Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENANGANAN KEBAKARAN

DISUSUN OLEH :

BACHTIAR DWI PRASETYA


BELLA SASI LUTFI MARTUTI
CINDI OKTAVIA AZIZAH
DESI MAHARANI

AKADEMI KEPERAWATAN
DHARMA WACANA METRO
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Penanganan Kebakaran”
Makalah ini berisikan tentang informasi “Penanganan Kebakaran” Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang “Penanganan
Kebakaran”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Metro, 24 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN iv

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Definisi Kebakaran 3

B. Penyebab Kebakaran 3

C. Pencegahan Bencana Kebakaran 5

D. Alat-alat Pemadam Kebakaran 6

E. Metode Pemadaman Kebakaran 9

BAB III PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11

B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di era globalisasi dan pasar bebas wto dan gatt yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan
dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi
oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut
serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja indonesia; telah ditetapkan visi indonesia
sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, sertamemiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (k3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang
pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.Salah satu dari kecelakan kerja yaitu
terjadinya kebakaran di tempat kerja.Kebakaran merupakan salah musibah yang paling sering
dihadapi dan dapat terjadi karena bencana alam maupun karena ulah manusia.
Kebakaran adalah peristiwa terjadinya nyala api yang tidak dikehendaki, sedangkan
defenisi khususnya adalah suatu peristiwa oksidasi antara tiga unsur penyebab kebakaran.
Kebakaran yang besar menimbulkan kerugian jiwa dan materi bagi korbannya sehingga
kebakaran ini perlu upaya pencagahan dan penanggulangan yang efektif.Kebakaran
merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap orang danmerupakan kecelakaan yang
berakibat fatal. Kebakaran ini dapat mengakibatkan suatukerugian yang sangat besar baik
kerugian materiil maupun kerugian immateriil. Sebagaicontoh kerugian nyawa, harta, dan
terhentinya proses atau jalannya suatu produksi/aktivitas, jika tidak ditangani dengan segera,
maka akan berdampak bagi penghuninya. Jika terjadi kebakaran orang-orang akan sibuk
sendiri, mereka lebihmengutamakan menyelamatkan barang-barang pribadi daripada
menghentikan sumber bahaya terjadinya kebakaran, hal ini sangat disayangkan karena
dengan keadaan yangseperti ini maka terjadinya kebakaran akan bertambah besar.

1
1.2 Tujuan

 Untuk mengetahui definisi pemadaman kebakaran


 Untuk mengetahui faktor penyebab kebakaran
 Untuk mengetahui dampak kebarakan
 Untuk mengetahui alat-alat pemadaman kebakaran
 Untuk mengetahui metode pemadaman kebakaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kebakaran

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita
hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan
dari:
 Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi
kimia dan perubahan kimia.
 Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan
sebagainya.
 Oksigen (tersedia di udara)

Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta


pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan
dan kelengkapannya, inspeksi/ pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari
peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari
segi mudah dicapainya.

2.2 Penyebab Kebakaran

Unsur penyebab kebakaran ada tiga, yaitu:

1 .Bahan padat, kayu, kain, kertas, plastik dan lain sebagainya dan jika terbakar umumnya
akan meninggalkan abu / bara

2. Bahan cair, cat, alkohol dan berbagai jenis minyak.

3. .Bahan gas, propane, butane, lng dan lain sebagainya.

Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai (1) kelalaian, (2) kurang
pengetahuan, (3) peristiwa alam, (4) penyalaan sendiri, dan (5) kesengajaan.

3
1. Kelalaian
Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari kelalaian
ini misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat yang tidak semestinya,
menempatkan bahan bakar tidak pada tempatnya, mengganti alat pengaman dengan
spesifikasi yang tidak tepat dan lain sebagainya.
2. Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu penyebab
kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kekurang pengetahuan ini
misalnya tidak mengerti akan jenis bahan bakar yang mudah menyala, tidak mengerti
tanda-tanda bahaya kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan lain
sebagainya.
3. Peristriwa alam
Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh: gunung meletus, gempa
bumi, petir, panas matahari dan lain sebagainya.
4. Penyalaan sendiri.
Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya dari udara)
dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran. Contoh: kebakaran di
hutan yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan bakar kering di
hutan.
5. Kesengajaan
6. Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsur sabotase,
penghilangan jejak, mengharap pengganti dari asuransi dan lain sebagainya

Api atau kebakaran merupakan suatu peristiwa/reaksi kimia yang terjadi secaracepat /
berantai antara bahan bakar dan zat asam (udara) dalam perbandingan yang tepatdan disertai
adanya panas yang berasal dari berbagai bentuk energi yang dapat menjadisumber penyulutan
dalam segitiga api.

Berdasarkan definisi di atas jelas bahwa pada dasarnya kebakaran atau apisendiri terdiri
dari 3 unsur dasar yang saling terikat satu dengan yang lain yang disebut sebagai segitiga api
atau fire triangle, yaitu: Sumber Panas,

1. seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari,reaksi kimia dan
perubahan kimia.

2. Oksigen

3. Benda mudah terbakar,seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan

sebagainya.

Proses pembakaran tidak mungkin terjadi tanpa salah satu dari unsur
ini.Kedengarannya sangat sederhana, tetapi seringkali sangat sulit mengendalikan kebakaran

4
jikasudah terjadi. Namun demikian hal ini penting sekali dipahami dalam rangka melakukan
pencegahan atau penganggulangan kebakaran

Kebakaran merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan, namun dapat terjadikarena
ulah manusia. Penyebab terjadinya kebakaran antara lain peristiwa listrik, penyimpanan /
penggunaan bahan-bahan, spontanious (bahan yang dapat terbakar sendiri), merokok tidak
pada tempatnya, gesekan atau benturan, house keeping yangtidak baik.

Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

a. Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik,
karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air,
pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api
tepung kimia kering.
b. Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya
bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman
kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau
racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air
lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita menggunakan air maka
kebakaran akan melebar kemana-mana.
c. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan
dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran.

2.3 PENCEGAHAN BENCANA KEBAKARAN

1. Jangan membebani kabel kecil dengan banyak peralatan listrik.


2. Jangan menumpuk T- Kontak/ colokan listrik.
3. Jangan membiarkan kabel terkelupas.
4. Hindari kabel bersambungan & instalasi listrik yang semerawut.
5. Jauhkan jarak antara tabung elpiji dan minyak tanah/ bahan mudah terbakar lainnya.

5
6. Jangan membuang rokok yang masih membara.
7. Jangan membiarkan anak kecil bermain k
8. orek api.
9. Jangan mengurung orang didalam rumah.
10. Menutup/ mematikan tabung gas bila tidak dipakai.
11. Menyediakan Alat Pemadam Api, sebab semua kebakaran berasal dari api kecil yang
tidak dapat dipadamkan.

2.4 Alat-alat Pemadaman Kebakaran

Peralatan Pencegahan Kebakaran


1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api

Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai
untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya,
sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin
timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional
bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan
yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa
dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.

6
2. Hydrant

Sebuah hidran adalah tindakan proteksi kebakaran aktif , dan sumber air yang
disediakan di sebagian besar wilayah perkotaan , pinggiran kota dan pedesaan dengan
layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk memasuki pasokan
air kota untuk membantu memadamkan api .
Ada 3 jenis hydran, yaitu :
a. hydran gedung,
b. hydran halaman dan
c. hydran kota.
Sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman
ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik
yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.

3. Detektor Asap / Smoke Detector

Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang
apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian
dalam gedung.

7
4. Fire Alarm

Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya
bahaya kebakaran pada suatu tempat.

5. Sprinkler

Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air
secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada
sprinkler tersebut.

2.5 Metode Pemadaman Kebakaran

Langkah-langkah penanggulangan kebakaran :

1. Jika terjadi kebakaran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memadamkan
secara langsung dengan alat pemadam yang sesuai yang diletakkan pada tempat terdekat.
2. Jika api tidak padam, panggil teman terdekat dan segera hubungi kepala gedung (fire
marshall).

8
3. Bunyikan alarm / tanda bahaya kebakaran jika api belum padam.
4. Apabila alarm otomatis berbunyi, bantu evakuasi (pengosongan gedung) melalui pintu
darurat dan segera lakukan pemadam dengan alat pemadam yang tersedia.
5. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas yang jelas
6. Amankan lokasi dan bantu kelancaran evakuasi (pengosongan gedung) dan bantu
kelancaran petugas pemadam
7. Beritahu penolong atau petugas pemadam tempat alat pemadam dan sumber air
8. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda

Penyelamatan diri :

1. Buat rencana penyelamatan diri, dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari
setiap ruangan. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah pembatas
ruangan akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri.
2. Persiapkan petunjuk arah di pintu darurat.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat
bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan hidung
dengan kain yang dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan
bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus
melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini
hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos
kobaran api.

Berikut ini adalah 5 teori pemadaman api:

1. Cara pendinginan (Cooling)


Salah satu cara dengan menurunkan temperatur bahan bakar sampai tidak menimbulkan
uap / gas kebakaran. Air adalah salah satu bahan pemadam yang baik dalam menyerap
panas. Pendinginan biasanya tidak efektif pada produk gas dan cairan mudah terbakar
yang memiliki flash poin dibawah suhu air. Oleh karena itu media air tidak dianjurkan.
Membasahi bahan – bahan yg mudah terbakar merupakan cara efektifdalam mencegah
terjadinya kebakaran pada bahan yg belum terbakar. Akan memerlukan waktu cukup
lama untuk bisa terbakar karena air harus diuapkan terlebih dahulu.

9
2. Cara reduksi oksigen (Smothering)
Dengan membatasi oksigen dalam proses kebakaran, api dapat padam. Proses ini
biasanya dengan menutup sumber api dengan karug goni basah (pemadaman tradisional)
ataupun dengan penyemprotan karbon dioksida yg dapat mengurangi oksigen dalam
kebakaran tersebut.
3. Pemindahan bahan bakar (Starvation)
Ini cukup efektif tapi dalam prakteknya mungkin sulit. Sebagai contoh, pemindahan
bahan bakar yaitu dengan menutup / membuka kerangan, memompa minyak ke tempat
lain, memindahkan bahan yg mudah terbakar dll. Cara lain dengan menyiram bahan
bakar yang terbakar dengan air atau membuat busa yg dapat menghentikan / memisahkan
minyak dengan pembakaran.
4. Pemutusan rantai reaksi (Break Chain Reaction)
Pertama kali, para ahli menemukan bahwa reaki rantai bisa menghasilkan nyala api. Pada
beberapa zat kimia mempunyai sifat memecah sehingga terjadi reaksi rantai oleh atom –
atom yang dibutuhkan oleh nyala api untuk tetap terbakar. Dengan tidak terjadinya reaksi
atom – atom ini, maka nyala api lama kelamaan padam.
5. Melemahkan (Dillution)
Cara ini sama halnya dengan smothering, hanya saja pada cara ini seperti mengurangi
konsentrasi dari setiap unsur pembentuk api (Heat, fuel, oxygen) dengan memadukan
keempat teori diatas.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak
terkendali
 Pemadaman kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-faktor
yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-
langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
 Beberapa faktor penyebab kebakaran karena sifat kelalaian manusia, peristiwa alam,
penyalaan sendiri, dan kesengajaan untuk tujuan tertentu
 Berikut merupakan dampak dari kebakaran, antara lain menghambat kelancaran
pemerintahan/ pembangunan, menghambat kelancaran perekonomian, timbulnya
pengangguran, terganggunya stabilitas kamtibnas psikologi
 Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana adalah air, pasir, karung goni,
tangga. APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran
 5 teori pemadaman api adalah cara pendinginan (Cooling), cara reduksi oksigen
(Smothering), pemindahan bahan bakar (Starvation), pemutusan rantai reaksi (Break
Chain Reaction), dan melemahkan (Dillution).

3.2 Saran

 Diharapkan semakin banyak dilakukan penelitian agar didapat solusi untuk


menanggulangi terjadinya kebakaran
 Diharapkan semakin banyak ditemukan metode pemadaman kebakaran dari penelitian-
penelitian yang dilakukan
 Diharapkan banyak penyuluhan mengenai kebakaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja : Dr. Suma’mur PK, M.Sc, Gunung Agung,

Jakarta, Introduction to Industrrial Hygiene : Ronald M Scott, Lewis Publisher, London, 1995
Ergonomic Checkpoints : International Labour Office, Geneva, 1996

http://arryangler.blogspot.co.id/2012/05/makalah-k3.html

http://lewokedaerik.blogspot.co.id/2012/10/kebakaran.html

http://lintangfc15.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pencegah-dan-pemadam-kebakaran.html

http://more-makalah.blogspot.co.id/2011/05/pedoman-penanggulangan-bahaya-
kebakaran.html

http://putriahelena.blogspot.co.id/2015/01/makalah-penanggulangan-kebakaran-k3.html

http://putriahelena.blogspot.co.id/2015/01/makalah-penanggulangan-kebakaran-k3.html

https://jokowarino.id/penyebab-dan-dampak-akibat-kebakaran-hutan/

https://jokowarino.id/penyebab-dan-dampak-akibat-kebakaran-hutan/

https://pemadamapi.wordpress.com/definisi-pengertian-kebakaran/bahaya-dampak-kebakaran

12

Anda mungkin juga menyukai