Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM IPA DI SD

PANAS

Dosen Pengampu :

Erwin,M.Si.

Disusun Oleh :

Fanindia Oktavia Mumpuni ( 2001025351 )

Kelas 5C

Anggota Kelompok 2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka


Panas

Landasan Teori :
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari suatu benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah jika kedua benda tersebut
bertemu atau bersentuhan. Jika kedua benda saling bersentuhan, maka kalor
akan muncul atau berpindah. Perpindahan kalor antara dua benda dapat berupa
konduksi (hantaran atau perantara), radiasi (penyinaran secara langsung), dan
konveksi (aliran). Suhu dan kalor berbeda. Suhu merupakan nilai yang dapat
terukur pada thermometer, sedangkan kalor merupakan energi yang mengalir
pada suhu benda satu ke suhu benda lainnya. Kalor juga dapat didefinisikan
sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu benda tertentu dan untuk
mengukurnya diperlukan suatu alat pengukur suhu benda.
Secara alami, kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah sehingga bersifat cenderung menyamakan suhu kedua benda ketika
saling bersentuhan. Kalor dapat menaikkan atau menurunkan suatu suhu. Jika
semakin besar kenaikan suhu, maka kalor yang diterima akan semakin banyak.
Jika kenaikan suhu kecil, maka kalor yang diterima akan sedikit. Kalor atau
panas dapat membuat bentuk benda berubah wujud, benda padat memuai, benda
cair memuai, serta dapat berpindah secara konveksi, radiasi, dan konduksi.
1. Panas dapat Menyebabkan Benda Berubah Wujud (P1)
Kalor atau panas didefinisikan sebagai energi yang memiliki karakteristik dapat
berpindah dari suatu benda yang memiliki suhu tinggi ke benda yang suhunya
lebih rendah ketika dua benda tersebut saling bersinggungan. Contohnya yaitu
ketika merebus air, air yang semula memiliki suhu normal (tidak panas) lama
kelamaan menjadi panas. Kalor memiliki sifat seperti :
✓ Kalor dapat mengubah suhu suatu benda
✓ Zat melepaskan kalor pada saat mengembun
✓ Zat membutuhkan kalor untuk menguap

Kalor juga dapat berpindah dengan berbagai cara, seperti konveksi, radiasi,
ataupun konduksi.
A. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa wujud suatu benda dapat berubah
apabila dipanaskan atau didinginkan.
B. Alat dan Bahan Praktikum
a) Gelas kimia 1 buah
b) Jembatan pembakar 1 buah
c) Kasa 1 buah
d) Lampu spiritus 1 buah
e) Penjepit tabung reaksi 1 buah
f) Es batu Secukupnya
g) Lilin Secukupnya
h) Tabung reaksi 1 buah
i) Air Secukupnya
C. Prosedur Praktikum
a) Siapkan alat dan bahan praktikum.
b) Masukkan es batu ke dalam gelas kimia sampai ¼ bagian.
c) Panaskan es batu dalam gelas kimia dengan pembakar spiritus dan amati
apa yang terjadi.
d) Masukkan lilin ke dalam gelas kimia, serut, panaskan dengan pembakar
spiritus dan amati.
e) Masukkan air ke dalam tabung reaksi sampai ¼ bagian, panaskan dengan
pembakar spiritus lalu amati apa yang terjadi.

D. Lembar Pengamatan
No Nama benda/zat Wujud benda
Sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan
1 Es batu (padat) Berbentuk padat dan Berbentuk cair
tetap menjadi es

2 Lilin (padat) Berbentuk padat dan Berubah menjadi


tetap menjadi lilin cair
3 Air Tidak ada gelembung Ada gelembung,
menjadi uap.

E. Analisis Data Hasil Praktikum


Berdasarkan hasil praktikum, semua benda mengalami perubahan wujud ketika
dipanaskan. Es batu yang semula berbentuk padat lama-kelamaan menjadi cair
ketika dipanaskan, lilin yang semula berbentuk padat lama-kelamaan menjadi cair
setelah dipanaskan, dan air yang semula biasa saja lama-kelamaan menjadi uap
dan bergelembung ketika dipanaskan.
F. Kesimpulan
Perubahan wujud benda yang terjadi diakibatkan karena diberi panas sehingga
suhu suatu benda menjadi meningkat dan apabila mencapai suatu titik tertentu
akan menyebabkan wujud benda tersebut menjadi berubah. Perubahan wujud
benda dapat bersifat tidak sementara karena suatu benda akan menghasilkan zat
baru sehingga tidak bisa dikembalikan lagi pada wujud semula.

2. Panas dapat Menyebabkan Benda Padat Memuai (P2)


A. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat memuai bila
dipanaskan.
B. Alat dan Bahan Praktikum
a) Peralatan muai panjang 1 set
b) Batang alumunium 1 buah
c) Mistar 1 buah
C. Prosedur Praktikum :
a) Siapkan alat dan bahan praktikum.
b) Ukur panjang alumunium sebelum dipanaskan.
c) Letakkan batang alumunium pada peralatan muai panjang.
d) Nyalakan pembakar dan biarkan selama 15 menit lalu matikan pembakar.
e) Ukur batang alumunium setelah dipanaskan.
D. Lembar Pengamatan
a) Panjang batang alumunium sebelum dipanaskan… 20 cm
b) Panjang batang alumunium setelah dipanaskan… 21 cm
c) Berdasarkan praktikum tersebut dapat disimpulkan… batang alumunium
mengalami pemuaian (pertambahan panjang) karena adanya suhu yang
tinggi akibatkan dipanaskan.
E. Analisis Data Hasil Praktikum dan Kesimpulan
Berdasarkan data hasil praktikum, batang alumunium yang mula-mula memiliki
panjang 20 cm bertambah menjadi 21 cm setelah dipanaskan menggunakan
spiritus. Hal ini dikarenakan batang alumunium mengalami pemuaian akibat
dipanaskan sehingga suhu yang terlalu tinggi membuat batang alumunium
menjadi tambah panjang.

3. Panas dapat Menyebabkan Benda Cair Memuai (P3)


A. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa zat cair memuai bila dipanaskan.
B. Alat dan Bahan Praktikum
a) Labu Erlenmeyer 1 buah
b) Pipa kapiler 1 buah
c) Sumbat karet 1 buah
d) Lampu spiritus 1 buah
e) Jembatan pembakar 1 buah
f) Kasa pembakar 1 buah
g) Thermometer 1 buah
h) Air Secukupnya
C. Prosedur Praktikum
a) Siapkan alat dan bahan.
b) Isi labu Erlenmeyer dengan air 100 ml.
c) Pasang thermometer pada salah satu lubang sumbat karet dan pipa kapiler
di lubang lainnya.
d) Tutup labu Erlenmeyer dengan sumbat karet yang telah dipasang
thermometer dan pipa kapiler.
e) Catat suhu awal pada thermometer dan tinggi air pada pipa kapiler sebelum
dipanaskan.
f) Letakkan lampu spiritus di bawah jembatan pembakar dan letakkan kasa
pembakar di atas jembatan.
g) Panaskan labu Erlenmeyer yang berisi air selama 10 menit.
h) Amati dan catat suhu akhir pada thermometer dan tinggi akhir air pada
pipa kapiler.
D. Lembar Pengamatan
No Keadaan Suhu air Tinggi air
1 Sebelum dipanaskan 30ºC 0 (tidak ada)
2 Setelah dipanaskan 80ºC 0,9

E. Analisis Data Hasil Praktikum


Berdasarkan hasil praktikum, ketika air di dalam labu Erlenmeyer dipanaskan,
maka air akan semakin tinggi. Begitupun dengan suhu, ketika air dipanaskan
maka suhu air akan semakin meningkat bahkan hingga mencapai 80ºC.
F. Kesimpulan
Zat cair mengalami pemuaian yang disebut muai volume karena air memiliki
ukuran volume. Pemuaian pada volume air ini dikarenakan adanya peningkatan
suhu. Pada zat cair, pemuaian semakin besar jika kenaikan suhu bertambah.

4. Panas dapat Berpindah Secara Radiasi (P4)


A. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa panas dapat berpindah secara
radiasi.
B. Alat dan Bahan Praktikum
a) Gelas kimia 1 buah
b) Thermometer 1 buah
c) Air panas Secukupnya
C. Prosedur Praktikum
a) Dekatkan punggung telapak tangan ke bagian gelas kimia kosong dengan
jarak 1 cm dan amati apa yang terjadi.
b) Dekatkan punggung telapak tangan ke samping gelas kimia kosong
dengan jarak 1 cm dan amati apa yang terjadi.
c) Dekatkan thermometer ke bagian bawah dan samping gelas kimia kosong
dengan jarak 1 cm dan amati apa yang terjadi.
d) Dekatkan punggung tangan ke bagian bawah dan samping gelas kimia
yang berisi air panas (mendidih) dengan jarak 1 cm lalu amati dan catat
hasilnya.
e) Dekatkan thermometer ke bagian samping dan bawah gelas kimia yang
berisi air mendidih, amati dan catat hasilnya.
D. Lembar Pengamatan
Bawah gelas kimia Samping gelas kimia
Kosong Berisi air Kosong Berisi air
panas panas

Punggung
tangan Biasa saja Hangat dan Biasa saja Hangat dan
terasa sedikit panas sedikit panas

Suhu pada
termometer 30ºC 32ºC 30ºC 32ºC

E. Analisis Data Hasil Praktikum


Berdasarkan praktikum, punggung tangan terasa hangat setelah didekatkan di
samping dan bawah gelas kimia yang berisi air mendidih. Kemudian skala pada
thermometer bertambah tinggi setelah didekatkan pada gelas kimia yang berisi air
panas. Pertambahan tinggi pada skala tersebut karena adanya perubahan suhu
setelah dipanaskan.
F. Kesimpulan
Kondisi punggung tangan terasa panas ketika didekatkan pada gelas kimia yang
berisi air panas merupakan bukti bahwa air dapat menghantarkan panas secara
radiasi tanpa melalui perantara.

5. Panas Dapat Berpindah Secara Konveksi (P5)


A. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa panas dapat menimbulkan aliran
air dan udara.
B. Alat dan Bahan Praktikum
a) Gelas kimia 1 buah
b) Lampu spiritus 1 buah
c) Jembatan pembakar 1 buah
d) Kasa 1 buah
e) Lilin 1 buah
f) Air Secukupnya
g) Serbuk gergaji Secukupnya
h) Pintalan kertas 1 buah
i) Semprong 1 buah
j) Sekat karton berbentuk T 1 buah
C. Prosedur Praktikum 1)
Praktikum I :
a) Siapkan alat dan bahan.
b) Isi gelas kimia dengan air sampai ½ bagian dan taburkan serbuk gergaji.
c) Amati dan catat hasilnya pada lembar pengamatan.
d) Panaskan gelas kimia yang berisi air dan serbuk gergaji.
e) Amati dan catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
2) Praktikum II :
a) Tutup lilin dengan semprong yang telah diberi sekat berbentuk T lalu
dekatkan pintalan kertas berasap pada atas semprong.
b) Amati dan catat hasilnya pada lembar pengamatan.
c) Nyalakan lilin dan tutup kembali dengan semprong yang telah diberi sekat
berbentuk T. Dekatkan pintalan kertas berasap pada atas semprong.
d) Amati dan catat hasilnya pada lembar pengamatan. D. Lembar
Pengamatan
a) Praktikum I
Keadaan serbuk Arah aliran
gergaji

Sebelum dipanaskan Di atas permukaan, Tidak ada


mengapung

Sesudah dipanaskan Berjatuhan ke dasar Memutar hingga


gelas berjatuhan

b) Praktikum II
Arah aliran asap
Lilin mati Ke bawah
Lilin nyala Ke atas

E. Analisis data Hasil Praktikum dan Kesimpulan


Berdasarkan hasil praktikum, benda yang semula diam ketika diberikan panas
akan bergerak. Contohnya serbuk gergaji dan lilin. Ketika serbuk gergaji
diletakkan di dalam gelas kimia berisi air dan dipanaskan, maka serbuk gergaji
akan bergerak berjatuhan ke dasar gelas dan memiliki arah aliran yang memutar.
Lalu, ketika lilin dinyalakan dan didekatkan pintalan kertas yang sudah terbakar,
maka pintalan kertas tersebut memiliki aliran asap ke atas dan menyebar. Hal ini
dikarenakan panas dapat berpindah secara konveksi (aliran).

6. Panas dapat Berpindah Secara Konduksi (P6)


A. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat dapat
menghantarkan panas dengan cara konduksi.
B. Alat dan Bahan Praktikum
a) Lampu spiritus 1 buah
b) Kubus alumunium 1 buah
c) Kubus kayu 1 buah
d) Sumbat karet 1 buah
e) Anak timbangan 10g 1 buah
f) Batang alumunium 1 buah
g) Lidi 2 buah
C. Prosedur Praktikum
a) Pegang salah satu ujung batang muai sebelum dan sesudah ujungnya
dipanaskan dengan lampu spiritus. Amati dan catat hasil pengamatan pada
lembar pengamatan.
b) Pegang salah satu ujung lidi dan batang muai atau besi sebelum dan
sesudah ujungnya dipanaskan dengan spiritus. Amati dan catat hasilnya.
c) Pegang kubus kayu dan kubus alumunium(digunakan untuk memegang,
diapit ke batang muai) sebelum dan sesudah batang muai dipanaskan
dengan spiritus. Amati dan catat hasilnya.
d) Pegang sumbat karet dan anak timbangan (digunakan untuk memegang,
diapit ke batang muai) sebelum dan sesudah batang muai dipanaskan
dengan spiritus. Amati dan catat hasilnya.
D. Lembar Pengamatan
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Batang alumunium Tidak panas Batang alumunium
dan lidi terasa panas, lidi tidak
Kubus kayu dan Tidak panas Kubus alumunium
kubus alumunium terasa panas, kubus
kayu tidak
Sumbat karet dan Tidak panas Anak timbangan terasa
anak timbangan panas, sumbat karet
tidak

E. Analisis Data Hasil Praktikum


Berdasarkan data hasil praktikum, benda-benda yang terbuat dari besi atau
alumunium dapat menyerap panas dengan baik daripada benda yang terbuat dari
kayu atau karet. Contohnya batang alumunium dapat menyerap panas daripada
lidi, kubus alumunium dapat menyerap panas daripada kubus kayu, anak
timbangan dapat menyerap panas daripada sumbat karet.
F. Kesimpulan
Proses perpindahan panas yang terjadi pada batang alumunium, kubus
alumunium, dan anak timbangan merupakan proses perpindahan panas secara
konduksi, yaitu terjadi jika dua buah benda bersentuhan secara langsung.
Penyebab terjadinya perpindahan panas secara konduksi adalah suhu yang
berbeda antara dua benda yang bersentuhan.

Anda mungkin juga menyukai