Anda di halaman 1dari 3

Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Kognitif atau Persepsi dan

Stimulasi Sensori
Nurma Rizqiana, 1506690164, Mahasiswa FIK UI Reguler 2015

Kelompok adalah sekumpulan individu yang mempunyai hubungan satu


sama lain, saling bergantung, dan mempunyai norma yang sama (Stuart, 2013).
Umumnya, anggota kelompok merupakan individu yang mempunyai latar
belakang berbeda. Walaupun begitu, hal ini akan membuat antar individu dalam
kelompok dapat belajar satu sama lain melalui cerita atau pengalaman yang
diutarakan. Pada pasien dengan gangguan jiwa, kelompok dapat dijadikan sebagai
salah satu bentuk terapi yang dinamakan terapi aktivitas kelompok. Terapi ini
merupakan tanggung jawab penuh seorang perawat (Keliat, B & Akemat, 2009).
Manfaat dari terapi aktivitas kelompok secara umum adalah untuk
mengembangkan motivasi klien, melakukan sosialisasi, dan meningkatkan
kemampuan realitas melalui komunikasi dan umpan balik terhadap orang lain
(Susana & Sri, 2011).
Terapi aktivitas kelompok dilakukan oleh 7-10 orang. Sebelum melakukan
terapi aktivitas kelompok, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain lingkungan yang kondusif, rasa aman dan nyaman klien dengan menjaga
privasinya, serta dilakukan pada waktu yang tepat (Direja, 2011). Selanjutnya,
terdapat 4 macam terapi aktivitas kelompok yaitu TAK stimulasi kognitif atau
persepsi, TAK stimulasi sensori, TAK orientasi realita, dan TAK sosialisasi. Pada
LTM ini akan diuraikan mengenai TAK stimulasi kognitif atau persepsi dan TAK
stimulasi sensori.
TAK stimulasi kognitif atau persepsi merupakan terapi yang terfokus
kepada pengalaman klien. Tujuan dari TAK stimulasi kognitif atau persepsi
adalah agar pasien mampu untuk menyelesaikan masalah akibat stimulus yang
diberikan kepadanya (Keliat, 2005). Stimulus tersebut dapat berupa marah, benci,
atau pandangan negatif kepada orang lain. Menurut Keliat & Akemat (2009),
stimulasi kognitif diterapkan pada klien dengan kondisi:
1. Klien dengan Harga Diri Rendah (HDR) menerapkan TAK stimulasi
persepi dengan 2 sesi yaitu mengidentifikasi hal positif pada diri dan
melatih hal positif pada diri.
2. Klien dengan halusinasi terdapat 5 sesi TAK yaitu mengenal halusinasi,
mengontrol halusinasi dengan menghardik, mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan, mencegah halusinasi melalui berbincang dengan
orang lain, dan mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
3. Klien dengan risiko perilaku kekerasan terdapat 5 sesi TAK yaitu
mengenal perilaku kekerasan yang dilakukan, mencegah perilaku
kekerasan fisik, mencegah perilaku kekerasan fisik, mencegah perilaku
kekrasan sosial, mencegah perilaku kekerasan spiritual, dan mencegah
perilaku kekerasan dengan patuh mengonsumi obat.
4. Klien dengan defisit perawatan diri mempunyai 5 sesi yaitu mengetahui
manfaat perawatan diri, menjaga kebersihan diri, tata cara makan dan
minum, tata cara eliminasi, dan tata cara berhias.
Klien TAK persepsi/kognitif dilatih kognitif dan persepsinya melalui pelatihan
seperti menonton tv, membaca buku, dan melihat gambar untuk divisualisasikan.
Namun, jika pada tahap memvisualisasikan gambar klien tidak mampu untuk
memberikan tanggapan, maka ajukan klien ke TAK stimulasi sensori.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori terfokus kepada klien dengan
gangguan sensori. Stimulasi sensori bertujuan untuk menstimulasi sensori dan
diobservasi dengan melihat ekspresi perasaan klien nonverbal seperti ekspresi
wajah dan gerakan tubuh (Keliat, 2005). Menurut Keliat & Akemat (2011),
terdapat beberapa kondisi klien yang menggunakan terapi aktivitas kelompok ini
antara lain klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan
kurang komunikasi verbal. Bentuk aktivitas pada stimulasi sensori seperti
mendengarkan musik, menggambar, menonton, dan menyesuaikan hobi klien.
Macam-macam tahap pada stimulasi sensori mempunyai evaluasi yang berbeda.
Menurut Keliat & Akemat (2011), pada tahap mendengarkan musik
evaluasinya adalah klien mampu memberikan respon terhadap musik, memberi
pendapat mengenai musik, dan menjelaskan perasaan saat mendengarkan musik.
Selanjutnya, pada tahap menggambar evaluasinya adalah klien menyebutkan apa
yang digambar dan menceritakan makna dari gambar. Pada tahap ke tiga yaitu
menonton, evaluasinya adalah klien mampu untuk mengikuti kegiatan atau
tontonan dari awal hingga akhir dan dapat berespon terhadap tontonan seperti
senyum, sedih, dan gembira, menceritakan isi tontonan, dan mengungkapkan
perasaannya ketika menonton (Keliat, B & Akemat, 2011).
Intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa dapat melalui
terapi aktivitas kelompok. Tujuannya adalah agar klien mampu bersosialisasi,
meningkatkan motivasi, dan mencoba berkomunikasi dengan anggota
kelompoknya dengan memberikan umpan balik. Intervensi melalui metode ini
merupakan tanggung jawab penuh perawat. Sehingga, agar dapat melaksanakan
terapi aktivitas kelompok dengan baik, penting bagi perawat maupun calon
perawat untuk mengetahui macam-macam terapi aktivitas kelompok dan
indikasinya.

Daftar Pustaka

Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Keliat, B. (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC
Keliat, B & Akemat (2009). Model praktik keperawatan profesional jiwa. Jakarta:
EGC
Keliat, B & Akemat. (2011). Keperawatan jiwa: Terapi aktivitas fisik. Jakarta:
EGC
Stuart, G. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing 10th edition. St.
Louis: Mosby
Susana, Sarka A., Hendarsih, Sri. (2011). Terapi modalitas keperawatan
kesehatan jiwa.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • To 2
    To 2
    Dokumen35 halaman
    To 2
    Anisaekarahmawati
    Belum ada peringkat
  • To 1
    To 1
    Dokumen39 halaman
    To 1
    Anisaekarahmawati
    Belum ada peringkat
  • FORMAT PENGKAJIAN PBL 2019 Eva
    FORMAT PENGKAJIAN PBL 2019 Eva
    Dokumen8 halaman
    FORMAT PENGKAJIAN PBL 2019 Eva
    Anisaekarahmawati
    Belum ada peringkat
  • Sap Sampah
    Sap Sampah
    Dokumen5 halaman
    Sap Sampah
    Anisaekarahmawati
    Belum ada peringkat
  • Riset
    Riset
    Dokumen2 halaman
    Riset
    Anisaekarahmawati
    Belum ada peringkat