Anda di halaman 1dari 1

Pencemaran adalah masuknya suatu zat atau limbah pada media yang dapat

menyebabkan media tersebut tidak dapat berfungsi sesuai kegunaannya. Semakin banyak
jumlah limbah yang masuk ke lingkungan tanpa pengolahan menyebabkan semakin beratnya
beban lingkungan untuk menampung dan melakukan degradasi (self purification) terhadap
limbah tersebut. Jika kemampuan lingkungan penerima limbah sudah terlampaui, maka akan
mengakibatkan pencemaran dan terjadi akumulasi materi di lingkungan bersangkutan.
Penumpukan materi yang tidak terkendali akan menimbulkan berbagai dampak seperti bau
menyengat, pemandangan yang kotor dan menimbulkan masalah estetika lainnya (Setiyono
dan Satmoko, 2008)

Dapus : Setiyono dan Satmoko,Y. 2008. Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah
Industri Pengolahan Ikan di Muncar. Jurnal Air Indonesia. 4 (1) : 69-80

Bioremediasi merupakan proses penguraian limbah organik atau anorganik polutan


secara biologi dalam kondisi terkendali dengan tujuan mengontrol, mereduksi atau bahkan
mereduksi bahan pencemar dari lingkungan. Bioremediasi terjadi karena enzim yang
diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur
kimia polutan tersebut, disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung
pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks,
dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Pendekatan umum
untuk meningkatkan kecepatan biotransformasi atau biodegradasi adalah dengan cara seeding
dan feeding. Secara umum teknik bioremediasi terbagi dua in situ (on-site), dapat dilakukan
langsung di lokasi tanah tercemar dan ex situ (off-site) yaitu tanah tercemar digali dan
dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol. Lalu diberi perlakuan khusus
dengan memakai mikroba (Suryani, 2011).

Dapus : Suryani, Y. 2011. Bioremediasi Limbah Merkuri dengan Menggunakan Mikroba


pada Lingkungan yang Tercemar. Jurnal ISTEK . 5 (1) :139-148

Anda mungkin juga menyukai