Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunisasi ) pada
bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (Supartini, Y, 2004, hal 73)
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diberi imunisasi, berarti diberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan /
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu
saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
(Depkes RI, 2014 , hal 8 )
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar
merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu.
Tujuan Imunisasi
Tujuan Imunisasi
Tujuan Umum
Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam kondisi
sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan pemberian virus dengan
memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh dan kemudian
menimbulkan antibodi (Hanum, 2010)
Imunisasi tidak boleh diberikan hanya pada kondisi tertentu misalnya anak
mengalami kelainan atau penurunan daya tahan tubuh misalkan gizi buruk atau
penyakit HIV/AIDS.
Sistem Kekebalan
Sistem kekebalan adalah suatu sistem yang rumit dari interaksi sel yang tujuan utamanya adalah
mengenali adanya antigen. Antigen dapat berupa virus atau bakteri yang hidup atau yang sudah
diinaktifkan. (Depkes RI, 2014, hal 17)
Kekebalan Aktif
Adalah pemberian kuman atau racun yang sudah dilemahkan atau dimatikan
dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri agar nantinya
sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap
antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya.
Contohnya adalah imunisasi polio dan campak. Imunisasi aktif biasanya dapat
bertahan untuk beberapa tahun dan sering sampai seumur hidup. Kekebalan aktif
dibagi dua yaitu :
a. Kekebalan aktif alami ( naturally acquired immunity), dimana tubuh anak
membuat kekebalan sendiri setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya
anak yang telah menderita campak setelah sembuh tidak akan terserang lagi
karena tubuhnya telah membuat zat penolak terhadap penyakit tersebut.
b. Kekebalan aktif buatan (artificially induced active immunity) yaitu
kekebalan yang diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi. Misalnya
anak diberi vaksin BCG, DPT, Campak dan lainnya.
Dalam kekebalan aktif terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu :
a. Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan, eksotoksin yang
didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat pada protein pembawa seperti
polisakarida, dan vaksin dapat juga berasal dari ekstrak komponen-komponen organisme
dari suatu antigen. Dasarnya adalah antigen harus merupakan bagian dari organisme yang
dijadikan vaksin. Pengawet/stabilisator, atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan
agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan mencegah
tumbuhnya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan seperti air raksa atau antibiotik yang
biasa digunakan.
b. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan yang
digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya telur, protein serum, bahan kultur sel.
c. Adjuvan, terdiri dari garam aluminium yang berfungsi meningkatkan sistem imun dari
antigen. Ketika antigen terpapar dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan
perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin tinggi
peningkatan antibodi tubuh.
Kekebalan Pasif
Adalah suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat
imunoglobin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma manusia (kekebalan yang di dapat bayi dari ibu melalui
plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang
sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi pasif dibagi menjadi dua :
a. Kekebalan pasif alami atau kekebalan pasif bawaan yaitu kekebalan yang
diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama
(± hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir).
b. Kekebalan pasif buatan yaitu kekebalan yang diperolah setelah mendapat
suntikan zat penolak misalnya pemberian suntikan ATS. (Hanum, 2010)
Imunisasi Wajib
Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang
sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan
masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas
imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus.
o imunisasi rutin
Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus
sesuai jadwal.imunisasi rutin terdiri atas:
Vaksin BCG
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang
ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC yang berat
contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru,
atau TBC tulang. Imunisasi BCG berasal dari vaksin beku kering yang
mengandung Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan (Baccillus Calmette
Guerin), Strain paris.
Vaksin Hepatitis B
Deskripsi :
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit hepatitis B. Imunisasi hepatitis B
merupakan vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan
bersifat non-infecious, berasal dari HBsAg. Kandungan vaksin ini
adalah HbsAg dalam bentuk cair.
Cara pemberian dan dosis :
Dosis 0,5 ml/ 1 buah HB PID, secara IM, sebaiknya pada anterolateral
paha
Pemberian sebanyak 3 dosis
Dosis pertama usia 0 – 7 hari, dosis berikutnya interval miminum 4
minggu ( 1 bulan).
Kontra Indikasi :
Penderita infeksi berat yang disertai kejang
Efek samping :
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar
tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya
hilang setelah 2 hari.
Penanganan efek samping :
a. Orang tua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI)
b. Jika demam, kenakan pakaian yang tipis
c. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin
d. Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3-4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam)
e. Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
o Imunisasi lanjutan
imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulang untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau
untuk memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi lanjut diberikan kepada anak usia dibawah 3
tahun (Batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita subur.
Vaksin Td
Deskripsi :
Suspense kolodial homogeny berwarna putih susu mengandung tokosoid tetanus dan tokosoid difteri
murni yang terabsorpsi kedalam aluminium fosfat.
Indikasi :
Secara intra muscular atau subkutan dalam, dengan dosis 0.5 ml. dianjurkan anak usia bawah 8 tahun.
Kontra indikasi :
Efek samping :
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-
kadang gejala demam.
o Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang paling
berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu
tertentu. Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah Backlog
fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi Nasional), Sub-PIN, Catch up
Campaign campak dan Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI).
o Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk
melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi
tertentu antara lain persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umrah, persiapan
perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar
biasa. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri atas Imunisasi Meningitis
Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi Anti-Rabies.
o Imunisasi Pilihan
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib, Tifoid,
Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus, Japanese Ensephalitis,
dan HPV
Keterangan :
BCG diberikan pada usia 1 bulan dengan interval waktu kurang 3 bulan
Hepatitis B diberikan pada saat bayi baru lahir sampai kurun waktu 7 hari setelah
lahir
DPT diberikan pada usia 2, 3 dan 4 bulan dengan interval waktu 4 minggu
Polio diberikan pada saat bayi baru lahir, usia 1, 2, 3 dan 4 bulan dengan interval
tidak kurang dari 4 minggu
Campak diberikan pada saat usia 9 bulan.
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Usia Balita (Depkes RI, 2014, hal 28)
Imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib : 18 bulan
Campak : 24 bulan
Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Usia Sekolah (Depkes RI, 2014, hal 28)
Kelas 1 SD = DT dan Campak
Kelas 2 SD = Td
Kelas 3 SD = Td
Jadwal Imunisasi Lanjutan Tetanus Toksoid (TT) (Depkes RI, 2014, hal 29)
TT1 = DPT-HB-Hib 1
TT2 = DPT-HB-Hib 2 = bertahan 3 Tahun
TT3 = DT (kelas 1 SD) = bertahan 5 tahun
TT4 = Td (kelas 2 SD) = bertahan 10 tahun
TT5 = Td (kelas 3 SD) = bertahan 25 tahun
Vitamin K
Pengertian
ASI mengandung vitamin yang lengkap. Vitamin cukup untuk 6 bulan
sehingga tidak perlu ditambah kecuali vitamin K karena bayi baru lahir ususnya
belum mampu membentuk vitamin K. Oleh karena itu, perlu tambahan vitamin K
pada hari ke-1, -3, dan -7. Vitamin K dapat diberikan oral maupun IM.
( Purwanti, 2014, hal :20)
Pada minggu pertama, usus bayi belum mampu membuat vitamin K,
sedangkan bayi setelah persalinan mengalami perdarahan perifer yang perlu
dibantu dengan pemberian vitamin K untuk proses pembekuan darah. Pada
minggu pertama setelah lahir perlu pemberian vitamin K pada hari ke-1, ke -3,
dan hari ke-7. (Purwanti, 2014. Hal: 20)
Vitamin K merupakan vitamin larut dalam lemak yang memiliki peranan
penting dalam mengaktifkan zat -zat yang berperan dalam pembekuan darah,
di antaranya zat yang dikenal sebagai protrombin dan faktor - faktor
pembekuan.
Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui menrut Oktarina, Mika. 2016,
hal :129 yaitu:
Vitamin K1 (phytomenadione ), terdapat pada sayuran hijau
Vitamin K2 (menaquinone), dihasilkan oleh bakteri normal usus (Bacteriodes
fragilis)
Vitamin K3 (menadione), merupakan vitamin K sintetik
Vitamin K dapat diproduksi oleh bakteri normal dalam saluran cerna, akan
tetapi pada bayi baru lahir kondisi saluran cerna masih dalam keadaan steril
(tidak ada bakteri normal usus) sehingga vitamin K tidak dapat
diproduksi. Fungsi organ hati sebagai tempat metabolisme vitamin K juga
belum dapat berfungsi secara matang terutama pada bayi kurang bulan.
TUJUAN
Tujuan umum : Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat
PDVK.
Tujuan khusus:
1. Tercapainya target pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 pada bayi baru lahir
sedini mungkin yaitu 1-2 jam setelah lahir.
2. Tercapainya target pelayanan kesehatan pada bayi baru lahiryang komprehensif di
tingkat pelayanan dasar.
3. Terlindunginya bayi baru lahir terhadap PDVK.
4. Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir.
Pengertian
Perawatan bayi dalam incubator merupakan metode merawat bayi dengan
dimasukkan kedalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suhu lingkungan
yang cukup dengan suhu normal. ( Hidayat, 2007, hal : 59)
Inkubator adalah suau alat yang diciptakan untuk menciptakan kondisi optimal
dari suhu, kelembaban dan suplai oksigen untuk melangsungkan kehidupan bayi
seperi situasi dalam kandungan ibunya. ( Suryana, 2000, hal: 125)
Tujuan
1. Menciptakan suhu kamar yang optimal sesuai dengan kebutuhan bayi
2. Mencegah infeksi
3. Menciptakan konsentrasi oksigen yang sesuai dengan kebutuhan bayi
4. Memenuhi kelembaban yang dibutuhkan untuk lingkungan bayi
5. Untuk memudahkan penanganan, pelayanan dan pengawasan.
6. Dalam hal ini di dalam incubator kita dapat melakukan pelayanan
perawatan seperti terapi sinar (photo terapy), memasang monitor EKG,
pemasangan wingneedle, kateter umbilical, transfuse, dll ( Suryana, 2000,
hal: 126)
Indikasi pasien dirawat dalam incubator , menurut Suryana, 2000, hal: 126
1. Bayi kurang bulan, sehat atau sakit
2. Bayi kecil kurang dari 2000 gram, sehat atau sakit
3. Bayi lebih dari 2000 gram keadaan sakit terutama kesulitan bernapas
4. Bayi yang mengalami operasi (pascaoperasi) sebelum pemulihan.
Fungsi Inkubator
Infant Incubator atau sering disebut dengan Baby Incubator adalah suatu alat
yang digunakan untuk perawatan bagi bayi premature. Dimana alat Infant
Incubator ini berfungsi untuk menjaga kehangatan dan kelembaban tubuh bayi,
mencegah terjadinya infeksi pernapasan pada bayi dan untuk mengisolasi bayi
yang baru lahir atau bayi premature yag memiliki berat badan kurang dari 2, 5 kg.
Hal ini sangat penting sekali bagi bayi premature yang baru lahir yang mana
rawan terhadap masalah pernapasan karena paru – parunya tidak mendukung
untuk mensuplay oksigen guna pernapasan pada tubuh.
Infant Incubator ini menggunakan sistem pemanasan dengan heater dan sistem
kerja manual, digital dan dilengkapi alarm – alarm pengaman. Karena itu yang
merupakan syarat – syarat yang harus dipenuhi pada Infant Incubator adalah
sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Panas Yang Tetap
2. Pemberian panas yang tetap dan tertentu pada bayi dengan berat
badan lahir rendah sangatlah penting dalam mengatasi
Hypothermia dan jika kulit bayi lebih rendah dari 36° C. Berat
badan tidak bertambah dengan cepat walaupun diberikan kalori
normal hal ini karena kalori banyak di pakai untuk memelihara
suhu badan.
3. Isolasi Ruangan
4. Isolasi ruangan sangat diperlukan oleh bayi karena daya tahan
tubuh bayi dengan berat badan rendah masih sangat rentang
sehingga apabila diletakkan diruangan bebas akan mudah terkena
infeksi.
5. Menambah zat asam dalam incubator sehingga memudahkan
pernapasan bayi.
Sirkulasi Udara
Sistem sirkulasi udara dari Infant Incubator Servo Control mampu untuk
mengontrol temperature udara dan kelembaban udara dalam hood Incubator.
Udara yang masuk dalam Incubator ini akan di saring melalui Filter yang ada di
bagian dalam Oxygen Limiter di belakang Incubator. Apabila masih memerlukan
oxygen, maka oxygen akan di tambah melalui Oxygen Limiter. Udara mengalir
melalui pemanas yang akan memanaskan udara sampai temperature yang tepat.
Udara yang sudah hangat tersebut akan dialirkan melalui Humidity Reservoir
untuk mendapatkan kelembaban relatif yang diperlukan.
Selanjutnya udara tersebut masuk Hood, melalui Mattres dan diarahkan
kembali ke bawah menuju bagian bawah Deck untuk di kontrol. Melalui sensor
pengatur operasi ( Operating Probe ) dan sensor pengaman temperature ( Safety
Thermostat ), temperature udara tersebut dimonitor dan dikontrol secara kontinyu.
Sirkulasi di dalam hood menimbulkan sedikit kenaikkan tekanan udara positif
yang mana hal ini mengakibatkan udara dalam hood cenderung mengalir keluar.
Ha ini untuk menjaga kontinuitas sirkulasi udara dan terisolasinya udara di dalam
hood dari udara luar, sekalipun Acces Port dan hood di buka – buka untuk suatu
keperluan perawatan.
Isolasi Udara
Seluruh udara yang masuk ke dalam Infant Incubator dihisap melalui saringan
filter yang terpasang pada bagian dalam Oxygen Limiter di belakang. Filter
sangan efektif untuk menyaring partikel – partikel debu yang terkandung didalam
udara. Untuk menjaga efektivitas isolasi atmosphere yang sempurna dan menjaga
meningkatnya konsentrasi oksigen diatas batas yang aman.
1 kg 35
2 kg 34
3 kg 33
Bagian luar incubator dibersihkan setiap hari, bagian dalam bila terkena muntahan
atau feses segera dibersihkan dengan menggunakan zat desinfektan. Bila
incubator dibersihkan, bayi dipindahkan pada incubator lain yang sudah
dihangatkan lebih dulu.
Bayi yang dirawat didalam incubator tertutup dengan sevokontrol tidak
berpakaian (telanjang)
Tabel : Suhu Inkubator yang direkomendasi menurut berat dan umur bayi
Berat Bayi 35 34 33 32
Sumber : http://kochmedical.com/products-page/gebrauchte-medizintechnik/drager-
inkubator-mod-8000-ic
Sumber :
https://www.tokopedia.com/mommybaby/incub
ator-inkubator-bayi
Blue Light
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada putih mata (sklera) dan kulit bayi baru lahir.
Warna kuning itu pertanda terjadinya penumpukan bilirubin, yaitu senyawa hasil pemecahan sel
darah merah, bisa karena sel darah merah sudah tua atau ada proses penghancuran yang
abnormal. Semasa dalam kandungan, bilirubin dikeluarkan melalui plasenta ibu. Setelah lahir,
bayi harus mengeluarkannya sendiri. Pengeluaran bilirubin oleh bayi memerlukan fungsi hati
yang sempurna dan makanan dalam usus yang membawanya keluar sebagai feses.
Kadar bilirubin yang normal bergantung pada usia bayi. Contohnya, kadar bilirubin 12 mg/dl
pada bayi kurang dari 24 jam adalah abnormal. Tetapi kadar tersebut pada bayi cukup bulan usia
3 hari adalah normal. Bila bayi tampak kuning, perlu diperiksa kadar bilirubin untuk
menentukan apakah kadarnya masih normal atau sudah abnormal sehingga perlu terapi.
Dianggap di atas normal bila kadar biliburin lebih dari 12 mg/dl. Bila kadar bilirubin di atas
normal, dokter akan melakukan terapi sinar biru pada bayi kuning tersebut. Terapi ini dilakukan
di rumah sakit. Bayi diletakkan di bawah lampu yang memancarkan spektrum cahaya biru
dengan panjang gelombang tertentu (ukurannya sekitar 450 nanometer).
Fungsi terapi sinar biru ini akan mengubah bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air
sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh bayi. Berapa lama bayi menjalani terapi sinar biru
tergantung pada kadar bilirubin, biasanya sekitar 2-4 hari. Bila kadar bilirubin 12- 15 mg/dl,
terapi dilakukan selama 2-3 hari. Bila kadarnya mencapai 15-20 mg/dl terapi dilakukan selama
3-4 hari.
Biliblanket. Selain terapi sinar biru, dapat pula dilakukan dengan biliblanket, yaitu selimut yang
mengandung serat optik yang juga terdapat pada sinar biru. Bedanya, selimut ini dapat langsung
menutup tubuh bayi sehingga Anda dapat langsung menyusui dan memeluknya. Di Indonesia
juga tersedia biliblanket, namun tidak begitu efektif dalam menurunkan kadar bilirubin. Yang
paling efektif adalah terapi sinar biru.
Tranfusi darah. Bila kadar bilirubin bayi baru lahir di atas 20 mg/dl, dokter akan malakukan
transfusi darah untuk menukar darah bayi. Karena, bilirubin yang sangat tinggi berisiko tinggi
masuk ke dalam otak sehingga terjadi gangguan pada otak dan kualitas perkembangan bayi.