Anda di halaman 1dari 8

PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN

SEKOLAH KESEHATAN ANGKATAN LAUT SURABAYA

LAPORAN
UJIAN PRAKTEK FISIKA
SMK FARMASI SEKESAL SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
PERCOBAAN “KONDUKSI”

disusun oleh :

FAIQOTUT TAHTA AUNILA


XII-E / 16
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Praktikum merupakan suatu pembelajaran dengan siswa melakukan percobaan dengan


mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki kelebihan tersendiri dengan
metode pembelajaran yang lainnya, yaitu: siswa langsung memperoleh pengalaman dan
keterampilan dalam melakukan praktikum, mempertinggi partisipasi siswa baik secara individu
maupun kelompok, siswa belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar
mempratekkan prosedur kerja berdasarkan metode ilmiah (Djamarah, 2010).

Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah pengetahuan
secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan yang nyata
(kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri (afektif), dan melatih penggunaan
instrumen tertentu (psikomotor) (Rahayuningsih, 2005).Salah satu kelebihan pembelajaran
praktikum (laboratorium) adalah mahasiswa dapat berlatih secara trial and error, dapat
mengulang-ulang kegiatan atau tindakan yang sama sampai benar-benar terampil (Sumiatun,
2013).

Pada praktikum ini siswa akan meakukan praktikum fisika metode konduksi. Konduksi atau
disebut juga dengan konduksi panas atau konduksi termal adalah penjalaran kalor tanpa disertai
pemindahan dari bagian bagian zat perantaranya. Penjalaran ini biasanya terjadi benda padat.
Kalor mengalir pada konduktor dari sisi yang bersuhu tinggi ke sisi yang bersuhu rendah. Jadi ,
pada konduktor , suhu terbagi sepanjang konduktor sehingga membuat semacam lintasan untuk
mengalirkan panas dari tmpat dengan jumlah panas yang lebih banyak (Suhu tinggi) ketepatan
dengan jumlah panas lebih sedikit (Suhu rendah).

II. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja suatu reaksi konduksi
2. Merperkaya pengetahuan dan keterampilan seorang siswa
3. Menerapkan gaya belajar yang aktif dan efektif
BAB II

LANDASAN TEORI

PENGERTIAN

Perpindahan yaitu sebuah perubahan kedudukan suatu benda setelah bergerak selama selang
waktu tertentu. Perpindahan dapat dikatakan besaran vektor sehingga selain memiliki besar juga
memiliki arah.

Panas/Kalor merupakan suatu energi yang berpindah yang diakibatkan perbedaan suhu. Satuan
SI (Satuan Internasional) untuk panas ialah joule. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke
daerah yang bersuhu rendah.

Perpindahan Panas yaitu merupakan salah satu dari displinnya ilmu teknik termal yang juga
mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan menukarkan
panas di antara sistem fisik. Benda yang bisa/dapat menghantarkan panas disebut dengan
konduktor. Contohnya tembaga, besi, air, timah, dan juga alumunium. Sementara itu, benda yang
tidak bisa menghantarkan panas disebut dengan isolator. Contoh benda isolator ialah plastik, kayu,
karet, kertas,  kain,ban, dan lain sebagainya. Perpindahan Panas (Kalor) itu terdapat 3, yakni dengan
secara konduksi, konveksi dan radiasi.

Pengertian Perpindahan Kalor secara Konduksi dan Contohnya

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat padat. Perpindahan ini tidak diikuti dengan
perpindahan partikel perantara. Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, zatdibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor ialah zat yang mudah menghantar kalor.
Isolator adalah zat yang sukar menghantar kalor. Banyaknya kalor Q yang melalui dinding selama
selang waktu t, dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:
Q : kalor (J) atau (kal)
k : konduktivitas termal (W/mK)
A : luas penampang (m2)
ΔT : perubahan suhu (K)
L : panjang (m)
H : kalor yang merambat persatuan waktu (J/s atau watt)
t : waktu (sekon)

Dalam peristiwa dua batang logam berbeda jenisyang disambungkan berlaku bahwa laju aliran
kalor dalam kedua batang adalah sama besarnya ditulis sebagai berikut.

Contoh Konduksi dalam kehidupan sehari-hari:

Benda yang terbuat dari logam akan terasa panas, hangat jika benda tersebut dipanaskan, contohnya

1. Knalpot motor yang menjadi panas pada saat mesin motor dihidupkan.
2. Mentega yang dipanaskan pada wajan yang menjadi meleleh disebabkan karena panas.
3. Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak
4. Air akan mendidih pada saat dipanaskan dengan menggunakan panci logam dan sejenisnya
5. Memasak air dengan menggunakan panci logam. Panas panci yang berasal dari kompor
yang digunakan saat memasak.
6. Membuat kopi atau lain sebagainya minuman panas
7. Membakar besi, logam, dan juga sejenisnya
8. Saat menyetrika baju, panas yang berasal dari setrika berpindah ke baju karena digosokkan
dengan secara langsung sehingga baju tersebut menjadi hangat.
9. Pada saat memegang gelas yang panas, maka telapak tangan kita juga akan menerima panas
dari gelas tersebut.
BAB III

KEGIATAN PRATIKUM

A. Alat dan Bahan


a. Alat
Berikut peralatan yang digunakan :
1. Korek api
2. Mangkok
3. Sendok
4. Kayu
5. Stopwatch handphone
b. Bahan
Berikut bahan yang digunakan :
1. Lilin
2. Plastisin

B. Langkah-Langkah percobaan
Berikut cara melakukan pratikum ini :
I. Percobaan I
Percobaan untuk memperlihatkan penyebaran panas pada benda padat.
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memilin plastisin membentuk pilinan memanjang kecil
3. Rekatkan plastisin pada pegangan sendok dengan jarak yang berbeda
4. Nyalakan lilin
5. Letakan sendok di atas nyala lilin dan pada saat yang sama nyalakan stopwatch
6. Mengamati apa yang terjadi, dan mencatat waktu jatuhnya plastisin. Kemudian
mengisi data ke dalam tabel pengamatan dan membuat grafik hubungan antar jarak
dengan waktu jatuhnya plastisin selama pemanasan.
II. Percobaan II
Percobaan untuk memperlihatkan penyebaran panas pada beberapa benda padat.
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memilin plastisin membentuk pilinan memanjang kecil
3. Rekatkan plastisin pada kayu dengan jarak yang berbeda
4. Nyalakan lilin
5. Letakan sendok di atas nyala lilin dan pada saat yang sama nyalakan stopwatch
6. Mengamati apa yang terjadi, dan mencatat waktu jatuhnya plastisin. Kemudian
mengisi data ke dalam tabel pengamatan dan membuat grafik hubungan antar jarak
dengan waktu jatuhnya plastisin selama pemanasan
BAB IV

DATA DAN HASIL PRATIKUM

A. Percobaan 1
Tabel pengamatan penyebaran panas pada benda padat.

Plastisin Jarak (cm) Waktu (s)


ke -

1 2,5 cm 75 s

2 5 cm 93 s

3 7,5 cm 124 s

B. Percobaan 2
Tabel pengamatan penyebaran panas pada beberapa benda padat.

Plastisin Besi Kayu


ke -
Jarak (cm) Waktu (s) Jarak (cm) Waktu (s)

1 2,5 cm 75 s 2,5 cm -

2 5 cm 93 s 5 cm -

3 7,5 cm 124 s 7,5 cm -


BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan dari kegiatan pratikum yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan


sebagai berikut :
1. Dari Percobaan I :
 Semakin dekat jarak benda terhadap sumber panas (api), maka semakin cepat pula
benda tersebut menerima suhu panas, sehingga plastisin yang berada lebih dekat
dengan api akan lebih cepat meleleh dibandingkan dengan plastisin yang berjarak
lebih jauh dari api.
 Perambatan panas dimulai dari jarak yang terdekat ke jarak yang lebih jauh dari api.
2. Dari Percobaan II :
 Plastisin yang lebih cepat meleleh kemudian terjatuh menandakan bahwa batang
padatan sebagai media tempelan plastisin tersebut memiliki daya hantar panas yang
baik. Hal tersebut terjadi pada batang besi. Maka, besi merupakan bahan konduktor.
 Sedangkan kayu adalah bahan isolator. Karena tidak menghantarkan panas ke ujung
batang kayu yang tidak terkena api, sehingga plastisin yang ditempelkan ke batang
kayu tidak meleleh.

Anda mungkin juga menyukai