Pneumonia
Disusun oleh:
- Siti Rahma - Intan Cahyani
- Aldin - Panji
- Samsam
B. ETIOLOGI PNEUMONIA
1. BakteriPneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram
posififseperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus
pyogenesis. Bakterigram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella
pneumonia dan P. Aeruginosa.
2. VirusDisebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi
droplet.Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama
pneumonia virus
3. JamurInfeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupanudara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung, tanahserta kompos.
4. ProtozoaMenimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).
Biasanyamenjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
C. PATOFISIOLOGI PNEUMONIA
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai
usia lanjut. Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan gangguan
penyakit pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya ,
adalah yang paling berisiko. Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup
normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun,
misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan
dengan cepat berkembang biak dan merusak organ paru-paru. Kerusakan
jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak disebabkan
oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-
toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara
langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah. Pneumonia bakterialis
menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling mencolok. Jika terjadi
infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan
sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di
paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan
cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri pneumokokus
adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
E. KOMPLIKASI PNEUMENIA
Ada paru – paru penderita pneumonia di penuhi sel radang dan cairan yang
sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan kuman, tetapi karena
adanya dahak yang kental maka akibatnya fungsi paru terganggu sehingga
penderita mengalami kesulitan bernafas karena tidak adanya ruang untuk tempat
oksigen. Kekurangan oksigen membuat sel – sel tubuh tidak bisa bekerja karena
inilah, selain penyebaran infeksi keseluruh tubuh, penderita pneumonia juga bisa
meninggal (Muttaqin, 2008).
2. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi,
tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
3) Tampak tenang
Intervensi:
Tentukan karakteristik nyeri, misal kejan, konstan ditusuk.
Rasional: nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia,
juga dapat timbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.
Pantau tanda vital
Rasional: Perubahan FC jantung/TD menu bawa Pc mengalami nyeri, khusus
bila alas an lain tanda perubahan tanda vital telah terlihat.
Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan posisi, musik
tenang/berbincangan.
Rasional: tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat
menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek derajat analgesik.
Aturkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.
Rasional: alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkat
keefektifan upaya batuk.
Kolaborasi : Berikan analgesik dan antitusik sesuai indikasi
Rasional: obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau
menurunkan mukosa berlebihan meningkat kenyamanan istirahat umum.
F. Dx 6 : Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap
demam dan proses inflamasi
Tujuan: Nutrisi tubuh dapat teratasi
Kriteria hasil :
Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
Pasien mempertahankan meningkat BB
Intervensi :
Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/muntah, misalnya: sputum,
banyak nyeri.
Rasional: pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah
Jadwalkan atau pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan.
Rasional: menurun efek manual yang berhubungan dengan penyakit ini
Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering (roti
panggang)
makanan yang menarik oleh pasien.
Rasional: tindakan ini dapat meningkat masukan meskipun nafsu makan
mungkin lambat untuk kembali.
Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar.
Rasional: adanya kondisi kronis keterbatasan ruangan dapat menimbulkan
malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap inflamasi/lambatnya respon terhadap
terapi.
G. Dx 7 : Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan berlebihan, demam, berkeringat banyak, nafas
mulut, penurunan masukan oral.
Tujuan : Kekurangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria hasil :
Pasien menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter
individual yang tepat misalnya membran mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda
vital stabil.
Intervensi :
Kaji perubahan tanda vital contoh peningkatan suhu demam memanjang,
takikardia.
Rasional: peningkatan suhu/memanjangnya demam meningkat laju metabolik
dan kehilangan cairan untuk evaporasi.
Kaji turgor kulit, kelembapan membran mukosa (bibir, lidah)
Rasional: indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membran
mukosa mulut mungkin kering karena nafas mulut dan O2 tambahan.
Catat laporan mual/muntah
Rasional: adanya gejala ini menurunkan masukan oral
Pantau masukan dan keluaran catat warna, karakter urine. Hitung
keseimbangan cairan. Ukur berat badan sesuai indikasi.
Rasional: memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan
keseluruhan penggantian.
Tekankan cairan sedikit 2400 mL/hari atau sesuai kondisi individual
Rasional: pemenuhan kebutuhan dasar cairan menurunkan resiko dehidrasi.
Kolaborasi : Beri obat indikasi misalnya antipiretik, antimitik.
Rasional: berguna menurunkan kehilangan cairan
Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan
Rasional: pada adanya penurunan masukan banyak kehilangan
penggunaan dapat memperbaiki/mencegah kekurangan
ii. EVALUASI
1. Bersihan jalan nafas efektif ditandai dengan :
a. Batuk teratasi
b. Nafas normal
c. Bunyi nafas bersih
d. Tidak terjadi sianosis
e. Tidak terjadi gangguan pertukaran gas ditandai dengan :
1) Tidak nampak sianosis
2) Nafas normal
3) Tidak terjadi sesak
4) Tidak terjadi hipoksia
5) Klien tampak tenang
6) Tidak ada resiko terhadap infeksi ditandai dengan :
Waktu perbaikan infeksi/kesembuhan cepat
Penularan penyakit ke orang lain tidak ada
7) Toleran terhadap aktivitas sehari-hari ditandai dengan :
Nafas normal
Sianosis tidak terjadi
Irama jantung normal
8) Nyeri (akut) teratasi ditandai dengan :
Nyeri dada teratasi
Sakit kepala terkontrol
Tampak tenang
9) Nutrisi adekuat ditandai dengan :
Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan.
Pasien mempertahankan meningkat BB.
10 Tidak ada tanda kurang volume cairan ditandai dengan : pasien
menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter
individual yang tepat misalnya membran mukosa lembab, turgor kulit
baik, tanda vital stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn (2000).Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakata : EGC.
Lackman’s (1996).Care Principle and Practise Of Medical Surgical
Nursing ,Philadelpia : WB Saunders Company.
Pasiyan Rahmatullah (1999),Geriatri : Ilmu Kesehatan Usia Lanjut . Editor :
R.Boedhi Darmoso dan Hadi Martono, Jakarta, Balai Penerbit FKUI
Reevers, Charlene J, et all (2000). Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta :
SalembaMedica.
Smeltzer SC, Bare B.G (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume
I,Jakarta : EGC
Suyono, (2000). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/pneumonia.html
https://rikayuhelmi116.wordpress.com/2012/12/09/asuhan-keperawatan-dengan-
klien-pneumonia/