Anda di halaman 1dari 45

PANDUAN

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

PT NUSANTARA MEDIKA UTAMA


RUMAH SAKIT PERKEBUNAN
2016
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar pengesahan

Daftar isi ……………………………………………………………………………… i

BAB I DEFINISI ……………….……………………………………….……...... 1

BAB II RUANG LINGKUP …………………………………………….…..……… 3

BAB III TATA LAKSANA …………………………………………...………….… 4

BAB IV DOKUMENTASI ……………………………………………………..….. 34

i
LEMBAR PENGESAHAN

Disusun Oleh Tanda Tangan Tanggal

dr. Zain Wahyudi


____________________ _____________________
Ketua Komite K3
Diperiksa Oleh Tanda Tangan Tanggal

dr. Anita F
____________________ _____________________
Authorized person
Ditetapkan Oleh Tanda Tangan Tanggal

dr. Suratini, MMRS


_____________________ _____________________
Kepala RS Perkebunan
BAB I
DEFINISI

A. Lingkungan Rumah Sakit Perkebunan adalah semua area didalam dan diluar gedung
yang merupakan tempat kegiatan dan aktifitas Rumah Sakit Perkebunan sesuai batas
wilayah dan area Rumah Sakit Perkebunan.
B. Kepala Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan di Rumah Sakit Perkebunan.
C. Masyarakat rumah sakit adalah semua orang yang berada di dalam area Rumah Sakit
tanpa terkecuali.
D. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti rumah sakit,
puskesmas, praktik dokter, farmasi, laboratorium, dan lain sebagainya.
E. Karyawan adalah teknisi, laboran, atau petugas yang secara langsung atau tidak
langsung menggunakan bahan berbahaya beracun.
F. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
G. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
H. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya.
I. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya.
J. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
K. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
L. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan.

M. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.
N. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai
peralatan dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan
kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit.
O. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.

1
P. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen dalam
penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta
sering menimbulkan kebakaran.
Q. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang
karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
R. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara
yang dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan
gangguan kesehatan yang berarti.
S. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai kelengkapan
laboratorium, misal ruang asam, glove box, fumehood, meja kerja, exhaust fan, dan
sebagainya.

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup Manajemen


Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi karyawan Rumah Sakit
Perkebunan.
Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup tentang :
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3
3. Penyimpanan dan Pengemasan B3
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3
6. Penanggulangan terpapar B3

2
7. Pemasangan simbol dan label B3
8. Pembuangan limbah B3
9. Pelaporan Insiden B3
B. Ruang lingkup sarana kerja
Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan b e r b a h a y a d a n
b e r a c u n , peralatan, dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan
kegiatan dengan menggunakan bahan kimia.
Ruang lingkup tempat pelaksanaan panduan pengelolaan B3 dan limbah B3 antara
lain :
1. Farmasi
2. Laboratorium
3. Radiologi
4. Instalasi Pemeliharaan Sarana
5. Instalasi Gawat Darurat
6. Rawat Inap
7. Rawat Jalan
8. Linen / Tata Graha
9. Gizi dan Rumah Tangga
10. Administrasi, Keuangan dan SDM

BAB III
TATA LAKSANA

Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan pengelolaan


bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan berbahaya dan
beracun mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3, pengadaan B3,
penyimpanan B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan B3, penanganan
B3, dan Standart operasional prosedur penanganan tumpahan dan terpapar B3,
hingga proses pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak
ke III yang telah memperoleh izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Tata laksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan meliputi


fungsi - fungsi sbb :

A. Identifikasi B3
B. Pengadaan B3
C. Penyimpanan dan Pengemasan B3
D. Penggunaan B3
E. Penanganan tumpahan B3

3
F. Penanggulangan terpapar B3
G. Pemasangan simbol dan label B3
H. Pembuangan limbah B3
I. Pelaporan Insiden B3

A. Identifikasi B3
1. Tata laksana megidentifikasi atau inventarissasi bahan berbahaya dan beracun
dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar
atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.:74 / Tahun 2001 ,
sbb :
a. mudah meledak (explosive)
b. pengoksidasi (oxidizing)
c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
d. sangat mudah menyala (highly flammable)
e. mudah menyala (flammable)
f. amat sangat beracun (extremely toxic)
g. sangat beracun (highly toxic)
h. beracun (moderately toxic)
i. berbahaya (harmful)
j. korosif (corrosive)
k. bersifat iritasi (irritant)
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
m. karsinogenik (carcinogenic)
n. teratogenik (teratogenic)
o. mutagenik (mutagenic)

4
2. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran PP. No. : 74/ Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara Identifikasi
dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
a. mudah meledak.
b. mudah terbakar.
c. bersifat reaktif.
d. beracun.
e. menyebabkan infeksi.
f. bersifat korosif.

B. Pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :
1. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari obat, alat
kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis dari penyedia barang.
2. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
3. Pengadaan B3 sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang /
Jasa RS Perkebunan.
4. Barang harus bersumber dari distributor utama/resmi.
5. Mempunyai sertifikat analisa dari pabrik.
6. Melampirkan MSDS.
C. Penyimpanan dan Pengemasan B3
1. Tempat Penyimpanan Secara Umum
a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di luar
kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang.
b. Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter.
c. Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus :
1) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan
lainnya.
2) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum
300 m.
3) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m.

5
4) Jarak dengan wilayah terlindungi (seperti cagar alam, hutan lindung)
minimum 300 m.
d. Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah B3 dan
upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
e. Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal hal sbb :
1) Keamanan fasilitas.
2) Pencegahan terhadap kebakaran.
3) Pencegahan tumpahan.
4) Penanggulangan keadaan darurat.
5) Pengujian peralatan.
6) Pelatihan karyawan.

2. Penyimpanan B3 Umum
a. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam &
lingkungan :
1) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik.
2) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman.
3) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll).
b. Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb :
1) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas.
2) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak
roboh dan rapi.
3) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat.
4) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan ditempatkan
yg aman, tidak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik, api terbuka
dll).
c. Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan
Keselamatan).
d. Sarana K3 disiapkan dan digunakan.
e. Selain petugas gudang dilarang masuk dan harus menggunakan APD.
f. Inpeksi scr periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan
sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kepada atasan.
g. Penyimpanan B3 dilengkapi dengan simbol dan /label B3 (Label isi, safety,
resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama.

6
Penyimpanan B3 golongan gas Medis

Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


1. Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar dan
akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya.
2. Kondisi ruangan
1) Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir.
2) Pengaturan suhu/ panas/ cahaya.
a) Suhu sejuk dan kering.
b) Hindari cahaya langsung matahari.
c) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas.
d) Hindarkan kenaikan suhu.
3) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan
tetap optimal.
c. Tata penyimpanan
1) Wadah disimpan pada posisi tegak.
2) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah.
3) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya.
4) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi.
5) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya.
d. Kesiapan penanggulangan
1) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya gas
medik.
2) Tersedia alat pemadam kebakaran.
3) Tersedia P3K dan antidotum.
e. Tersedia alat komunikasi.
f. Lokasi.
a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa tiupan
angin kuat.
b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat.
g. Penanganan tehnis pada bongkar muat.

7
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan
tingkat bahaya.
h. Penanggulangan kasus bahan berbahaya.
Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban langsung
dsb maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku sesuai dengan jenis
dan tingkat bahaya.

Penyimpanan B3 Explosif
i. Pewadahan dan penandaan
Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti sesuai
dengan macam dan tingkat bahaya.
j. Kondisi ruangan
1) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan ledakan,
tahan api, tahan gempa.
2) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu.
3) Kedap air.
4) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci.
5) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal petir.
6) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok.

3. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala


a. Pewadahan dan penandaan
1) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap
saluran dari luar.
2) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya kemas
isinya.
3) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel.
b. Kondisi ruangan
1) Bahan & konstruksi bangunan

8
a) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi).
b) Mempunyai ventilasi secukupnya.
c) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah
menyala.
2) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik.
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik.
c) Mencegah kotak langsung dengan B3.
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan.

4. Penyimpanan B3 Beracun
a) Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan penandaan
B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya.
b) Kondisi ruangan
Bahan dan konstruksi bangunan
1) Tahan terhadapB3 yang disimpan.
2) Kedap air.
3) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar.
4) Tertutup rapat dan dapat dikunci.

D. Penggunaan B3
1. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
a) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup.
b) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yg berwenang.
c) Peralatan kerja harus layak pakai.
d) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif.
e) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja, daftar B3 dll).
2. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SPO.

9
a) Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung
jawab dilakukan sebaik-baiknya, laporkan situasi kondisi kerja lebih hal yang
tidak aman.
b) Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah sisa
B3 hingga aman.
c) Lakukan P3K bila ada kecelakaan dan penanganan lebih lanjut.

E. Penanganan B3
1. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3.
2. Panduan ini sebagai petunjuk bagi karyawan untuk penyelamatan apabila terjadi
kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman
dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu
pertolongan dokter.
3. Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama yang
berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) . Dampak
dan Resiko akibat pengelolaan B3berupa ledakan gas dan kebakaran bahan kimia,
bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas , sarana dan
lingkungan rumah sakit.
4. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
a. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan
oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga.

b. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan


semenjakia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat
pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja
menuju rumah kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian
rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu2x 24jam setelah kejadian

10
kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
c. Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidaknormalan
psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
d. Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya
kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas
dengan cara atau dalam batas–batas yang dianggap normal untuk manusia.
e. Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai
akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau
mencegah orang itu untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran
orang itu.

5. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat


a. Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
b. Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud wajib mengambil
langkah-langkah :
1) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan.
2) Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan.
3) Setelah menerima laporan tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan
darurat akibat B3 sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-
langkah penanggulangan yang diperlukan.
6. Penanganan Tumpahan B3
a. Ketentuan umum mengatasi tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena
dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tum pahan.
Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap
bahan tersebut, korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika
bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan kontaminasi
oleh mikroba (untuk bahan bahan mikrobiologi).
b. Penanganan b3 tumpah secara umum

11
1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah,
sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan
mengetahui teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut
aman dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS).
5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
6) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang
bersifat asam dan larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
7) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur.
8) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air,
sabun detergen, atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan
pengotornya.
9) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material
Safety Data Sheet” (MSDS).
7. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
a. Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk
penanganan lebih lanjut.
b. Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
c. Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.
d. Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain
dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan
Alat Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu pelindung.

F. Penanggulangan Terpapar B3
1. Penanggulangan terpapar B3 pada kulit
Penanganan bila terjadi kontaminasi bahan-bahan berbahaya pada pekerja, bila
terkena kulit dan rambut :
a. Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air terdekat
dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang terkontaminasi.
b. Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila
mungkin air mengali ratau air pancuran atau shower), lihat petunjuk gambar.
c. Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada.
d. Mempergunakan sarung tangan / baju pelindung untuk melindungi diri dari
kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapa bahan kimia yang
melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya).
e. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli umum atau Instalasi Gawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh.

12
f. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Komite K3 Rumah Sakit melalui
Poli Umum.

Petunjuk Gambar membersihkan b3 terpapar pada kulit atau kepala

2. Penanggulangan terpapar B3 pada mata


Penanggulangan bila terjadi kontaminasi bahan-bahan berbahaya pada pekerja,
bila terkena mata :
a. Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi dengan
posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang terkontaminasi.
b. Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan sejumlah air
yang dingin dan bersih selama 15 – 20 menit.
c. Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai mata
sebelahnya.
d. Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram di
sekitar kulit, alis dan kelopak mata.
e. Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya.
f. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Umum dan Instalasi Gawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh.
g. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Komite K3 Rumah Sakit melalui
Poli Umum.

Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower

13
3. Tempat Spill Kit Dan Jenis Spill Kit

MSDS dan Spill Kit harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan mudah
segera diperoleh. Setiap orang harus mengetahui keberadaan MSDS dan Spill Kit.
Pastikan Spill Kit masih terisi lengkap dan dalam kondisi yang baik.
Jenis spill kit yang harus tersedia di rumah sakit :
a. ”Infectious spill kit” terdiri dari :
1) Gaun pelindung (1 buah).
2) Gloves (2 pasang).
3) Masker penutup wajah (face shields) dan mata (googles) (@1 buah).
4) Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot.
5) Air bersih (1 botol).
6) Disinfektan cair (1 botol).
7) Kantong plastik kuning (2 buah).
8) Sekop dan pengikis (1 buah).
9) Wadah limbah benda tajam (1 buah).
10) Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong).
11) Larutan deterjen.
12) Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape)untuk mengkarantina daerah.
berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows).

b. ”Chemical spill kit ” terdiri dari :


1) Gaun pelindung (1 buah).
2) Gloves (2 pasang).
3) Masker penutup wajah (face shield) dan kacamata pelindung (googles)
(@1 buah).
4) Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
5) Air bersih (1 botol).
6) Disinfektan cair (1 botol).
7) Kantong plastik (2 buah).
8) Sekop dan pengikis (1 buah).
9) Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong).
10) Larutan deterjen.
11) Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape)untuk mengkarantina daerah
berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows).
”Infectious spill kit” diletakkan di ”Nurse Station” setiap ruang pelayanan pasien.

14
”Chemicals spils kit” + MSDS bahan kimia berbahaya diletakkan di setiap
ruang sub divisi yang menggunakan Bahan berbahaya dan beracun dan
menghasilkan limbah Bahan berbahaya dan beracun.

G. Pemasangan simbol dan label B3


Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada
wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan
yang esensial. karyawan yang bekerja pada pengelolaan B3 biasanya belum
mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya, demikian pula
para pengguna di ruaangan dari barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan
tanda menjadi sangat penting.

Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat penting dalam
perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai
perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih
tetap diperlukan.

Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :

1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah


bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

2. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.

3. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
B3.

4. Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup.

5. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain yang
digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

Panduan Umum pemasangan Simbol

15
1. Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya dan label
sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.

2. Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib diberi


simbol B3.

3. Bentuk dasar, ukuran dan bahan.

a. Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah


ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal berwarna
merah (lihat gambar A). Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan
dengan ukuran kemasan. Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan
tempat penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar A : bentuk dasar simbol

b. Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan
kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di kendaraan
pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat yang dapat
berpendar (fluorenscence). Jenis simbol B3.

4. Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri dari


10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan.

a. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak(explosive), sebagaimana


gambar 1.

16
Gambar 1 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna hitam. Simbol ini
menunjukkan suatubahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 oC,
760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi
kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.

b. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing), sebagaimana


gambar Simbol –simbol lain dapat di lihat pada lampiran :

Gambar 2 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing)


Warnadasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol
berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika
bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan yang sifatnya
mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.

17
c. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),
sebagaimana gambar 3.

Gambar 3 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol
berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini menunjukkan
suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak
dengan udara pada temperature ambient.
2) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api.
3) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal.
4) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab.
5) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan titik didih
lebih rendah atau sama dengan 35oC.
6) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC.
7) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada
titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF) akan menyala
apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada
tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode
”Closed-Up Test”.
8) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan 760 mmHg)
dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan,
penyerapan uaair atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10

18
detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-
nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC.
9) Aerosol yang mudah menyala.
10) Padatan atau cairan piroforik.
11) Peroksida organik.

d. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic), sebagaimana gambar 4.

Gambar 4 : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit
yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit
atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50
(amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun).
2) Sifat bahaya toksisitas akut.

e. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful), sebagaimana


gambar 5.

19
Gambar 5 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan
baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui
inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai
tingkat tertentu.

f. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana gambar 6.

Gambar 6 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah Simbol berupa
gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau
terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi
atau peradangan.
2) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal
dapat menyebabkan iritasi pernafasan,mengantuk atau pusing.

20
3) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
4) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius
pada mata.

g. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana gambar


7.

Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol terdiri dari
2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
2) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan
laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55oC.
3) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama
atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.

h. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan (dangerous


for environment), sebagaimana gambar 8.

21
Gambar 8 : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan (dangerous for
the environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan berwarna
putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan
bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau
menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya
lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC =
Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs =
Polychlorinated Biphenyls).

i. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik


(carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana gambar 9.

Gambar 9 : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan


mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan gambar menyerupai
bintang segi enam berwarna putih pada dada. Simbol ini menunjukkan
paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat
menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
1) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker.
2) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio.

22
3) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom
yang berarti dapat merubah genetic.
4) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik.
5) toksisitas terhadap sistem reproduksi.
6) gangguan saluran pernafasan.

j. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan


(pressure gas), sebagaimana gambar 10.

Gambar 10 : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan
bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak
bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran.

5. Ketentuan pemasangan simbol


Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapatmenempel dengan baik
pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air dan
tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3 :
1) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang
dikemasnya atau diwadahinya.
2) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang leh kemasan
lain dan mudah dilihat.

23
3) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain
sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan
berbahaya dan beracun.
4) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali
untuk mengemas B3 harus diberilabel “KOSONG”.
b. Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang pada kendaraan
pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik
pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya, dan tahan lama.
2) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan
klasifikasi B3 yang diangkutnya.
3) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar,
sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan.
4) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan, dan/atau bahan
kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau
plat logam) serta menggunakan bahan warna simbolyang dapat berpendar
(flourenscence).
5) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus dapat
terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter.
6) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain sebelum
muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan dibersihkan dari
sisa B3 yang tertinggal.
c. Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan
mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik
pada tempat penyimpanan.
2) Kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga terbuat
dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia yang
mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat logam).
3) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan B3 yang
tidak terhalang.
4) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3.

24
6. Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara ain klasifikasi dan
jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan informasi tentang produsen
B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah terbaca, jelas terlihat,
tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.
a. Bentuk, warna dan ukuran.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang : lebar =
3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam,
sebagaimana gambar.
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan
dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi.

Nama B3/Nama Dagang Nama B3


Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan

Keterangan Tamabahan Kata peringatan

Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Gambar 6.a. Label B3

25
b. Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan
dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi
minimal sebagai berikut :

No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian


1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, No.CAS/No kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat
Resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
Pemasok

c. Pemasangan label B3.


Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus terlihat
dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan

26
dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar. Contoh pemasangan simbol
dan label pada kemasan/wadah, sebagaimana gambar 6.b.

Simbol

Label

Gambar 6.b. : Kemasan B3 dengan symbol dan label

H. Pembuangan limbah B3
Limbah B3 yang terdapat didalam TPS LB3 RS Perkebunan dikirim ke pihak ketiga
yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3 dari KLH.
Dalam penanganan residu abu pasca pembakaran residu abu dimasukkan kedalam
drum kemudian dilakukan solidifikasi dimana dilakukan pengecoran dengan spesi
semen dan pasir.
1. Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
a. Tiap limbah baik karena rusak, pecah,kadaluarsa maupun sisa hasil proses yg
tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg disiapkan atau tempat
sampah khusus B3.
b. Jika limbah asam dan Basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang. Untuk
zat2 logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan aman tidak
lebih ambang.
c. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan.
d. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dg benar.
e. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg sesuai.
Hati hati hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram, dsb.

2. Penanganan pembuangan limbah B3

27
a Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling
lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul
atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3.
b Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per
hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya
lebih dari sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada pemanfaat atau
pengolah atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan Kepala instansi yang
bertanggung jawab.
c Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai dengan
bukti dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah B3, dimana
dokumen limbah B3 terdiri dari 7 rangkap yaitu :
1) Lembar asli (pertama) disimpan oleh pengangkut limbah B3 setelah
ditandatangani oleh pengirim limbah B3.
2) Lembar kedua yang sudah ditandatangani oleh pengangkut limbah B3,
oleh pengirim limbah B3 dikirimkan kepada instansi yang bertanggung
jawab.
3) Lembar ketiga yang sudah ditandatangani oleh pengangkut disimpan oleh
pengirim limbah B3.
4) Lembar keempat setelah ditandatangani oleh pengirim limbah B3 oleh
pengangkut diserahkan kepada penerima limbah B3.
5) Lembar kelima dikirimkan oleh penerima kepada instansi yang
bertanggung jawab setelah ditandatangani oleh penerima limbah B3.
6) Lembar keenam dikirim oleh pengangkut kepada Bupati/Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan dengan pengirim, setelah
ditandatangani oleh penerima limbah B3.
7) Lembar ketujuh setelah ditandatangani oleh penerima oleh pengangkut
dikirimkan kepada pengirim limbah B3.
8) Lembar kedelapan sampai dengan lembar kesebelas dikirim oleh
pengangkut kepada pengirim limbah B3 setelah ditandatangani oleh
pengangkut terdahulu dan diserahkan kepada pengangkut berikutnya.

Simbol Dan Label Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

28
1. Simbol dan Label Limbah B3
Simbol adalah gambar yang menyatakan karakteristik Limbah B3, dan label adalah
tulisan yang menunjukkan antara lain karakteristik dan jenis limbah B3.
Setiap alat angkut Limbah B3 di darat wajib diberi simbol sesuai dengan
karakteristik Limbah B3 dan setiap wadah (container) Limbah B3 wajib diberi
simbol dan label sesuai dengan karakteristik Limbah B3. Jenis simbol yang
dipasang harus sesuai dengan karakteristik limbah yang dikemasnya. Jika suatu
Limbah memiliki karakteristik lebih dari satu, maka simbol yang dipasang adalah
simbol dari karakteristik yang dominan, sedangkan jika terdapat lebih dari satu
karakteristik dominan (predominan), maka wadah harus ditandai dengan simbol
karakteristik masing-masing yang dominan.

Gambar 1. Gambar simbol Limbah B3


Dalam penggunaannya, simbol pada gambar 1 wajib memiliki ukuran sebagai berikut:

Selain simbol karakteristik Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada gambar 1, setiap


wadah atau kemasan Limbah B3 wajib diberikan label berikut:

29
Gambar 2. Label identitas Limbah B3

Gambar 3. Label untuk penandaan wadah atau kemasan Limbah B3 kosong

Gambar 4. Label penandaan posisi tutup wadah atau kemasan Limbah B3

2. Pemberian Simbol dan Label Pada Alat Angkut dan Wadah atau Kemasan Limbah B3
Bergantung pada jenis dan karakteristik Limbah B3, maka beberapa wadah atau
kemasan Limbah B3 yang biasa digunakan antara lain: drum baja, wadah fleksibel,
hopper, drum plastik, tangki, dan jumbo bag.

30
Gambar 5. Contoh pemberian simbol dan label
pada wadah atau kemasan drum plastic

Untuk alat angkut darat Limbah B3, pemberian simbol wajib memenuhi persyaratan :
a. Foto alat angkut berwarna (colour) dari depan, belakang, kiri, dan kanan.

b. Terlihat identitas nama kendaraan (nama perusahaan).

c. Nomor telepon perusahaan wajib tercantum permanen (nomor yang dapat


dihubungi apabila terjadi kecelakaan).

I. Metode Pelaporan Insiden


a. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi
ataupun nyaris terjadi yang dibuat oleh semua petugas rumah sakit yang pertama
menemukan kejadian atau terlibat dalam kejadian atau petugas yang mendapat
laporan dari pihak lain seperti tamu atau pengunjung.
b. Pencegahan/penanganan segera dalam 24 jam apabila terjadi insiden di rumah
sakit untuk mengurangi dampak atau akibat yang tidak diharapkan.
c. Pelaporan insiden dibuat sesegera mungkin setelah kejadian dengan mengisi
formulir pelaporan insiden (pelaporan paling lambat 2 x 24 jam).
d. Penyerahan laporan kepada atasan langsung pelapor atau ke Komite K3 apabila
kejadian terjadi pada area-area netral (koridor, taman, area parker). Laporan harus
diserahkan pada Komite K3.
e. Pelaksanaan investigasi insiden dilakukan segera setelah laporan diterima dan
dilakukan oleh tim investigasi insiden (pelaksanaan investigasi paling lambat 2 x
24 jam).
f. Pembentukan tim investigasi sesuai dengan kebutuhan, tim investigasi dapat
terdiri dari Komite K3 saja, atau melibatkan satker terkait bila insiden termasuk
kategori accident/emergency.

31
g. Pelaporan investigasi harus disimpan di area dan Komite K3, laporan investigasi
harus dilengkapi dengan Form sesuai prosedur.
h. Penyampaian informasi insiden harus dilakukan langsung ke area, dan area-area
lain yang memiliki potensi bahaya yang sama.
i. Informasi insiden harus menyebutkan lokasi insiden, kejadian, dampak pada
korban, hari dan tanggal tanpa perlu menyebutkan nama yang bersangkutan untuk
menghndari kejadian serupa.
j. Peninjauan terhadap identifikasi bahaya resiko setelah melakukan RCA.
k. Pelaporan hasil RCA, Rekomendasi dan Pembelajaran kepada Kepala Rumah
Sakit.
l. “Perbaikan dan Pembelajaran” sebagai rekomendasi untuk umpan balik kepada
satuan kerja terkait.
m. Pembuatan analisa dan tren kejadian di masing-masing satuan kerja.
n. Lembar laporan insiden terlampir.

BAB IV
DOKUMENTASI

Daftar B3 yang dipergunakan menurut PP 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan


Berbahaya Dan Beracun.

32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

Anda mungkin juga menyukai