Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KASUS : Gangguan Sistem Penglihatan (Katarak)

1. Definisi penyakit/Masalah Keperawatan


Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa
di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 2008).
Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul
lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari
65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh akibat
hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat
gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu.

2. Etiologi
- Penuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis
- Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh sinar X
atau benda – benda radioaktif
- Penyakit sistemis seperti DM
- Defek congenital
- Radiasi sinar ultra violet B, Obat-obatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan
vitamin antioksidan (apel, kacang-kacangan, tomat, dll) yang kurang dalam jangka
waktu lama

3. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung
tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks,
dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan posterior. Dengan
bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat
kekuningan . Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan poterior
nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling
bermakna seperti kristal salju.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memanjang dari badan silier ke
sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan
koagulasi, sehingga mengaburkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke
retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks
air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan
mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai
peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak bisa terjadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau sistemis
(diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang normal. Faktor
yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar UV, obat-
obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka
waktu yang lama.

4. Komplikasi
Berikut ini adalah komplikasi besar intraoperatif yang ditemukan selama operasi
katarak, yaitu :
- Kamera okuli anterior dangkal atau datar
- Ruptur kapsul
- Edem kornea
- Perdarahan atau efusi suprakoroid
- Perdarahan koroid yang ekspulsif
- Tertahannya material lensa
- Gangguan vitreous dan inkarserasi ke dalam luka
- Iridodialisis

Berikut ini merupakan komplikasi besar post operatif yang ditemukan segera selama
operasi katarak, yang sering terlihat dalam beberapa hari atau minggu setelah operasi,
yaitu :
- Kamera okuli anterior datar atau dangkal karena luka robek
- Terlepasnya koroid
- Hambatan pupil
- Hambatan korpus siliar
- Perdarahan suprakoroid
- Edem stroma dan epitel
- Hipotoni
- Sindrom Brown-Mc. Lean (edem kornea perifer dengan kornea sentral jernih
sangat sering terlihat mengikuti ICCE)
- Perlekatan vitreokornea dan edem kornea yang persisten
- Perdarahan koroid yang lambat
- Hifema
- Tekanan intraokuler yang meningkat (sering karena tertahannya viskoelastis)
- Edem makular kistoid
- Terlepasnya retina
- Endoptalmitis akut
- Sindrom uveitis-glaukoma-hifema (UGH)
Berikut ini adalah komplikasi besar post operatif yang lambat, terlihat dalam beberapa
minggu atau bulan setelah operasi katarak :
- Jahitan yang menginduksi astigmatismus
- Desentrasi dan dislokasi IOL
- Edem kornea dan keratopati bullous pseudopakia
- Uveitis kronis
- Endoptalmitis kronis
5. Data Fokus
a. Anamnesa
1. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
2. Keluhan Utama
Penglihatan kabur
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Apakah yang memperberat/ meringankan keluhan?
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Bagaimana proses terjadinya penyakit?
Penanganan apa saja yang telah dilakukan?
Seberapa besar keberhasilan penanganan yang telah dilakukan klien?
Apakah klien mempunyai penyakit lain seperti DM?
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah terdapat anggota keluarga yang memiliki penyakit yang akan
memperberat keadaan klien.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
2. Tanda – Tanda Vital
3. Pemeriksaan fisik, fokus pada :
Sistem Penglihatan
- Amati bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sclera, dan pupil
- Amati pergerakan bola mata
- Amati lapang pandang
- Pemeriksaan visus
c. Pemeriksaan Diagnostik
- Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit
sistem saraf, penglihatan ke retina.
- Lapang Penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
- Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
- Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
- Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glaucoma
- Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan.
- Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi
- EKG, kolesterol serum, lipid
- Tes toleransi glukosa : kotrol DM

6. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Klien mengatakan Proses penuaan Resiko tinggi terhadap
penglihatan kabur/buram cedera
Perubahan kimia dalam protein lensa
DO : Lapang pandang berkurang
Koagulasi

menghambat jalannya cahaya ke retina

Pandangan kabur

Risiko tinggi cedera


2. DS : Klien mengatakan Proses penuaan Gangguan sensori persepsi:
penglihatan kabur/buram penglihatan
Perubahan kimia dalam protein lensa
DO : Lapang pandang berkurang
Koagulasi

menghambat jalannya cahaya ke retina

Pandangan kabur

Gangguan sensori persepsi: penglihatan


3. DS : Klien mengatakan Proses penuaan Kurang pengetahuan
menderita katarak
DO : Klien tidak bisa Perubahan kimia dalam protein lensa
menjelaskan tentang katarak
Koagulasi

menghambat jalannya cahaya ke retina

Pandangan kabur

Risiko cedera

Kurang pengetahuan

7. Diagnosa Keperawatan
- Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kehilangan vitreus, perdarahan intraokuler, peningkatan TIO
- Gangguan sensori persepsi: penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan
kognitif

8. Perencanaan

No Tujuan Intervensi Rasional


1. Menyatakan pemahaman terhadap - Batasi aktifitas seperti menggerakan - Membungkuk tiba-tiba dapat
faktor yang terlibat dalam kepala tiba-tiba, menggaruk mata, menyebabkan peningkatan TIO
kemungkinan cedera membongkok.
- Mencegah cedera
- Pertahankan perlindungan mata sesuai
indikasi. - Pencahayaan yang pas menghindari
- Modifikasi lingkungan : pencahayaan
risiko cedera
2. Meningkatkan ketajaman - Tentukan ketajaman penglihatan, catat - Mengetahui ketajaman penglihatan
penglihatan dalam batas situasi apakah satu atau dua mata terlibat.
- Mengenali lingkungan
individu, mengenal gangguan - Memperbesar kurang lebih 25
sensori dan berkompensasi - Orientasikan klien tehadap lingkungan persen penglihatan
- Mudah dijangkau
terhadap perubahan
- Ingatkan klien menggunakan kacamata
katarak yang tujuannya

- Letakkan barang yang dibutuhkan


dalam jangkauan
3. Klien menunjukkan pemhaman - Kaji informasi tentang kondisi individu - Mengetahui sejauh mana
tentang kondisi, proses penyakit pengetahuan klien
- Informasikan klien untuk menghindari - Menghindari komplikasi yang
dan pengobatan
tetes mata yang dijual bebas. mungkin terjadi akibat penggunaan
tetes mata
- Anjurkan klien menghindari - Menghindari peningkatan TIO
mengangkat berat, mengejan saat
defekasi, membongkok pada panggul,
dll.
9. Daftar Pustaka
Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba
Medika.
Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sain, Iwan. 2009. http://iwansaing.files.wordpress.com/2009/06/sistem-penglihatan.ppt
diakses tanggal 16 April 2019 pukul 17:00 WIB
Maulana, Razi. 2011. http://razimaulana.wordpress.com/2011/03/24/katarak-senilis/
diakses tanggal 16 April 2019 pukul 17:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai

  • Avrizal Resume Ok 10 FR Humerus
    Avrizal Resume Ok 10 FR Humerus
    Dokumen11 halaman
    Avrizal Resume Ok 10 FR Humerus
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • SOAL Minggu 2
    SOAL Minggu 2
    Dokumen3 halaman
    SOAL Minggu 2
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Fraktur
    Jurnal Fraktur
    Dokumen5 halaman
    Jurnal Fraktur
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • 7.daftar Pustaka
    7.daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    7.daftar Pustaka
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Print
    BAB 1 Print
    Dokumen4 halaman
    BAB 1 Print
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • 2019 21 Jadwal Wawancara
    2019 21 Jadwal Wawancara
    Dokumen10 halaman
    2019 21 Jadwal Wawancara
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • 1 Cover
    1 Cover
    Dokumen3 halaman
    1 Cover
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Batu Ginjal
    Jurnal Batu Ginjal
    Dokumen9 halaman
    Jurnal Batu Ginjal
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • 6.bab 5-7
    6.bab 5-7
    Dokumen17 halaman
    6.bab 5-7
    Avrizal Falefi
    100% (1)
  • Soal Icu 1
    Soal Icu 1
    Dokumen3 halaman
    Soal Icu 1
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Angket Komunitas 8 Subsistem EDIT
    Angket Komunitas 8 Subsistem EDIT
    Dokumen6 halaman
    Angket Komunitas 8 Subsistem EDIT
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • 5 Bab-Iv
    5 Bab-Iv
    Dokumen10 halaman
    5 Bab-Iv
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian Lansia Edit
    Format Pengkajian Lansia Edit
    Dokumen10 halaman
    Format Pengkajian Lansia Edit
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Fraktur
    Jurnal Fraktur
    Dokumen5 halaman
    Jurnal Fraktur
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Cover Icu
    Cover Icu
    Dokumen1 halaman
    Cover Icu
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • LP Hipertermia
    LP Hipertermia
    Dokumen29 halaman
    LP Hipertermia
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • 1 Cover
    1 Cover
    Dokumen3 halaman
    1 Cover
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • LEMBAR PENGESAHAN Gadar
    LEMBAR PENGESAHAN Gadar
    Dokumen1 halaman
    LEMBAR PENGESAHAN Gadar
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Cover Avrizal
    Cover Avrizal
    Dokumen1 halaman
    Cover Avrizal
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • 7.daftar Pustaka
    7.daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    7.daftar Pustaka
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Cover Men
    Cover Men
    Dokumen1 halaman
    Cover Men
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Konsep Lansia
    Konsep Lansia
    Dokumen5 halaman
    Konsep Lansia
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • LP Mediastinum
    LP Mediastinum
    Dokumen26 halaman
    LP Mediastinum
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 N 5
    BAB 4 N 5
    Dokumen4 halaman
    BAB 4 N 5
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • BAB I Seminar KMB
    BAB I Seminar KMB
    Dokumen4 halaman
    BAB I Seminar KMB
    Luluk Marucchii
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Konsep Lansia
    Konsep Lansia
    Dokumen5 halaman
    Konsep Lansia
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat
  • Analisa Dat1
    Analisa Dat1
    Dokumen6 halaman
    Analisa Dat1
    Avrizal Falefi
    Belum ada peringkat