Anda di halaman 1dari 18

KREDENSIAL TENAGA MEDIS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR
TETAP
dr. Arum Dina Kusuma Asih
Penilaian kredesial tenaga medis adalah proses penilaian yang dilaksanakan
dalam rangka seleksi dan rekrutmen tenaga medis yang mengajukan lamaran
ke RSIA Permata

Jenis tenaga medis yang melakukan profesi medis di RSIA Permata adalah :
a. Dokter Purna Waktu ( Full Time) adalah dokter pegawai RSIA Permata
Pengertian
dan bekerja secara fungsional / professional dalam rangka memberikan
pelayanan, pendidikan, penelitian sesuai dengan Surat Penugasan
b. Dokter Paruh Waktu ( Part Time ) adalah dokter hanya melakukan
pelayanan profesi medis sesuai dengan perjanjian kerja dan bertanggung
jawab kepada Direktur melalui Ketua Komite Medik
Umum :
 Tercapainya mutu pelayanan di RSIA Permata
Khusus :
 Terseleksinya kompetensi dokter yang akan menjalankan praktek
keprofesian di RSIA Permata
Tujuan
 Terseleksinya kompetensi dokter secara lengjap sesuai :
a. Standar profesi
b. Standar etika
c. Standar pelayanan medis profesi

Kebijakan Rekruitmen tenaga medis professional dan bermutu

1. Penerimaan berkas lamaran :


1.1. Berkas lamaran ditujukan kepada Direktur RSIA Permata
1.2. Direktur RSIA Permata membuat disposisi mengenai lamaran
kepada Kasubid Kepegawaian melalui Wakil Direktur Umum dan
Keuangan RSIA Permata, kemudian diteruskan ke Ketua Komite
Prosedur Medis dan Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) terkait.
1.3. Kasubid Kepegawaian mengirimkan kelengkapan berkas lamaran,
setelah lengkap ditandatangani oleh Kasubid Kepegawaian dikirim
ke KSM terkait.
1.4. Ketua KSM terkait dan anggota akan mempelajari berkas lamaran
tersebut sesuai sistem KSM terkait.
1.5. Bila KSM membutuhkan maupun tidak membutuhkan tenaga
1.6. medis baru maka berkas lamaran melalui disposisi dikembalikan
kepada Kasubid Kepegawaian.
1.7. Bila dibutuhkan berkas diteruskan kepada komite medik, tetapi bila
KSM tidak membutuhkan maka Kasubid Kepegawaian akan
membuat surat jawaban ke pelamar.
1.8. Ketua Komite Medik mendisposisikan berkas lamaran ke Sub
Komite Kredensial Komite Medik untuk menjadwalkan Tes Tahap
I / MMPI-2 dan Tes Tahap II/ wawancara Kredensial terhadap
tenaga Medis (dokter) di Ruang Komite Medik
1.9. Kasubid Kepegawaian mempersiapkan bahan Rapat Penilaian
Kredensial terhadap tenaga medis di Ruang Rapat Komite Medik
2. Penilaian kredensial
2.1.
3. Pelaksanaan kredensial
4. Pelaksanaan Keputusan Rapat Penilaian Kredensial diambil secara
musyawarah dan mufakat. Dalam hal yang tidak memungkinkan,
keputusan dapat diambil dengan pemungutan suara menurut suara
terbanyak
5. Pembuatan Berita Acara Hasil Rapat Kredensial dibuat oleh Sekretaris
Komite Medik, ditandatangani oleh peserta rapat yang hadir mengetahui
Ketua Komite Medik
6. Penyusunan Rekomendasi oleh Ketua Komite Medik untuk disampaikan
kepada Direktur RSIA Permata.
Unit Terkait

PROSEDUR PEMANTAUAN DENYUT JANTUNG


JANIN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Pengertian Denyut jantung janin sewaktu masih di dalam rahim.

1. Mengetahui secara pasti kesejahteraan janin dengan alat laenec/


doppler.
Tujuan
2. Bila terjadi gawat janin maka segera dapat dilakukan pengakhiran
persalinan.

Kebijakan
DJJ harus dipantau berkala tiap 1 jam.
1. Laenec, fetal phone/doppler.
Persiapan alat
2. Dilakukan oleh dokter, bidan/perawat.

1. Tentukan letak atau posisi janin.


a. Pemeriksaan denyut jantung janin memakai alat laenec/ doppler.
b. Alat diletakkan pada titik punctum maximum ( suara yang
paling keras ).
c. Bila dengan alat laenec terdapat keraguan harus didengarkan 3
petugas.
2. Cara mendengarkan :
Prosedur a. 5 detik dihitung.
b. 5 detik istirahat.
c. 5 detik dihitung lagi.
d. 5 detik istirahat lagi.
e. 5 detik dihitung lagi.
f. Kala I pemeriksaan dilakukan setiap 30 menit.
g. Kala II pemeriksaan dilakukan setiap 5 menit.
Bila terjadi gawat janin ( jumlah frekuensi kurang dari 100 x /
menit, atau lebih besar 160 x/menit, atau tidak teratur ( dalam

PROSEDUR PEMANTAUAN DENYUT JANTUNG


JANIN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


2/2

5 detik berikutnya selisih 2x ), beri oksigen dan segera lapor


Pengertian
dokter jaga.

1. Kamar bersalin.
Unit Terkait 2. IGD
3. Poliklinik.
4. OK
TINDAKAN EPISIOTOMI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Merupakan insisi di daerah perineum untuk melebarkan jalan lahir


Pengertian
sehingga mempermudah persalinan.

Mencegah luka spontan yang tidak rata sehingga mempersulit penjahitan


Tujuan
dan penyembuhan.

Kebijakan Episiotomi dilakukan dengan indikasi.

1. Persalinan yang lama karena perineum yang kaku.


Indikasi
2. Mencegah terjadinya robekan perineum.
3. Mengurangi tekanan pada kepala janin (bayi prematur dan
primigravida).
4. Mempersingkat kala II (apabila adanya gawat janin).
5. Pada tingkat operatif (extraksi cunam, versi extraksi, vacum) bila
dianggap perlu.
6. Pada gravida.
Macam episiotomy :
1. Episiotomy medialis.
2. Episiotomy mediolateralis.
3. Episiotomy lateralis.
Persiapan alat :
1. Duk lubang steril.
2. Hand schoon 2 ps.
3. Gaas steril.
4. Gunting episiotomy.
5. Klem & pinset anasony.
6. Jegul/tempon vagina.
7. Benang cutgut.
8. Nald foolder.
9. Spuit 3 cc.

TINDAKAN EPISIOTOMI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


2/2

10. Prokain 1 – 2 %.
Indikasi
11. Betadin & Bengkok

1. Desinfektan kulit dan genitalia ektema.


2. Anestesi lokal 5 ml prokain 1 – 2 % dibersihkan dibawah kulit
perineum terus ke jaringan dibawahnya.
3. Dilakukan pada saat kepala membuka pintu.
4. Jari telunjuk & jari tengan kanan kiri letakkan antara dan perineum.
a. Gunting episiotomy dimasukkan diantara kedua jari tersebut
Prosedur Kerja diarahkan pada garis tengah atau 1 cm dari garis tengah terus ke
Episiotomi arah lateral.
b. Dapat pula dilakukan insisi mediana terus ke belakang, insisi
dibelokkan ke lateral.
c. Guntingan dilakukan pada waktu penderita mengejan.
d. Buat episiotomy dengan hanya satu atau dua kali irisan, untuk
mencegah luka yang tidak rata sehingga mempersulit penjahitan
dan penyembuhan.
Unit Terkait Ruang Bersalin.

MENJAHIT EPISIOTOMI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

1. Posisi penderita lithotomi.


2. Alas tempat tidur bersih / steril.
3. Siapkan jet set.
Persiapan
4. Lampu sorot yang terang supaya dapat melihat medan operasi yang
jelas.
5. Toilet vulva, vagina dan sekitarnya.

Prinsip Jahit Lapis 1. Selaput lendir liang senggama dijahit melalui dari bagian atas jahitan
Demi Lapis simpul cut gut.
2. Otot kerampang dijahit dengan jahitan simpul cut gut.
3. Fasia lobang lemak dijahit dengan jahitan simpul cut gut.
4. Kulit kerampang / perineum dijahit dengan jahitan simpul sutera /
side.
5. Setelah selesai bagian jahitan dikompres dengan kasa betadine.
ASUHAN KEPERAWATAN IBU PASCA
PERSALINAN NORMAL

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Pengertian Perawatan ibu pasca persalinan normal.

Memberikan pertolongan pada persalinan secara aman dengan prinsip 3 B


Tujuan
( bersih lingkungan, bersih alat, dan bersih petugas ).

Ruang Lingkup Pasien – pasien dengan kasus – kasus persalinan di kamar bersalin.

1. Awasi tanda – tanda vital.


2. Ukur TFU.
3. Awasi perdarahan pervaginam.
Prosedur
4. Jaga privasi ibu.
5. Bersihkan dan mandikan.
6. Jaga ibu dari faktor kelelahan  istirahat.
7. Beri nutrisi.
8. Rawat gabung.

Unit Terkait Kamar Bersalin.

MEMONITOR PERDARAHAN
MASA NIFAS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Masa sesudah persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai


Pengertian Masa Nifas pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil ( lamanya ±
6 minggu ).

Tujuan Memantau recovery

Kebijakan Perdarahan masa nifas dipantau.

Perdarahan Pada Waktu 1. Adanya sisa – sisa urin yang tertinggal.


Nifas Dapat 2. Perdarahan dari pembedahan jalan lahir yang berdarah kembali karena
Disebabkan luka yang belum dijahit atau karena jahitan yang putus / lepas.

Perawatan 1. Bila perdarahan berasal dari suatu luka :


Luka dirawat.
2. Bila perdarahan dari rongga rahim
a. Dilakukan kuretase.
b. Pemberian uterotonika misalnya ergometrin / metergin.
c. Pemberian antibiotika.

Unit Terkait 1. Ruang Bersalin.


2. Ruang Nifas.

PROSEDUR HYGIENE VULVA

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Hygiene vulva yaitu suatu usaha untuk merawat luka perineum dengan
Pengertian
baik dan secara aseptik dan antiseptik.

Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun di


Tujuan dalam uterus serta mendapatkan luka perineum dapat sembuh dengan baik
dan cepat.

Kebijakan Pembersihan dari cranial ke caudal.

1. Kapas savlon, cairan savlon.


Persiapan Alat 2. Duk steril.
3. Hand schoon.

Ruang Lingkup

Prosedur 1. Sebelum dan sesudah bekerja cuci tangan terlebih dahulu.


2. Penderita diberi pengertian.
3. Alas pantas dipasang, sikap penderita dorsal recumban.
4. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dibungkus dengan kapas savlon
untuk membuka vulva, bisa memakai sarung tangan.
5. Tangan kanan memegang pincet untuk memegang kapas salvon,
membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri → kanan → ke
bawah kemudian perineum ( satu kapas savlon untuk 1x usapan ).

Unit Terkait Ruang bersalin

PERAWATAN POST PARTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Pengertian Perawatan ibu 2 jam setelah melahirkan.

Tujuan Mengantisipasi terjadinya perdarahan.

Kebijakan Dilakukan oleh bidan atau perawat diruang diruang bersalin.

1. Segera setelah lahir ibu dirawat di ruang pemulihan selama 2 jam


untuk pengawasan kala IV.
2. Bila tidak terjadi komplikasi ibu dipindah ke bangsal kebidanan.
3. Merawat gabung dilakukan segera mungkin.
4. Selama di bangsal kebidanan ibu dilatih menyusui secara benar,
Bangsal Dirumah Sakit
merawat bayi secara benar dan dilatih segala sesuatu yang
berhubungan dengan masa nifas.
5. Pada primi gavida ibu dirawat selama 2 hari.
6. Kemudian ibu pulang dengan membawa surat kontrol untuk periksa
post partum di poliklinik RS / Puskesmas terdekat.

1. Seminggu setelah persalinan ibu kontrol di poliklinik RS.


Dipoliklinik
2. Untuk dilakukan pemeriksaan terhadap involusinya, luka perineum,
laktasi dan segala sesuatu komplikasi yang berkaitan dengan
persalinan / nifas.
3. Bila diperlukan penderita masih dapat perawatan secara rutin di
4. klinik laktasi, atau RS, atau dilakukan kunjungan oleh petugas RS.

1. Ruang Bersalin.
Unit Terkait
2. Poliklinik.

PROSEDUR MEMANDIKAN IBU SEHABIS


BERSALIN

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Memandikan ibu sehabis bersalin yaitu membersihkan ibu segera setelah


Pengertian melahirkan dan mengganti semua pakaian dengan pakaian yang bersih
agar ibu merasa segar kembali.

Untuk mendapatkan suasana segar kembali setelah habis melahirkan dan


Tujuan menjaga kebersihan serta menghilangkan bau yang tidak enak serta
mencegah/mengurangi terjadinya infeksi pada ibu bersalin.

Handuk dan peralatan mandi.


Kebijakan
Dilakukan oleh bidan / perawat.

1. Alat–alat untuk mandi disiapkan dulu.


a. Waskom berisi air hangat–hangat kuku.
b. Waslap–handuk–jarik.
c. Baju kancing depan, stagen / gurita.
Prosedur d. Softex–celana dalam dll.
2. Dimulai dari muka / wajah terus dimintakan dari atas kebawah,
kemudian posisi mungkar kekanan dan kekiri.
3. Kemudian diceboki.
4. Kemudian dikeringkan dengan handuk.
5. Dipakaikan celana dengan softex, gurita, jarik dan baju serta disisir.
Unit Terkait Ruang Bersalin.

PROSEDUR CARA MERAWAT


PERINEUM DI RUMAH

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Perawatan perineum dirumah ialah suatu tindakan yang dilaksanakan


Pengertian dirumah untuk merawat luka perineum, luka bekas jalan lahir menjadi
baik dan benar.

Mencegah terjadinya infeksi pada luka perineum dan ibu bisa merawat
Tujuan
sendiri dirumah untuk mendapatkan hasil perineum menjadi lebih baik.

Kassa & betadine.


Kebijakan
Dilakukan oleh bidan, pasien.

1. Ibu harus cuci tangan terlebih dahulu.


2. Siapkan alat – alat, obat untuk jahitan luka ( salp atau betadine ).
a. Kassa steril.
b. Softex.
3. Dikerjakan minimal 2x sehari, caranya :
Prosedur a. Luka dibersihkan dengan kassa yang telah dibasahi dengan
betadin satu kassa untuk 1x usapan dengan arah dari atas ke
bawah.
b. Luka dikompres betadin / salp.
c. Kemudian memakai softex dan pakaian lainnya yang empuk.
Catatan :
Bila ada tanda – tanda basah atau bengkak disertai bau tidak enak
segera periksa ke RS / Puskesmas terdekat.

Unit Terkait Ruang Bersalin.

PROSEDUR BIMBINGAN
CARA MENYUSUI BAYI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Bimbingan cara menyusui bayi yaitu suatu cara membimbing ibu habis
Pengertian bersalin agar memberikan ASI nya segera mungkin ( ± ½ jam sesudah
persalinan ) dengan cara – cara yang benar.

Untuk mengurangi / menekan angka kesakitan dan angka kematian bayi


Tujuan dengan cara memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan, dilanjutkan
sampai pada umur 2 tahun ( ASI ekslusif ).

Kebijakan Dilakukan oleh Bidan.

1. Segera meneteki setelah bayi lahir ( ± ½ jam setelah bayi lahir ).


2. Meneteki tanpa dijadwal.
3. Memberikan hanya ASI saja sampai umur 6 bulan.
4. Diteruskan memberi ASI sampai umur 2 tahun + makanan
pendamping.
5. Jangan memberikan dot / kempongan.
Prosedur
6. Bila ibu terpaksa berpisah dengan bayi usahakan segera setelah datang
memberi ASI lagi ( atau diperas disimpan dalam kulkas / paling lama
8 jam ).
7. Teknik menyusui
Posisi menyusui :
a. Posisi duduk.
b. Posisi tidur.
c. Posisi membawa bola.
d. Posisi tengkurap.

1. Ruang nifas.
Unit Terkait
2. Poliklinik.
3. Ruang rawat inap.

PROSEDUR PERAWATAN
PAYUDARA IBU MENYUSUI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :
Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Untuk mencapai hasil yang optimal dalam memberikan ASI ekslusif pada
Pengertian
bayi.

1. Payudara agar tetap bersih dan menghasilkan produksi ASI


semaksimal mungkin.
Tujuan 2. Supaya ibu dapat merencanakan menyusui bayinya dengan penuh
kesadaran dan penuh pengertian.
3. Mengetahui manfaat ASI.

Kebijakan Dilakukan oleh Bidan.

1. Persiapan cuci tangan terlebih dahulu.


2. Persiapan alat
a. Minyak kelapa steril.
b. Waslap.
c. Air hangat.
d. Air dingin.
Prosedur e. Handuk.
3. Melakukan pengurutan, caranya sebagai berikut :
a. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, tempatkan
kedua telapak tangan diantara kedua payudara – pengurutan
berikutnya diteruskan kearah bawah, samping arahkan urutan
dimulai ke arah atas kesamping – telapak tangan kiri ke arah sisi
kiri – telapak tangan kanan ke arah sisi kanan – arah gerakan
yang terakhir adalah melintang kemudian dilepas perlahan –
lahan.
b. Satu telapak tangan menopang payudara tangan yang satunya
mengepal dan mengurut dari pangkal menuju puting susu.

PROSEDUR PERAWATAN
PAYUDARA IBU MENYUSUI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


2/2

a. Satu telapak tangan menopang payudara tangan yang satunya dengan


sisi kelingking mengurut payudara dan pangkal ke arah puting susu.
Prosedur b. Merangsang payudara dengan air hangat secara bergantian.
c. Jangan memakai BH yang terlalu sempit.
d. Menjaga kebersihan payudara.

Unit Terkait 1. Ruang Bersalin.


2. Ruang Rawat Inap.
PROSEDUR PERAWATAN LUKA JAHITAN
EPISIOTOMI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Luka jahitan episiotomi yaitu luka yang terjadi pada perineum ibu yang
Pengertian habis melahirkan, biasanya luka ini terjadi pada persalinan anak pertama (
akibat dari pengguntingan perineum ).

Supaya bekas jahitan perineum dapat pulih kembali tanpa komplikasi


Tujuan
infeksi.

1. Kassa dan bethadine.


Kebijakan
2. Dilakukan oleh Bidan dan Perawat.

1. Selalu menjaga kebersihan perineum setiap setelah dari kamar mandi.


2. Memakai air panas pagi dan sore untuk membilas membersihkan
perineum.
3. Dikeringkan dengan handuk / waslap / kain cucian yang lunak /
Prosedur empuk.
4. Kemudian jahitan diolesi dengan betadhine, salep bioplasenton,
softex.
5. Makanan empat sehat lima sempurna sesuai porsi ibu menyusui.
6. Pemberian obat – obatan antibiotik dari dokter sesuai terapi.

Unit Terkait Ruang Bersalin.


PERAWATAN POST PARTUM

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Pengertian Perawatan ibu 2 jam setelah melahirkan.

Tujuan Mengantisipasi terjadinya perdarahan.

Kebijakan Dilakukan oleh bidan atau perawat diruang diruang bersalin.

7. Segera setelah lahir ibu dirawat di ruang pemulihan selama 2 jam


untuk pengawasan kala IV.
8. Bila tidak terjadi komplikasi ibu dipindah ke bangsal kebidanan.
9. Merawat gabung dilakukan segera mungkin.
10. Selama dibangsal kebidanan ibu dilatih meneteki secara benar,
Bangsal Dirumah Sakit
merawat bayi secara benar dan dilatih segala sesuatu yang
berhubungan dengan masa nifas.
11. Pada primi gavida ibu dirawat selama 2 hari.
12. Kemudian ibu pulang dengan membawa surat kontrol untuk periksa
post partum di poliklinik RS / Puskesmas terdekat.

5. Seminggu setelah persalinan ibu kontrol di poliklinik RS.


6. Untuk dilakukan pemeriksaan terhadap involusinya, luka perineum,
lactasi dan segala sesuatu komplikasi yang berkaitan dengan
Dipoliklinik
persalinan / nifas.
7. Bila diperlukan penderita masih dapat perawatan secara rutin di
8. klinik lactasi, atau RS, atau dilakukan kunjungan oleh petugas RS.

Unit Terkait 3. Ruang Bersalin.


4. Poliklinik.
SENAM NIFAS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur
PROSEDUR TETAP

dr. Arum Dina Kusuma Asih

Pengertian Latihan senam pada ibu nifas.

1. Melancarkan peredaran darah.


2. Mengeluarkan cairan lochea sehingga tidak terjadi involusi uteri.
Tujuan
3. Mencegah terjadinya infeksi.
4. Mengembalikan fungsi otot–otot uterus secara bertahap.

Kebijakan Semua ibu nifas dianjurkan senam.

1. Sikap lurus dengan posisi kaki silang, jepit pantat sampai pantat
terangkat, setelah itu diletakkan kembali (silangkan kakinya
bergantian).
2. Sikap lurus, kaki diangkat diputar keluar, bergantian kanan kiri.
3. Sikap dua kaki ditekuk, jepit pantat sambil lemaskan perut tahan
nafas, lalu dikendorkan lagi (pantat tak boleh diangkat).
4. Sikap sama no. 3 jepit pantat, pantat diangkat, goyang pinggul arah
keluar kanan kiri bergantian.
Macam Gerakan 5. Sikap sama no.3 kaki kanan diangkat sambil diluruskan taruh pelan–
pelan demikian juga kaki kiri setelah itu tarik kembali ke posisi
semula.
6. Sikap sama no.3 kedua kaki diangkat bersama–sama sambil
diluruskan taruh pelan–pelan setelah itu kembali ditarik ke posisi
semula.
7. Sikap lurus pandangan ke arah ujung jari kai sambil perut
dikempiskan. Lalu kembali ke sikap semula (sikap lurus).
8. Jalan jinjit maju mundur lutut tidak boleh ditekuk.

1. Poliklinik.
Unit Terkait
2. BKIA

Anda mungkin juga menyukai