1.
Sistem kalorimeter bekerja berdasarkan azas black, yaitu “apabila pada
kondisi adiabatik dicampurkan dua zat yang temperaturnya mula-mula berbeda,
maka pada saat kesetimbangan banyak kaor yang dilepas oleh zat yang
temperaturnya mula-mula tinggi sama dengan banyak nya kalor yang diserap oleh
zat yang temperaturnya rendah.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan
Tempat dan waktu pada saat melakukan percobaan yaitu:
Tempat : Laboratorium Teknik Mesin
Waktu : Senin, Tanggal 4 April 2022, Pukul 15:20
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan yaitu:
Alat : 1. Kalorimeter dan tutupnya
2. Pengaduk
3. Thermometer
4. Bejana didih
5. Pemanas (kompor listrik)
6. Timbangan/neraca o’hauss
Bahan : 1. Air
2. Benda dari logam, yaitu:
a. Besi (Fe)
b. Kuningan (CuZn)
c. Aluminium (Al)
3.3 Prosedur Percobaan
Langkah 1:
1. Semua anggota menggunakan pakaian praktikum dan atribut safety lengkap
2. Semua anggota menyiapkan alat & bahan sesuai gambar yang ada di modul
3. Pastikan peralatan layak untuk digunakan
4. Semua anggota siap mengikuti praktikum dengan membawa peralatan alat tulis.
Langkah 2:
1. Menimbang massa zat padat (dengan urutan benda: aluminium, besi, kuningan)
2. Menimbang massa kalorimeter kosong
3. Memasukkan zat padat ke dalam kalorimeter kosong lalu timbang massanya
4. Mengisi kalorimeter dengan air sampai zat padat terendam semuanya (dengan
banyaknya air ¾ dari kalorimeter)
5. Menimbang massa air, sehingga didapat massa air = massa total – (massa benda
+ massa kalorimeter kosong)
6. Menimbang massa pengaduk dan menghitung temperatur cat cair dengan
menggunakan thermometer
7. Memasukkan zat padat pada bejana pemanas dengan posisi yang benar
8. Memasukkan thermometer ke dalam bejana pemanas dengan posisi thermometer
menempel diatas benda tunggu benda ini sampai suhunya mencapai 90°
9. Lakukan langkah ini sebanyak 3 kali dengan benda yang berbeda (dengan urutan
benda: kuningan, besi, aluminium).
10. Memasukkan data pada tabel data hasil percobaan.
Langkah 3:
1. Setelah suhu benda mencapai 90° C, kemudian angkat thermometer dan benda
dari dalam bejana pemanas
2. Memasukkan thermometer ke dalam kalorimeter yang berisi air, masukkan
pengaduk dan penutup kalorimeter, setelah itu aduk selama maksimal 2 menit
3. Setelah 2 menit amati perubahan suhu air dengan thermometer, dan catat
hasilnya pada tabel data hasil percobaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

Tabel 1.1
mb mk mp ma Tb T1 T2
Bahan Uji Ck Cp
(gr) (gr) (gr) (gr) °C °C °C
Kuningan 14 58 41 155 30 32
Besi 22 58 41 147 0.1010 0.2425 30 31
Aluminium 6 58 41 163 30 32.5

4.2 Analisis Data Pengamatan


Adapun hasil yang diperoleh pada saat melakukan pengukuran suhu pada saat
yaitu:
1. pengukuran suhu pada aluminum dengan massa 6 gr yang dipanaskan sampai
90°C lalu dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan total massa air 163 gr, di
aduk selama 2 menit suhu akhir adalah 32.5°C.
2. pengukuran suhu pada besi dengan massa 22 gr yang dipanaskan sampai 90°C
lalu dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan total massa air 147 gr, di aduk
selama 2 menit suhu akhir adalah 31°C.
3. pengukuran suhu pada kuningan dengan massa 14 gr yang dipanaskan sampai
90°C lalu dimasukkan ke daam kalorimeter dengan total massa air 155 gr, di
aduk selama 2 menit suhu akhir adalah 32°C.
4.3 Pembahasan
Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda ke benda
lain karna perbedaan suhu. Kalor berpindah/mengalir dari benda yang bersuhu
tinggi kebenda yang berhusu rendah. Kalor yang dipindahkan dari atau kesuatu
sistem diukur dalam kalorimeter. Sehingga, fungsi dari kalorimeter itu sendiri
adalah untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Kalorimeter menggunakan sistem azas black. Azas black yaitu apabila pada
kondisi adiabatik dicampurkan dua zat yang temperaturnya mula-mula berbeda,
maka pada saat kesetimbangan banyak kalor yang dilepas oleh zat yang
temperaturnya tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang
temperaturnya rendah. Dengan kata lain, jika dua buah benda yang berbeda suhunya
dicampurkan, maka benda yang panas akan memberikan kalor pada benda yang
dingin sehingga suhu akhir nya sama. Persamaan azas black adalah:
Qlepas = Qterima
m.c.∆T= m.c. ∆T
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Konduktivitas zat padat aluminium paling besar dibandingkan besi dan
kuningan.
2. Konduktivitas zat padat besi paling rendah dibandingkan aluminium dan
kuningan.
3. Konduktivitas zat padat kuningan lebih kecil dibandingkan aluminium namun
lebih besar dibandingkan dengan besi.
4. kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis suatu zat padat dan
kalorimeter menggunakan sistem azas black.
5. Berdasarkan praktikum kita, benda yang bersuhu rendah memiliki kalor jenis
tinggi. Begitu sebaliknya.

5.2 Saran
Perlu dilakukan persamaan ukuran dimensi bahan yang akan diamati.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/5/sintaardi.wordpress.com/2010/12/17/laporan-fisika-
tentang-kalor-jenis/amp/
https://www.scribd.com/document/244003017/panas-jenis-zat-padat-docx. Diakses
pada tanggal 18 maret 2017 jam 16.00
Mansur.2010.timbangan digital bizerba. https://www.bisnis.fenue.com. Diakses pada
tanggal 18 maret jam 19.00

LAMPIRAN

Gambar 1: Kalorimeter

Gambar 2: Thermometer
Gambar 3 : Bejana didih

Gambar 4: Pemanas (kompor listrik)

Gambar 5: Neraca O’hauss

Anda mungkin juga menyukai