T1 - 292012110 - Bab Ii
T1 - 292012110 - Bab Ii
KAJIAN PUSTAKA
4
5
Tabel 2.2
Tema dan Subtema Kelas 4 Semester II
TEMA SUB TEMA
Tabel 2.3
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Tema 8 Tempat Tinggalku
Subtema 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku Kelas 4 Semester II
Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
PPKn Bahasa Indonesia IPS
1. Menerima,menjalankan 1.2 Menghargai 1.3 Menerima karunia
dan menghargai ajaran kebersamaan dalam Tuhan YME yang
agama yang dianutnya. keberagaman telah menciptakan
sebagai anugerah manusia dan
Tuhan Yang Maha lingkungannya
Esa di lingkungan
rumah, sekolah,
dan masyarakat
sekitar.
Sumber: Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas IV Tema 8 Tempat
Tinggalku.
9
PPKn IPS
1.2 Menghargai kebersamaan 1.3 Menerima karunia Tuhan
dalam keberagaman sebagai YME yang telah
anugerah Tuhan Yang Maha menciptakan manusia dan
Esa di lingkungan rumah, lingkungannya
sekolah, dan masyarakat 2.3 Menunjukkan perilaku
sekitar. santun, toleran dan peduli
2.3 Menunjukkan perilaku sesuai dalam melakukan interaksi
dengan hak dan kewajiban sosial dengan lingkungan
sebagai warga dalam dan teman sebaya.
kehidupan sehari-hari di 3.5 Memahami manusia dalam
rumah sekolah dan dinamika interaksi
masyarakat sekitar. denganlingkungan alam,
3.3 Memahami manfaat sosial, budaya, dan
keberagaman karakteristik ekonomi.
individu di rumah, sekolah
dan masyarakat. Bahasa Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks
laporan hasil pengamatan
tentang gaya, gerak, energi
panas, bunyi, dan cahaya
dengan bantuan guru dan
Sub tema 2 teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis
Keunikan Daerah dengan memilih dan
Tempat Tinggalku memilah kosakata baku.
3.4 Menggali informasi dari
teks cerita petualangan
tentang lingkungan dan
sumber daya alam dengan
bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan
memilih dan
memilahkosakata baku.
Gambar 2.1
Pemetaan Kompetensi Dasar Tema 8 Tempat TinggalkuSub Tema 2 Keunikan
Daerah Tempat Tinggalku
Sumber: Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 4 Tema 8 Tempat
Tinggalku.
10
secara fisik (hands-on activities). Pada pendekatan inkuiri ini siswa juga lebih
mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan adanya pemberian
kebebasan siswa untuk belajar mandiri.
Pada setiap pendekatan pembelajaran tentunya memiliki keunggulan serta
kelemahan yang berbeda-beda, baik pada pendekatan inkuiri juga memiliki
beberapa keuggulan dan beberapa kelemahan di dalamnya. Kunggulan inkuiri
menurut Suyanti (2010) yaitu:
1) Dianggap dapat membantu siswa dalam mengembangkan atau
memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan proses kognitif
siswa.
2) Penemuan membangkitkan gairah siswa.
3) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai
dengankemampuannya.
4) Siswa dapat mengarahkan sendiri cara belajarnya.
5) Membantu memperkuat pribadi siswa.
6) Inkuiri menekankan pembelajaran yang berpusat pada anak.
7) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat dan
menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
pembelajaran inkuiri yang dikemukakan Eggen dan Kauchak (Trianto, 2011: 172)
sebagai berikut:
1) Mengajukan pertanyaan atau masalah
2) Merumuskan hipotesis
3) Mengumpulkan data
4) Membuat kesimpulan
Sanjaya (2010a: 306), pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsife.
b. Merumuskan Masalah
Langkah yang membawa siswa pada suatu persoalan.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenaranya.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menemukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan suatu daftar panjang
yang berisi berbagai respon berbeda tanpa membuat penilaian terhadap ide-ide
individu”.
Metode curah pendapat adalah suatu teknik atau mengajar yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, yaitu dengan melontarkan suatu masalah
di kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau
mengomentari sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru,
atau dapat pula diartikan sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari
sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73).
Sudjana (2000:45), curah pendapat adalah metode pembelajaran yang
dipakai untuk menghimpun gagasan dan pendapat untuk menjawab pertanyaan
tertentu, dengan cara mengajukan pendapat atau gagasan sebanyak-banyaknya.
Sedangkan menurut De Porter (2008:313), pada pendekatan curah pendapat yang
ditekankan adalah memperoleh gagasan atau pendapat yang sebanyak-banyaknya
dalam waktu yang singkat.
Berdasarkan pendapat beberapa pakar ahli diatas metode curah pendapat
merupakan suatu metode pembelajaran yang digunakan untuk mendapatkan
banyak ide-ide individu, pendapat, atau gagasan dari sekelompok manusia
sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat dan dapat digunakan dalam
penyusunan program, manual kerja, dan sebagainya.
Metode ini sering disebut sebagai “badai otak” yang dipergunakan untuk
menggambarkan proses berpikir yang dinamis dan terjadi pada saat seseorang
menanggapi suatu masalah. Lebih lanjut DePorter (2008:312), menjelaskan
bahwa curah gagasan lebih efektif dalam kelompok-kelompok karena efek
kumulatif dari masing-masing pikiran dirangsang oleh kreativitas lain.
Pelaksanaan curah pendapat dalam pembelajaran di kelas memberikan
beberapa manfaat. Berikut adanya manfaat atau keunggulan dari penggunaan
metode curah pendapat menurut Roestiyah (2001: 74-75) yaitu:
1. Anak-anak berfikir aktif untuk menyatakan pendapat
2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis
3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan
dengan masalah yang diberikan oleh guru
16
Acep Yonny dan Sri Rahayu Yunus (2011:127) menyatakan beberapa kelebihan
dari penerapan metode Brainstorming sebagai berikut:
1) Memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat.
2) Melatih daya kritis dan analisis siswa.
3) Mendorong siswa agar dapat menghargai pendapat orang lain.
4) Menstimulasi siswa agar dapat berpikir secara holistik.
Kelemahan bukan menjadi masalah bagi guru, karena itu semua bisa di
atasi apabila guru terampil dalam membaca situasi yang terjadi di dalam kelas
dan kreativitas guru diperlukan dalam penguasaan kelas agar pembelajaran
mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, melihat kelemahan yang
diuraikan diatas perlu adanya sikap dan peran guru dalam mengelola diskusi
kelompok dan untuk menyebarkan kesempatan berpartisipasi serta tercapainya
tujuan pembelajaran yang diharapkan, partisipasi dan peran guru dalam kerja
kelompok menurut Suciati (2007:5) antara lain sebagai berikut.
1. Memancing siswa yang pendiam dengan mengajukan pertanyaan yang
langsung ditujukan kepada siswa tersebut secara bijaksana
2. Mencegah terjadinya pembicaraan serentak
3. Mencegah secara bijaksana siswa yang sering memonopoli pembicaraan
dan kegiatan
4. Mendorong siswa untuk saling mengomentari pendapat siswa lain
Curah pendapat adalah piranti perencanaan yang dapat menampung
kreativitas kelompok dan sering digunakan sebagai alat pembentukan konsensus
maupun untuk mendapatkan ide-ide yang banyak, sehingga diperlukan
langkah-langkah atau sintaks dalam melaksanakan curah pendapat. Menurut
Dunn and Dunn (dalam Supriya, 2009:145) metode curah pendapat dapat
mendorong siswa berpikir kritis. Hal ini mencangkup beberapa langkah berpikir
kritis sebagai berikut.
1) Pada fokus awal, guru mendorong siswa untuk memikirkan bagaiman
cara terbaik untuk memecahkan masalah.
2) Guru mengajukan pertanyaan berikutnya, mengapa pemikiran ini belum
dilaksanakan juga.
3) Setelah para siswa menjawab pertanyaan ini, guru bertanya pada siswa
lainya, membantu siswa yang sedang berfikir.
4) Pada langkah ini guru meminta siswa memikirkan masalah yang
mungkin dihadapi dalam menjawab pertanyaan terdahulu.
5) Para siswa diminta untuk menentukan apakah langkah pertama untuk
memecahkan masalah.
18
Penggunaan PI-MCP
Inkuiry merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang tepat
digunakan dalam pembelajaran di SD. Melalui pembelajaran dengan pendekatan
inkuiry dapat membantu siswa dalam mengembangkan ketrampilan berpikir
untuk memecahkan masalah. Yang melatih peserta didik untuk berfikir logis,
analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan untuk bekerja sama.
Namun dalam pelaksanaanya masih banyak kekurangan salah satunya jika
peserta didik belum terlatih,dengan cara belajar seperti ini mereka akan kesulitan
dan merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran, apalagi jika metode ini
diterapkan di SD dengan pola pemikiran siswa yang masih dalam tahap
para-oprasional kongkrit ini akan sangat kesulitan dalam pelaksanaanya, oleh
karena itu peneliti mencoba memodifikasi dengan menyertai metode curah
pendapat dalam pengemasan pembelajaran tematik dengan harapan dapat
mengembangkan hasil belajar siswa karena kita tau bahwa anak se usia Sekolah
Dasar senang dalam hal aktif dan penuh kreativitas. Untuk itu PI-MCP ini
20
2. Guru memberi latihan soal yang dikerjakan secara individu oleh siswa.
3. Guru bersama siswa membahas latihan soal dengan cara beberapa siswa
disuruh mengerjakan di papan tulis.
4. Guru memberi tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah.
1. Komprehensif (menyeluruh)
Asesmen terhadap hasil belajar peserta didik harus dilaksanakan secara
menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup seluruh domain aspek
kognitif, afektif atau nilai dan keterampilan, psikomotorik.
2. Berorientasi pada kompetensi
Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, penilaian harus
terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan
pada penguasaan materi (pengetahuan). Sehingga penilaian harus
dilakukan secara berkesinambungan, terencana, bertahap, dan terus
menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta
didik dalam kurun waktu tertentu.
3. Terbuka, adil dan objektif
Penilaian hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan
(stake holders) baik langsung maupun tidak langsung, sehingga keputusan
tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua
pihak.
4. Berkesinambungan
Penilaian harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan
dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan
siswa, sehingga kegiatan dan unjuk kerja siswa dapat dipantau melalui
penilaian.
5. Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang
prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan,
minat dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang
telah ditetapkan.
6. Terpadu, sistematis dan menggunakan acuan kriteria
Komponen yang tidak dipisahkan dari kegiatan pembelajaran dan
dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah yang baku serta mendasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
7. Mendidik dan akuntabel
Asessmen mendidik artinya proses hasil belajar harus mampu
memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar
peserta didik sehingga memberikan umpan balik dan motivasi untuk lebih
giat belajar. Pelaksanaan asessmen dapat dipertanggung jawabkan baik
dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya.
Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui dengan teknik atau cara
pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap, atau portofolio.
(Balitbang Depdiknas, 2006). Secara umum tehnik asesmen dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni tehnik tes dan non tes.
26
1. Tes
Tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap
butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap
benar (Suryanto Adi, dkk., 2009 dalam buku evaluasi tahun 2012). Tes minimal
mempunyai dua fungsi, yaitu untuk:
a. mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat
pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.
b. menentukan kedudukan atau seperangkat peserta didik dalam kelompok
tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
Tes sangat bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Menurut Endang
Poerwanti, dkk (2008: 4-5) terdapat 5 jenis tes salah satunya adalah jenis tes
berdasarkan bentuk jawabanya, yaitu:
a. Tes Uraian
Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan
gagasan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan
dalam bentuk tulisan.
b. Tes Jawaban Pendek
Tes bisa digolongkan ke dalam tes jawaban pendek jika peserta tes
diminta menuangkan jawabanya bukan dalam bentuk esei, tetapi dengan
memberikan jawaban pendek, dalam bentuk rangkaian kata pendek, kata
lepas maupun angka.
c. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk
menjawab tes telah tersedia.
2. Non Tes
Teknik non tes berisi pertanyaan atau pernyataan yang tidak berisi
jawaban benar atau salah. Instrumen non tes bisa berbentuk kuisioner atau
inventori. Kuisioner berisi sejumlah pertanyaan atau penyataan, peserta didik
diminta menjawab atau memberikan pendapat terhadap pernyataan. Inventori
merupakan instrumen yang berisi tentang laporan Wardani Naniek Sulistya
(2012:73-74) mengemukakan beberapa macam tehnik non tes yaitu sebagai
berikut:
a. Unjuk kerja
Suatu penilaian/ pengukuran yang dilakukan melalui pengamatan aktivitas
peserta didik dalam melakukan sesuatu yang berupa tingkah laku atau
interaksinya seperti berbicara, berpidato, membaca puisi dan berdiskusi
27
b. Penugasan
Penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang mengandung
penyelidikan (investigasi) yang harus selesai dalam waktu tertentu.
Penyelidikan ini dilakukan secara bertahap yakni perencanaan,
pengumpulan data, pengolahan data dan penyajian data.
c. Tugas individu
Penilaian yang berbentuk pemberian tugas kepada peserta didik yang
dilakukan secara individu. Tugas ini dapat diberikan pada waktu
pembuatan kliping, makalah dan lain sejenisnya.
d. Tugas kelompok
Tugas ini dikerjakan secara berkelompok. Bentuk instrument yang
digunakan salah satunya adalah tertulis dengan menjawab uraian secara
bebas dengan tingkat berfikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.
e. Laporan
Penilaian yang berbentuk laporan atas tugas atau pekerjaan yang
diberikan seperti laporan diskusi, laporan kerja praktik, laporan praktikum
dan laporan Pemantapan Praktik Lapangan (PPL).
f. Response atau ujian praktik
Suatu penilaian yang dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktikumnya seperti mata kuliah PPL.
g. Portofolio
Penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjuk perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu.
kemampuan rata-rata unjuk kerja kelompok atau berbagai patokan yang lain.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa Kriteria ketuntasan minimal (KKM)
adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan.
KKM pada akhir jenjang satuan pendidikann untuk kelompok mata pelajaran
selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.
Prinsip penilaian menurut Permendiknas No 66 tahun 2013 yaitu sebagai berikut:
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3. Ekonomis,berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporanya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
dengan range kelompok kontrol. Standar deviasi dan range kelompok eksperimen
adalah 6,7 dan 23,3, sedangkan standar deviasi dan range untuk kelompok kontrol
adalah 9,7 dan 33,4. Berdasarkan nilai rata-rata, standar deviasi, serta range
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode inkuiri mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas 4 SDN Cepit Sewon Bantul tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian yang lain dilakukan oleh Anenda Astari Putri pada tahun 2013
dengan judul “ Efektivitas Pendekatan Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar
IPA Siswa Kelas 5 Di SD Gugus IV Kecamatan Sukasada “. Data yang terkumpul
di analisis dengan statistik deskriptif dan inferensial (uji-t). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen memiliki
skor rata- sebesar 53,27 dengan kategori sangat baik dan kurve poligon
membentuk kurve juling negatif, (2) hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol
memiliki skor rata-rata sebesar 39,96 dengan kategori cukup dan kurve poligon
membentuk kurve juling positif, dan (3) terdapat perbedaan hasil belajar IPA
yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri terbimbing dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan pendekatan ekspositori (t hitung = 8,69 > t tabel = 1,671).
Penelitian yang lain dilakkukan oleh Endar hendarwati pada tahun 2013
dengan judul “ Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Melalui Metode Inkuiri terhadap hasil belajar Siswa SDN 1 Sribit Delanggu pada
Pelajaran IPS”. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Sribit. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
mempunyai kategori baik, hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata aktivitas siswa
sebesar 3,11. (2) Hasil belajar dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar melalui metode inkuiri lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini ditunjukkan oleh nilai sig. sebesar
0,000 < 0,05 dan t hitung (6,2650) < t tabel (1,671). Berdasarkan uraian hasil
penelitian yang relevan, secara rinci disajikan dalam tabel 2.4 berikut:
31
Tabel 2.4
Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Jenis
Nama Variabel Variabel
No. Peneli Kelebihan Kekurangan
Peneliti 1 2
tian
1. Evi Nuraini Eksper Metode Hasil Menunjukan siswa Waktu dan
(2012) imen Inkuiri Belajar yang memperoleh Pelaksanaan
IPS treatmen terbatas
menggunakan metode
inkuiri memiliki
rata-rata hasil tes
akhir lebih tinggi dari
pada siswa kelompok
kontrol yang tidak
memperoleh treatmen
metode inkuiri.
2. Anenda Eksper Pendekata Hasil Terdapat perbedaan Kurangnya
Astari Putri imen n Inkuiri Belajar hasil belajar IPA yang pemahaman
(2013) Terbimbin IPA signifikan antara siswa dalam
g kelompok siswa yang memecahkan
mengikuti masalah
pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri
terbimbing dan
kelompok siswa yang
mengikuti
pembelajaran dengan
pendekatan
ekspositori
3. Endar Eksper Metode Hasil Aktivitas siswa Waktu yang
Hendarwati imen Inkuiri Belajar selama kegiatan digunakan
(2013) IPS belajar mengajar terbatas
mempunyai kategori
baik, hasil belajar
melalui metode
inkuiri lebih baik
dibandingkan dengan
menggunakan metode
ceramah.
5. Tes formatif.
5. Merumuskan hipotesis.
7. Menganalisis data..
Skor proses
belajar
8. Menyimpulkan
Gambar 2.2
Skema Efektivitas PI-MCP Terhadap Hasil Belajar Tematik Tema 8 Subtema 2 Keunikan
Daerah Tempat Tinggalku
35
2.4. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah efektivitas PI-MCP
terhadap hasil belajar tematik siswa kelas 4 SDN Getasan Kabupaten Semarang
semester II tahun pelajaran 2015/2016.