Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Mutiara Elektromedik Vol 1 No 1 November 2017

DAMPAK TINGKAT RADIASI PADA TUBUH MANUSIA

Rahmat Hidayatullah
Konsentrasi Fisika Medis, Departemen Fisika
Fakultas MIPA

Abstrak

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui dari fungsi serta peranan parameter atau sequence yang
digunakan dalam pembuatan gambar serta kontras gambar yang dihasilkan, diamana salah satu
parameter atau sequence yang sering digunakan dalam pencitraan organ tulang belakang ialah Short
Time Inversion Recovery (STIR) Serta Parameter Axial Multi Block, dimana parameter STIR
merupakan cabang dari parameter Inverse Recovery (IR) mempunyai peran untuk menekan sinyal dari
jaringan adiposa atau jaringan yang mengandung lemak dengan pengiriman pulsa RF 137,732 MHz
sehingga membuat sudut sebesar 180º setelah itu di iringi waktu invers yang pendek maka nilai lemak
mencapai nol maka sinyal tersebut akan ditahan dengan pengiriman pulsa RF sebesar 68,866 MHz
sehingga membentuk sudut 90º yang bergerak pada bidang magnetisasi transversal sehingga kontras
yang dihasilkan pada jaringan adiposa ialah kontras gelap sedangkan jaringan yang lainya akan lebih
terang dari pada jaringan adiposa. Karena pada pemeriksaan MRI, subjek diwajibkan untuk tidak
melakukan pergerakan, maka dari itu menggunkan parameter Axial Multi Block sangatlah membantu
untuk mengoptimalkan waktu pemeriksaan.

Kata Kunci : Inverse Recovery (IR), Short Time Inversion Recovery (STIR), Axial Multi Block,
𝑇1 Recoveri (Longitudinal Relaxation), 𝑇2 Decay (Transverse Relaxation).

1. PENDAHULUAN pasien yang mengharuskan pemberian radiasi


Penggunaan radiasi pengion, termasuk kepada pasien serendah mungkin sesuai
sinar-X pada bidang kedokteran baik untuk dengan kebutuhan klinis merupakan aspek
terapi maupun diagnostik sudah umum penting dalam pelayanan diagnostik radiologi
dilakukan. Sejak ditemukannya sinar-X oleh yang perlu mendapat perhatian secara
Wilhem Condrad Roentgen pada tahun 1895 kontinu.
dan kemudian diproduksinya peralatan Karena selama radiasi sinar-X
radiografi pertama untuk penggunaan menembus bahan/materi terjadi tumbukan
diagnostik klinis, foton dengan atom-atom bahan yang akan
prinsip dasar dari radiografi tidak menimbulkan ionisasi didalam bahan tersebut,
mengalami perubahan sama sekali, yaitu oleh karena sinar-X merupakan radiasi
memproduksi suatu gambar pada film pengion, kejadian inilah yang memungkinkan
reseptor dengan sumber radiasi dari suatu timbulnya efek radiasi terhadap tubuh, baik
berkas sinar-X yang mengalami absorbsi dan yang bersifat non stokastik , stokastik maupun
attenuasi ketika melalui berbagai organ atau efek genetik.
bagian pada tubuh. Penggunaan radiasi sinar-X untuk
Perkembangan teknologi radiologi keperluan medis termasuk fotografi, sering
telah memberikan banyak sumbangan tidak pula dilakukan diruangan ICU yang pada
hanya dalam perluasan wawasan ilmu dan ruangan tersebut terdapat banyak pasien lain,
kemampuan diagnostik radiologi, akan tetapi petugas ICU, dan petugas radiologi sendiri,
juga dalam proteksi radiasi pada pasien-

16
Jurnal Mutiara Elektromedik Vol 1 No 1 November 2017

yang ruangan tersebut tanpa dilengkapi Elektron yang berkecepatan tinggi


dengan proteksi radiasi. tentunya memiliki energi yang tinggi, dan
Dengan demikian diperlukan upaya karenanya mampu menembus elektron-
yang terus menerus untuk melakukan kegiatan elektron orbital luar pada materi target hingga
keselamatan dan kesehatan kerja dalam menumbuk elektron orbital pada kulit k
medan radiasi pengion melalui tindakan (terdekat dengan inti).
proteksi radiasi, baik berupa kegiatan survey Elektron yang tertumbuk akan
radiasi, personal monitoring, Jaminan terpental dari orbitnya, meninggalkan hole
Kualitas radiodiagnostik. pada tempatnya semula. Hole yang
Ketaatan terhadap Prosedur kerja ditinggalkannya itu akan diisi oleh elektron
dengan radiasi, Standar pelayanan radiografi, dari kulit luar dan proses itu melibatkan
Standar Prosedur pemeriksaan radiografi pelepasan foton (cahaya elektromagnetik) dari
semua perangkat tersebut untuk elektron pengisi tersebut.
meminimalkan tingkat paparan radiasi yang
diterima oleh pekerja radiasi, pasien maupun Foton yang keluar itulah yang
lingkungan dimana pesawat radiasi pengion kemudian disebut sinar-X, dan keseluruhan
dioperasikan. proses terbentuknya sinar-X melalui
Salah satu cara untuk mengetahui mekanisme tersebut disebut mekanisme sinar-
paparan radiasi sinar-X ketika penyinaran X karakteristik.
terjadi pada pasien dan daerah sekitar ICU Adapun mekanisme lain yang
adalah dengan menggunakan surveymeter mungkin terjadi adalah emisi foton yang
yang diletakkan dengan variasi jarak yang dialami oleh elektron cepat yang dibelokkan
berbeda dan sumber X-Ray tetap.Hal inilah oleh inti atom target atas konsekuensi dari
yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan, interaksi coulomb antara inti atom target
berdasarkan hubungan penyinaran dengan dengan elektron cepat. Proses pembelokkan
jarak antar pasien terhadap sumber radiasi ini melibatkan perlambatan dan karenanya
sinar-X. memerlukan emisi energi berupa foton.
Dengan dilandasi pada latar belakang Tabung yang digunakan adalah tabung
di atas penulis memandang perlu melakukan vakum yang di dalamnya terdapat 2 elektroda
suatu usaha dalam melakukan penelitian yaitu anoda dan katoda. Katoda / filamen
Analisis dosis radiasi untuk aplikasi ruangan tabung Roentgen dihubungkan ke
ICU yang dilakukan di RS ROYAL PRIMA transformator filamen. Transformator filamen
Medan dalam bentuk laporan tugas akhir. ini akan memberi supply sehingga
II. TEORI DASAR mengakibatkan terjadinya pemanasan pada
filamen tabung Roentgen, sehingga terjadi
1. Produksi Sinar-X
thermionic emission, dimana elektron-
Pada aplikasinya, penciptaan sinar-X
elektron akan membebaskan diri dari ikatan
tak lagi mengandalkan mekanisme tabung
atomnya, sehingga terjadi elektron bebas dan
crookes, melainkan dengan menggunakan
terbentuklah awan elektron.
pesawat sinar-X modern. Pesawat sinar-X
modern pada dasarnya membangkitkan sinar- Anoda dan katoda dihubungkan
X dengan membombardir target logam dengan transformator tegangan tinggi 10 kV-
dengan elektron berkecepatan tinggi. 150 kV. Primer HTT diberi tegangan AC
(bolak-balik) maka akan terjadi garis-garis

17
Jurnal Mutiara Elektromedik Vol 1 No 1 November 2017

gaya magnet (GGM) yang akan berubah-ubah Pesawat sinar-X terdiri dari sistem dan
bergantung dari besarnya arus yang mengalir. subsistem sinar-X atau komponen. Sistem
Akibat dari perubahan garig-garis sinar-X adalah seperangkat komponen untuk
gaya magnet ini akan menyebabkan menghasilkan radiasi dengan cara terkendali.
timbulnya gaya gerak listrik (GGL) pada Sedangkan subsistem berarti setiap kombinasi
kumparan sekunder, yang besarnya dari dua atau lebih komponen sistem sinar-X.
tergantung dari setiap perubahan fluks pada
setiap perubahan waktu (E = - d Φ / dt). Dari Pesawat sinarX diagnostik yang
proses ini didapatkanlah tegangan tinggi yang lengkap terdiri dari sekurang-kurangnya
akan disuplay ke elektroda tabung Roentgen. generator tegangan tinggi, panel kontrol,
Perpindahan elektron ini akan tabung sinar-X, alat pembatas berkas, dan
menghasilkan suatu gelombang peralatan penunjang lainnya.
elektromagnetik yang panjang gelombangnya 3. Generator
berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik Pesawat sinar-X mempunyai sejumlah
dengan panjang gelombang 0,1 – 1 A° inilah komponen yang menata kembali,
yang kemudian disebut sinar X atau sinar mengendalikan, dan dapat menyimpan energi
Roentgen. listrik sebelum digunakan ke tabung sinar-X.
Komponen-komponen tersebut secara kolektif
dinyatakan sebagai catu daya atau pembangkit
(generator).

2. Komponen X-ray Device


Pesawat sinar-X atau pesawat Rontgen
adalah suatu alat yang digunakan untuk
melakukan diagnosa medis dengan
menggunakan sinar-X. Sinar-X yang Gambar 2.2 Generator Pesawat Sinar-X
dipancarkan dari tabung diarahkan pada
bagian tubuh yang akan didiagnose. Berkas Fungsi utama dari generator adalah
sinar-X tersebut akan menembus bagian tubuh untuk menjadikan operator dapat
dan akan ditangkap oleh film, sehingga akan mengendalikan 3 (tiga) parameter
terbentuk gambar dari bagian tubuh yang kuantifikasi, sebagai berikut: (1) kV, (2) mA,
disinari. dan (3) second (s).
4. Sistem Kontrol
Sebelum pengoperasian pesawat sinar- Sistem kontrol berfungsi mengatur
X perlu dilakukan setting parameter untuk dan mengendalikan operasi pesawat sinar-X
mendapatkan sinar-X yang dikehendaki. dalam menghasilkan kuantitas dan kualitas
Parameter-parameter tersebut adalah tegangan sinar-X. Kuantitas dan kualitas sinar-X
tinggi (kV), arus tabung (mA) dan waktu
paparan (s).

18
Jurnal Mutiara Elektromedik Vol 1 No 1 November 2017

tergantung pada pengaturan parameter


tegangan, arus dan waktu pencitraan.
Kuantitas dan kualitas sinar-X
tergantung dari elektron yang dihasilkan
filamen dan energi sinar-X yang dihasilkan
dari pengaturan tegangan tinggi.Sebelum
pesawat sinar-X dioperasikan maka perlu
diatur parameter parameternya antara lain
tegangan tabung melalui kVp selector, arus Gambar 4 Tabung sinar-X
tabung melalui mA control dan waktu eksposi.
melalui timer. Besaran hasil pengaturan akan Tabung terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu:
ditampilkan di display pada panel kontrol. (1) wadah tabung (tube casing /housing); dan
(2) tabung bagian dalam (tube insert). Pada
Gambar II.4, diperlihatkan model sebuah
tabung sinar X dan bagian-bagiannya.
(Bushong, 1997).

6. Efek Deterministik
Efek Deterministik ( efek non
stokastik) Efek ini terjadi karena adanya
Gambar 3 Blok diagram fungsi Control proses kematian sel akibat paparan radiasi
Panel Pesawat Sinar-X yang mengubah fungsi jaringan yang terkena
radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat
Panel kontrol dilengkapi dengan alat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh
yang menunjukkan parameter penyinaran dan maupun lokal. Efek deterministik timbul bila
kondisi yang meliputi tegangan tabung, arus dosis yang diterima di atas dosis ambang dan
tabung, waktu penyinaran, penyinaran umumnya timbul beberapa saat setelah
integral dalam miliamper detik (mAs), terpapar radiasi.
pemilihan teknik, persesuaian mekanisme
bucky, dan indikator input listrik. Tingkat keparahan efek deterministik
Sistem pengatur (Control Panel) akan meningkat bila dosis yang diterima lebih
berguna untuk mengatur catu tegangan, arus besar dari dosis ambang yang bervariasi
dan waktu pencitraan, dimana catu tegangan bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih
diatur dengan pengatur tegangan (kV rendah dan mendekati dosis ambang,
selektor), arus tabung diatur dengan pengatur kemungkinan terjadinya efek deterministik
arus tabung (mAs kontrol) dan waktu paparan dengan demikian adalah nol. Sedangkan
diatur dengan pengatur waktu eksposi. diatas dosis ambang, peluang terjadinya efek
(timer). ini menjadi 100%.
5. Tabung Sinar-X (X-Ray Tube) 7. Efek Stokastik
Tabung sinar-X adalah ruang hampa Efek stokastik dosis radiasi serendah
yang terbuat dari kaca tahan panas yang apapun selalu terdapat kemungkinan untuk
merupakan tempat sinar-X diproduksi. menimbulkan perubahan pada sistem
Tabung sinar-X adalah komponen yang utama biologik, baik pada tingkat molekul maupun
yang terdapat pada pesawat sinar-X. sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak

19
Jurnal Mutiara Elektromedik Vol 1 No 1 November 2017

membunuh sel tetapi mengubah sel-sel yang bobot radiasi ini dikaitkan dengan
mengalami modifikasi atau sel yang berubah kemampuan radiasi dalam membentuk
ini mempunyai peluang untuk lolos dari pasangan ion persatuan panjang lintasan,
sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk semakin banyak pasangan ion yang dapat
menghilangkan sel seperti ini. dibentuk persatuan panjang lintasan, semakin
Semua akibat proses modifikasi atau besar pula nilai bobot radiasi itu.
transformasi sel ini disebut efek stokastik Dosis ekuivalen dalam organ T yang
yang terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi menerima penyinaran radiasi R (HT.R)
tanpa ada dosis ambang dan baru akan ditentukan melalui persamaan :
muncul setelah masa laten yang sama. HT.R = WR . DT.R
Semakin besar dosis paparan, semakin besar Dengan DT.R adalah dosis serap yang
peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan dirata-ratakan untuk daerah organ atau
tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jaringan T yang menerima radiasi R, sedang
jumlah dosis yang diterima. WR adalah faktor bobot dari radiasi R. Satuan
Bila sel yang mengalami perubahan untuk dosis ekuivalen adalah rem, kemudian
adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang diganti menjadi sievert (Sv), dimana 1 Sv =
baru tersebut akan mewariskan kepada 100 rem.
turunannya sehingga timbul efek genetik atau 9. Dosis Efektif
pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik Hubungan antara peluang timbulnya
maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu efek biologi tertentu akaibat penerimaan dosis
yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh ekuivalen pada suatu jaringan juga
dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, bergantung pada organ atau jaringan yang
akan tumbuh dan berkembang menjadi tersinari. Untuk menunjukkan keefektifan
jaringan ganas atau kanker. radiasi dalam menimbulkan efek tertentu pada
suatu organ diperlukan besaran baru yang
8. Dosis Serap disebut besaran dosis efektif. Besaran ini
Dosis serap sebagai jumlah energi merupakan penurunan dari besaran dosis
yang diserahkan oleh radiasi atau banyaknya ekuivalen yang dibobot. Dosis efektif dalam
energi yang diserap oleh bahan persatuan organ T, HE yang menerima penyinaran
massa bahan itu. Jadi dosis serap merupakan radiasi dengan dosis ekuivalen HT ditentukan
ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh melalui persamaan :
radiasi pengion kepada medium. HE = WT . HT
Untuk keperluan proteksi radiasi ICRP melalui publikasi ICRP Nomor
digunakan untuk menyatakan dosis rata-rata 60 Tahun 1990 menetapkan nilai WT yang
pada suatu jaringan. Satuan yang digunakan dikembangkan dengan menggunakan
satuan baru, yaitu gray (Gy) dimana: “manusia acuan” dengan jumlah yang sama
1 gray (Gy) = 1 joule/g untuk setiap jenis kelamin dan mencakup
Dengan demikian dapat diperoleh hubungan: rentan umur yang cukup lebar.
1 gray = 100 Rad Besaran dosis serap ini
berlaku semua jenis bahan yang dikenainya. III. METODE
2.5.2 Dosis Ekuivalen
Setelah mempersiapkan alat-alat yang
Dosis ekuivalen pada prinsipnya
dibutuhkan maka tahap pertama sebelum
adalah dosis serap yang diberi bobot, yaitu
melakukan penelitian pada ruangan ICU yaitu
dikalikan dengan faktor bobotnya. Faktor

20
Jurnal Mutiara Elektromedik Vol 1 No 1 November 2017

dengan mengukur kebocoran tabung sinar x dengan data yang didapat sebagai
dengan menggunakan alat surveimeter, berikut:
setelah itu masuk kepada tahap yang kedua Tabel Hasil pengukuran uji
denagn melakukan pengukuran dosis yang kebocoran tabung sinar x
diterima masyarakat terhadap ruangan ICU. Factor Ekposi Jarak Hasil pengukuran
(kv, mAs) (FFD) (msv)
1. Diagram Alir Penelitian Kv: 68, mAs: 0,8 160 cm 0,020

Mulai

Input factor
ekposi

1. Mengukur kebocoran tabung


2. Mengukur dosis yang diterima
masyarakat pada ruangan ICU

Hasil pengukuran dosis yang


Gambar 1 Proses pengaturan jarak dan
diterima masyarakat pada area peletakan alat surveimeter
sekitar ruangan ICU

Analisis data

selesai

Gambar .1 Diagram Alir penelitian

2. Analisis Data Pengukuran Gambar 2 proses penginputan factor


Data pengukuran nilai dosis radiasi ekposi
diambil secara langsung pada saat eksposi. Setelah proses uji kebocoran
Setelah mendapat hasil pengukuran tabung x-ray dilakukan, maka tahap
selanjutnya menyesuaikan hasil pengukuran selanjutnya melakukan pengukuran
dengan peraturan yang telah ditetapkan. terhadap dosis radiasi pada ruangan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ICU, dimana proses pengukuran dosis
1. Hasil pada tahap awal itu mengarahkan Tube
Berdasarkan hasil pengukuran X-ray pada dinding atau tembok,
dengan surveymeter pada titik-titik setelah itu mengukur jarak antara tube
yang telah ditentukan diperoleh data- X-ray dengan tembok dimana
data dosis radiasi seperti pada tabel , menggunakan jarak antara dinding atau
untuk pengukuran saat ada tindakan tembok dengan alat X-ray yaitu 150 cm
penyinaran. Sebelum melakukan dimana jarak tersebut digunakan
pengukuran terhadap dosis radiasi pada berdasarkan jarak setiap pemeriksaan
ruangan ICU tahap pertama melakukan yang dilakukan.
uji kebocoran tabung pesawat x ray

21
Jurnal Mutiara Elektromedik Vol 1 No 1 November 2017

0,8
Belakang Kv: 63, 150 0,020
(3) mAs: cm
0,8

Gambar 3 Titik pengukuran pada


Setelah didapat hasil pengukuran
ruangan ICU
maka hasil yang didapat masuk dalam
No. 1 pintu masuk ruangan ICU
kategori dibawah batas ambang karena,
No. 2 dinding kiri
merujuk dari Nilai Batas Dosis (NBD)
No. 3 dinding belakang
yang ditetapkan dalam PERATURAN
No. 4 dinding kanan
KEPALA BADAN PENGAWAS
TENAGA NUKLIR NOMOR 4
TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI
DAN KESELAMATAN RADIASI
DALAM PEMANFAATAN TENAGA
NUKLIR pasal 46 ayat 1 “Pembatas
Dosis untuk anggota masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Gambar 4 Proses peletakan alat 42 huruf b ditetapkan tidak melebihi
survey meter 0,3 mSv (tiga persepuluh miliSievert)
pertahun”.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Saran
Kesimpulan Diharapakan pada penelitian
Analisa terhadap dosis pada selanjutnya dapat melakukan quality
masyarakat umum dimaksudkan untuk control pada pesawat x-ray sehingga
memastikan bahwa ruangan yang hasil yang di dapat lebih akurat.
digunakan dalam prosedur radiologi DAFTAR PUSTAKA
diagnostik berfungsi dengan benar
sehingga masyarakat umum tidak Lukman, D. (1991). Dasar-Dasar Radiologi
mendapat paparan yang tidak dalam Ilmu Kedokteran Gigi: Widya
diperlukan, paparan radiasi pada Medika, Jakarta. Hilliday, david.
ruangan ICU Rumah Sakit Royal Prima Resnick, Robert. (1990), Fisika Modern,
Medan dimana data yang didapat seperti Erlangga, Jakarta.
table dibawah ini: penyinaran Chember, Herman, Introduction to Health
Titik Factor Jarak Hasil Physics, Pergamon Press, New York
Pengukuran Ekposi (cm) pengukuran (1987).
(kv, (msv)
International Atomic Energy Agency,
mAs)
Depan (1) Kv: 63, 150 0,022
Absorbed Dose Determination in
mAs: cm Photon and Electron Beams – an
0,8 International Code of Practice,
Samping (2) Kv: 63, 150 0,020 Technical Reports Series No. 277,
mAs: cm IAEA, Vienna (1987).
0,8
Samping (4) Kv: 63, 150 0,021
mAs: cm

22
Jurnal Mutiara Elektromedik Vol 1 No 1 November 2017

Gautreau, R. And Savin, W., Fisika Modern


(terjemahan oleh Hans. J. Wopspakirk),
Penerbit Erlangga, Jakarta (1995).
Halliday, David., Resnick, Robert, (1990),
“Fisika Modern”, Erlangga, Jakarta.
Anonim. 2003. Dasar proteksi radiasi. Jakarta
Zubaidah, A. 2005. Efek Paparan Radiasi
pada Manusia. Artikel. Jakarta : Badan
Tenaka Nuklir.
Krane, Kenneth. Fisika Modern (terjemahan
oleh Hans. J. Wopspakirk dan Sofia
Niksolihin), Penerbit Universitas
Indonesia, Salemba 4, Jakarta 10430
(1992).
Akhadi, Mukhlis. Drs. 2000. Dasar-Dasar
Proteksi Radiasi. Jakarta: PT. Renika
Cipta.
Alamsyah, Reno.2004. Jaminan Mutu untuk
Keselamatan pada Fasilitas Sumber
Radiasi. Jakarta:

23

Anda mungkin juga menyukai