Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara maritim dengan jumlah pulau sebanyak 14.572

pulau, luas laut sebesar 6.315.222 km2 , dan panjang laut sepanjang 99.093 km.

Dengan kondisi perairan tersebut seharusnya Indonesia memiliki potensi ikan

maritim yang besar mencapai 7,3 juta ton ikan/tahun. Dari angka potensi

tersebut, potensi yang telah dimanfaatkan lebih dari 6,3 juta ton. Artinya, jumlah

tangkapan tersebut melebihi angka yang diperbolehkan, yakni 80% atau sekitar 5,84

juta ton/tahun dan menimbulkan permasalahan pada sisi ketersediaan sumber daya

ikan]. Potensi kawasan budidaya laut Indonesia mencapai luasan sekitar 12,5 juta ha

dengan pemanfaatan hanya sekitar 10% saja. Beberapa masalah yang menyebabkan

tingkat pemanfaatannya tidak seimbang diantaranya overfishing di lokasi-lokasi

yang ramai nelayan di perairan Pulau Jawa dan Selat Malaka, keterbatasan dalam

menerapkan sistem jaminan mutu hasil perikanan oleh masyarakat pesisir di pulau-

pulau kecil. Maka dari itu, salah satu cara agar masalah tersebut dapat dikurangi

ialah dengan mengoptimalkan potensi yang masih besar tadi, yakni potensi budidaya

laut (Anonim, 2019).

Dengan potensi yang begitu besar,sumber daya perikanan merupakan salah

satu sektor yang dapat diandalkan bagi pembangunan dan kesejahteraan


bangsa dan negara. Ini berarti bahwa potensi produksi dan pengembangan

usaha perikanan masih sangat besar terutama untuk budidaya perairan,

usaha pengelolahan, dan industri bioteknologi kelautan dan perikanan.Sektor

perikanan mampu menjadi andalan perekonomian nasional suatu bangsa dan

itu bias terjadi melalui kerja keras, profesional, dan bijaksana terhadap sektor

tersebut (Ghufron, 20014).

Keramba jaring apung adalah salah satu wadah budidaya perairan yang cukup

ideal,yang ditempatkan di badan air dalam, seperti waduk, danau, dan laut.

Keramba jarring apung merupakan salah satu wadah untuk penerapan

budidaya perairan sistem intensif yang.prinsipnya semua jenis ikan laut dan

ikan air tawar dapat dipelihara pada kerambah jaring apung ( Anonim, 2019).

B. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kajian Budidaya Keramba Jaring Apung.

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Keramba Jaring Apung

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan budidaya


keramba jarring apung.

C. Manfaat

1. Memberi informasi mengenai kajian keramba jarring apung.


2. Memberi informasi mengenai kelebihan, kekurangan dan factor- factor

yang mempengaruhi budidaya keramba jarring apung.

II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Budidaya Keramba Jaring Apung Untuk Ekosistem Laut.

Budidaya laut merupakan suatu pemanfaatan sumberdaya di kawasan pesisir

dalam hal memelihara berbagai jenis biota laut yang bernilai ekonomis

tinggi. Adapun pengertian lain mengenai budidaya laut yaitu suatu

kegiatan pada area tertentu di perairan pantai yang dicirikan dengan

banyaknya terdapat kumpulan .Keramba Jaring Apung (KJA), rakit-rakit

kerang-kerangan atau rumput laut atau membudidayakan organisme laut

dalam wadah atau area terbatas dan terkurung (Ismail et al., 2014).

Keberhasilan perikanan budidaya sangat tergantung pada kondisi kualitas

air, sedangkan air merupakan media yang sangat dinamis dan mudah
terpengaruh dampak pencemaran dari lingkungan di sekitarnya, baik eksternal

maupun internal (Effendi, 2014).

Keramba jaring apung adalah salah satu wadah budidaya perairan yang cukup

ideal,yang ditempatkan di badan air dalam, seperti waduk, danau, dan laut.

Keramba jarring apung merupakan salah satu wadah untuk penerapan budidaya

perairan sistem intensif yang.prinsipnya semua jenis ikan laut dan ikan air

tawar dapat dipelihara pada kerambah jaring apung.

Pengembangan budidaya laut sangat penting karena merupakan usaha untuk

meningkatkan produksi perikanan laut. Salah satu kegiatan budidaya

perikanan laut yang menguntungkan yaitu dengan menggunakan sistem

Keramba Jaring Apung (KJA). Keramba Jaring Apung (KJA) bisa

digunakan untuk menamai wadah pemeliharaan ikan terbuat dari jaring

yang di bentuk segi empat atau silindris dan diapungkan dalam air

permukaan menggunakan pelampung dan kerangka kayu, bambu, atau besi,

serta sistem penjangkaran. Lokasi yang dipilih bagi usaha pemeliharaan

ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) relatif tenang, terhindar dari

badai dan mudah dijangkau. Ikan yang dipelihara bervariasi mulai dari

berbagai jenis kerapu,kakap, baronang, dan lobster (Anonim, 2019).


2. Kelebihan dan Kekurangan Keramba Jaring Apung

a) Kelebihan

1. Ramah lingkungan, sebagian besar komponen utama KJA AquaTec dibuat

dari bahan Polyethylene

yang belum didaur ulang dengan tambahan bahan Anti-

UV. Tidak mengandung bahan yangmencemari lingkungan dan dapat

didaur ulang di akhir masa pakainya.

2. Dapat Dibongkar PasangKJA AquaTec terdiri dari komponen-komponen

yang dapat dirakit menjadi KJA yangutuh. Dengan demikian,

pembudidaya dapat meminimalisasi biaya transportasi KJAmenuju lokasi

budidaya. Dapat dibongkar kembali di kemudian hari untuk

relokasi,ekspansi, maupun pengubahan konfigurasi. Seluruh kompone

KJA AquaTec dirakitmenggunakan baut Stainless Steel Grade 316 yang

tahan karat.

3. Fleksibel dan tahan lama, dirancang untuk digunakan di laut dan dapat

digunakan pula di air payau, air tawar(waduk, danau), dan sungai. KJA

AquaTec memiliki daya apung yang besar serta dapatdigunakan lebih dari

20 tahun.

4. Sistem yang terintegrasi memiliki tempat berpijak anti slip, kaitan net,

tempat untuk mengikatkan tali jangkar,dan fitur-fitur lainnya sehingga


pembudidaya dapat beraktifitas dengan nyaman dan praktis. KJA AquaTec

dapat dilengkapi dengan sistem penerangan dan aerisasi dari panelsurya.

5. Hidrodinamis

Memiliki alat apung berbentuk silindris yang memudahkan air mengalir di

bawahnyasehingga memaksimalkan kadar oksigen yang terlarut dalam air.

Fitur ini jugamemudahkan transportasi di air dengan ditarik perahu

 Mudah dibersihkan dari kotoran tanpa mengganggu ikan yang dipelihara

 Dapat di tempatkan pada lahan sempit

 Cara pengontrolannya sangat mudah2.

b) Kekurangan

1. Jaring cepat tersumbat dengan lumpur dan penempelan organisme lain

seperti algadan kepiting

2. Usia pakai yang relatif singkat, untuk pemakaian keramba kayu.

3. Rentan terkena penyakit karena adanya pencemaran oleh limba domestik

ke perairan.

4. Sisa pakan dapat memnyebabkan pencemaran terhadap perairan

5. Rentan terhadap binatang buas dan binatang lainnya

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan budidaya di KJA


Menurut (Sudradjat, 2008) factor-faktor yang mempengaruhi budidaya

keramba jaring apung adalah sebagai berikut:

a. Faktor Teknis

1. Arus

Adanya arus di laut disebabkan oleh perbedaan densitas masa air

laut, tiupanangin terus menerus diatas permukaan laut dan

pasang-surut terutama di daerah pantai. Pasang surut juga dapat

menggantikan air secara total dan terus menerus sehingga arus

mempunyai pengaruh positif dan negatif bagi kehidupan biota

perairan. Arus dapat menyebabkan hausnya jaringan jasad hidup

akibat pengikisan atauteraduknya substrat dasar berlumpur yang

berakibat pada kekeruhan sehinggaterhambatnya fotosintesa.

2. Kedalaman Keramba Jaring Apung

Kedalaman suatu perairandidasari pada relief dasar dari perairan

tersebut. Perairan yang dangkal kecepatanarus relatif cukup besar

dibandingkan dengan kecepatan arus pada daerah yanglebih dalam.

Semakin dangkal perairan semakin dipengaruhi olehpasang surut,

yang mana daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut

mempunyaitingkat kekeruhan yang tinggi. Kedalaman perairan


berpengaruh terhadap jumlahdan jenis organisme yang

mendiaminya, penetrasi cahaya, dan penyebaranplankton.

b. Faktor Fisika Air

1. Suhu

Menurut Effendi (2014) suhu merupakan suatu badan air yang

dipengaruhi oleh musim, letak lintang, ketinggian daripermukaan

laut, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman

daribadan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika,

kimia dan biologiperairan. Peningkatan suhu udara disekitar perairan

mengakibatkan peningkatanviskositas, reaksi kimia, evaporasi dan

volatilisasi. Perairan laut mempunyai kecenderungan bersuhu

konstan. Perubahan suhu yang tinggi dalam suatu perairan laut akan

mempengaruhi proses metabolisme atau nafsu makan, aktifitas tubuh

dan syaraf.

2. Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi ion yang terdapat diperairan.

Salinitasmenggambarkan padatan total di air setelah semua

karbonat dikonversi menjadioksida, semua bromida dan iodida


digantikan dengan klorida dan semua bahanorganik telah dioksidasi

(Effendi, 2014).

3. Intensitas Cahaya

Umumnya fotosintesis bertambah sejalan dengan bertambahnya

Intensitascahaya sampai pada suatu nilai optimum tertentu (cahaya

saturasi), diatas nilaitersebut cahaya merupakan penghambat bagi

fotosintesis (cahaya inhibisi).Sedangkan semakin ke dalam perairan

intensitas cahaya akan semakin berkurangdan merupakan faktor

pembatas sampai pada suatu kedalaman dimana fotosintesissama

dengan respirasi

4. Kekeruhan

Kekeruhan merupakan sifat fisik air yang tidak hanya

membahayakan ikantetapi juga menyebabkan air tidak produktif

karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk fotosintesis.

Kekeruhan ini disebabkan air mengandung begitubanyak partikel

tersuspensi sehingga merubah bentuk tampilan menjadi berwarnadan

kotor. Adapun penyebab kekeruhan ini antara lain meliputi tanah liat,

lumpur,bahan-bahan organik yang tersebar secara baik dan

partikel-partikel.
III. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keramba jaring apung merupakan salah satu wadah untuk penerapan budidaya

perairan sistem intensif yang.prinsipnya semua jenis ikan laut dan ikan air

tawar dapat dipelihara pada kerambah jaring apung.

2. Kelebihan budidaya dengan keramba jaring apung yaitu ramah lingkungan,

fleksibel, tahan lama dan hidrodinamis, sedangkan kekurangannya yaitu jaring

cepat tersumbat dengan lumpur dan penempelan organisme lain seperti alga

dan kepiting, rentan terkena penyakit karena adanya pencemaran oleh limbah

domestik ke perairan.

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi budidaya keramba jaring apung yaitu arus,

kedalaman keramba jaring apung, suhu, salinitas dan intensitas cahaya.


DAFTAR PUSTAKA

http://aquatec.co.id/kja-kotak/http://www.socialbookmark
indonesia.com/post/submit/247/pengertian-keramba-jaring-apung-untuk-
bisnis-perikanan.html. Diakses pada tanggal 18 April 2019, pukul 19.30

http://infoteklutkan.blogspot.com/2013/02/budidaya-ikan-air-tawar-dengan-
sistem.htmlhttp://promoukm.com/bisnis-ukm/16/keramba-jaring-apung-
untuk-budidaya-ikan-dalam-keramba/Diakses pada tanggal 18 April 2019,
pukul 19.30

Efendi. 2014. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan


Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Ghufron. 2014. Budidaya perairan. PT Citra Aditya Bakti, Bandung.

Ismail, W. dan Pratiwi E. 2002. Budidaya Laut Menurut tipe perairan. Pusat
Riset Perikanan Budidaya. Jakarta.

Kordi K. 2015. Budidaya Keramba Jaring Apung.Penebar Swadaya. Jakarta.

Sudradjat, A. 2008. Komoditas Laut Menguntungkan. Budidaya 23.Penebar


Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai