PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
modern. Perkembangan teknologi modern yang semakin maju dan cepat juga
pekerja mengalami penyakit akibat bahaya di tempat kerja sebanyak dua juta
(tenaga kerja), teknologi yang mencakup peralatan, bahan dan tenaga kerja,
kesehatan kerja ditempat kerja telah didukung, oleh peraturan dan perundang-
kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun
penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Sedangkan
jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tahun 2011-2014 yang paling tinggi pada
2013 yaitu 35,917 kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011 = 9,891, Tahun 2012 =
hal yang sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman serta
dapat menekan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Salah satu
upaya untuk menentukan prosedur kerja yang tepat adalah dengan melakukan
Job Safety Analysis (JSA) yang terdapat di setiap tahapan pekerjaan. Hasil dari
pekerja, biaya kompensasi bagi pekerja menjadi lebih rendah, bahkan dapat
meingkatkan produktivitas.
priority 1, 32.2% risiko substantial dan 51.6% risiko priority 3. Sehingga dapat
priority 3. Oleh karena itu, pekerja perlu diperhatikan dan diawasi secara
berkesinambungan serta dianjurkan untuk menggunakan APD secara lengkap
tidak memakai APD saat bekerja dan kurangnya pengetahuan pekerja akan
pekerja bahwa kecelakaan yang pernah terjadi seperti tangan tergiling kedalam
JSA, sehingga tidak dapat menetukan tingkat risiko Extreme Risk dan High
Risk yang memiliki peluang dapat terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja secara terus menerus. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,
Tekstil Industi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tekstil Industri
2. Tujuan Khusus
Tekstil Industri.
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tempat kerja
tertutup, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-
B. Sumber bahaya
(Septia, 2011).
alat/mesin, proses produksi, lingkungan kerja, metode kerja, cara kerja dan
marka dan rambu yang jelas serta tersedia jalan penyelamatan diri. Mesin
mengandung bahaya, yang bila tidak dilengkapi dengan alat pelindung dan
2. Bahan
Bahaya dari bahan meliputi risiko dengan sifat bahan antara lain
3. Proses
ada proses yang rumit industri kimia biasanya menggunakan proses yang
4. Metode Kerja.
dan orang lain di sekitarnya. Contoh cara kerja yang demikian antara lain
5. Lingkungan Kerja.
kerja.
yaitu :
1. Bahaya Mekanis
listrik, baik dari jaringan listrik, maupun peralatan kerja atau mesin yang
menggunakan listrik.
3. Bahaya Kimiawi
lain : Keracunan oleh bahan kimia yang bersifat beracun (toxic), iritasi oleh
bahan kimia yang memiliki sifat iritasi seperti asam keras, cuka air aki dan
4. Bahaya Fisik
Bahaya yang berasal dari faktor fisis antara lain, bising yang
tekanan, getaran, suhu panas atau dingin, cahaya atau penerangan dan
radiasi dari bahan radioaktif, sinar ultraviolet dan sinar infra merah.
5. Bahaya Biologis
biologis seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja atau
berasal dari aktivitas kerja. Potensi bahaya ini ditemukan dalam industri
makanan, farmasi, pertanian dan kimia, pertambangan, minyak dan gas
bumi.
6. Bahaya Ergonomi
7. Bahaya Psikologis
kerja yang tidak menentu, hubungan antara pekerja yang kurang baik.
C. Identifikasi Bahaya
dengan menjelaskan konsekuensi dari yang paling ringan sampai dengan yang
paling berat. Pada tahap tersebut harus dapat mengidentifikasi potensi bahaya
yang dapat diramalkan yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi
1. Karyawan
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
akan mengakibatkan cidera dan atau mati, kerugian harta benda bahkan sangat
kemudian sering disebut teori gunung es yang artinya biaya langsung sebagai
bongkahan gunung es yang terlihat pada permukaan laut, sedangkan biaya yang
dicapai baik ekonomi maupun non ekonomi. Kerugin ekonomi dapat berupa
b. Biaya kompensasi
2. Biaya tidak langsung meliputi :
3) Lembur
(Ramli, 2010).
D. Kecelakaan kerja
tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga oleh karena dibelakang
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan ke dan dari tempat
kerja. Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak terduga dan tidak
a. Unsafe action
2) Kurang pendidikan
b. Unsafe condition
4) Terpapar bising
5) Terpapar radiasi
1. Pengertian JSA
(Tarwaka, 2014).
2. Pekerjaan yang memerlukan JSA
2017).
memilih pekerjaan :
untuk mencapai tujuan ini dengan melihat cara mana yang paling
lokasi)
3) Menghilangkan bahaya yang masih ada dengan mengganti atau
F. Pengendalian Bahaya
1) Eliminasi
nilai ambang batas yang telah ditetapkan. Eliminasi merupakan suatu proses
paling baik karena risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat potensi
bahaya ditiadakan.
2) Substitusi
bahan atau alat-alat yang berbahaya dengan bahan atau alat yang lebih
aman.
3) Rekayasi teknik
4) Isolasi
5) Pengendalian administratif
bahaya.
G. Hipotesis
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
Tekstil Industri.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua pekerja yang ada pada
2. Sampel
a. Sampel minimal
𝜆²𝑁.𝑃.𝑞
s = 𝑑2 .(𝑁−1)+𝑍𝛼²𝑃.𝑞
Keterangan :
s = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
P=q = 0,5
d = 0,05
1²156.0,5.0,5
s = 0,052 .(156−1)+1²0,5.0,5
39
s = 0,3875+0,25
39
s = 0,6375
s = 62 responden
1. Tempat kerja
sering dimasuki oleh tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat
2. Proses produksi
Bintang Asahi Tekstil Industri. Untuk mengetahui sumber bahaya yang ada
5. Identifikasi bahaya
potensi bahaya apa saja yang terdapat pada bagian produksi PT Bintang
6. Kecelakaan kerja
Dari hasil kuesioner akan didapkan hasil ada atau tidaknya sumber bahaya
menggunakan formulir JSA yang telah disiapkan oleh peneliti. Dari hasil
bahaya.
yang terdiri dari eliminasi, subtitusi, rekayasa teknik, administrasi dan alat
tinggi harus menjadi prioritas utama, diikuti dengan tingkat resiko bahaya
tinggi, bahaya sedang, bahaya rendah. Hasil yang didapatkan dari tindakan
1. Jenis data
Data yang digunakan adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif yaitu
data kualitatif didapat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan tenaga
kerja, hasil observasi yang dilakukan di tempat kerja serta data – data yang
didapat dari perusahaan. Serta data kuantitatif diperoleh peneliti dari hasil
2. Sumber data.
a. Data primer
b. Data sekunder
Tekstil Industri.
3. Langkah-langkah penelitian
a. Tahap persiapan
Industri.
Tekstil Industri.
pembimbing.
pembimbing.
b. Tahap pelaksanaan
lapangan.
kerja.
pengendalian resiko.
8) Menyebar luaskan kuesioner kepada karyawan mengenai
9) Dokumentasi.
c. Tahap penyelesaian