Anda di halaman 1dari 2

FIRDA SAKINAH M.

1625010118

PENGELOLAAN TANAH GAMBUT

Berbicara soal lahan gambut tidak lepas dari lahan rawa, karena lahan gambut selalu
berada di lahan rawa baik itu rawa pasang surut maupun non pasang surut (rawa lebak). Untuk
gambut pantai dan peralihan umumnya di lahan rawa pasang surut, sedangkan gambut
pedalaman bisa terjadi di daerah rawa lebak. Pemanfaatan tanah gambut di Indonesia untuk
pertanian telah banyak dilakukan, baik untuk perkebunan maupun untuk tanaman pangan.
Pengembangan lahan gambut untuk pertanian terus meningkat akibat makin berkurangnya areal
pertanian lahan kering karena dikonversikan untuk penggunaan lain, sedangkan kebutuhan lahan
untuk produksi pangan semakin meningkat. Walaupun perluasan areal pertanian masih dapat
dilakukan pada lahan kering, tetapi perluasan areal pertanian di lahan gambut pada saat ini telah
mendapat perhatian para penentu kebijakan dan peneliti karena arealnya yang cukup luas di
Indonesia.

Menurut Enny Widyati (2011) untuk dapat melakukan budidaya pada lahan gambut yang
terlebih dahulu harus dilakukan reklamasi. Reklamasi lahan gambut untuk kepentingan
perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI) yang telah umum dipraktekkan diawali dengan
proses drainase yaitu kanalisasi, pembukaan lahan dan persiapan lahan untuk komoditas tanaman
tertentu. Kanalisasi (drainase) dilakukan untuk menurunkan permukaan air karena tanaman yang
diusahakan bukan merupakan tanaman tahan genangan. Untuk budidaya kelapa sawit dan HTI,
pemadatan harus dilakukan pada jalur pertanaman sebelum ditanami bibit (Vijarnsorn, 1996).

Bila pengeloaan lahan gambut tidak berdasarkan atas sifat dan kelakuan inheren gambut
menyebabkan terjadinya proses destabilisasi. Proses ini menghasilkan bahan yang tidak tahan
terhadap perubahan bentuk atau sifat kimia tanah, dan akibat dari proses destabilisasi ini antara
lain menyebabkan meningkatnya laju kehilangan C–organik dari tanah gambut serta berkurang
atau hilangnya fungsi gambut sebagai media tumbuh tanaman, seperti melalui proses kering tak
balik. salah satu sifat gambut yang menyebabkan sulitnya pengelolaan dan rehabilitasi lahan
adalah sekali mengalami kekeringan sampai tingkat tertentu maka gambut tidak bisa terbasahkan
kembali. Hal ini mengakibatkan volume gambut akan menyusut, sehingga akan mengakibatkan
penurunan permukaan tanah gambut (subsiden).

Salah satu teknologi pengolahan tanah di lahan gambut adalah dengan melakukan
kegiatan ameliorasi dan pemupukan. Pemberian bahan ameliorasi dan pupukan memegang
peranan penting dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas lahan pasang surut,
mengingat kondisi lahannya yang masam dengan tingkat kesuburan tanah alami rendah.
Berbagai macam bahan ameliorasi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas lahan, antara
lain: dolomit, abu sekam, atau abu gergajian, tanah mineral, abu volkan dan lumpur laut. Abu
sekam dan abu gergajian, dan limbah tanaman mempuyai keunggulan dengan yang lain karena
harganya relatif murah dan tersedia setempat (Suriadikarta, et.al., 1999). Dalam penelitian Iwan
Sasli (2011) pemberian amelioran abu janjang kelapa sawit berpengaruh nyata pada peningkatan
kadar P, K, dan Mg pada bahan gambut disebabkan suplai langsung dari abu janjang kelapa
sawit, karena kandungan P, K, dan Mg yang tinggi pada bahan abu yang diberikan serta tanah
gambut yang mendapat perlakuan abu janjang sawit memiliki kerapatan lindak yang lebih besar
dengan ruang pori total tanah yang lebih kecil dibanding tanah gambut yang mendapat perlakuan
abu serasah /vegetasi gambut dan abu sekam padi.

Jika sulit memperoleh abu jenjang tanaman sawit dapat dilakukan ameliorasi dengan
bahan lain seperti pada penelitian Maftu’ah (2013) menyebutkan bahwa pemberian amelioran
80% pukan ayam + 20% dolomit pada dosis 20 ton ha- 1 menunjukkan serapan hara NPK yang
tinggi, performa tanaman dan bobot kering tanaman yang paling baik di banding perlakuan lain.
Hal itu dikarenakan banyaknya pemberian formulasi pupuk kandang ayam yang lebih banyak
dari perlakuan lain. Pupuk kandang ayam sendiri mempunyai bahan organik tanah yang besar
sehingga dapat menyuburkan tanah, memperbaiki sifat tanah dan meningkatkan performa
tanaman.

Anda mungkin juga menyukai